[Tanpa judul]
5 Tips Praktis Menghemat Uang Belanja Agar Tak Lekas Habis
Ayo tunjuk tangan, siapa yang baru gajian atau dapat transferan dari suami eh belum sampai tengah bulan uangnya sudah berkurang lebih dari separuhnya? #cung!! Saya paling duluan...kwkwkwk😆
Hmm, kenapa ya, padahal sudah ditentukan jumlahnya harus cukup untuk menutup pengeluaran sampai jatah bulanan berikutnya. Perasaaan bayar ini itu sama seperti bulan-bulan yang lalu. Juga, tak ada keperluan mendadak yang bikin pengeluaran tiba-tiba saja membengkak. Jadi, larinya kemana coba?
Hmm, kenapa ya, padahal sudah ditentukan jumlahnya harus cukup untuk menutup pengeluaran sampai jatah bulanan berikutnya. Perasaaan bayar ini itu sama seperti bulan-bulan yang lalu. Juga, tak ada keperluan mendadak yang bikin pengeluaran tiba-tiba saja membengkak. Jadi, larinya kemana coba?
Kejadian seperti ini, seringkali kita alami. Uang yang barusan ada di dompet, beberapa waktu saja jumlahnya jadi mepet. Sebenarnya bagaimana cara praktis menghemat uang agar tak lekas habis? Nah, beberapa bulan ini saya mencoba beberapa tips berikut:
💜 Pertimbangkan Baru Putuskan 💜
Siapa sih yang nggak bakal tergoda produk yang bertebaran di sosial media dengan embel-embel potongan harga? Apalagi online shopping kini begitu mudahnya, tinggal klik, debit/kredit/transfer, sampai deh barangnya ke rumah kita.
Belum lagi saat nge-mal, mata terkesima dengan cantiknya busana yang dipakai manekin di etalase yang kelihatan begitu menawan. Aha, tergoda jadinya! Memang, penyakit nomor satu bagi sebagian besar orang adalah membeli sesuatu tanpa mempertimbangkan dulu. Hingga saat tiba di rumah baru menyesalinya karena ternyata mahal sekali harganya. Atau, waktu lihat lemari, sudah ada baju dengan warna dan model yang mirip dengan itu. Nyesek!
Nah, saat tergoda sesuatu, ambil jeda dulu (huhuhu). Kalau perlu keluar dari laman/gerai itu. Pertimbangkan sebentar, baru putuskan perlu tidak dibayar.
Tips: hindari install aplikasi marketplace di ponsel kita, agar kita tak mudah mengaksesnya dan akan tergoda.
Nah, saat tergoda sesuatu, ambil jeda dulu (huhuhu). Kalau perlu keluar dari laman/gerai itu. Pertimbangkan sebentar, baru putuskan perlu tidak dibayar.
Tips: hindari install aplikasi marketplace di ponsel kita, agar kita tak mudah mengaksesnya dan akan tergoda.
💜 Mencoba Bersabar 💜
Dulu kala, orang membeli sesuatu jika punya uangnya. Mereka menabung sampai uangnya cukup untuk membayarnya. Tapi kini, tanpa uang di tangan, orang seringkali membeli itu ini. Tak ada cukup uang di dompet, kenapa repot-repot, gesek saja kartu kreditnya. Mereka lupa jika kartu kredit itu bukan pengganti uang, tapi pengganti metode pembayaran. Tujuan utamanya agar kita tak kerepotan membawa banyak uang tunai di dalam tas kita, yang tentunya berbahaya. Juga, sekarang orang cenderung menggampangkan berutang sebagai cara untuk mendapatkan barang. Semua maunya dicicil, hingga belum sampai akhir bulan dana tinggal secuil.
Nah, agar tak terjadi hal yang sama, cobalah bersabar jika ingin satu benda. Sisihkan uang dulu, sampai terkumpul sejumlah rupiah untuk membayar itu.
Tips: kalau saya dan suami, sudah lama punya kartu kredit masing-masing satu saja (dari bank yang berbeda), karena memang mau ambil fungsinya, bukan untuk gaya-gayaan semata. Dan, selalu bayar tagihan sesuai nominalnya, bukan besaran bayar minimumnya.
Tips: kalau saya dan suami, sudah lama punya kartu kredit masing-masing satu saja (dari bank yang berbeda), karena memang mau ambil fungsinya, bukan untuk gaya-gayaan semata. Dan, selalu bayar tagihan sesuai nominalnya, bukan besaran bayar minimumnya.
💜 Bikin dan Perbaiki Sendiri 💜
Memasak untuk keluarga, membuat sendiri benda yang diperlukan daripada membelinya, dan memperbaiki apa yang dipunyai daripada membeli lagi. Itu antara lain hal yang bisa dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Selain sesuai selera, lebih terjaga kesehatannya, tak perlu membayar jasa perbaikan, sejumlah uang jadi bisa kita sisihkan.
Tips: browsing beragam resep dan coba membuatnya untuk mengurangi frekuensi jajan di luar, bawa bekal makanan ke sekolah/kantor dan recycle/reuse barang di rumah.
Tips: browsing beragam resep dan coba membuatnya untuk mengurangi frekuensi jajan di luar, bawa bekal makanan ke sekolah/kantor dan recycle/reuse barang di rumah.
💜 Matikan TV, Sisihkan HP 💜
Lakukan sesuatu yang berguna di sela waktu. TV dan HP selain membuat biaya energi meninggi juga akan memengaruhi keinginan untuk membeli. Iklan yang berseliweran membuat kita bisa jadi akan tergoda. Coba tambah ilmu dengan membaca buku. Atau, berkebun sayuran di halaman, yang saat panen bisa jadi bahan masakan. Juga, mengajak anak-anak berolahraga ringan untuk hiburan dan kesehatan.
Tips: beli bibit cabe/atau keringkan sendiri biji yang dibuang saat memasak, sebar di pekarangan/pot. Tiga bulan kemudian, butuh cabe tinggal petik sendiri. Tanam juga pohon yang bisa dipetik hasilnya di pekarangan. Kalau saya di rumah dengan lahan terbatas, menanam pohon jeruk purut/limau/nipis, pohon salam, pohon mangga, jambu biji, serai, kunyit dan cabe.
💜 Bijak Berbelanja 💜
Siapkan daftar belanjaan sebelumnya, untuk mengantisipasi pembelian yang tak terduga. Beli dalam ukuran besar agar harganya lebih murah. Pilih kualitasnya bukan sekedar lihat merknya. Belanjalah dalam keadaan kenyang. Jadi kalau nge-mal rutenya food court dulu baru supermarket atau gerai lainnya (jangan kebalik yaa 😄) Karena berdasarkan penelitian, saat lapar perut mata kita juga akan kelaparan, hingga tak mampu menahan godaan. Juga, belilah benda yang sifatnya ekonomis. Misalnya lampu yang hemat energi, barang bekas yang masih berkualitas atau alat olahraga yang praktis. Hingga kita bisa menyisihkan dana dari bijak berbelanja.
Jadi, meski jatah uang bulanan tak ada penambahan, dengan 5 tips praktis tadi uang kita tak akan lekas habis. Tapi, meski demikian kita tetap memerlukan catatan perencanaan keuangan untuk memperkirakan besaran pengeluaran kita setiap bulannya.
Kelihatannya sih sulit yaa? Tapi, tak ada salahnya mencoba, kan?
Saya sampai sekarang juga masih berusaha untuk menerapkannya agar uang bulanan bisa terkelola dengan baik, nggak habis sebelum waktunya dan syukur-syukur ada sisanya...Horeee!
Bermanfaat nih, tak hanya bagi yang sudah berkeluarga, bagi seorang mahasiswa atau pekerja juga cocok. Bisa diterapkan nanti ketika sudah berkeluarga..
BalasHapusMemang terlihat sulit, tapi setiap kesulitan itu ada kemudahan..he
Aku rasa kuncinya satu, action. Artinya perlu dicoba, dan nanti jadi tahu seperti apa disaat menjalaninya ya, Teh :)
Bener banget Mas Andri, kalau teori belaka ngga ada actionnya ya nggak bakalan ada hasilnya :) Btw, makasih sudah singgah....
HapusSama-sama teh Dian. Semoga terus berbagi dan mengispirasi lewat blog ini ya, Teh :)
HapusAamiin, terima kasih..:)
HapusAamiin, sama-sama teh Dian :)
Hapusmemang mesti ada kemauan dan komitmen biar ga konsumtif y mba belanja y sesuai kebutuhan n prioritas *ngomong sama kaca hahaa soalnya aku jg masih boros 🤣😂
BalasHapusButuh proses sih Mbak...Aku juga...Semakin ke sini makin berkurang borosnya ...apalagi saat sudah keluar biaya untuk anak sekolah...kebutuhan yang lain jadi ngalah :)
HapusSuerrr...bukan saya. Kalau saya orangnya super irit. Wkwkwkwk
BalasHapusTapi kalau abis dapat fee ngeblog sih, suka kalap juga. Soalnya ngerasa bebas belanja.
Siiip..Mbak Wid...! Percaya saya xixixi:) Hari gini susah cari yang bisa irit..godaan kiri kanan bikin gaya hidup makin konsumtif. Semoga makin banyak yang ingat kalau boros itu senangnya cuma sesaat, di ujungnya bisa bikin melarat ...
HapusWah bener banget tuh, harus hemat apalagi akhir bulan :D
BalasHapushihihi..kalau akhir bulan nggak cuma harus hemat ya Mas..tapi, kencangkan ikat pinggang erat-erat :D
Hapushahaha..apa celengannya digembok aja ya Mas...Sebenarnya niat aja..Dulu waktu pengen banget nabung buat rumah, benar-benar tutup mata tutup telinga pada semua godaan. Syukurlah akhirnya niatnya kesampaian :)
BalasHapusKalau saya nggak punya kartu kredit. Punya rekening bank swasta pun cuma satu saja hehe biar ga boros biaya admin. Kadang kalo beli barang kebutuhan dalam jumlah besar biayanya emang jatuh lebih murah tapi harganya tetap lebih besar dari pada barang eceran :)
BalasHapusIya mbak Intan, memang mesti disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Kalau suami dan saya karena biasa tinggal terpisah karena pekerjaannya, jadi rekening masing-masing 1, dan kartu kredit satu. Limitnya saja yang dibedakan. Karena di mobile kemana-mana, lebih besar limitnya. Punya saya hanya untuk jaga-jaga. Jadi, memang-masing orang punya preferensi. Kalau barang dalam jumlah besar, iya benar memang harga lebih mahal, mungkin bisa kita lihat jenis barangnya dan seberapa banyak kebutuhan kita akan barang tsb. Btw, trims Mbak:)
Hapus5 tips dalam rangka menghemat uang belanja ini pasti tak share ke ibue agar dia mbaca, soalnya kudu banget ibue mbaca demi sebuah penghematan yang signifikan, apalagi kami punya cicilan kredit mobil nih...haturnuhun ilmunya ah
BalasHapusSami-sami.. Terima kasih apreasiasinya Mang Lembu😊
Hapushihihi... nice sharing. terimakasih tipsnya ya... :)
BalasHapusTip lainnya ya, jangan belanja ketika mood lagi negatif. Sebab mood negatif itu sama dengan laper; menghilangkan cara berpikir rasional, termasuk bikin diri jadi belanja melebihi anggaran awal.
BalasHapus