Padang, Saya Datang!!
BIM adalah bandara yang berlokasi sekitar 23 km dari pusat Kota Padang. Tepatnya, bandara ini terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
BIM ini merupakan bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Dimana bandara ini mulai dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing dan merupakan bandara yang memakai nama etnis satu-satunya di dunia!!
Wow...keren ya idenya! Ini bikin nama Minangkabau jadi menduniaaaa...!!👏
BIM ini merupakan bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Dimana bandara ini mulai dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing dan merupakan bandara yang memakai nama etnis satu-satunya di dunia!!
Wow...keren ya idenya! Ini bikin nama Minangkabau jadi menduniaaaa...!!👏
bukti menginjakkan kaki di BIM ( no pic = hoax 😀) |
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.45 ketika kami bertujuh, rombongan dari MozTrip - Muslimah Trip akhirnya menginjakkan kaki di bumi Minangkabau yang juga dijuluki Zamrud Sumatera karena keindahan alamnya.
Mengingat hari itu adalah hari Jumat, maka bergegas kami menaiki 2 kendaraan yang disewa dan segera menuju masjid terdekat untuk memberi kesempatan pengemudinya menunaikan salat.
Masih di komplek bandara, salat Jumat pun ditegakkan oleh Mak Etek dan Pak Adel (begitu sopirnya dipanggil) di Masjid Ukhuwah Bandara Internasional Minangkabau.
Sambil menunggu, saya dan teman-teman duduk di parkiran sambil saling mengenal satu sama lain. Memang, kami: Novia, Fika, Memeh, Wina, Ayi, Endah dan saya, ada yang sudah pernah kenal sebelumnya, ada yang tahu tapi belum pernah ngobrol ini itu, dan ada pula yang baru jumpa kali itu.
Seruuuu!!
Seruuuu!!
di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta |
Tapi, teteup...meski demikian, yang namanya perempuan, adaaaa saja bahan pembicaraan. Jadilah meski baru kenal kami sudah cekikikan macam sudah lama berkawan.😁
Kemudian, usai Jumatan, perjalanan pun berlanjut menuju Kota Padang. Karena waktu sudah melewati jam makan siang dan di kiri kanan nampak rumah makan yang menggoda iman, maka berhentilah kami sejenak untuk isi perut dulu.
Kami pun makan di rumah makan-bukan-Padang, bernama Ampero. Oh ya di sini enggak ada Rumah Makan Padang yaa..., adanya Rumah Makan Lamun Ombak, Rajawali, Sari Raso, Pauh Piaman, Sederhana...dan lainnya hahaha.
Nah, kami makan di warung kecil tapi ramai pengunjung yang ternyata harganya juga pas di kantong backpacker(dengan koper 😁) macam sayaaa.
Nasi+ayam bakar Padang+urap+teh es (bukan es teh ya nyebutnya di sana..), 20 ribu sajoooo...Enaknyooo, bikin perut kenyang hati juga senang...
Jadi, cuss lah kami lanjutkan perjalanan.
Jadi, cuss lah kami lanjutkan perjalanan.
sumber foto: MoZtrip |
Tujuan pertama Muslimah Trip di Kota Padang adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Masjid ini adalah masjid terbesar di Sumatera Barat yang letaknya menghadap Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid masih dalam tahap konstruksi sejak peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 lalu. Dan pembangunan masih dikerjakan secara bertahap sampai sekarang karena keterbatasan anggaran.
Tak heran jika saya temui di sana-sini tumpukan bahan bangunan, taman yang belum sepenuhnya jadi, toilet dan tempat wudu yang masih sementara dan beberapa fasilitas yang belum sempurna.
Tak heran jika saya temui di sana-sini tumpukan bahan bangunan, taman yang belum sepenuhnya jadi, toilet dan tempat wudu yang masih sementara dan beberapa fasilitas yang belum sempurna.
Maklum saja jika butuh waktu lamaaa dan dana yang tak sedikit untuk pembangunannya. Karena masjidnya benar-benar memesonaaaaa pemirsah!!
Nampak dari jauh saja warna indahnya juga detil arsitekturnya bukan seperti masjid biasa yang identik dengan kubahnya. Apalagi di sepanjang jalan tadi saya sudah menemui banyak masjid di kanan dan kiri yang berdiri dengan indah nan megah juga ramai jamaah.
Jadi, saat melihat Masjid Raya Sumbar yang begitu tak biasa, kekaguman saya pun menjelma. Pantas saja jika masjid ini menjadi salah satu ikon Sumbar kini.
Oh ya, saya lansir dari Wikipedia, arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat ini memakai rancangan karya arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007.
Dari ratusan peserta, 71 desain masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran Hadi.
Dan, konstruksi bangunan masjid ini sudah disesuaikan dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar.
Arsitektur khas Minangkabau dicirikan pada atap bergonjong layaknya rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang. Dengan ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai dua, terhubung dengan teras terbuka yang melandai ke jalan.
Rencananya kompleks bangunan memang akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
Lengkaap!
Rencananya kompleks bangunan memang akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
Lengkaap!
Sementara pengerjaan bangunan masih diselesaikan sampai kini dan menurut rencana, pembangunan fisik, interior, dan penataan kawasan masjid akan selesai pada akhir 2018 nanti.
Semoga segera tuntas yaaa..Sehingga wisatawan yang ke Sumatera Barat akan bisa segera menikmatinya.
Aamiin!
Aamiin!
Bertolak dari masjid, saya dan rombongan pun gegas menuju Pantai Air Manis (Batu Malin Kundang)
Lokasi Pantai Air Manis ini adalah di Kelurahan Aie Mani, Kecamatan Padang Selatan, Padang, Sumatera Barat. Berjarak sekitar 12 km ke arah Selatan dari pusat kota Padang.
Akses menuju ke lokasi akan melewati jalanan yang tak seberapa lebar dan beberapa ruas sedang dalam tahap pelebaran. Sementara di sisi kanan akan kita temui muara sungai tempat berlabuh beberapa perahu nelayan dan kapal wisata. Yang sayangnya permukaan air sungai saya lihat kotor sekali karena banyaknya sampah! Hiks!
Tak lama, sampailah saya mengarah ke pantainya. Di jalan masuknya akan ada petugas pemungut retribusi sebesar 5 ribu untuk setiap pengunjungnya dan biaya parkir mobil 10 ribu rupiah.
Dan, setelah memarkir kendaraan ...tadaa, nampak Pantai Air Manis pun berada di depan mata.
Tak lama, sampailah saya mengarah ke pantainya. Di jalan masuknya akan ada petugas pemungut retribusi sebesar 5 ribu untuk setiap pengunjungnya dan biaya parkir mobil 10 ribu rupiah.
Dan, setelah memarkir kendaraan ...tadaa, nampak Pantai Air Manis pun berada di depan mata.
Pantainya berpasir kecoklatan dengan ombak kecil datang dan pergi dirimbuni pohon di sisi. Nampak tak jauh, sekitar 500 meter dari pantai ada Pulau Pisang yang saat air surut bisa dikunjungi dengan berjalan kaki dan jika laut pasang bisa dengan perahu didatangi.
Udara bersih dan segar membuat pengunjung terlihat menikmati riak ombak dengan riangnya. Ada juga yang menjajal ATV yang disewakan penduduk setempat dengan harga sewa yang ditentukan.
Ramai..meski mendung makin melandai!
Hanya sayangnya terlihat pondok makan penjual makanan dengan kursi dan payungnya yang tak beraturan di sekitar. Nampak di sana, di sini...Jadi bikin pantai enggak syantiiik lagi. Coba kalau ditata lebih rapi, pasti bakal indah dan asri.
Hmmm..nampak kumuh dilihatnya!
Hmmm..nampak kumuh dilihatnya!
Berlomba dengan hujan yang sepertinya tak sabar ingin datang, saya dan rombongan pun melangkahkan kaki ke sisi kiri pantai. Di sini saya temui Batu Malin Kundang dari legenda terkenal dengan nama yang sama.
Ya, ada replika cerita Malin Kundang yang durhaka tak mau mengakui Ibunya, sehingga ia dan kapalnya dikutuk menjadi batu oleh Sang Ibunda.
Nampak dinding kapal, tali tambang dan sosok Si Malin yang sedang bersujud memohon maaf pada Ibunda. Semua komplit ditampilkan dalam bentuk bebatuan yang katanya saat air pasang akan terlihat seperti bentuk kapal sungguhan yang terendam air lautan.
wujud batu berupa sosok Malin Kundang yang tengah bersujud |
Tapi, sayang sekali, di sekitar Batu Malin Kundang ini nampak berserak kursi dan meja tempat makan yang dimiliki warung yang ada di sana. Juga berjajar penjual souvenir di tempat yang sama yang bikin merusak pemandangan indahnya.
Sehingga batu ini seakan tertutupi oleh keberadaan mereka. Seharusnya sih, disterilkan dari pedagang ya lokasi Batu Malin Kundang ini. Juga lebih lengkapnya mustinya disertakan papan keterangan atau informasi di dekatnya.
Sayang sekali legenda yang ditonjolkan malah terabaikan oleh penataan kawasan yang asal-asalan. Duh!
Sehingga batu ini seakan tertutupi oleh keberadaan mereka. Seharusnya sih, disterilkan dari pedagang ya lokasi Batu Malin Kundang ini. Juga lebih lengkapnya mustinya disertakan papan keterangan atau informasi di dekatnya.
Sayang sekali legenda yang ditonjolkan malah terabaikan oleh penataan kawasan yang asal-asalan. Duh!
Belum lagi, sampah pun nampak terlihat di sini dan sana...Hiks sedihnyaaa!
Semoga pihak pengelola nanti akan memperbaiki ini...
Semoga pihak pengelola nanti akan memperbaiki ini...
Tali kapal Batu Malin Kundang |
Dan, meski belum puas dengan kunjungan ke Pantai Air Manis dan Batu Malin Kundang, saya dan rombongan musti segera angkat kaki dari sini karena gerimis mulai membayangi.
Perjalanan kami pun berlanjut menuju kota Payakumbuh dan selanjutnya akan menginap selama 2 hari di sana.
Sebelumnya, kami makan malam dulu di rumah makan dekat air terjun Lembah Anai, yang sayangnya enggak bisa disinggahi lagi karena sudah gelap saat lewat di sini.
Sebelumnya, kami makan malam dulu di rumah makan dekat air terjun Lembah Anai, yang sayangnya enggak bisa disinggahi lagi karena sudah gelap saat lewat di sini.
menu masakan Minang yang sungguh menggoda iman |
Bagaimana kisah selanjutnya? Jalan kemana saja saya dan teman-teman di hari kedua? Makan apa saja sayaaa?
Silakan ke cerita selanjutnya/Trip Minangkabau part 2 ya, temans!😍
Info Wisata:
Tiket pesawat Batik Air (Jakarta-Padang) dan Lion Air (Padang-Jakarta) : 1,5 juta.
Tiket Pantai Air Manis: 5 ribu
Makan Siang: 20 ribu
Makan Malam: 35 ribu (dihidang)
Info Wisata:
Tiket pesawat Batik Air (Jakarta-Padang) dan Lion Air (Padang-Jakarta) : 1,5 juta.
Tiket Pantai Air Manis: 5 ribu
Makan Siang: 20 ribu
Makan Malam: 35 ribu (dihidang)
Happy Mbolang
Dian Restu Agustina
Aku pengen banget ke Sumatera Barat. Ini berarti baru hari pertama ya, Mbak. Cusslah, aku menantikan cerita berikutnya.
BalasHapusiya..ada banyak tulisan nanti, jangan bosan yaaa haha
HapusAku baca pelan - pelan banget, mencerna setiap informasi. Pengen ke Sumatera Barat jadinya, itu yang ada batu malin kundangnya aku jadi ngeri deh.
BalasHapusya mbak, legenda buat pengingat diri..agar tak lupa akan asal usul kita
HapusPengelolaan pantai air manis masih aja belum berubah dr tahun ke tahun. Malah makin parah tampaknya. Waktu SMU dlu ke sana, pedagang tenda itu masih belum banyak lho mbak dian, tp skrg jd sedih liatnya. Mogaaaalah pengelolanya baca nih artikel, trus bisa sadar secepatnya. Kasian kan ya, objek wisata legenda gitu ga terurus dengan maksimal.
BalasHapusiy mbak...sayang sekali ya
HapusAaakk, pengen banget ke Padang, padahal tiket Batam-Padang itu murah aja tapi belum juga kesana, mupeeeng aku mbaaa... ditunggu next chapternya hehehe
BalasHapusayo kapan ke Padang
HapusDari awal nya malu-malu sampai akhir malu-maluin ya mbakk hahaha apalgi si mbak memeh yg urat malu nya sdh putuss bikin ngakak mulu. Banyak cerita di Padang yg gak bakal bisa di lupakan ya mbak dian...
BalasHapusbetulll...pemalu jadi malu-maluin hahaha
HapusAh, jadi kangen kampung. Padang kota tercinta. Meskipun aku blasteran sunda tapi aku lahir dan besar di Padang.
BalasHapusoalah, baru tau saya
HapusSeru banget yo, Mbak. Menjelajahi Indonesia sekaligus mengambil banyak manfaat dari ilmu sejarahnya. keren, ih. Someday I will.
BalasHapusAamiin
HapusDari dulu aku mau banget ke padang tapi belum kesampeaaan, keren banget ternyata ih
BalasHapusiya keren memang
HapusSeru ya kalau blogger backpackeran, walaupun pake koper 😂😂✌. Jadi pengen nyoba kesana juga, semoga secepatnya
BalasHapusHahaha iya
Hapussemoga yaaa
Waduh itu makanannnya menggoda euyy hahah #galfok.
BalasHapusAku kapan ya bisa pelesiran?
bukan lagi menggoda...hadeh enak semua
HapusYa ampun mba Dian, liat di IG udah mupeng. Sekarang diceritakan selengkap ini, MashaAllah. Baru tau kalo ada replika patung Malin Kundang disana. Yes, fix aku pengen ajak suamik ke sana. Haha
BalasHapusyuk agendakan kapan-kapan
HapusKyaaa.. Keren mbak pingin kesana. rumah minangkabaunya cantik dan makanannya menggoda, nyummy😍
BalasHapusiya...cantik itu masjidnya
HapusWaaaah kok bisa seru gitu, sih? Jadi bikin iri 😂
BalasHapusAwas pulang traveling gendut yaaaa ... Padang punya banyak makanan enak.
nambah sekilo hahaha
HapusWah, seru banget yaaa. Asyik yaa jadi blogger traveller 😁😁
BalasHapusbukan travel blogger mbak..belum hahaha
HapusSemoga
BalasHapusMbak Dian, kalau aku ga hamil kita ketemua nih wisata minangkabau, aku kemarin ikut moztrip yang ke kuala lumpur dan baru hamil 16minggu. Seru jalan2 bareng moztrip yaaa
BalasHapusiya mbak..semoga lain kesempatan bisa ngetrip bareng kita
HapusJadi pengen banget ke Sumatera Barat. Wajib kulineran kalau ke sana, ya. Baru lihat foto di sini aja kayaknya saya udah siap melupakan diet hahaha :D
BalasHapusiya dietnya besok saja hahaha
HapusSeruuu nya ...aku jadi pengen kesana lagi mba. Pemandangan nya, makanan nya yang bikin pengen kesana lagi..Habis baca ini jadi keinget dimana ya foto aku pake baju Anak Karo di Rumah Gadang ehehe
BalasHapusayo cari fotonya mbak hihihi
Hapusseru banget ya mbak trip barengan moztrip muslimah. kapan saya bisa menginjakkan kaki ke padang ya, pengen banget sebab saudara juga banyak di sana :-)
BalasHapussemoga bisa ke sana juga ya Mbak
HapusKapan daku yah bisa ke Pantai air manis lagi, terakhir pas daku SD kelas 2, jaga, lupa-lupa inget deh jadinya
BalasHapusAku belum pernah ke Minangkabau mba. Padahal deket ya dari Padang dan Bukittingi. Lain kali deh aku mau mencoba. Akhirnyaa aaku lihat penampakan Malin Kundang yang terkenal itu. Itu replikanya dibuat sejak kapan mba?
BalasHapusBaru sekarang liat batu si Malin, ternyata beneran kayak orang lagi sujud gitu ya Mba?
BalasHapusSayang banget kalau kondisinya ga terawat, karena kan harusnya bisa dijadikan penarik wisatawan ya.
Semoga ke depan kita semakin terbiasa untuk lebih menghargai keragaman kekayaan yang kita miliki, termasuk sebuah stupa/patung/batu sekalipun.
Jalan jalan dan makan makannya ditunggu lagi kelanjutannya :p
Masjid di padang dengan ornamen kental rumah gadang. masjid rumah ibadah yang mendekatkan pada tuhan
BalasHapusCantiknya rumah gadang. Wow itu masakan Padang semua ya. Kenyang banget pastinya.
BalasHapusSeru yaa kalau jalan2 bareng teman2. Me tume banget deh. Saya terakhir ke padang tahun 2009. Dah lama banget ya. Jadi mau kesana lagi aah
BalasHapusSelain jalan bisa menikmati kulinernya, hehm... enak banget sih mbak Dian travellingnya udah jauuuuh
BalasHapusAih serunyaaaaa, aku blm pernah nih ngetrip ma blogger muslimah, moga ada kesempatan :D
BalasHapusWah masjidnya gede alhamdulillah konstruksinya sudah tahan gempa ya mbak :D
Waaaa padang!!! Klo kata temen aku yg udah kesana, disana banyak tempat wisata menarik...
BalasHapusMasyaa Allah mbak, seru banget ya travellingnya. Pengen ke Padang. Dulu pernah kesana waktu study banding ke Universitas Padang, tapi gak sempat jalan2, hiks
BalasHapusMasyaallah..kulinernya ya, harus inget makan buah nih, serba santan dan lezat bangeeet
BalasHapusJadi baper deh baca artikel ini..inget puluhan tahun lalu pernah PKL di Bukittinggi dan sempet jalan2 keliling kota2 di Sumatra Barat. Duuh kangen pengen balik kesana lagi...
BalasHapusAhhh menanti anak-anak lebih gede dikit, pengen deh traveling bareng teman kayak mbak Dian.
BalasHapusDan Sumatera jadi wish list banget nih :)