Reuni dan Rasa Percaya Diri
Dulu saya galau tiap ada undangan reuni. Saya menghindari mendatangi reuni baik itu reuni dengan teman sekolah, teman kerja atau tetangga. Saya memilih absen dari acara ngopi bareng/ngobar ataupun reuni akbar.
Sebabnya: karena saya tidak percaya diri. Saya minder lihat teman-teman yang suksesnya bikin baper. Saya tidak tahu, harus cerita apa nanti di acara reuni itu. Saya hanya berdaster ria di rumah dan ngojek anak sekolah, sementara teman saya pake baju kerja yang rapi dan indah. Saya bisa pergi-pergi karena ikut katut suami kemana mana, sedangkan teman pergi dinas ke seluruh pelosok nusantara/mancanegara. Saya tetap mentok di tingkat sarjana, sedangkan teman sudah lanjut strata dua atau tiga....
Aaah....(kalo pake ukuran ramen pedas, bisa level 10 mindernya)
Tapi, lambat laun saya merubah diri. Bukankah reuni adalah ajang silaturahmi. Tempat kita mengulik kisah lama sebagai sarana pengingat jiwa akan segala nikmat-Nya.
Saya lupa kalau sudah dianugerahi keluarga, di saat ada teman yang belum dipertemukan dengan belahan jiwanya. Saya tak ingat sudah dipanggil Ibu, sementara teman belum diberkahi dengan panggilan itu. Saya abai, bisa jadi ada yang menginginkan apa yang saya punya sekarang, mengingat masih banyak teman yang kekurangan.
Hidup memang "Sawang Sinawang". Kita melihat kehidupan orang lain lebih baik dari kita, padahal bisa jadi ia pun memikirkan hal yang sama.
Jadi, jalani dan syukuri ...dan jangan galau lagi untuk ikut reuni
Foto : Malam tahun baru disamperin teman-teman 3D SMP 4 Kediri (angkatan'91), di acara syukuran Internet Station/Kopi Bandar/Mie Ayam Pentol/kios Terbul Mini punya Agus Yazid di KH Wachid Hasyim 178 Kediri
Sebabnya: karena saya tidak percaya diri. Saya minder lihat teman-teman yang suksesnya bikin baper. Saya tidak tahu, harus cerita apa nanti di acara reuni itu. Saya hanya berdaster ria di rumah dan ngojek anak sekolah, sementara teman saya pake baju kerja yang rapi dan indah. Saya bisa pergi-pergi karena ikut katut suami kemana mana, sedangkan teman pergi dinas ke seluruh pelosok nusantara/mancanegara. Saya tetap mentok di tingkat sarjana, sedangkan teman sudah lanjut strata dua atau tiga....
Aaah....(kalo pake ukuran ramen pedas, bisa level 10 mindernya)
Tapi, lambat laun saya merubah diri. Bukankah reuni adalah ajang silaturahmi. Tempat kita mengulik kisah lama sebagai sarana pengingat jiwa akan segala nikmat-Nya.
Saya lupa kalau sudah dianugerahi keluarga, di saat ada teman yang belum dipertemukan dengan belahan jiwanya. Saya tak ingat sudah dipanggil Ibu, sementara teman belum diberkahi dengan panggilan itu. Saya abai, bisa jadi ada yang menginginkan apa yang saya punya sekarang, mengingat masih banyak teman yang kekurangan.
Hidup memang "Sawang Sinawang". Kita melihat kehidupan orang lain lebih baik dari kita, padahal bisa jadi ia pun memikirkan hal yang sama.
Jadi, jalani dan syukuri ...dan jangan galau lagi untuk ikut reuni
Foto : Malam tahun baru disamperin teman-teman 3D SMP 4 Kediri (angkatan'91), di acara syukuran Internet Station/Kopi Bandar/Mie Ayam Pentol/kios Terbul Mini punya Agus Yazid di KH Wachid Hasyim 178 Kediri
Posting Komentar untuk " Reuni dan Rasa Percaya Diri"