Orang Tua Panutan Utama dalam Mendidik Anak-Anaknya
Orang Tua sebagai Panutan Utama dalam Mendidik Anak-Anaknya
"It Takes a Village to Raise a Child" (an old African Proverb)
Halo Hola...
Teman-teman pernah tahu enggak tuh peribahasanya? Katanyaaa, untuk membesarkan seorang anak itu, butuh jasa orang sedesaaaa!!
Maksudnya? Memang beneran? Ah, itu dilebih-lebihkan! Apa sih susahnya, kan tinggal dikasih makan, disekolahkan, dinikahkan #eh, ..Enggak susah, kan!
"It Takes a Village to Raise a Child" (an old African Proverb)
Halo Hola...
Teman-teman pernah tahu enggak tuh peribahasanya? Katanyaaa, untuk membesarkan seorang anak itu, butuh jasa orang sedesaaaa!!
Maksudnya? Memang beneran? Ah, itu dilebih-lebihkan! Apa sih susahnya, kan tinggal dikasih makan, disekolahkan, dinikahkan #eh, ..Enggak susah, kan!
Eits, jangan salah! Pekerjaan terberat di dunia itu adalah menjadi orang tua....
Yup, jadi orang tua itu beraaat! Lebih berat kerjanya daripada jadi kepala negara segede Amerika atau jadi pendaki puncak gunung Himalaya. Dan bahkan, lebih berat daripada rindunya si Dilan.. 😀
Anak merupakan anugerah terindah sekaligus amanah dari Allah bagi kita orang tuanya. Dimana, satu saat nanti sebagai pemimpin mereka, orang tua akan diminta pertanggungjawabannya. Apakah amanah itu telah dijalankan dengan sebaik-baiknya atau malah diabaikannya.
Dan, pekerjaan membesarkan anak ini tidak bisa dilakukan orang tua sendiri. Melainkan dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak diantaranya keluarga besar, lingkungan dan pemangku kebijakan. Sehingga kelak akan tumbuh anak-anak tangguh yang siap menjadi generasi penerus bangsa ini.
Nah, karena beratnya tugas orang tua ini, tentu kita musti terus memantaskan diri untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi dari hari ke hari. Caranya, dengan terus menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengasuhan anak yang disesuaikan dengan era kekinian.
Memang sih, enggak ada sekolah khusus untuk itu. Tapi, ada beraneka cara yang bisa dilakukan untuk mempelajari pola asuh, asah dan asih untuk dijadikan acuan dalam membesarkan anak-anak kita. Meski pola ini harus disesuaikan juga dengan karakter masing-masing anak. Karena parenting style itu personal sifatnya.
Tapi, syukurnya hari gini, kita enggak perlu pusing lagi jika ingin meng-upgrade diri. Begitu banyak bacaan, tayangan maupun kegiatan yang mengupas segala hal berkaitan dengan parenting ini.
Diantaranya adalah sebuah talkshow yang saya hadiri pada hari Selasa, 31 Juli 2018 di Paradigma Cafe, Jakarta.
Dimana talkshow ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional dan diinisiasi oleh Halodoc bersama komunitas MBC (Mom Blogger Community) dan mengambil tema "Tips Menjaga Psikis Anak Sejak Dini"
Sementara, pembicara yang menjadi narasumbernya adalah dr. Tjhin Wiguna Sp.KJ yang merupakan seorang Psikiater Anak dan Remaja di Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI.
Saya bersyukur sekali bisa hadir di acara ini. Karena materi yang disampaikan olah pembicaranya benar-benar bertema kekinian dan yang paling penting menambah pengetahuan.
Dengan gaya penyampaian yang santai dan bahasa mudah dimengerti oleh peserta yang menghadiri, Dokter Tjhin mengawali materi dengan dua kalimat yang menohok di hati:
Selanjutnya, Dokter Tjhin memberikan tips untuk orang tua sebagai panutan utama dalam mendidik anak, yaitu:
Dokter Tjhin memaparkan tema talkshow dengan apik dan menarik, sehingga saat dibuka sesi tanya jawab, peserta pun berebut kesempatan untuk bertanya.
Dan berikut diantara pertanyaan dari peserta dan tanggapan yang diberikan oleh Dokter Tjhin:
Q: Bagaimana menyikapi ponakan/anak orang yang bicaranya kasar?
A: Anak orang enggak mungkin kita nasihati, bisa-bisa orang tuanya tersinggung nanti. Jadi solusinya, sebagai blogger kita bisa ikut mengedukasi para orang tua lewat tulisan kita, akan pandu positif yang bisa diajarkan ke anak.
Q: Ada anak, masih kecil usianya, tapi saat lihat uang sudah ijo matanya. Bahkan beberapa kali uang di rumah (meski enggak besar nominalnya), ....hilang!
A: Anak jangan digoda dengan meletakkan uang sembarangan. Karena anak-anak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol diri sebaik orang dewasa.
Q: Bagaimana jika anak sudah terlanjur mencontoh kebiasaan orang tua, misalnya ibu yang kalau bicara berteriak, sehingga anak melakukan hal yang sama?
A: Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Rubah diri sendiri dulu, contohkan bersikap dan berperilaku positif, lama-lama anak akan mengikuti.
Q: Bagaimana jika anak dibayar saat membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah tangga?
A: Sebaiknya reward untuk anak itu bukan berupa uang. Karena khawatirnya mereka akan menjadikan uang sebagai tujuan sehingga tidak ada lagi keikhlasan.
Q: Bagaimana melatih fokus pada anak sejak dini?
A: Anak berkembang sesuai tahapan usia. Misalnya untuk anak usia 1-3 tahun, kontak mata selama 4 detik saja. Sedangkan untuk usia 6-7 tahun, fokusnya sudah bisa selama 30 menit (sehingga siap masuk sekolah/SD yang satu jam pelajaran lamanya 30 menit)
Q: Bagaimana menghadapi anak laki-laki, kelas 8, yang perasa sekali?
A: Kembangkan hal-hal positif yang dimiliki. Hobi apa anaknya, fasilitasi. Jika ternyata tetap sensitif juga ajak konsultasi ke ahlinya.
Q: Bagaimana menghadapi perbedaan pandangan antara suami dan istri tentang pemberian gawai untuk anak?
A: Aturannya, sebaiknya screen time adalah selama 1 jam untuk usia <3 tahun. Dan 2 jam untuk > 3 tahun. Dan pastikan saat screen time ini, anak-anak dalam pengawasan orang tuanya (parental guide)
Wah, Alhamdulillah, puas sekali saya hari ini...karena ilmunya daging sekali!😀
Keren aah, memang acara yang digagas Halodoc ini! Bikin para Ibu dari Mom Blogger Community bertambah wawasan dan pengetahuan tentang pengasuhan!!
Big thanks to Halodoc & MBC 💝!!
Enggak heran sih, memang tujuan Halodoc mengadakan talkshow ini karena ingin mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya juga mendidik anak dengan cara yang lebih baik dan sehat menurut anjuran dokter.
Seperti yang tertulis pada media kit yang dibagikan kepada peserta, Offline Marketing Manager Halodoc, Blessy, menyampaikan bahwa umumnya orang tua mendidik anak sesuai dengan norma dan budaya yang ada di masyarakat saat ini. Padahal belum tentu hal ini dibenarkan secara medis. Apalagi sekarang zaman sudah mulai berubah, anak sudah aware dengan teknologi, sehingga orang tua pun perlu arahan mendidik anak sesuai dengan era terkini.
Sama seperti yang disampaikan di awal acara oleh perwakilan dari Halodoc, Mbak Nana Nirmala. Halodoc ingin mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya. Karena penting bagi anak untuk tumbuh dengan baik sehingga bisa jadi penerus bangsa yang sehat secara fisik dan mental di masa depan.
Dikatakan juga, Halodoc adalah sebuah aplikasi kesehatan terpadu berbasis online yang menyediakan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan bagi penggunanya dan telah dilengkapi dengan 3 fitur utama.
Fitur tersebut adalah:
Ya, Halodoc merupakan satu-satunya aplikasi di Indonesia dengan tagline Simplifying Healthcare - Mudahnya jaga kesehatan dalam genggaman! Dimana Halodoc memberikan pelayanan kesehatan bagi pengguna dan orang terdekatnya tanpa perlu ribet dengan hanya dari genggaman saja.
Menarik bukan?
Lalu bagaimana cara mengakses aplikasinya?
1. Download aplikasi gratis Halodoc di Play Store atau Google Store
3. Sebelum menggunakan layanan, lakukan pengisian wallet Halodoc dulu. Pilih More di bagian depan aplikasi. Pilihan pengisian wallet: 50 ribu, 100 ribu dan 200 ribu. Pembayaran bisa melalui Credit Card, ATM Bersama, Internet Banking, BRI e-Pay, Mandiri Click Pay dan Doku Wallet.
Dan layanan ini untuk saat ini menjangkau area: Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Jogja, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Manado dan Makassar.
Bahkan untuk Halodoc Hemat kita bisa mendapatkan harga sampai 50 persen lebih ringan daripada harga obat di pasaran. Wooow!!
Dan, pekerjaan membesarkan anak ini tidak bisa dilakukan orang tua sendiri. Melainkan dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak diantaranya keluarga besar, lingkungan dan pemangku kebijakan. Sehingga kelak akan tumbuh anak-anak tangguh yang siap menjadi generasi penerus bangsa ini.
Nah, karena beratnya tugas orang tua ini, tentu kita musti terus memantaskan diri untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi dari hari ke hari. Caranya, dengan terus menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengasuhan anak yang disesuaikan dengan era kekinian.
Memang sih, enggak ada sekolah khusus untuk itu. Tapi, ada beraneka cara yang bisa dilakukan untuk mempelajari pola asuh, asah dan asih untuk dijadikan acuan dalam membesarkan anak-anak kita. Meski pola ini harus disesuaikan juga dengan karakter masing-masing anak. Karena parenting style itu personal sifatnya.
Tapi, syukurnya hari gini, kita enggak perlu pusing lagi jika ingin meng-upgrade diri. Begitu banyak bacaan, tayangan maupun kegiatan yang mengupas segala hal berkaitan dengan parenting ini.
Diantaranya adalah sebuah talkshow yang saya hadiri pada hari Selasa, 31 Juli 2018 di Paradigma Cafe, Jakarta.
Dimana talkshow ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional dan diinisiasi oleh Halodoc bersama komunitas MBC (Mom Blogger Community) dan mengambil tema "Tips Menjaga Psikis Anak Sejak Dini"
Sementara, pembicara yang menjadi narasumbernya adalah dr. Tjhin Wiguna Sp.KJ yang merupakan seorang Psikiater Anak dan Remaja di Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI.
Saya bersyukur sekali bisa hadir di acara ini. Karena materi yang disampaikan olah pembicaranya benar-benar bertema kekinian dan yang paling penting menambah pengetahuan.
Dengan gaya penyampaian yang santai dan bahasa mudah dimengerti oleh peserta yang menghadiri, Dokter Tjhin mengawali materi dengan dua kalimat yang menohok di hati:
- Anak adalah anugerah Allah yang dititipkan kepada orang tua
- Peran orang tua sangatlah penting dalam mendukung perkembangan karakter dan moral anaknya
Dua statement yang bikin saya merasa jleeb, lantaran saya kadang kala lupa bahwa anak-anak bukanlah milik saya melainkan titipan-Nya. Juga, saya merasa belum optimal dalam mendukung anak-anak hingga makin baik karakter dan moralnya.
Duhhh!!
Tapi, tidak ada kata terlambat untuk memulai ataupun merubah diri, begitu yang disampaikan Dokter Tjhin beberapa kali di kesempatan ini.
Beliau kemudian menambahkan bahwa anak-anak memang biasanya akan mencari panutan (role modelling), dalam rangka membentuk:
- Bahasa
- Perilaku
- Sikap
Nah, sebagai orang tua, penting kiranya kita memastikan bahwa bahasa, sikap dan perilaku kita dapat menjadi panutan yang POSITIF bagi mereka.
Apalagi, sebagian besar anak juga beranggapan bahwa orang tua adalah panutan yang paling penting. Dimana hal ini menjadikan apa yang dikerjakan orang tua, akan jadi hal pertama yang diingat oleh anak-anak mereka.
(waduuuh, berat enggak tuh..?? 😏)
(waduuuh, berat enggak tuh..?? 😏)
Sementara fenomena yang berkembang saat ini di masayarakat kita, beberapa bahasa, sikap dan perilaku, dianggap sebagai sesuatu yang lucu, meskipun itu tidak pada tempatnya.
Dokter Tjhin mencontohkan:
- Anak yang dengan sengaja menjatuhkan susunan barang di supermarket, sementara Ibu yang menemaninya malah tertawa-tawa di sampingnya dan bukan menegurnya.
- Salah satu pasien Dokter Tjhin, seorang anak, memainkan saklar lampu sampai beberapa waktu di ruang praktiknya, tetapi orang tuanya tak menegurnya bahkan terlihat enggak peduli akan kelakuan anaknya.
Misalnya juga nih, yang pernah saya lihat:
- Ada anak yang setelah minum air dalam kemasan, botolnya ditendang-tendang dan sengaja diarahkan ke selokan. Ibunya yang berada di dekatnya hanya diam saja, bahkan malah menertawakan kelakuan anaknya.
- Anak yang saat pulang dari ngaji di musholla sambil tertawa-tawa melempar-lempar sandal temannya. Sementara sang Ibu yang sedang menjemputnya tidak mengingatkan kalau itu tidak patut dilakukan. Ibunya senyum-senyum saja dan dengan santainya mengajak si anak pulang.
Contoh kejadian di keseharian itu menunjukkan bahwa betapa orang tua yang seharusnya mengarahkan anak mereka, yang bisa jadi belum mengerti, ternyata bersikap tidak peduli.
Padahal, diingatkan oleh Dokter Tjhin, membesarkan anak seharusnya memang didasarkan pada pola Asah, Asih dan Asuh. Dimana ketiganya sebaiknya berjalan beriringan sehingga akan didapatkan hasil yang optimal.
Asah dengan menunjang perkembangan, Asih dengan melimpahi kasih sayang serta Asuh dengan mencukupi nutrisi.
Lha, kalau orang tuanya sendiri tidak peduli akan pembentukan moral anaknya, mau jadi apa anak kelak? Jadi jangan heran jika moral anak-anak mengalami penurunan dari masa ke masa.
Bahkan berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 1.176 orang di Amerika, ditemukan bahwa dua pertiga dari orang dewasa percaya bahwa nilai moral anak telah menurun banyak sejak saat mereka masih muda.
Selain itu, Harian "The Times" di Amerika juga melaporkan ada dua faktor yang bisa menyebabkan menurunnya nilai moral pada anak, yakni:
- Melemahnya hubungan dalam keluarga
- Peningkatan budaya selebriti
Era digital, menjadikan anak terpapar oleh budaya selebriti yang seringkali hal ini luput dari pengawasan orang tuanya.
Waahh!! Jadi musti gimana yaaa..?
Dokter Tjhin mengingatkan, hal yang paling penting adalah dengan fokus menjadi panutan yang baik dan positif bagi anak. Caranya:
- Tunjukkan pada anak bahwa orang tua terus bersikap dan berperilaku yang positif.
- Beri contoh tentang kebaikan dan ingatkan jika anak berbuat yang tidak tepat.
- Tunjukkan pada anak bahwa orang tua selalu berorientasi pada tujuan dan perencana yang baik
- Hindari bersikap dan berperilaku negatif di depan anak karena otak anak lebih mudah menyerap hal-hal negatif
- Tunjukkan pada anak bahwa mencapai segala sesuatu ada prosesnya dan bukan dengan jalan instant/shortcut, misalnya: kasih contoh dengan mengurus SIM/STNK dan lainnya sendiri dan bukan pakai calo. 😀
Jadi, h a t i - h a t i ! Children See, Children Do!
- Bantu anak menemukan panutan dalam bidang yang disukai dan jika memungkinkan kenalkan anak dengan orang tersebut. Misalnya: Dokter Tjhin menginginkan putranya menjadi dokter, sama seperti dirinya. Tapi, sayangnya si anak menolak ide ayahnya. Dokter Tjhin akhirnya memakai cara lewat buku mengenalkan anaknya pada tokoh ilmu kedokteran. Dan hasilnya, si anak tertarik dan kini kuliah di Fakultas Kedokteran.
- Bicarakan dengan anak tentang orang-orang yang telah membuat perubahan positif dalam kehidupan atau di sekitar lingkungan tempat tinggal
- Lingkupilah rumah tangga dengan suasana "Illahiyah" dengan menjadikan ibadah sebagai kegiatan bersama keluarga
- Berikan pujian pada anak ketika orang tua melihat sikap, perilaku dan bahasa yang positif
- Kenali perasaan sendiri dan perasaaan anak, mampu memotivasi diri sendiri serta mampu mengolah emosi dengan baik. Semangati juga anak-anak kita untuk selalu bersikap dan berperilaku positif
- Ingatkan serta beri contoh dalam menjalankan tata krama kehidupan di keseharian, seperti memberi salam, bersyukur, berterima kasih, memaafkan, meminta maaf, bertanggung jawab, menolong, dan lainnya.
- Kembangkan empati anak, misalnya dengan mengajak anak menjenguk orang sakit, memaknai penderitaan orang lain, dan yang lain.
gambar dari Instagram Halodoc |
Dokter Tjhin memaparkan tema talkshow dengan apik dan menarik, sehingga saat dibuka sesi tanya jawab, peserta pun berebut kesempatan untuk bertanya.
Dan berikut diantara pertanyaan dari peserta dan tanggapan yang diberikan oleh Dokter Tjhin:
Q: Bagaimana menyikapi ponakan/anak orang yang bicaranya kasar?
A: Anak orang enggak mungkin kita nasihati, bisa-bisa orang tuanya tersinggung nanti. Jadi solusinya, sebagai blogger kita bisa ikut mengedukasi para orang tua lewat tulisan kita, akan pandu positif yang bisa diajarkan ke anak.
Q: Ada anak, masih kecil usianya, tapi saat lihat uang sudah ijo matanya. Bahkan beberapa kali uang di rumah (meski enggak besar nominalnya), ....hilang!
A: Anak jangan digoda dengan meletakkan uang sembarangan. Karena anak-anak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol diri sebaik orang dewasa.
Q: Bagaimana jika anak sudah terlanjur mencontoh kebiasaan orang tua, misalnya ibu yang kalau bicara berteriak, sehingga anak melakukan hal yang sama?
A: Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Rubah diri sendiri dulu, contohkan bersikap dan berperilaku positif, lama-lama anak akan mengikuti.
Q: Bagaimana jika anak dibayar saat membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah tangga?
A: Sebaiknya reward untuk anak itu bukan berupa uang. Karena khawatirnya mereka akan menjadikan uang sebagai tujuan sehingga tidak ada lagi keikhlasan.
Q: Bagaimana melatih fokus pada anak sejak dini?
A: Anak berkembang sesuai tahapan usia. Misalnya untuk anak usia 1-3 tahun, kontak mata selama 4 detik saja. Sedangkan untuk usia 6-7 tahun, fokusnya sudah bisa selama 30 menit (sehingga siap masuk sekolah/SD yang satu jam pelajaran lamanya 30 menit)
Q: Bagaimana menghadapi anak laki-laki, kelas 8, yang perasa sekali?
A: Kembangkan hal-hal positif yang dimiliki. Hobi apa anaknya, fasilitasi. Jika ternyata tetap sensitif juga ajak konsultasi ke ahlinya.
Q: Bagaimana menghadapi perbedaan pandangan antara suami dan istri tentang pemberian gawai untuk anak?
A: Aturannya, sebaiknya screen time adalah selama 1 jam untuk usia <3 tahun. Dan 2 jam untuk > 3 tahun. Dan pastikan saat screen time ini, anak-anak dalam pengawasan orang tuanya (parental guide)
Wah, Alhamdulillah, puas sekali saya hari ini...karena ilmunya daging sekali!😀
Keren aah, memang acara yang digagas Halodoc ini! Bikin para Ibu dari Mom Blogger Community bertambah wawasan dan pengetahuan tentang pengasuhan!!
Big thanks to Halodoc & MBC 💝!!
Enggak heran sih, memang tujuan Halodoc mengadakan talkshow ini karena ingin mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya juga mendidik anak dengan cara yang lebih baik dan sehat menurut anjuran dokter.
Seperti yang tertulis pada media kit yang dibagikan kepada peserta, Offline Marketing Manager Halodoc, Blessy, menyampaikan bahwa umumnya orang tua mendidik anak sesuai dengan norma dan budaya yang ada di masyarakat saat ini. Padahal belum tentu hal ini dibenarkan secara medis. Apalagi sekarang zaman sudah mulai berubah, anak sudah aware dengan teknologi, sehingga orang tua pun perlu arahan mendidik anak sesuai dengan era terkini.
Sama seperti yang disampaikan di awal acara oleh perwakilan dari Halodoc, Mbak Nana Nirmala. Halodoc ingin mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya. Karena penting bagi anak untuk tumbuh dengan baik sehingga bisa jadi penerus bangsa yang sehat secara fisik dan mental di masa depan.
Seluruh peserta foto bersama |
Fitur tersebut adalah:
- Apotik Antar (Pharmacy Delivery): layanan yang dapat membantu para pengguna dalam membeli suplemen, vitamin dan obat dengan atau tanpa resep dokter dengan cepat, aman dan nyaman.
- Hubungi Dokter (Contact Doctor): layanan yang memfasilitasi jasa pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan ribuan dokter melalui voice call, video call atau chat.
- Lab Service: Halodoc bekerja sama dengan Prodia dalam memberi kemudahan bagi pengguna untuk melakukan pengecekan kesehatan di rumah maupun kantor.
Ya, Halodoc merupakan satu-satunya aplikasi di Indonesia dengan tagline Simplifying Healthcare - Mudahnya jaga kesehatan dalam genggaman! Dimana Halodoc memberikan pelayanan kesehatan bagi pengguna dan orang terdekatnya tanpa perlu ribet dengan hanya dari genggaman saja.
Menarik bukan?
Lalu bagaimana cara mengakses aplikasinya?
1. Download aplikasi gratis Halodoc di Play Store atau Google Store
2. Registrasi dengan memasukkan nomor HP. Setelah diverifikasi maka aplikasi Halodoc siap untuk digunakan dan silakan memilih layanan yang diinginkan. Oh ya, untuk kelengkapan data pengguna, lakukan pengisian Profile: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor ponsel dan alamat email.
3. Sebelum menggunakan layanan, lakukan pengisian wallet Halodoc dulu. Pilih More di bagian depan aplikasi. Pilihan pengisian wallet: 50 ribu, 100 ribu dan 200 ribu. Pembayaran bisa melalui Credit Card, ATM Bersama, Internet Banking, BRI e-Pay, Mandiri Click Pay dan Doku Wallet.
4. Jika ingin menggunakan fitur Apotik Antar, lakukan konfirmasi alamat pengiriman dulu. Lalu upload Resep Obat (pengecualian bagi resep obat yang berlabel berwarna golongan hitam dan golongan narkotika).
Selain itu, pembelian obat bebas atau non resep juga dilayani di official store Halodoc Hemat dan Watsons. Oh ya, untuk fitur Apotik Antar ini layanannya 24 jam dan bebas biaya pengantaran...alias gratiss..tiss..tiss!
Selain itu, pembelian obat bebas atau non resep juga dilayani di official store Halodoc Hemat dan Watsons. Oh ya, untuk fitur Apotik Antar ini layanannya 24 jam dan bebas biaya pengantaran...alias gratiss..tiss..tiss!
Dan layanan ini untuk saat ini menjangkau area: Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Jogja, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Manado dan Makassar.
Bahkan untuk Halodoc Hemat kita bisa mendapatkan harga sampai 50 persen lebih ringan daripada harga obat di pasaran. Wooow!!
5. Lalu, kalau mau menggunakan layanan Hubungi Dokter, kita klik saja fiturnya, pilih dokter yang diinginkan dan ajukan Request. Setelah itu Confirm dan langsung bisa berinteraksi dengan Dokter jika Dokter menerima Request kita.
Oh ya, sesi Hubungi Dokter ini dimulai dengan chat. Tapi, jika Dokter mengaktifkan fitur voice/video call maka kita juga bisa berinteraksi lewat voice/video call ini.
Oh ya, sesi Hubungi Dokter ini dimulai dengan chat. Tapi, jika Dokter mengaktifkan fitur voice/video call maka kita juga bisa berinteraksi lewat voice/video call ini.
Cara pembayaran jasa Hubungi Dokter dipotong dari saldo wallet kita di awal layanan. Jika Dokter belum bisa menerima Request kita, kita bisa mencoba Dokter lainnya. Dan jasa Dokter ini selain konsultasi juga bisa termasuk pemberian resep. Untuk Dokternya selain dokter umum ada juga dokter spesialis seperti spesialis anak, internis, mata dan lainnya yang online 24 jam.
Oh ya, profil dokternya bisa kita lihat juga yaaa..Dan untuk privasi data kesehatan, tak perlu khawatir, Halodoc akan menghormati dan menjaga kerahasiaan data kesehatan penggunanya.
Oh ya, profil dokternya bisa kita lihat juga yaaa..Dan untuk privasi data kesehatan, tak perlu khawatir, Halodoc akan menghormati dan menjaga kerahasiaan data kesehatan penggunanya.
6. Untuk fitur Lab Service, kita bisa mengisikan lokasi home service, pilih paket, tentukan tanggal dan jam kapan petugas Prodia bisa berkunjung. Pembayaran untuk jasa ini dilakukan setelah pengambilan specimen (darah, urine, dan lainnya).
Untuk biaya jasa bisa diserahkan kepada petugas Prodia bisa dengan tunai atau kartu debit/kredit dan belum bisa menggunakan saldo wallet Halodoc. Sedangkan untuk hasil labnya, bisa dilihat di aplikasi Halodoc atau diminta versi cetaknya di Prodia. Oh ya sementara fitur ini hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna di area Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan saja.
Untuk biaya jasa bisa diserahkan kepada petugas Prodia bisa dengan tunai atau kartu debit/kredit dan belum bisa menggunakan saldo wallet Halodoc. Sedangkan untuk hasil labnya, bisa dilihat di aplikasi Halodoc atau diminta versi cetaknya di Prodia. Oh ya sementara fitur ini hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna di area Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan saja.
Nah, ternyata mudah bukan penggunaan aplikasi Halodoc ini? Sudah mudah, praktis lagi....!!
Dan, Halodoc memang layak jadi pilihan saat kita memerlukan layanan kesehatan, lantaran:
Jadi, sudah install aplikasi Halodoc belum, temans?
Dan, Halodoc memang layak jadi pilihan saat kita memerlukan layanan kesehatan, lantaran:
- Cepat, Aman dan Nyaman: kita bisa menikmati kemudahan membeli obat, vitamin dan barang penunjang kesehatan dengan cepat, aman dan nyaman serta diantar sampai tujuan.
- Terpercaya: kebutuhan medis kita akan terpenuhi dengan dokter dan apotik yang sudah terdaftar dan tersebar di seluruh Indonesia.
- Dimana Saja dan Kapan Saja: dimana saja dan kapan saja, Halodoc akan memberikan kemudahan bagi keluarga
- Bebas Ribet - Tanpa Macet: ingin konsultasi dengan dokter atau membeli kebutuhan medis tak perlu antre. Dari rumah saja bisa dan obatnya akan diantar sampai di depan pintu kita
- Harga Hemat - Badan dan Dompet Sehat: di Halodoc Hemat diskonnya bisa sampai 50% yang tentunya bikin badan sekaligus dompet jadi sehat
- Darimana Saja - Kapan Saja bisa konsultasi dengan dokter pilihan kita
- Periksa lab tanpa perlu pegi ke lab-nya: tinggal tunggu dan duduk manis di rumah/kantor dan petugasnya yang akan mengunjungi kita
Jadi, sudah install aplikasi Halodoc belum, temans?
Yuks, kepoin juga info lengkapnya di website Halodoc dan di akun Instagram Halodoc! Dan.....nikmati mudahnya menjaga kesehatan hanya dari genggaman tangan!
Oh ya, jangan lupa tetap semangat menjadi panutan utama bagi anak-anak kita ya!
Remember, Children learn more from what you are than what you teach!
Oh ya, jangan lupa tetap semangat menjadi panutan utama bagi anak-anak kita ya!
Remember, Children learn more from what you are than what you teach!
Happy Parents - Happy Children! 💖
Dian Restu Agustina
#HalodocHariAnak #PakeHalococ #HalodocxMBC
Wah aplikasi Halodoc ini menarik, kak ... , bisa konsultasi via chatt maupun video call dengan dokter spesialis juga dapat harga obat sekian puluh persen lebih murah dengan harga obat di pasaran.
BalasHapusMasih free ongkir pula .
Keren👍
Iya, Mas..makin mudah menjaga kesehatan diri berkat Halodoc ini :)
Hapussuper banget tulisannya.. langsung aku share ke temenku yang baru aja punya anak.. biar mereka bisa lebih siap pas anaknya udah ngerti.. heheh makasih
BalasHapusSiip..buat bekal nanti juga Mas kalau punya anak..hehehe
HapusWah...apa² sekarang ada aplikasinya. Enak banget...
BalasHapusMalam² bisa beli obat karena 24 jam pelayannya. Trus bisa tanya ke dokter juga. Jadi enggak panik...
Iya Mbak..ada semua sekarang, praktis yaa
HapusUraian yg lengkap & patut dibaca para ibu muda nih. Klo saya role model yg paling baik adalah orangtua & itu melekat sampai anak2 besar. Itu yg aku alami sekarang, anak2 ingat apa yg diajarkan emaknya. Alahmdulillah
BalasHapusAlhamdulillah..semoga saya nanti juga bisa Mbak..dikenang selamanya sama anak-anak saya
HapusParenting memang topik yang gak akan pernah ada habisnya. Saya belum punya anak sih, sekarang lagi belajar2 aja. Makasih sudah berbagi. Jadi tercerahkan.
BalasHapusSaya juga jadi tau tentang aplikasi halodoc.
Siip Mbak, semoga infonya bermanfaat yaa
HapusMakasiih mba dian, artikelnya lengkap banget. Pelajaran penting buat ibu baru seperti saya. Betul banget kalau anak belajar dari meniru yaa, orang tua mencontohkan dan anak belajar dari situ.
BalasHapusIya Mbak..maka musti hati-hati kita
HapusLengkap ulasanya mbak dian, ilmu tentang psijis anak dan halodocnya.
BalasHapusMakasih Mbak..semoga bermanfaat ya
HapusWah luar biasa, informasinya sangat lengkap dan saya sukaaa.. Terima kasih yah Mbak
BalasHapusTerima kasih Bunda, semoga bermanfaat ya
HapusLengkap kap kap! Iya sih berat jadi ortu tapi ya dibawa fun aja kan udah dibantuin orang sedesa buat mengasuh anak.
BalasHapus