Berkunjung ke Lembah Harau dan Istano Basa Pagaruyung
Trip Minangkabau part 3: Berkunjung ke Lembah Harau dan Istana Baso Pagaruyung. Setelah sampai di Padang, berlabuh di Payakumbuh dan esoknya singgah di Kelok Sembilan, saya bersama-teman-teman MozTrip akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Lembah Harau.
Dari kota Payakumbuh, Lembah Harau ini berjarak sekitar 15 km ke arah Pekanbaru atau sekitar 8 km dari Kelok Sembilan tempat persinggahan saya sebelumnya.
Dan perjalanan ini akan melewati kawasan perbukitan yang diselingi hutan dan persawahan. Hingga ijooo sejauh mata memandang!
Air terjun ini debitnya kecil. Mungkin karena lagi kemarau yaa
Meski beberapa hari saat saya berada di Ranah Minang sih turun hujan. Cuma belum ngaruh bener sepertinya sama debit air terjunnya.
Di tengah perjalanan menuju ke sana, kami singgah dulu untuk makan siang di Rumah Makan Karabu Baluik NIT yang terletak di Batas Kota - Tanjung Pati, Payakumbuh.
Rumah makan ini cocok disinggahi bagi pengendara yang melewati area ini karena punya parkiran yang luas, toilet, musola, tempat makan yang nyaman dan terutama menu yang menggoda iman!!!
Jadi, yuks makaaaan lagi kita....!! Dietnya besok sajaa...😁
Di lemari kaca, terpampang hidangan andalan yang ditawarkan selain recommended menu Karabu Baluik, yakni: Itiak Lado Hijau, Ikan Bakar, Ayam Bakar, Ikan Asam Padeh dan Gulai Cipuik.
Meski ada menu lainnya juga yang tak kalah menarik mata (dan perut saya..hahaha)
Dan karena ingin mencoba banyak macam, akhirnya saya dan Mbak Wina serta Mbak Memeh patungan icip-icip. Jadilah kami memesan: gulai cipuik (gulai siput sawah), itiak lado hijau (itik cabai ijo), karabu baluik(karabu belut), urap dan sambal jengkol ...
Lengkap kan?😁
Nah, di sini ada cerita lucu...
Saat saya yang sudah selesai makan dan ke sana-sini (sok) sibuk mengambil gambar untuk bahan tulisan. Eh, si Bapak pemilik rumah makan (yang sebelumnya bersama Ibu, ada di kasir) langsung menghampiri dan menawarkan untuk mengambil foto saya dan teman berlatar papan Rumah Makan.
Saya pun sekalian wawancara #halah...
Itu foto siapa yang ada di didinding rumah makan berpose bersama Presiden SBY dan Ibu Ani SBY.
Ternyata itu putra si Bapak yang lulusan terbaik Akpol angkatan ke sekian..
Wah, salut untuk Beliau dan putranya ya...
Kemudian si Bapak itu menanyakan kami rombongan dari mana dan kuliah di mana?
Pertanyaan yang bikin saya rasanya mau nyari kaca saja! Hahaha
Pak, saya bukan anak kuliahan, anak saya yang sebentar lagi kuliah...😆
Ah, daripada kegeeran, karena perut sudah kenyang..lanjut aja perjalanan...kwkwk.
Oh ya lupaa, untuk harga makanan teteup pas di kantong saya. Untuk nasi, karabu baluik, urap dan teh panas saya bayarnya 25 ribu sajoo....
Baiklah...cuss jalan lagi kami!!
Perjalanan menuju Istano Basa Pagaruyung masih 50 km-an lagi dari sini ke arah Batusangkar. Tepatnya istana ini terletak di kecamatan Tanjung Emas, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Saya lansir dari Wikipedia bahwa Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan pada 1976. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Dan, pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.
Kemudian, pada 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat yang sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Sementara, harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa
Istana Baso Pagaruyung berdiri megah di tempat yang berlokasi agak tinggi sehingga perlu beberapa anak tangga untuk mencapainya.
Sebelum memasuki pintu gerbang ada retribusi sebesar 15 ribu per pengunjung.
Dan begitu memasuki halaman ada sambutan dari beberapa pasang badut berpakaian tradisional Minang.
Di halaman ini sudah ramai pengunjung berfoto berlatar Istano yang rancak bana...
Detil bangunannya memang ..begitu indahnya!
Di sini saya melihat ada banyak yang memakai baju adat sehingga saya tertarik juga untuk mengenakannya. Maka, setelah dapat info dimana sewa bajunya, saya dan 4 teman lainnya pun menuju ke kolong Istano Pagaruyung.
Ya, bentuk istana yang merupakan rumah panggung membuatnya punya kolong di bagian bawah bangunan.
Nah di sinilah ada penyewaan baju adat yang sekalian dipakaikan oleh petugas. Biaya yang dikenakan adalah 35 ribu rupiah...
Murah meriah!
Jadi dari hotel kami jalan kaki ke arah pusat kota/pasar malam dan pesan makanan di lapak yang ada di sana. Saya sempat menikmati ketan durian, martabak mesir, sate dan aia aka (seperti cincau tapi dimakan tanpa es)
Lembah Harau adalah sebuah lembah/ngarai - bentang alam yang subur - yang diapit bukit cadas terjal menjulang setinggi 100-500 meter. Dimana bukit-bukit ini mengelilingi hamparan sawah dan pemukiman serta kawasan hutan yang saat ini menjadi wilayah Cagar Alam Lembah Harau.
Dari kota Payakumbuh, Lembah Harau ini berjarak sekitar 15 km ke arah Pekanbaru atau sekitar 8 km dari Kelok Sembilan tempat persinggahan saya sebelumnya.
Dan perjalanan ini akan melewati kawasan perbukitan yang diselingi hutan dan persawahan. Hingga ijooo sejauh mata memandang!
Jalanan menuju ke kawasan wisata Lembah Harau tidak terlalu lebar dan beberapa ruas sedang dalam pengerjaan pelebaran jalan. Sementara pemukiman di kiri kanan yang berada di sela-sela sawah menghijau menambah indah pemandangan.
Dan, setelah menikmati kebesaran Sang Pencipta, sampailah saya di pintu gerbang kawasan wisata, dimana ada retribusi sebesar 5 ribu per pengunjungnya.
Oh ya, di sini kita bisa berhenti sejenak jika ingin berpose di depan tulisan Welcome to Lembah Harau, seperti yang saya dan teman-teman lakukan.
Oh ya, di sini kita bisa berhenti sejenak jika ingin berpose di depan tulisan Welcome to Lembah Harau, seperti yang saya dan teman-teman lakukan.
(Pokoknya yaa..kalau lihat spot pepotoan enggak bakalan kami lewatkan kwkwwk..)
pic by: refika artari (maka cuma 6 orang ada di gambar 😀) |
Dari pintu loket ini, masih harus kita tempuh lagi perjalanan sejauh 2 kilometer sebelum berbelok ke kiri menuju air terjun Lembah Harau (jika belok kanan ke Sarasah Bunta)
Di sepanjang jalan ini nampak home stay di kanan dan kiri yang dikelola penduduk setempat atau swasta, yang bisa jadi pilihan jika pengunjung membutuhkan penginapan.
Selain itu juga ada beberapa lokasi bersantai yang menyajikan tempat makan atau spot pepotoan yang dibuka dengan tambahan biaya oleh pihak ketiga.
Tapi, tanpa berhenti, lanjuuut... saya dan rombongan pun mengarah ke air terjunnya...
Air terjun ini debitnya kecil. Mungkin karena lagi kemarau yaa
Meski beberapa hari saat saya berada di Ranah Minang sih turun hujan. Cuma belum ngaruh bener sepertinya sama debit air terjunnya.
Jadilah air seperti diguyurkan pelan dari atas ketinggian...Tapi teteup bikin segeeer sekitar.
Oh ya, di bagian bawah air terjun ada kolam yang sepertinya bisa untuk berendam/mandi. Tapi karena sang surya sedang terik-teriknya, saya lihat tidak ada seorang pun yang mandi di situ.
Sementara di sisi depan dan kanan ada deretan penjual makanan yang sayangnya, seperti di tempat lainnya, kurang tertata.
Oh ya, di bagian bawah air terjun ada kolam yang sepertinya bisa untuk berendam/mandi. Tapi karena sang surya sedang terik-teriknya, saya lihat tidak ada seorang pun yang mandi di situ.
Sementara di sisi depan dan kanan ada deretan penjual makanan yang sayangnya, seperti di tempat lainnya, kurang tertata.
Tempat pepotoan yang ada propertinya pun dikapling oleh juru foto berbayar yang menawarkan jasa 15 ribu/lembar untuk foto dengan latar belakang air terjunnya.
Hmm..
Belum lagi toilet yang memprihatinkan sekali kebersihannya. Duh!!
Hmm..
Belum lagi toilet yang memprihatinkan sekali kebersihannya. Duh!!
Oh ya, di sisi tebing yang sama, saya melihat ada dua anak muda sedang berlatih panjat tebing.
Memang selain menawarkan potensi air terjun, Lembah Harau ini juga menyediakan tempat yang pas buat hiking, panjat tebing maupun camping.
Memang selain menawarkan potensi air terjun, Lembah Harau ini juga menyediakan tempat yang pas buat hiking, panjat tebing maupun camping.
Pokoknya lengkaaap buat yang suka berpetualang di alam!
Kemudian, setelah puas menikmati air terjunnya, saya dan teman-teman pun melanjutkan perjalanan ke Sarasah Bunta, sisi lain dari lembah ini.
Di sini kami mengunjungi Harau Dream Park sebuah wisata kekinian yang dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti sepeda terbang, karpet terbang, paralayang, balon terbang, bersampan dan sudut Instagrammable yang bertebaran.
Sejatinya sih ada beberapa air terjun lagi di kawasan sini - begitu info dari Pak Del driver kami. Tapi memang butuh waktu lebih jika ingin menikmatinya satu persatu.
Maka dengan berlatar tebing yang nampak di kejauhan, kami pun puas-puasin membingkai kenangan akan Lembah Harau yang menawan. Sekalian salat di masjidnya yang bersih dan nyaman.
Tapi, tak satupun dari kami mencoba wahananya...karena itu terlalu mainstream buat orang Jakarta...#sombong hahaha
Harau Dream Park |
Kemudian, setelah puas menikmati air terjunnya, saya dan teman-teman pun melanjutkan perjalanan ke Sarasah Bunta, sisi lain dari lembah ini.
Di sini kami mengunjungi Harau Dream Park sebuah wisata kekinian yang dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti sepeda terbang, karpet terbang, paralayang, balon terbang, bersampan dan sudut Instagrammable yang bertebaran.
Sejatinya sih ada beberapa air terjun lagi di kawasan sini - begitu info dari Pak Del driver kami. Tapi memang butuh waktu lebih jika ingin menikmatinya satu persatu.
Maka dengan berlatar tebing yang nampak di kejauhan, kami pun puas-puasin membingkai kenangan akan Lembah Harau yang menawan. Sekalian salat di masjidnya yang bersih dan nyaman.
Tapi, tak satupun dari kami mencoba wahananya...karena itu terlalu mainstream buat orang Jakarta...#sombong hahaha
Usai foto-foto (lagi)...kami pun cuss, lanjut ke tujuan berikutnya, Istano Basa Pagaruyung.
Rumah makan ini cocok disinggahi bagi pengendara yang melewati area ini karena punya parkiran yang luas, toilet, musola, tempat makan yang nyaman dan terutama menu yang menggoda iman!!!
Jadi, yuks makaaaan lagi kita....!! Dietnya besok sajaa...😁
Di lemari kaca, terpampang hidangan andalan yang ditawarkan selain recommended menu Karabu Baluik, yakni: Itiak Lado Hijau, Ikan Bakar, Ayam Bakar, Ikan Asam Padeh dan Gulai Cipuik.
Meski ada menu lainnya juga yang tak kalah menarik mata (dan perut saya..hahaha)
Dan karena ingin mencoba banyak macam, akhirnya saya dan Mbak Wina serta Mbak Memeh patungan icip-icip. Jadilah kami memesan: gulai cipuik (gulai siput sawah), itiak lado hijau (itik cabai ijo), karabu baluik(karabu belut), urap dan sambal jengkol ...
Lengkap kan?😁
Nah, di sini ada cerita lucu...
Saat saya yang sudah selesai makan dan ke sana-sini (sok) sibuk mengambil gambar untuk bahan tulisan. Eh, si Bapak pemilik rumah makan (yang sebelumnya bersama Ibu, ada di kasir) langsung menghampiri dan menawarkan untuk mengambil foto saya dan teman berlatar papan Rumah Makan.
Saya pun sekalian wawancara #halah...
Itu foto siapa yang ada di didinding rumah makan berpose bersama Presiden SBY dan Ibu Ani SBY.
Ternyata itu putra si Bapak yang lulusan terbaik Akpol angkatan ke sekian..
Wah, salut untuk Beliau dan putranya ya...
Kemudian si Bapak itu menanyakan kami rombongan dari mana dan kuliah di mana?
Pertanyaan yang bikin saya rasanya mau nyari kaca saja! Hahaha
Pak, saya bukan anak kuliahan, anak saya yang sebentar lagi kuliah...😆
Ah, daripada kegeeran, karena perut sudah kenyang..lanjut aja perjalanan...kwkwk.
Oh ya lupaa, untuk harga makanan teteup pas di kantong saya. Untuk nasi, karabu baluik, urap dan teh panas saya bayarnya 25 ribu sajoo....
Baiklah...cuss jalan lagi kami!!
Saya lansir dari Wikipedia bahwa Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan pada 1976. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Dan, pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.
Kemudian, pada 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat yang sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Sementara, harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa
sumber foto: MozTrip |
Sebelum memasuki pintu gerbang ada retribusi sebesar 15 ribu per pengunjung.
Dan begitu memasuki halaman ada sambutan dari beberapa pasang badut berpakaian tradisional Minang.
Di halaman ini sudah ramai pengunjung berfoto berlatar Istano yang rancak bana...
Detil bangunannya memang ..begitu indahnya!
Di sini saya melihat ada banyak yang memakai baju adat sehingga saya tertarik juga untuk mengenakannya. Maka, setelah dapat info dimana sewa bajunya, saya dan 4 teman lainnya pun menuju ke kolong Istano Pagaruyung.
Ya, bentuk istana yang merupakan rumah panggung membuatnya punya kolong di bagian bawah bangunan.
Nah di sinilah ada penyewaan baju adat yang sekalian dipakaikan oleh petugas. Biaya yang dikenakan adalah 35 ribu rupiah...
Murah meriah!
Sebenarnya sih ada baju VIP dengan sewa 150 ribu. Saya enggak tahu bedanya apa..Kata petugasnya, bajunya yang beda...
Ya sudahlah pilih yang biasa saja, toh saya pengunjung biasa bukan VIP kan yaaak😁
Nah, setelah berpakaian adat yang ternyata suntiang (hiasan bagian kepala) berat juga...Saya dan teman-teman pun siap pepotoan.
Kami pun menaiki bagian dalam Istano dan menemui ada museum dengan beberapa koleksi di sini. Ada juga ruang-ruang replika tempat tidur raja, manekin berpakaian adat juga beberapa replika hantaran.
Saya tak henti-hentinya mengagumi detil bagian dalam istana. Begitu juga wisatawan lainnya yang berkunjung ke sana.
Saya lihat beberapa wisatawan mancanegara juga ada menjadi bagian dari pengunjung istana yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Sumatera Barat ini.
Ramaiii..!
Oh ya, di bagian luar istana juga ada bangunan lainnya seperti Surau, Tabuah Larangan. Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih dan Pincuran Tujuah.
Saya sempat berfoto di beberapa bagiannya, meski tak sempat mengunjungi setiap lokasi.
Maklum, pakaian ini ternyata begitu menghambat gerak saya...Meski saya senang sekali memakainya. Berasa jadi Anak Daro meski cuma beberapa menit saja..
Senangnyaaa!!😍
Senangnyaaa!!😍
"Uda, kok lama, kenapa tak datang jua..!" |
Oh ya, di kawasan istana ada juga juru foto berbayar juga pedagang asongan menjual minuman dan souvenir. Melihat pedagang asongan sedikit terganggu juga. Karena sebenarnya sudah ada tempat khusus untuk kios makan/minum/cenderamata ini yang berada di seberang istana. Dimana tempat ini menyatu dengan tempat parkir kendaraan yang luas.
Untuk harga souvenir di sini murah meriah yaa...Misalnya untuk bros rumah gadang, di pasar cenderamata, kita bisa menebusnya dengan harga 60 ribu/lusinnya.
Jadi, kalau mau bela-beli souvenir di sini bisa banget nih!!
Foto sudah, keliling museum juga...Karena pakaian yang didobel bikin saya merasa G E R A H plus susaaah melangkah, jadi sudahan saja jadi Anak Daro-nya yaa hahaha
Setelah setor baju ke tempat yang tadi, saatnya menyudahi kunjungan hari ini.
Karena, hari ini rencananya, saya dan teman-teman ingin kulineran malam di Kota Payakumbuh. Jadi, balik ke hotel segera, itu keputusan terbaiknya..
Dan malam terakhir di Payakumbuh ini pun sukses memuaskan hati.
Apalagi kalau enggak makanannya...😁
Apalagi kalau enggak makanannya...😁
Jadi dari hotel kami jalan kaki ke arah pusat kota/pasar malam dan pesan makanan di lapak yang ada di sana. Saya sempat menikmati ketan durian, martabak mesir, sate dan aia aka (seperti cincau tapi dimakan tanpa es)
Kenyaaang...
Sekarang saatnya tidur untuk perjalanan kembali ke Padang esok pagi. Rencananya kami akan ke Danau Maninjau dan Rumah Buya Hamka. Juga masih akan makan (lagi) beraneka kuliner Minang yang belum dicoba....haha
Jadi, tunggu lanjutan ceritanya ya Temans...TARIMO KASI😍
Info Wisata:
Tiket Lembah Harau 5 ribu
Maksi RM Karabu Baluik NIT 25 ribu
Tiket Istano Basa Pagaruyung 15 ribu
Sewa Baju Adat 35 ribu
Kuliner Pasar Payakumbuh: sate 13 ribu, ketan durian 10 ribu, aia aka 5 ribu, martabak 8 ribu
Tiket Lembah Harau 5 ribu
Maksi RM Karabu Baluik NIT 25 ribu
Tiket Istano Basa Pagaruyung 15 ribu
Sewa Baju Adat 35 ribu
Kuliner Pasar Payakumbuh: sate 13 ribu, ketan durian 10 ribu, aia aka 5 ribu, martabak 8 ribu
Salam Bahagia,
Dian Restu Agustina
aku kok seneng liat mba Dian pakai baju daerah, keliatan pas anggun dan cantik.
BalasHapusWaduh..tarimo kasih Uni Rina :)
HapusWaaah...cantik²nya bisa pakai baju asli daerah. Belum pernah uy berkunjung ke Rumah Adat. Kapan yaaa?
BalasHapusDi anjungan Sumbar TMII juga ada kayaknya Mbak
HapusAsik, ya,Jalan-jalan. Byk pengalaman baru yg didapatkan. Mudah2 bs kesempatan ke sana
BalasHapusAamiin
Hapusrindu makan minang.
BalasHapusterima kasih karena sharing
Terima kasih sudah berkunjung Mbak
Hapuskalau istana aku sudah pernah tapi lembah harau belum, jd mau, aku lihat alam sumabr indah
BalasHapusyuk ke sumbar lagi
HapusWuih acaranya padet bener ya, Mbak. Ya padet jalan-jalannya, ya padet kulinerannya (pengin) wkwkwkwk. Seru ih, kapan2 benerean pengin ikut ke sana. Terutama pepotoan di istano basa, hahahah (banci kamera. Next ditunggu yang di Rumah Buya
BalasHapusiya..padat merayap dan kilat biar bisa ici-icip semua kwkwk
Hapus
BalasHapusYang anti mainstream bukan cuma horang Kaya, eh salah horang Jakarta maksudnya. Saya juga horang Makassar anti mainstream. hehehe...
hihihi toss kita
HapusYa Allah Mba, aku kangennnn ikh rasanya makan durian pake ketan gitu. Hahhhh baca ini selalu bikin saya baper karena rindu kampung halaman. Semoga tahun depan bisa ke sana
BalasHapusAamiin:)
HapusDudududu cerita dan fotonya sujses bikin saya mufeeeeng mba Dian! Senengnya bisa halan-halan ya.
BalasHapusSeru ya trip ke Padangnya, banyak tempat wisata yang bagus, makanannya enak dan murah lagi.
BalasHapusWih traveling ke minangkabaunya belum selesai ya mba, bikin mupeng aja setiap mampir ke blog hihi. Seru ya adat minangkabau dan kulinernya. Mau jugaaaa ~
BalasHapusYobana rancak ko Uni Dian mamakai suntiang, onde.. 😄
BalasHapuskapan yaak, bisa nge-trip kece kek gitu 😂
Subhanllah mbaaaak ... Indonesia itu kaya dan keren banget. Ahhhh bikin makin cemburu aja nih sama yang sering travelling.
BalasHapusYa alloh, makanannya bikin ngiri semua. Dan kayaknya menunya jarang ada juga di rumah makan padang yang ada di jabodetabek. Kapan moztrip ke padang lagi yak, kalap makan bisa2.
BalasHapusMba dian, mashaAllah lembah harau sungguh indah sekali, ada air terjun juga. Banyak melihat kebesaranNya. Melihat ijo2 yang seger.
BalasHapusBtw bajunya meski bikin gerah tapi syantik mba Dian :)
wuaaaa komplit banget ini mbak jalan2 iya, makan iya, ditambah bisa foto kece pakai baju adat :D bikin pengen banget deh cobain semua kuliner khas minangkabau....
BalasHapusMasya Allah indah nya alam dan budaya Indonesia. Semoga suatu saat akupun bisa menginjakkan kaki di Padang Aamiinn
BalasHapusIndonesia banget... Kapan ya bisa keliling ke tempat2 begini. jadi mupeng nih. Bagus banget buat nambah pengetahuan
BalasHapusWiiih kayaknya bakalan jadi salah satu destinasi wisata nih kalau saya pulang ke kampung suami. Bookmark aah.
BalasHapusDini hari baca ini, jadi pengen makan nasi padang plus dikira anak kuliahan #eh
BalasHapusYa Allah, keren banget pemandangan di sana yaaa. Aku ngiler lihat nasi padang dan sate adangnya. Anyway, mbak dian cantik banget. Bagi resepnya donggg
BalasHapusDi Lembah Harau kenapa ga berfoto di spot ala korea itu mbaaak? Itu lho pohon yg ga da daunnya itu. Kalau di photo ntar keliatan lagi musim gugur di negara 4 musim lho. Apa lagi klo pake atribut pakaian tradisional korea. Lengkap deh.
BalasHapusuwaaaa aku pengennnnn ksanaaaaaa.... itu loh keren banget mbak liburannya.. pemandangannya bikin pengen buru2 berangkat
BalasHapusSeru banget ini jalan-jalannya, aku mah tetap kalau liburan pasti yang selalu dicari adalah kulinerannya. Lihat makanan di jam segini jadi bikin laper dan ingin ngeGo-Food nasi padang rasanya.
BalasHapusWaduh, tripnya bener2 bikin mupeng buat yg jarang jalan kayak aku. Belum pernah sm sekali jalan ke daerah ini sih. Tenpatnua cakep banget ya. Smg suatu saat bs jalan kesini. :)
BalasHapusYa allah kak aku rindu balek ke kampung halaman di pariaman. Ngiler liat makanannya bisa jadi contekan aku nih kak
BalasHapusKalo kesana.
wah asik ada balon terbang, Mpo jadi pengen ke sana juga. nabung dulu ah
BalasHapusSeruuu banget! Jadi pengen kesana dan foto foto di istana juga lengkap dengan baju adat :D
BalasHapusKe solok ga ada mbak? Ke bukik cinangkiak, tempat wisata baru..
BalasHapusYa Allah mupengg tingkat tujuhbelas 😂
BalasHapustravelling keliling Indonesia memang selalu mengesankan ya Mbak :) terlalu banyak hal mempesona dan berkesan yg kita jumpai setiap menginjakkan kaki di daerah yg baru kita datangi.. indahnya negeri ini..
BalasHapus