Lovina - Sebuah Permata di Bali Utara
Lovina - Sebuah Permata di Bali Utara. Waktu menunjukkan pukul 19.30 WITA saat saya dan keluarga memasuki kawasan wisata Lovina. Sebuah daerah tujuan wisata yang terletak sekitar 9 km di sebelah Barat Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng, Bali Utara.
Pilihan menu sarapan ini dilengkapi dengan tea, coffe dan orange juice yang bisa diambil sendiri. Juga ada buah sebagai penyerta masing-masing menunya.
Makanan dinikmati sambil memandang lepas ke lautan yang ada persis di depan pandangan...What a great place!
Sedangkan saya lebih pilih menu kenyang setelah sekitar dua jam berada di tengah lautan...Sepertinya lapar ini terasa berat sekali kalau belum dilawan oleh nasi..hihihi. Jadilah saya makan Nasi Goreng plus telor mata sapi.
Selesai sarapan, kami berjalan kaki ke Dolphin Statue yang nampak dari kejauhan. Hanya terletak sekitar 300-an meter dari pintu belakang hotel. Dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki sambil menikmati sejuknya angin pantai di pagi hari.
Dolphin Statue ini adalah titik pandang yang menjadi pusat keramaian di kawasan ini. Dan biasa menjadi tempat untuk menikmati sunrise ataupun sunset di Lovina.
Dan benar saja, sudah ada beberapa rombongan wisatawan dengan menggunakan beragam kendaraan yang bergantian mengambil gambar di sekitar patung lumba-lumba yang ada.
Lokasi di sekitar Dolphin Statue ini bersih dan strategis sebagai tempat rehat sambil memandang lautan yang biru dan tenang.
Nampak pula puluhan wisatawan mancanegara yang baru turun dari kapal pesiar dan sedang merapat ke daratan menggunakan beberapa perahu kecil. Mereka disambut dengan tarian Bali dengan iringan musik gamelan juga pengalungan bunga sebagai penyambutan. Terlihat senyum bahagia mengembang di bibir mereka sebelum memasuki 4 bis wisata yang akan mengantarkan pelesiran di Singaraja dan sekitarnya.
Dan, setelah puas menikmati suasana di Dolphin Statue ini - yang kata teman saya sunsetnya indaaaah sekali - kami pun beranjak kembali ke hotel lagi.
Benar-benar hotel yang strategis karena lokasinya sangat dekat dengat pusat pantainya. Meski untuk penyuka hotel berfasilitas itu ini Lovina Beach Hotel ini enggak pas untuk diinapi. Tapi, untuk liburan keluarga saya merekomendasikannya karena dekat kemana-mana. Bahkan untuk teman-teman Muslim, di dekat hotel juga ada Masjid Ukwatul Islam yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari sana.
Ketenangan terasa saat kendaraan kami melewati jalanan. Suasananya nampak tak seramai kawasan wisata di Bali bagian Selatan. Memang, wisatawan lebih banyak berpusat di sisi Selatan Pulau Seribu Pura ini. Mereka rata-rata tiba dan menginap di sana dan sebagian saja yang singgah ke area Singaraja.
Saya sendiri, meski pernah tinggal selama 8 tahun di Bali, baru sekali mengunjungi kawasan ini. Karena itulah saya dan suami pun membuat itinerary, pertama kali akan datang ke sini setelah menyeberangi Selat Bali.
Perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, ke Singaraja di Kabupaten Buleleng ini, kami tempuh selama lebih dari satu jam lamanya. Jarak sejauh 80 km dijalani dengan melewati suguhan pemandangan hutan di Taman Nasional Bali Barat, perkampungan penduduk di sepanjang jalan dan pesisir pantai Utara Bali yang masih alami.
Cantik sekaliiii!
Cantik sekaliiii!
Pun, di saat memasuki kawasan yang mulai ada penginapan untuk para wisatawan, keramaian yang sangat tak nampak di sini. Hanya sesekali terlihat wisatawan asing yang sedang berjalan di sisi trotoar, menikmati minuman di resto yang ada di kiri dan kanan atau sedang berada di dalam kios yang menjajakan aneka kerajinan tangan.
Sampai ketika GPS pengarah tujuan menandakan telah sampai di lokasi penginapan, saya beberapa saat sempat terpana.
Sebuah bangunan tua mengusung kekhasan gaya tradisional Bali dari masa awal sebelum desain berkembang dengan pesatnya, dengan kokoh nampak di depan mata.
Hanya ditandai dengan penanda sederhana bertuliskan "Lovina Beach Hotel" yang ada di sisi jalan raya dan di atas bangunan utamanya.
Sesudahnya, memasuki lokasi, kami disambut dengan tempat parkir kendaraan yang tidak terlalu luas di halaman depan. Maklum, sebagian besar wisatawan bisa jadi datang menggunakan pesawat atau rombongan bus jika mengunjungi Bali. Dan tidak banyak yang seperti kami yang memakai kendaraan pribadi.
Setelah memarkir kendaraan, kami disambut oleh staf penyambut tamu di lobby yang menawarkan bantuan untuk membawakan barang. Lalu, saya dan suami check in dulu di front office. Kami memesan 2 kamar tidur di sini dan memilih kamar yang bersisian letaknya. Pemesanan kamar sebelumnya sudah kami lakukan via situs layanan pemesanan perjalanan online dengan harga 300 ribuan/kamar/malam.
Sementara itu, seorang petugas lainnya tiba di lobby membawa welcome drink untuk kami yakni 4 gelas orange juice sebagai sambutan selamat datang.
Segaaar! Sesegar senyum para karyawan hotel yang ramah saat melayani kami tadi.
Oh ya, pada saat check in, saya sekalian menanyakan ada tidaknya paket Dolphin Tour pada petugas Kantor Depan. Dan ternyata pihak hotel memiliki beberapa Outdoor Acitivities diantaranya: Dolphin Tour, Snorkeling, Diving, Waterfall Trekking, Water Sports dan Lovina Tours.
Jika berminat tinggal pesan ke Reception Staff, bayar cash dan tunggu waktunya. Mudaah saja!
Karena Lovina identik dengan lumba-lumba, maka saya pun mengambil paket Dolphin Tour untuk sekeluarga. Petugas memberitahu akan ada yang menjemput ke kamar besok pagi sebelum pukul 6. Memang menyaksikan lumba-lumba di laut lepas ini musti pagi-pagi sekali, begitu info yang pernah saya baca.
Setelah selesai dengan semua urusan administrasi, kami pun menuju kamar yang sudah disiapkan. Bentuknya bangunan lama, berupa bungalow dengan satu atau dua lantai yang dilengkapi tangga kayu di bagian luarnya.
Bungalow dengan dua lantai merupakan kamar hotel yang terpisah dan masing-masing memiliki teras tempat menikmati taman yang indah. Bahkan dari kursi teras kamar, saya bisa memandang pantai Lovina yang jauhnya hanya beberapa langkah. Vitamin Sea yang sempurna dengan deburan ombak yang tenang dan birunya lautan benar-benar menjadikan segar pikiran...!!
Alhamdulillah!!
Bahkan, saya sampai enggak kepikiran saat si Mas laporan: "Buk, WiFi nya lelet...!" kwkwkw
Di sini, lupakan dulu WiFi dan TiVi!...Just enjoy The Vitamin Sea!😍
Untuk kamar mandinya, tersedia bathtub dan shower dengan air panas/dingin dan perlengkapan standar lain yang bersih meski nampak tua usianya. Tersedia juga sabun/odol/sikat gigi serta ada 2 handuk bersih yang melengkapi.
Setelah bebersih badan, karena belum makan malam, kami pun keluar berjalan kaki di sekitar hotel untuk mencari tempat makan. Dan ternyata, di sekitarnya lengkaaap semua ada. Minimarket bertebaran, ATM, rumah makan dan toko-toko kerajinan. Meski beberapa sudah tutup karena hampir jam 9 malam.
Trotoarnya pun walking friendly...Sesekali kami juga berpapasan dengan wisatawan mancanegara yang sedang menikmati malamnya.
Dan setelah berjalan beberapa lama, perut kami pun akhirnya terisi di salah satu gerai waralaba fried chicken yang ada.
Kembali ke penginapan, di tengah rasa capek yang mendera setelah perjalanan selama sekitar 14 jam dari Pulau Jawa, kami berempat pun enggak pakai lama segera dibuai mimpi. Hingga pagi, di saat sang Surya masih menutup mata, pintu kamar diketuk oleh petugas yang membangunkan kami untuk segera menuju pantai dan mengikuti tur lumba-lumba.
Oh ya Lovina Beach Hotel ini bukanlah hotel biasa, tapi ada nilai sejarahnya. Inilah cikal bakal hotel pertama yang didirikan di kawasan Lovina. Tepatnya sudah ada sejak 1953 yang dirintis oleh Anak Agung Pandji Tisna yang juga perintis nama Lovina hingga ternama seperti saat ini. Dan, kini jasa AA Pandji Tisna, seorang penulis ternama pada jamannya, dikenang lewat monumen kecil yang didirikan di sisi belakang hotel ini.
Hotel dilengkapi juga dengan sebuah kolam renang yang bersih di antara taman dan deretan kamar yang letaknya bersisian dengan Permata Restaurant. Meski anak-anak enggan berenang karena kecapekan pagi-pagi sudah jadi nelayan. 😍
Jadi kami duduk-duduk sebentar di kursi yang ada di pinggir kolamnya saja.
Sementara itu, seorang petugas lainnya tiba di lobby membawa welcome drink untuk kami yakni 4 gelas orange juice sebagai sambutan selamat datang.
Segaaar! Sesegar senyum para karyawan hotel yang ramah saat melayani kami tadi.
Oh ya, pada saat check in, saya sekalian menanyakan ada tidaknya paket Dolphin Tour pada petugas Kantor Depan. Dan ternyata pihak hotel memiliki beberapa Outdoor Acitivities diantaranya: Dolphin Tour, Snorkeling, Diving, Waterfall Trekking, Water Sports dan Lovina Tours.
Jika berminat tinggal pesan ke Reception Staff, bayar cash dan tunggu waktunya. Mudaah saja!
Karena Lovina identik dengan lumba-lumba, maka saya pun mengambil paket Dolphin Tour untuk sekeluarga. Petugas memberitahu akan ada yang menjemput ke kamar besok pagi sebelum pukul 6. Memang menyaksikan lumba-lumba di laut lepas ini musti pagi-pagi sekali, begitu info yang pernah saya baca.
Setelah selesai dengan semua urusan administrasi, kami pun menuju kamar yang sudah disiapkan. Bentuknya bangunan lama, berupa bungalow dengan satu atau dua lantai yang dilengkapi tangga kayu di bagian luarnya.
Bungalow dengan dua lantai merupakan kamar hotel yang terpisah dan masing-masing memiliki teras tempat menikmati taman yang indah. Bahkan dari kursi teras kamar, saya bisa memandang pantai Lovina yang jauhnya hanya beberapa langkah. Vitamin Sea yang sempurna dengan deburan ombak yang tenang dan birunya lautan benar-benar menjadikan segar pikiran...!!
Alhamdulillah!!
Bahkan, saya sampai enggak kepikiran saat si Mas laporan: "Buk, WiFi nya lelet...!" kwkwkw
Di sini, lupakan dulu WiFi dan TiVi!...Just enjoy The Vitamin Sea!😍
Oh ya, kamar yang kami pesan adalah tipe Standard Room with hot/cold shower and air conditioned. Yang satu dilengkapi dengan double bed dan yang lainnya bertipe twin bed. Ada beberapa lemari dan laci-laci penyimpanan barang. Juga 2 botol mineral water sebagai complimentary.
Untuk kamar mandinya, tersedia bathtub dan shower dengan air panas/dingin dan perlengkapan standar lain yang bersih meski nampak tua usianya. Tersedia juga sabun/odol/sikat gigi serta ada 2 handuk bersih yang melengkapi.
Setelah bebersih badan, karena belum makan malam, kami pun keluar berjalan kaki di sekitar hotel untuk mencari tempat makan. Dan ternyata, di sekitarnya lengkaaap semua ada. Minimarket bertebaran, ATM, rumah makan dan toko-toko kerajinan. Meski beberapa sudah tutup karena hampir jam 9 malam.
Trotoarnya pun walking friendly...Sesekali kami juga berpapasan dengan wisatawan mancanegara yang sedang menikmati malamnya.
Dan setelah berjalan beberapa lama, perut kami pun akhirnya terisi di salah satu gerai waralaba fried chicken yang ada.
Kembali ke penginapan, di tengah rasa capek yang mendera setelah perjalanan selama sekitar 14 jam dari Pulau Jawa, kami berempat pun enggak pakai lama segera dibuai mimpi. Hingga pagi, di saat sang Surya masih menutup mata, pintu kamar diketuk oleh petugas yang membangunkan kami untuk segera menuju pantai dan mengikuti tur lumba-lumba.
Keluar dari kamar, kami disambut pantai yang masih remang-remang. Mentari pun masih malu-malu menampakkan diri. Kami mendatangi Pak Made yang telah siap dengan jukungnya (perahu tradisional khas Bali) bernama Lestari. Ia mengulurkan 4 buah jaket pelampung untuk keselamatan diri kami. Setelahnya, dengan dipandu olehnya sebagai bendega (pengemudi jukung), kami menaiki perahu bermesin itu menuju tengah lautan.
Jangan tanya rasanya, antara takut, ngeri dan doa yang tiada henti..hihihi. Sebabnya adalah perahunya yang kencang, goyang kiri kanan dan makin menjauhi tepian. Hiks!
Sampai-sampai saya pegangan maksimal di dinding perahu dan khawatir saat mau ini itu. Untunglah, perhatian saya teralihkan dengan pemandangan indah matahari yang terbit di ufuk Timur.
Cantikyaaa!
Sampai-sampai saya pegangan maksimal di dinding perahu dan khawatir saat mau ini itu. Untunglah, perhatian saya teralihkan dengan pemandangan indah matahari yang terbit di ufuk Timur.
Cantikyaaa!
Juga, setelah suasana makin terang, barulah saya tenang. Ternyata ada puluhan perahu lainnya di sekitar kami, haduh..aman..aman, banyak teman kwkwkw. Masing-masing perahu itu ada yang berpenumpang 2, 4 atau 6 orang tergantung pada kapasitasnya. Banyak wisatawan mancanegara juga. Tapi satu hal yang membuat saya bersyukur, dari awal Pak Made sudah memberi jaket keselamatan untuk dikenakan. Karena saya lihat tidak semua perahu dilengkapi itu.
Setelahnya, kami berputar-putar di sekitar area tempat menunggu munculnya lumba-lumba. Dan ketika kemudian ada teriakan dari wisatawan yang menyaksikan kawanan ikan berjenis mamalia ini, semua pun mengarahkan pandangan ke lokasi sumber suara. Beberapa kali terlihat kawanan lumba-lumba - 4 sampai 6 ekor - muncul dan meliukkan badan di atas permukaan laut untuk menghirup oksigen dari udara ke paru-paru mereka. Sesekali juga ada ikan terbang yang melompat ke udara. Begitu terus sampai beberapa kali pemandangan menakjubkan ini terjadi.
Hanya sayangnya memang munculnya hanya beberapa detik saja dan belum tentu di dekat perahu kita. Sehingga kalau mau ambil gambar memang... syusyaaahnya. Jadilah gambarnya direkam saja di kepala kwkwkw
Tapi pengalaman ini benar-benar. mengesankan. Mengingat selama ini saya hanya menemui lumba-lumba di Gelanggang Samudera atau beberapa sirkus yang ada.
Jadi saat melihatnya berada di depan mata dan di habitat aslinya....Masya Allah Tabarakallah...!
Hanya sayangnya memang munculnya hanya beberapa detik saja dan belum tentu di dekat perahu kita. Sehingga kalau mau ambil gambar memang... syusyaaahnya. Jadilah gambarnya direkam saja di kepala kwkwkw
Tapi pengalaman ini benar-benar. mengesankan. Mengingat selama ini saya hanya menemui lumba-lumba di Gelanggang Samudera atau beberapa sirkus yang ada.
Jadi saat melihatnya berada di depan mata dan di habitat aslinya....Masya Allah Tabarakallah...!
Setelah sekitar satu jam di lautan dan puas menyaksikan lumba-lumba dengan lekuk cantiknya, kami pun ditawari Pak Made untuk pergi sekalian ke akuarium laut yang letaknya tak jauh dari situ. Dengan tambahan biaya 100 ribu, kami pun berperahu menuju sisi lain pantai Lovina dan menikmati ikan-ikan yang bisa dilihat dengan mata telanjang dari atas perahu. Beberapa wisatawan bahkan saya lihat turun dan masuk ke air laut yang memang berada di pantai yang dangkal. Nampak hijaunya koral dan ikan berwarna-warni yang berenang di sela-selanya.
Cantiknyaa...!
Rasanya, kalau enggak ingat perut yang belum diisi, mager buat pergi dari sini hihihi.
Cantiknyaa...!
Rasanya, kalau enggak ingat perut yang belum diisi, mager buat pergi dari sini hihihi.
Akhirnya sekitar pukul 8 pagi, kami pun kembali menepi. Alhamdulillah hotel ini berada persis di tepi pantai sehingga memudahkan untuk segera kembali ke kamar dan bebersih sebentar. Enggak perlu lama-lama mandinya, karena perut sudah keroncongan dibawa jumpa si lumba-lumba...
Jadi kilat saja mandinya, langsung cusss ke restoran buat sarapan.
Jadi kilat saja mandinya, langsung cusss ke restoran buat sarapan.
Oh ya Lovina Beach Hotel ini bukanlah hotel biasa, tapi ada nilai sejarahnya. Inilah cikal bakal hotel pertama yang didirikan di kawasan Lovina. Tepatnya sudah ada sejak 1953 yang dirintis oleh Anak Agung Pandji Tisna yang juga perintis nama Lovina hingga ternama seperti saat ini. Dan, kini jasa AA Pandji Tisna, seorang penulis ternama pada jamannya, dikenang lewat monumen kecil yang didirikan di sisi belakang hotel ini.
Hotel dilengkapi juga dengan sebuah kolam renang yang bersih di antara taman dan deretan kamar yang letaknya bersisian dengan Permata Restaurant. Meski anak-anak enggan berenang karena kecapekan pagi-pagi sudah jadi nelayan. 😍
Jadi kami duduk-duduk sebentar di kursi yang ada di pinggir kolamnya saja.
Permata Restaurant yang berada di sebelah kolam renang adalah tempat untuk sarapan para tamu. Restoran ini menawarkan 4 menu pilihan yang rasanya lumayan.
Restoran juga buka untuk lunch dan dinner buat tetamu yang ingin menyantap sajian Nusantara atau Mancanagara tanpa perlu kemana-mana.
Restoran juga buka untuk lunch dan dinner buat tetamu yang ingin menyantap sajian Nusantara atau Mancanagara tanpa perlu kemana-mana.
Pilihan menu sarapan ini dilengkapi dengan tea, coffe dan orange juice yang bisa diambil sendiri. Juga ada buah sebagai penyerta masing-masing menunya.
Makanan dinikmati sambil memandang lepas ke lautan yang ada persis di depan pandangan...What a great place!
Waktu sarapan dari pukul 07.30 sampai 10.00 pagi dengan sajian yang diantarkan ke meja sesuai pilihan kita. Pelayanan yang ramah dan cepat, membuat kenyang saya tak perlu tertunda lama.
Untuk menunya, pilihan si Adik adalah Toast with Eggs and Tomato Slices. Dimana dia mau telurnya dibuat sunny side up welldone alias telor mata sapi matang.
Sementara si Mas pengin French Toast with Honey yang saya tambahkan telur satu dari piring adiknya... Biar serumah makan telur semuaaa..😀
Sementara si Mas pengin French Toast with Honey yang saya tambahkan telur satu dari piring adiknya... Biar serumah makan telur semuaaa..😀
Sedangkan saya lebih pilih menu kenyang setelah sekitar dua jam berada di tengah lautan...Sepertinya lapar ini terasa berat sekali kalau belum dilawan oleh nasi..hihihi. Jadilah saya makan Nasi Goreng plus telor mata sapi.
Sedangkan suami pun setali tiga uang dengan saya, perutnya perlu diisi menu Nusantara dan bukan menu kebarat-baratan seperti selera anak-anak kami. Dan, dipilihnya Mie Goreng sebagai pengisi perut pagi ini.
Dan, sarapan pun kami akhiri dengan kopi/teh/jus dan buah sebagai penutupnya. Alhamdulillah.
Selesai sarapan, kami berjalan kaki ke Dolphin Statue yang nampak dari kejauhan. Hanya terletak sekitar 300-an meter dari pintu belakang hotel. Dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki sambil menikmati sejuknya angin pantai di pagi hari.
Dolphin Statue ini adalah titik pandang yang menjadi pusat keramaian di kawasan ini. Dan biasa menjadi tempat untuk menikmati sunrise ataupun sunset di Lovina.
Dan benar saja, sudah ada beberapa rombongan wisatawan dengan menggunakan beragam kendaraan yang bergantian mengambil gambar di sekitar patung lumba-lumba yang ada.
Lokasi di sekitar Dolphin Statue ini bersih dan strategis sebagai tempat rehat sambil memandang lautan yang biru dan tenang.
Nampak pula puluhan wisatawan mancanegara yang baru turun dari kapal pesiar dan sedang merapat ke daratan menggunakan beberapa perahu kecil. Mereka disambut dengan tarian Bali dengan iringan musik gamelan juga pengalungan bunga sebagai penyambutan. Terlihat senyum bahagia mengembang di bibir mereka sebelum memasuki 4 bis wisata yang akan mengantarkan pelesiran di Singaraja dan sekitarnya.
Dan, setelah puas menikmati suasana di Dolphin Statue ini - yang kata teman saya sunsetnya indaaaah sekali - kami pun beranjak kembali ke hotel lagi.
Benar-benar hotel yang strategis karena lokasinya sangat dekat dengat pusat pantainya. Meski untuk penyuka hotel berfasilitas itu ini Lovina Beach Hotel ini enggak pas untuk diinapi. Tapi, untuk liburan keluarga saya merekomendasikannya karena dekat kemana-mana. Bahkan untuk teman-teman Muslim, di dekat hotel juga ada Masjid Ukwatul Islam yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari sana.
Akhirnya, selesai sudah kunjungan kami di Lovina, sebuah permata di Bali Utara. Sejatinya kami ingin menyambangi destinasi menarik lainnya di sekitar Singaraja. Tapi karena, kondisi suami yang lagi bermasalah dengan perutnya (kebanyakan sambel tumpang saat di Kediri dan pecel di Madiun...) akhirnya sisa hari kami pakai rehat singkat di kamar saja. Hingga waktu check out tiba pada pukul 12 siang.
Kami pun meninggalkan Singaraja untuk melanjutkan perjalanan ke Bedugul di hari yang sama untuk selanjutnya menginap di Kintamani.
(Untuk cerita selengkapnya, nantikan di postingan berikutnya yaa!!)
Kami pun meninggalkan Singaraja untuk melanjutkan perjalanan ke Bedugul di hari yang sama untuk selanjutnya menginap di Kintamani.
(Untuk cerita selengkapnya, nantikan di postingan berikutnya yaa!!)
Oh ya, sedikit tips saat mengunjungi Lovina:
Finally, bye-bye Lovina...See you again next time!😍😘
- Pilih datang waktu sunrise atau sunset saat di Lovina. Karena kabarnya sama-sama indahnya.
- Kalau mau menyaksikan lumba-lumba, lebih baik datang/menginap sehari sebelumnya. Karena lumba-lumba biasa terlihat di pukul 7 pagi. Jadi dari pukul 6 pagi wisatawan yang ikut Dolphin Tour ini sudah harus berangkat dari pantai
- Pilih penginapan yang tidak jauh dari pantai sehingga memudahkan keberangkatan saat mengikuti Dolphin Tour ini
- Untuk Dolphin Tour ini bisa juga pesan sendiri tidak harus dari penginapan
- Jaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Karena beberapa kali saya menemui sampah plastik mengambang di lautan.
- Sebaiknya isi perut sekedarnya dulu agar enggak masuk angin di tengah laut. Saya melihat beberapa anak-anak muntah/mabuk laut di atas jukung lainnya.
- Jangan lupa minta jaket pelampung sebelum naik ke jukungnya untuk keselamatan kita
- Saat menginap di Lovina, jika ada waktu ambil juga sightseeing tour atau aktivitas alam lain yang banyak ditawarkan. Tersedia juga penyewaan kendaraan jika diperlukan.
Finally, bye-bye Lovina...See you again next time!😍😘
Oh ya kalau Teman-Teman nanti ke Bali jangan lupa singgah juga yaaa ke siniiii!!
Love,
Dian Restu Agustina
Wuakakaaka .. terbayar sudaaah rasanya ya kak kekecewaan wi-fi lelet dan ketakutan naik perahu ke tengah lautan ...😅
BalasHapusBerhasil lihat langsung kawanan lumba-lumba 👍 !
Iya..terbayar semua akhirnya..kwkwkw. Tapi gila, deg-degan bener saya, gelap-gelapan di tengah lautan..hadehh
Hapusseru mba jadi kepengen kesana hotelnya lumayan y tp syg wifinya lelet hehehe
BalasHapuspaket yg ditawarin hotelnya jg beraneka y mba bikin tamunya ga usa repot cari2 aneka kegiatan
Iya Mbak, tinggal pesan saja mau aktivitas apa..jadi sekalian dijemput dari situ
Hapuspas ke bali aku cuma lewat
BalasHapuspadahal gak kalah sama pantai selatannya
pengen banget lita lumba lumbanya
'keren ini mbak
Iya..lebih sepi lagi di bagian Utara, jadi enggak terlalu padet banget turisnya
HapusSenangnya bisa lihat Lumba-lumba. Tapi, harus datang sebelumnya ya mbak, maunya datang langsung lihat lumba-lumba, hehehe.
BalasHapusBisa, tapi pagi jam 6 an sudah harus di tempat Mbak..Karena lumba-lumba nya show jam 7 hihihi
HapusWaaah harganya vujup terjangkau ya mba. Dari dlu pengen nyoba snorkeling belum jadi jadi euy. Ke Bali cuma sampe Kuta n Badung, hehe moga next time bisa balik lagi. Thanks for story n tips mba ;)
BalasHapusIya Mbak..enggak mahal banget kok, worth it
HapusBali, kapan saya bisa menghampirimu. Doakan saya doakan saya. Hehehehe.
BalasHapusAamiin..saya doakan ya Mas
HapusSubhanallah. Cantik banget lokasinya mbak. Airnya jernih pengen nyebur ksana berenang.
BalasHapusBTW, saya mau dong mbak diajak kesana
Iya..jernih banget, kelihatan dari atas perahu
Hapusmeskipun ceritanya panjang, tapi menarik sekali mbak, jadi pengen ke bali lagi :D
BalasHapusYuk ke Bali lagi Mbak:)
HapusWhuaaa seru banget jadi inget di Perth. Kalau di mandurah katanya jam 3 sore mba yang udah mulai hangat gitu. Oya terus kalau saya untuk menangkap gambar lumba-lumba saya videoin terus baru saya pause pas yg ada lumba2nya baru di ss, qiqiqi jadi kaya foto juga.
BalasHapusIni perahunya goyang-goyang melulu hihihi :)
HapusJadi ngiri pengen ke Bali lagi dan berkunjung ke Lovina soalnya seumur umur baru sekali ke Bali itu juga study tour sekolah he he
BalasHapusYuk ke Bali lagi..dah tambah keren lho
HapusDulu tahu Pantai Lovina ini dari novel... aslinya memang cantik sekali ya Mbak.
BalasHapusIyesss...sering jadi latar novel dan memang cantiiik!
HapusCuantiknyooo, jd pengen liburan lagi
BalasHapusCusss...berangkat!
HapusKalau bisa gantian nyetir kayak gini lebih asyik dan ekonomis ya, Mbak. Apalagi kalau tahu lokasi yang sedikit sepi tapi bisa benar benar menikmati. Suamiku juga fasih bali. tapi malah belum sempat bawa kami ke sana. Saya pun trakir ke Bali 2013 dapat dari Oriflame. 5 Tahun berlalu rasanya pengin lagi
BalasHapusSemoga segera bisa ke sana sekeluarga :)
HapusPingiiiiin ... saya belum pernah ke Lovina, mbak. Kapan-kapan pingin nyempatin waktu buat ke Lovina, mumpung masih tinggal di Bali.
BalasHapusayuk pergi, keburu pindah lagi nanti:)
HapusWahh jadi penasaraaan pengen ke sana. Pasti seruu.
BalasHapusiyess..seru bingits
HapusAsyiik sekali mbak. Bali adalah daerah yang ingin saya kunjungi. Katanya jangan merasa orang Indonesia kalau belum pernah berkunjung ke sana. Hahaha...
BalasHapuske Bali juga, biar sah jadi orang Indonesia..:)
HapusAsyiik yah ke lovina, penasaran sama lumba-lumbanya. Betewe, terima kasih tipsnya ya...
BalasHapusSAma-sama Bunda
HapusSaya belum sampai Lovina mbak malahan. Desember 2017 saya habis dari Bali. Kebetulan saudara ada di Nusa Dua, jadi banyakan jalan-jalan di sekitar situ. Wahhh, kapan bisa ke Bali lagi? Hiks hiks
BalasHapusAyo jangan cuma di Selatan, lain kali ke Bali ke Utara juga Mbak
HapusSeru banget mbak travelingnya, apalagi pas naik sampan huaaa... Terbayang ngerinya... Hehe... Tapi semua terbayar dengn pemandangan yang indah...
BalasHapusiya Mbak..ngeri ngeri syedep...tapi worth it
HapusMba Dian, selalu bikin mupeng :(
BalasHapusWaktu honeymoon mau ke sini tapi ga sempet, malah maennya ke Desa Amed untuk Snorkeling. Semoga ada rejeki untuk bisa maen ke sini :)
Terima kasih untuk informasinya, Mba :)
saya malah pengin ke Amed ..semoga next
HapusInget pas liburan ke bali erdua suami ihhh :p. Udh lama banget itu.. Jd kangen kesana lagi, sewa motor berdua, trus jalan seharian sampe kulit gosong hahahaha... Kapan2 harus diarrange lagi hanimun berdua gini :D. Kebetulan kalo lovina aku blm datangin.
BalasHapusIyess..kalau berdua mending sewa motor aja, bisa kemana-mana :)
HapusKayaknya ngeri-ngeri sedep gitu, naik jukungnya ya..hihihi. Soalnya keliatannya hanya pas di badan.
BalasHapusKalau di Bali kita memang harus lebih teliti dalam mencari penginapan dan makanan ya, carinya yang halal.
Iya ..ngeriii ini
HapusKeren banget mbak penginapannya. Termasuk lengkap ya. Cucok banget buat family menginap. Hehm...
BalasHapusIya Mbak..
Hapusaah serunya! aku sampe sekarang belum keturutan ke Lovina :D
BalasHapuskapan-kapan ke sana Bunda
HapusSeru sekali ya, mba😍. Kebetulan ada rencana mau ke Bali bulan depan, dan melihat lumba-lumba di pantai Lovina memang sudah masuk itinerary. Eh, pas liat IG dan blog-nya mba Dian. Makasih, mba.. noted soal sarapan sebelum naik jukung😉
BalasHapusAku si baru sekali ya ke Bali, tapi gak nyempetin ke sini sih. Soalnya ngikutin tur nya kantor. Ah, slalu senang baca blog traveling spti ini. Kereenn
BalasHapusMba Diaaan, saya menanti cerita perjalanan pulang dari Bali dong, kayaknya kemaren mba kelilingi pulau Bali ya hahaha.
BalasHapusBoleh juga nih ngajak anak ke sini, kalau saya pribadi sebenarnya sudah rada bosan liat lumba-lumba berenang di laut, soalnya kalau mudik naik kapal pelni dan lautan tenang, puas deh kita liatin para lumba-lumba menghibur kami di tengah samudra yang luas :D
Tapi road tripnya oke juga nih :D
Udah dua kali saya berenang di pantai Lovina, asyik banget karena ombak pantai di Bali utara relatif tenang. Suami saya waktu training di Lovina pun hampir tiap hari berenang di laut, seru banget! Kolam seluas itu buat berenang bisa bebas hehehe...
BalasHapusJadi buat saya kalau nginep di Lovina Beach Hotel nggak perlu lagi deh kolam renang hotel tinggal jalan aja ke pantai dan nyebur. Malah saya sempat naik ke atas dermaga dan lompat ke laut dari dermaga kayu yang ada tulisan LOVINA di dekat patung lumba-lumba :D
Ternyata nama "Lovina" itu digagas oleh seorang penulis bernama A. A. Pandji Tisna, toh! Baru tau saya.
Nanti mau saya tulis ceritanya di blog juga aah....