Keris Warisan Budaya Takbenda yang Membanggakan Indonesia
Keris - Warisan Budaya Takbenda yang Membanggakan Indonesia
Teman,...
"Besi tidak akan menjadi keris kalau tidak ditempa dengan api"
Teman,...
Masih dari acara Pekan Warisan Budaya Takbenda Indonesia (Intangible Cultural Heritage) yang berlangsung pada 28 November 2018 sampai dengan 2 Desember 2018 di Museum Nasional Jakarta.
Sebuah acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kemendikbud bekerjasama dengan Museum Nasional. Di mana saya menghadiri Workshop Tari Saman pada sesi pagi, kemudian dilanjutkan Seminar Keris dan Noken di siang dan sore hari.
Sebuah acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kemendikbud bekerjasama dengan Museum Nasional. Di mana saya menghadiri Workshop Tari Saman pada sesi pagi, kemudian dilanjutkan Seminar Keris dan Noken di siang dan sore hari.
Kali ini saya akan menuliskan tentang Seminar Keris yang saya ikuti di tempat yang sama sedangkan Seminar Noken Papua akan saya tuliskan terpisah nantinya -karena begitu banyak materinya.
Baiklah, siapa diantara teman-temannya yang tahu keris? Keris yang senjata itu lho ya maksudnya, bukan Kerisdayanti atau Kerispatih hihihi 🙈
Nah, pasti semua tahu keris itu apa kan ya? Dan pasti diantara teman-teman ada yang pernah melihat, memegang atau bahkan memiliki.
Ya, keris sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2005.
Tapi...
Sebelumnya kita bahas dulu kedua istilah Warisan Budaya Benda dan Takbenda. Berikut saya sadur dari website Kemendikbud:
Kedua frasa di atas adalah terjemahan yang umum dipakai untuk istilah dalam bahasa Inggris tangible heritage dan intangible heritage.
Untuk menerjemahkan kata heritage, sebelumnya umum digunakan kata benda cagar budaya (BCB), misalnya bisa kita lihat pada judul Undang-undang No. 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang, misalnya, bagaimana dengan pantun? Syair? Tari-tarian? Jelas-jelas merupakan warisan budaya yang penting, namun di mana aspek 'kebendaan'-nya? Apakah merupakan bagian dari entitas yang dilindungi dalam Benda Cagar Budaya?
Oleh karena itu digunakan istilah yang lain, ialah Warisan Budaya yang dibedakan menjadi:
Warisan budaya benda adalah warisan budaya yang bisa diindera dengan mata dan tangan, misalnya berbagai artefak atau situs yang ada di sekitar kita. Termasuk di dalamnya tentu saja misalnya candi-candi dan arsitektur kuno lainnya, sebilah keris, gerabah/keramik, sebuah kawasan, dll.
Warisan budaya takbenda, merupakan warisan budaya yang tak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun jelas-jelas ada di sekitar kita.
Lalu, bagaimana kita akan menggolongkan musik-musik Nusantara, misalnya? Alat musiknya jelas-jelas merupakan benda cagar budaya, barangkali. Namun bagaimana dengan komposisi bunyinya? Bagaimana dengan khasanah nilai yang terdapat di dalamnya? Hal ini tentu merupakan sebuah warisan budaya yang hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi.
Juga. bagaimana halnya dengan batik, keris dan wayang, yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO?
Sementara setiap batik kuno, keris kuno, dan wayang kuno tentu saja merupakan kategori warisan budaya benda, tak setiap helai batik atau sebilah keris wayang dan selembar wayang merupakan BCB, benar kan? Namun tetap saja ada nilai-nilai budaya yang melekat dalam setiap helai batik/wayang/keris.
Dalam batik, tak hanya sekedar mengenai proses dari membuat pola di atas selembar kain berwarna putih kemudian digambar dengan lilin dan dicelup ke dalam pewarna hingga selesai, namun ada banyak pengetahuan yang terjalin di dalamnya: sejarahnya, persebarannya di seluruh Nusantara, motif yang bermacam-macam, dst,
Dalam keris, tak hanya sekedar mengenai sebuah senjata penusuk (dagger) yang memiliki wilayah persebaran hingga ke luar wilayah Indonesia, namun juga ada teknik-teknik khusus dalam membuat sebilah keris (bukan hanya sekedar menempa sebilah besi) serta nilai-nilai penghargaan dalam tiap bilah keris yang dianut secara umum oleh kebudayaan-kebudayaan lokal di seluruh Nusantara.
Dalam wayang, bukan hanya sekedar seperangkat boneka dari kulit (atau kayu), namun juga ada berbagai cerita, pakem, gending, dan lain-lain, yang masih hidup hingga saat ini.
Singkatnya, batik, keris dan wayang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO bukan karena wujud fisiknya, melainkan karena nilai-nilainya. Nilai-nilai dalam batik, keris dan wayang masih hidup hingga kini dalam bangsa kita, para pewaris budaya Nusantara.
Demikian materi diawali oleh Bapak Basuki Teguh Yuwono, pembicara dalam Seminar Keris kali ini. Seorang pengajar di Program Studi Keris dan Senjata Tradisional Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Yang juga seorang Empu sekaligus pendiri Padepokan Brojobuwono dan Sekretaris Tim Ahli Warisan Budaya Budaya Takbenda Indonesia yang telah malang-melintang melestarikan keris baik di dalam maupun di luar negeri.
Tapi...
Sebelumnya kita bahas dulu kedua istilah Warisan Budaya Benda dan Takbenda. Berikut saya sadur dari website Kemendikbud:
Kedua frasa di atas adalah terjemahan yang umum dipakai untuk istilah dalam bahasa Inggris tangible heritage dan intangible heritage.
Untuk menerjemahkan kata heritage, sebelumnya umum digunakan kata benda cagar budaya (BCB), misalnya bisa kita lihat pada judul Undang-undang No. 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang, misalnya, bagaimana dengan pantun? Syair? Tari-tarian? Jelas-jelas merupakan warisan budaya yang penting, namun di mana aspek 'kebendaan'-nya? Apakah merupakan bagian dari entitas yang dilindungi dalam Benda Cagar Budaya?
Oleh karena itu digunakan istilah yang lain, ialah Warisan Budaya yang dibedakan menjadi:
Warisan budaya benda adalah warisan budaya yang bisa diindera dengan mata dan tangan, misalnya berbagai artefak atau situs yang ada di sekitar kita. Termasuk di dalamnya tentu saja misalnya candi-candi dan arsitektur kuno lainnya, sebilah keris, gerabah/keramik, sebuah kawasan, dll.
Warisan budaya takbenda, merupakan warisan budaya yang tak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun jelas-jelas ada di sekitar kita.
Lalu, bagaimana kita akan menggolongkan musik-musik Nusantara, misalnya? Alat musiknya jelas-jelas merupakan benda cagar budaya, barangkali. Namun bagaimana dengan komposisi bunyinya? Bagaimana dengan khasanah nilai yang terdapat di dalamnya? Hal ini tentu merupakan sebuah warisan budaya yang hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi.
Juga. bagaimana halnya dengan batik, keris dan wayang, yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO?
Sementara setiap batik kuno, keris kuno, dan wayang kuno tentu saja merupakan kategori warisan budaya benda, tak setiap helai batik atau sebilah keris wayang dan selembar wayang merupakan BCB, benar kan? Namun tetap saja ada nilai-nilai budaya yang melekat dalam setiap helai batik/wayang/keris.
Dalam batik, tak hanya sekedar mengenai proses dari membuat pola di atas selembar kain berwarna putih kemudian digambar dengan lilin dan dicelup ke dalam pewarna hingga selesai, namun ada banyak pengetahuan yang terjalin di dalamnya: sejarahnya, persebarannya di seluruh Nusantara, motif yang bermacam-macam, dst,
Dalam keris, tak hanya sekedar mengenai sebuah senjata penusuk (dagger) yang memiliki wilayah persebaran hingga ke luar wilayah Indonesia, namun juga ada teknik-teknik khusus dalam membuat sebilah keris (bukan hanya sekedar menempa sebilah besi) serta nilai-nilai penghargaan dalam tiap bilah keris yang dianut secara umum oleh kebudayaan-kebudayaan lokal di seluruh Nusantara.
Dalam wayang, bukan hanya sekedar seperangkat boneka dari kulit (atau kayu), namun juga ada berbagai cerita, pakem, gending, dan lain-lain, yang masih hidup hingga saat ini.
Singkatnya, batik, keris dan wayang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO bukan karena wujud fisiknya, melainkan karena nilai-nilainya. Nilai-nilai dalam batik, keris dan wayang masih hidup hingga kini dalam bangsa kita, para pewaris budaya Nusantara.
Keris - Warisan Budaya Takbenda Dunia
Demikian materi diawali oleh Bapak Basuki Teguh Yuwono, pembicara dalam Seminar Keris kali ini. Seorang pengajar di Program Studi Keris dan Senjata Tradisional Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Yang juga seorang Empu sekaligus pendiri Padepokan Brojobuwono dan Sekretaris Tim Ahli Warisan Budaya Budaya Takbenda Indonesia yang telah malang-melintang melestarikan keris baik di dalam maupun di luar negeri.
Nah, Pak Basuki yang masih terbilang muda (kelahiran tahun 1976) menyampaikan materi dengan berapi-api dan tampak sekali sangat menguasai seluk beluk keris ini.
Beliau memaparkan bahwa Warisan Budaya Takbenda merupakan:
✓ Budaya tradisi (adanya transmisi/pewarisan dari generasi ke generasi)
✓ Masih berlangsung (dapat tumbuh berkembang menyesuaikan zaman)
✓ Komunitas masyarakat pendukungnya (hidup dan tumbuh berkembang pada masyarakat pendukungnya)
✓ Memiliki nilai manfaat
Sedangkan Keindahan Luar (Bendawi) keris mengandung makna kaidah estetika timur bersandar pada sugesti alam sebagai persembahan kepada Tuhan yang terdiri dari: Wangun (proporsi), Motif pamor, Dhapur, Garap, Sukat (ukuran), Motif tinatah dan Rerincikikan.
Nah, Pak Basuki selanjutnya menjelaskan pengertian keris, diantaranya dari beberapa sudut pandang berikut ini:
☼ Keris merupakan puncak karya budaya di bidang seni tempa logam yang syarat makna yang memiliki nilai filsafat yang dikemas dengan indah.
☼ Keris merupakan kristalisasi dari seluruh senjata tajam tradisional yang mencerminkan simbol ketajaman berpikir dan tegas dalam bertindak
☼ Keris lahir dari konsep penyatuan lingga-yoni (laki-laki dengan perempuan) yang mencerminkan simbol perkawinan kosmis atas kesuburan dan kejantanan (lelaki sejati)
☼ Keris merupakan tanda kesempurnaan hidup yang mencerminkan simbol hubungan manusia dengan Tuhannya
☼ Keris merupakan benda yang dapat mencerminkan identitas personal pemiliknya, etnik/kesukuan, status sosial dan lainnya.
Pak Basuki yang juga seorang peneliti budaya ini kemudian menyebutkan bahwa keris merupakan budaya Adiluhung (local genius) cipta budaya masyarakat Indonesia. Yang mana keris hadir dalam ruang waktu perjalanan sejarah dan mampu menembus sekat kedaerahan dan melaluinya menjadi salah satu pemersatu budaya Indonesia.
Selain itu, keris juga merupakan karya budaya masyarakat Nusantara yang mampu menunjukkan tingkat pencapaian peradaban tertinggi dalam bidang seni tempa logam. Di mana nilai-nilai dalam budaya keris mampu mempengaruhi cara pikir dan perilaku masyarakat Indonesia yang turut membentuk karakter dan identitas bangsa.
Selanjutnya Pak Basuki mengupas tentang ilmu keris yang dianggap "ilmu kang sinengker". Maksudnya:
⧫ Ilmu keris sering dirahasiakan karena dianggap penting dan sangat berbahaya bila jatuh ke orang yang tidak berbudi luhur.
⧫ Ilmunya tabu untuk dibicarakan sehingga menjadi pengetahuan khusus yang dipegang golongan khusus dan diberlakukan pada ruang dan waktu yang bersifat tertentu.
⧫ Ilmu keris bersifat trah/turun temurun hingga ada penggolongan warga pande, anggandring, guru teupa dan lainnya. Selain itu, ilmunya dianggap suci karena dipercaya sebagai bagian ilmu pengetahuan penting yang diturunkan dewa sebagai refleksitas Tuhan dan sebagai sarana mengembangkan kehidupan manusia.
⧫ Ilmu keris bersifat dogmatis yang mana pengetahuan ditransfer atas dogma dan bersandar pada ajaran agama serta mitologi yang harus diyakini.
⧫ Ilmu keris merupakan monopoli elit keraton dan bukan untuk semua kalangan.
Sedangkan berdasarkan tingkat pemahaman tentang budaya keris, masyarakat dibagi menjadi beberapa golongan yakni:
⚘ Distrosif: golongan masyarakat yang memahami bahwa keris merupakan budaya yang harus dijauhi (pendangkalan pemahaman)
⚘ Verbal: masyarakat yang memahami keris semata karena kulit saja dan lebih karena adanya cerita verbal
⚘ Mitis - kepercayaan: masyarakat yang memahami keris karena aspek kepercayaan di dalamnya. Umumnya pada kekuatan Mitis dan Magi
⚘ Peken: mayarakat yang memahami keris sebagai komoditi ekonomi
⚘ Intelektual: masyarakat yang memahami keris karena aspek keilmiahannya
⚘ Kesempurnaan: masyarakat yang memahami keris secara utuh dan menjadi pelaku aktif dalam pelestarian
(Hm....kalau teman-teman termasuk golongan yang mana nih...? Kalau saya sepertinya verbal menuju intelektual...😀)
Pak Basuki melengkapi dari golongan masyarakat tadi bisa dibagi menjadi dua golongan besar yakni penganut ilmiah dan mitis.
Penganut ilmiah akan menyikapi keris dari sisi: sejarah, teknologi, estetika, ekonomi, simbol dan fungsi. Sementara penganut mitis akan memahami dari sudut: mitologi, angsar, guwoyo, magi, rajah, mantra dan sukat.
Dan dari kedua golongan ini, bisa dibedakan dua masyarakat, yaitu: masyarakat pelaku, misalnya empu/mranggi, juru wangun, juru warangan dan konservator.. Juga masyarakat penikmat, misalnya: kolektor, pedagang dan kurator.
Selanjutnya ada pembicara kedua, Bapak Prapto Yuwono, dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia yang juga penulis buku.
Di mana Beliau menggarisbawahi bahwa keris merupakan bukti kesinambungan budaya Jawa dan memiliki fungsi sebagai: senjata penikam dalam peperangan, senjata bela diri, alat legitimasi, pegangan, pusaka turun temurun, hadiah/cenderamata dan investasi.
Sehingga makna filosofis keris bagi masyarakat Jawa bisa disimpulkan:
Beliau memaparkan bahwa Warisan Budaya Takbenda merupakan:
✓ Budaya tradisi (adanya transmisi/pewarisan dari generasi ke generasi)
✓ Masih berlangsung (dapat tumbuh berkembang menyesuaikan zaman)
✓ Komunitas masyarakat pendukungnya (hidup dan tumbuh berkembang pada masyarakat pendukungnya)
✓ Memiliki nilai manfaat
Keindahan Dalam (Takbenda) yang dimiliki keris memiliki koridor makna: Greget (kesan ekspresi), Guwoyo (kesan magi), Angsar (kesan fungsi magi), Perbowo (kesan tampilan), Falsafah - Filsafat, Simbol (bahasa sosial dan bahasa spiritual), Tuntunan - Tatanan, Identitas dan Sejarah.
Sedangkan Keindahan Luar (Bendawi) keris mengandung makna kaidah estetika timur bersandar pada sugesti alam sebagai persembahan kepada Tuhan yang terdiri dari: Wangun (proporsi), Motif pamor, Dhapur, Garap, Sukat (ukuran), Motif tinatah dan Rerincikikan.
Pengertian Keris
Nah, Pak Basuki selanjutnya menjelaskan pengertian keris, diantaranya dari beberapa sudut pandang berikut ini:
☼ Keris merupakan puncak karya budaya di bidang seni tempa logam yang syarat makna yang memiliki nilai filsafat yang dikemas dengan indah.
☼ Keris merupakan kristalisasi dari seluruh senjata tajam tradisional yang mencerminkan simbol ketajaman berpikir dan tegas dalam bertindak
☼ Keris lahir dari konsep penyatuan lingga-yoni (laki-laki dengan perempuan) yang mencerminkan simbol perkawinan kosmis atas kesuburan dan kejantanan (lelaki sejati)
☼ Keris merupakan tanda kesempurnaan hidup yang mencerminkan simbol hubungan manusia dengan Tuhannya
☼ Keris merupakan benda yang dapat mencerminkan identitas personal pemiliknya, etnik/kesukuan, status sosial dan lainnya.
Basuki Teguh Yuwono |
Arti Penting Keris dalam Pandangan Masyarakat Nusantara
Pak Basuki yang juga seorang peneliti budaya ini kemudian menyebutkan bahwa keris merupakan budaya Adiluhung (local genius) cipta budaya masyarakat Indonesia. Yang mana keris hadir dalam ruang waktu perjalanan sejarah dan mampu menembus sekat kedaerahan dan melaluinya menjadi salah satu pemersatu budaya Indonesia.
Selain itu, keris juga merupakan karya budaya masyarakat Nusantara yang mampu menunjukkan tingkat pencapaian peradaban tertinggi dalam bidang seni tempa logam. Di mana nilai-nilai dalam budaya keris mampu mempengaruhi cara pikir dan perilaku masyarakat Indonesia yang turut membentuk karakter dan identitas bangsa.
Ilmu Keris ~ Ilmu Kang Sinengker
Selanjutnya Pak Basuki mengupas tentang ilmu keris yang dianggap "ilmu kang sinengker". Maksudnya:
⧫ Ilmu keris sering dirahasiakan karena dianggap penting dan sangat berbahaya bila jatuh ke orang yang tidak berbudi luhur.
⧫ Ilmunya tabu untuk dibicarakan sehingga menjadi pengetahuan khusus yang dipegang golongan khusus dan diberlakukan pada ruang dan waktu yang bersifat tertentu.
⧫ Ilmu keris bersifat trah/turun temurun hingga ada penggolongan warga pande, anggandring, guru teupa dan lainnya. Selain itu, ilmunya dianggap suci karena dipercaya sebagai bagian ilmu pengetahuan penting yang diturunkan dewa sebagai refleksitas Tuhan dan sebagai sarana mengembangkan kehidupan manusia.
⧫ Ilmu keris bersifat dogmatis yang mana pengetahuan ditransfer atas dogma dan bersandar pada ajaran agama serta mitologi yang harus diyakini.
⧫ Ilmu keris merupakan monopoli elit keraton dan bukan untuk semua kalangan.
Tingkat Pemahaman Masyarakat dalam Memahami Budaya Keris
Sedangkan berdasarkan tingkat pemahaman tentang budaya keris, masyarakat dibagi menjadi beberapa golongan yakni:
⚘ Distrosif: golongan masyarakat yang memahami bahwa keris merupakan budaya yang harus dijauhi (pendangkalan pemahaman)
⚘ Verbal: masyarakat yang memahami keris semata karena kulit saja dan lebih karena adanya cerita verbal
⚘ Mitis - kepercayaan: masyarakat yang memahami keris karena aspek kepercayaan di dalamnya. Umumnya pada kekuatan Mitis dan Magi
⚘ Peken: mayarakat yang memahami keris sebagai komoditi ekonomi
⚘ Intelektual: masyarakat yang memahami keris karena aspek keilmiahannya
⚘ Kesempurnaan: masyarakat yang memahami keris secara utuh dan menjadi pelaku aktif dalam pelestarian
(Hm....kalau teman-teman termasuk golongan yang mana nih...? Kalau saya sepertinya verbal menuju intelektual...😀)
Golongan Masyarakat Pekerisan
Pak Basuki melengkapi dari golongan masyarakat tadi bisa dibagi menjadi dua golongan besar yakni penganut ilmiah dan mitis.
Penganut ilmiah akan menyikapi keris dari sisi: sejarah, teknologi, estetika, ekonomi, simbol dan fungsi. Sementara penganut mitis akan memahami dari sudut: mitologi, angsar, guwoyo, magi, rajah, mantra dan sukat.
Dan dari kedua golongan ini, bisa dibedakan dua masyarakat, yaitu: masyarakat pelaku, misalnya empu/mranggi, juru wangun, juru warangan dan konservator.. Juga masyarakat penikmat, misalnya: kolektor, pedagang dan kurator.
Keris dalam Falsafah hidup Masyarakat Nusantara
❐ Keris lahir atas dasar budaya aristokrasi (seni kraton/adiluhung) dan kemudian merambah pula menjadi seni rakyat
❐ Keris merupakan salah satu simbol kesempurnaan hidup lelaki Jawa (wismo, wanito, turonggo, kukulo, curigo)
❐ Keris merupakan simbol rasa tanggung jawab
❐ Keris merupakan simbol kedewasaan
❐ Bagi perempuan keris merupakan simbol kehormatan dan penjaga kesucian
Kelahiran Keris
Sedangkan menurut sejarahnya, dijelaskan lebih lanjut oleh Pak Basuki, keris bersumber dari budaya Jawa yang telah tumbuh berkembang pada abad ke VII-IX. Di mana budaya ini menyebar ke berbagai wilayah Nusantara melalui kekeluargaan, perang, perdagangan, hadiah dan lainnya.
Sehingga akhirnya lahirlah berbagai gaya yang mencerminkan ciri kedaerahannya masing-masing dengan berbagai rumpun. Misalnya, rumpun keris Jawa, Sumatera/Melayu, Bugis dan seterusnya.
Kemudian keris mengalami perkembangan melalui penggabungan dari multi teknologi, multi material, multi keahlian (empu, mranggi, juru wesi, panjak, anggaluh, juru tangguh dan sebagainya)
di tempat acara Seminar Keris |
Konsep Kelahiran Keris
Sedangkan untuk konsep keris dijabarkan bahwa:
⧭ Keris lahir atas dasar konsep spiritual, paradok dualisme dwi tunggal. Aspek kesuburan, Bapa angkasa-Ibu bumi, lingga-yoni, laki-laki-perempuan.
⧭ Keris merupakan visualisasi dari pemahaman alam semesta. Dunia sakala, niskala-sakala, niskala
⧭ Keris merupakan visualisasi tentang konsep kemanunggalan. Pamor dan pengawak wojo merupakan simbol pengendalian nafsu guna mencapai manunggal dengan pencipta.
Sementara untuk karakteristik keris:
Keris merupakan pengejawantahan konsep kesuburan. Ganja dan wilah, bilah-warangka, gandar-pendok, dan lainnya. Di mana keris senantiasa dibuat dengan bahan panduan/campuran besi, baja dan meteorit(nikel) sehingga menghasilkan motif pamor.
Keris terdiri dari danganan (ruh), sarung(kendaraan) dan bilah (lingga-yoni) yang didasari konsep memayuhayuning bawono. Di mana alam sebagai sumber inspirasi, segala penciptaan bersifat penggabungan dan tidak bersifat tunggal.
Keris sebagai simbol identitas universal:
⧬ Adat istiadat
⧬ Etnik (tiap etnik memiliki rupa bentuk yang khas)
⧬ Zaman (tangguh yang tercermin dari teknologi dan estetika)
⧬ Agama (hulu-warangka keris mencerminkan identitas agama pemaikainya)
⧬ Bahasa sosial (tata cara mengenakan keris mencerminkan suasana seperti berkabung, perang, formal, dll)
⧬ Strata sosial
⧬ Kesempurnaan hidup (wisma, turangga, curiga, kukulo, wanita)
Keris terdiri dari danganan (ruh), sarung(kendaraan) dan bilah (lingga-yoni) yang didasari konsep memayuhayuning bawono. Di mana alam sebagai sumber inspirasi, segala penciptaan bersifat penggabungan dan tidak bersifat tunggal.
sumber: indonesiakreatifbekraf |
Simbol Identitas
Keris sebagai simbol identitas universal:
⧬ Adat istiadat
⧬ Etnik (tiap etnik memiliki rupa bentuk yang khas)
⧬ Zaman (tangguh yang tercermin dari teknologi dan estetika)
⧬ Agama (hulu-warangka keris mencerminkan identitas agama pemaikainya)
⧬ Bahasa sosial (tata cara mengenakan keris mencerminkan suasana seperti berkabung, perang, formal, dll)
⧬ Strata sosial
⧬ Kesempurnaan hidup (wisma, turangga, curiga, kukulo, wanita)
Sementara sebagai identitas individual, keris mencerminkan: watak dan karakter, anatomi, agama/kepercayaan serta visi&misi hidup pemiliknya.
Dan pelaku penciptaan keris ini, terdiri dari: Anggandring (pembuat persenjataan dan perkakas pertanian) dan Anngaluh (pembuat perhiasan) Di mana ada lingkup norma etika yang mengacu pada dharma kepandean.
Langkah-langkah menuju Krisologi ditandai: lahirnya SNKI sebagai wadah insan perkerisan juga prodi Keris dan Senjata Tradisional. Diadakannya Pelatihan Kuratorial dan Pemetaan dan Standarisasi profesi dalam budaya keris. Dilakukannya Riset dan kajian ilmiah menyangkut sejarah, teknologi, simbol, fungsi dan lainnya. Serta dibuat Teori estetika keris.
Sehingga disimpulkan oleh Bapak Basuki Teguh Yuwono, bahwa:
➱ Keris merupakan puncak karya budaya dalam bidang seni tempa logam yang sarat makna dan nilai sehingga membentuk identitas dan karakter bangsa.
➱ Keris senantiasa hadir dalam setiap sendi kehidupan dari semenjak dalam kandungan (mitoni), lahir (sepasaran bayi), menjelang berjalan (tedak sinten), khitanan, pernikahan (kancing gelung) hingga kematian (bekal kubur)
➱ Nilai-nilai luhur pada keris perlu dilestarikan dan ditumbuhkembangkan tanpa meninggalkan koridor makna nilainya.
➱ Budaya keris perlu dikaji ilmiah dari berbagai perpektif secara utuh
Dan pelaku penciptaan keris ini, terdiri dari: Anggandring (pembuat persenjataan dan perkakas pertanian) dan Anngaluh (pembuat perhiasan) Di mana ada lingkup norma etika yang mengacu pada dharma kepandean.
sumber: galeri nasional |
Kesimpulan
Langkah-langkah menuju Krisologi ditandai: lahirnya SNKI sebagai wadah insan perkerisan juga prodi Keris dan Senjata Tradisional. Diadakannya Pelatihan Kuratorial dan Pemetaan dan Standarisasi profesi dalam budaya keris. Dilakukannya Riset dan kajian ilmiah menyangkut sejarah, teknologi, simbol, fungsi dan lainnya. Serta dibuat Teori estetika keris.
Sehingga disimpulkan oleh Bapak Basuki Teguh Yuwono, bahwa:
➱ Keris merupakan puncak karya budaya dalam bidang seni tempa logam yang sarat makna dan nilai sehingga membentuk identitas dan karakter bangsa.
➱ Keris senantiasa hadir dalam setiap sendi kehidupan dari semenjak dalam kandungan (mitoni), lahir (sepasaran bayi), menjelang berjalan (tedak sinten), khitanan, pernikahan (kancing gelung) hingga kematian (bekal kubur)
➱ Nilai-nilai luhur pada keris perlu dilestarikan dan ditumbuhkembangkan tanpa meninggalkan koridor makna nilainya.
➱ Budaya keris perlu dikaji ilmiah dari berbagai perpektif secara utuh
Makna Filosofis Keris dalam Budaya Jawa
Prapto Yuwono |
Selanjutnya ada pembicara kedua, Bapak Prapto Yuwono, dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia yang juga penulis buku.
Di mana Beliau menggarisbawahi bahwa keris merupakan bukti kesinambungan budaya Jawa dan memiliki fungsi sebagai: senjata penikam dalam peperangan, senjata bela diri, alat legitimasi, pegangan, pusaka turun temurun, hadiah/cenderamata dan investasi.
Sehingga makna filosofis keris bagi masyarakat Jawa bisa disimpulkan:
- Suatu karya seni logam yang berujud senjata genggam
- Berbilah lurus
- Diberi nama (Dhapur) dengan makna yang sangat religius
- Sesuai tindakan mistis atau simbol nama dikaitkan pembuatnya (Empu)
- Dimiliki seorang piandel/ageman
- Dituruntemurunkan jadi pusaka
- Bernilai historis dan filosofis
Nah, bagaimana?
Lengkap banget kan ilmu keris yang disampaikan pembicaranya?
Saya saja sampai terpana dibuatnya! Ternyata begitu kaya Indonesia akan budaya, diantaranya Keris yang sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda.
UNESCO saja mengakui keris, bagaimana dengan kita? Semoga kita tidak menganggapnya sebagai benda yang berkaitan dengan mitos dan mistis belaka. Mari mengkaji tidak hanya secara fisik tapi lebih pada makna filosofis yang dikandungnya.
Karena kalau bukan kita siapa lagi? Kalau enggak kini, khawatirnya makin luntur dan punah nanti!
Kuy....lebih peduli pada budaya negeri sendiri!!😍
Salam Bhinneka Tunggal Ika,
Dian Restu Agustina
Lengkap banget kan ilmu keris yang disampaikan pembicaranya?
Saya saja sampai terpana dibuatnya! Ternyata begitu kaya Indonesia akan budaya, diantaranya Keris yang sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda.
UNESCO saja mengakui keris, bagaimana dengan kita? Semoga kita tidak menganggapnya sebagai benda yang berkaitan dengan mitos dan mistis belaka. Mari mengkaji tidak hanya secara fisik tapi lebih pada makna filosofis yang dikandungnya.
Karena kalau bukan kita siapa lagi? Kalau enggak kini, khawatirnya makin luntur dan punah nanti!
Kuy....lebih peduli pada budaya negeri sendiri!!😍
Salam Bhinneka Tunggal Ika,
Dian Restu Agustina
Wah di Jambi pun keris menjadi senjata tradisional yang terkenal yaitu Keris Siginjai sampai dijadikan nama museum dan jalan.
BalasHapusIya mbak..biar semua ingat keris Siginjai ya, dijadikan nama museum dan jalan
Hapuswaaah lengkap banget info tentang kerisnya, saya baru tau, terima kasih informasinya :)
BalasHapusSama-sama
HapusAku masih bingung knp kok disebut warisan budaya takbenda ya? Padahal kan keris itu ada wujud bendanya. Kalo nilai2 supranatural sih emang ada. Di lemari kamarku contohnya, gak ada hujan gak ada angin entah kenapa tiba2 nongol kerisnya Mbak... Terus bersuara glodhag2 kayak ada tikusnya lg jatuhin benda2 gitu. Waktu aku lihat kok uda nongol keris. Akhirnya smp sekarang dibiarin di rumah aja. Kata yg tau hal2 beginian sih, kerisnya pengen ikut gitu...
BalasHapusWarisan budaya takbenda, maksudnya bukan wujud bendanya tapi lebih kepada kemahiran, keahlian, tradisi turun temurun,adat dan kebiasaan di masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan keris ini. Sama seperti batik, wayang, pinisi dan noken Papua
HapusWhaa berat ya topiknya. Hihi... Aku harus cerna pelan-pelan utk memahami maksudnya. Dan sama dgn mba Amminatul masih tak paham kenapa masuknya warisan budaya takbenda ya, sementara keris itu berwujud, beda dengan batik?
BalasHapusYang dinilai bukan wujud bendanya Mbak..tapi budaya yang dituruntemurunkan..Ada sedikit penjelasan di postingan sebelumnya.
HapusPak suwamik nih yang suka ngobrolin dan bahas keris. Kata beliau keris ya salah satu simbol ketinggian peradaban masa lalu.
BalasHapusIya mbak..betul sekali
HapusKeris selalu aku pandang sebagai benda keramat, nenek kakek sering menaruhnya di dinding. Sejarahnya luar biasa ya mbak.
BalasHapusIya mbak..dan musti kita jaga biar terus lestari
HapusDi zaman sekarang masih ada gak ya yang membuat keris? Sudut pandangnya macam-macam, ya. Sampai jadi simbol pernikahan juga
BalasHapusAda Mbak..Pak Basuki Teguh Yuwono itu, seorang Empu (pembuat keris) dia...
Hapusaq tahunya cuma batik yang jadi warisan budaya tak benda, ternyata keris pun juga yah mbak. keris ini menurut aq identik banget dengan indonesia jadi salah satu senjata juga yang di beberapa daerah di indonesia dan proses pembuatannya pun gak mudah makanya sampe ada yang mahal sekali harga jualnya
BalasHapusIya Mbak..bagi beberapa orang keris jadi investasi karena nilai jualnya tinggi
HapusKalo inget keris, kebetulan aku punya sanggar penyewaan baju pengantin, sewain beskap dan kerisnya juga. Jadi aset banget ini keris buat job wedding selalu dipakai untuk acara adat jawa. Hehe sedalam itu ya makna dan filosofis keris
BalasHapusBenar Mbak..apalagi keris yang asli dan bukan asal aja bikinnya..
HapusWah lengkap banget penjelasannya mb,klo dijawa keris jg termasuk benda keramat ya
BalasHapusIYa mbak..
HapusKalau kujang itu termasuk keris gak ya? Atau keris bentuknya cuma yang meliuk-liuk aja. Hmm.. btw, keren banget mbak bisa ikut acara yang mempromosikan kebudayaan seperti ini. Aku jadi tahu kalau keris juga masuk ke warisan budaya takbenda. Thanks for sharing.
BalasHapuskeris ya keris mbak beda lagi
HapusSAma-sama
Jadi inget sama Empu-empu yang buat keris ya mba, karena memang butuh skill banget membuatnya. Dulu bapak juga sempet punya keris cuman namanya aku dan keluarga golongan Mitis wkwkwk jadi tak kasihkan lagi agak ngeri2 sedap gitu sama mitos yang suka disebarin netizen :p
BalasHapusSekarang aku naik tingkatlah ga golongan mitis lagi sejak baca ulasan ini hahaha *jadi malu tutup muka
hihi..iya Mbak, banyak yang salah persepsi tenatng keris ini
HapusKalau membahas tentang Keris maka aku pun teringat dengan pesta pernikahan adat Jawa dengan pengantin pria yang memakai keris. Kalau keponakanku pakai Keris saat akan mengikuti karnaval.
BalasHapuskalau yang itu keris-kerisan Mbak hehe..Ini keris beneran yang dibuat Empu yang sedang dibahas
HapusOpaku masih keturunan keraton Yogya, jasi punya warisan keris 1 lemari penuh. Tiap 1 suro pasti sibuk 'memnadikan' kerisnya, terus kadang suka kasih liat kemampuan masing2 keris itu ke cucu-cucunya. Ada yang bisa berdiri tegak tanpa dipegang. Tapi opa bilang itu bukan mistis tapi karena pembuatnya sangat mahir, bisa menentukan titik keseimbangan keris dengan sangat baik. Wuuih..
BalasHapusBetul Mbak..itu yang dibilang "berisi/hidup" kerisnya
HapusPercaya enggak percaya ya...memang bikinnya enggak bisa sembarangan kata Empu Basuki kemarin. Harus tapa brata "nglakoni" dll
Wow kompleeet, daku jadi lebih ngeh tentang keris
BalasHapusHihi..Alhamdulillah
HapusAku tu kalau denger kata keris ingetnya yang mistis2 gtu hehe, soalnya di rumah nenekku pernah ada keris yg bisa gerak2 sendiri gtu. SKnrg gak tau itu keris dmn. Ternyata begitu dalam ya makna keris, terutaam bagi org Jawa. Pembahasannya komplit mbak thx ya sharingnya :D
BalasHapusIya Mbak..maknanya dalam ya..
HapusSama-sama
Pengetahuan budaya seperti ini penting banget untuk anak zaman sekarang dan juga menjadi cerita untuk anak dan cucu kita ya mbak. Karena miris anak zaman sekarang mah banyakan yang gak ngerti budaya Indonesia seperti apa.
BalasHapusIya, maka PR bagi kita untuk meneruskannya
HapusBesi yang tak ditimpa dengan api tak akan menjadi keris. Bener banget mom. Kya manusia yang belum di timpa masalah belum naik tingkat yah mom. Seoga keris terus lestari dan anak cucu kita nanti dapat menjaga warisan budaya Indonesia
BalasHapusaamiin..semoga:)
Hapussalah satu senjata dan warisan budaya yang sakral ya. ternyata punya makna filosofis yang mendalam. suka ulasannya
BalasHapusIya Mbak dalam makna dan filosofisnya yaa
HapusKeris ini masih penuh mistis banget bendanya kalau setahu saya. Bikinnya juga nggak sembarangan ya.
BalasHapusWaaa ilmu baru nih. Gak tau blas aku mba tentang sejaras dan filosofi keris. Taunya ya alat tradisional jawa aja.
BalasHapusAku gak terlalu familiar soal keris karena memang gak punya keluarga yang punya/paham soal keris. Tapi pernah punya teman yang orangtuanya pemilik keris kuno yang katanya turun temurun dari leluhurnya. Ada ritual gitu ya untuk memandikan dan menyimpan.
BalasHapusBeberapa tahun lalu saya pernah sowan ke salah satu mpu pembuat keris di Jogja bagian barat dan membuat tulisan soal perjalanan tersebut. Itu adalah pertama kalinya saya melihat proses pembuatan keris secara langsung. Ini adalah keris yang melalu proses tirakat. Melihat bagaimana sebuah besi ditempa, sebuah pamor kelura, hingga terciptanya sebilah keris merupakan pengalaman yang sangat berharga. Rumit dan penuh filsofofis. Wajar saja jika akhirnya keris dinobatkan menjadi salah satu warisan budaya tak benda seperti halnya batik. Karena di balik sebilah keris, tersimpan jejak sejarah budaya dan peradaban adiluhung bangsa.
BalasHapusWah, baru tahu bahwa ternyata keris memiliki makna mendalam dan bukan sekadar senjata biasa aja. Makasih share ilmunya mbak :))
BalasHapusWaahh keris memang warisan budaya banget. Aku mengalami bahwa keris itu adalah mistis hihii, soalnya keluarga mbahku yang jawa totok menurunkan warisannya berupa keriis .
BalasHapusmakasih Mak, aku jadi lebih paham soal keris ini.
Kalau bicara keris, jadi ingat para empu di zaman kerajaan. Katanya kalau bikin ditempa berkali2 dan ada puasanya. Pantas saja juga ada Ilmu keris yg tidak sembarang orang bisa dan mampu
BalasHapusMenarik banget. Bapakku punya beberapa tapi sekedar suka aja, itupun dibikin orang, bukan warisan. Tapi eyangnya suamiku dulu banget pembuat tombak untuk kraton jogja. Beliau membuat keris juga tapi untuk cuma untuk diwariskan, termasuk ke suamiku.
BalasHapusPenjelasannya keren kak, ajid banyak tau tentang keris. Dulu, di kampung keluarga saya juga punya keris, dan mereka mensakralkan Keris tersebut. Jika dibuka gak boleh smebarangan, malah ada Keris yang dibuka nda boleh dikembalikan disarungnya sebelum makan darah hiiii ngeri pikir saya dulu, tapi yah itulaha adat dan tradisi. Kalau skrg, saya melhat itu menurun, mungkin pergeseran budaya. Mudah2n Keris sebagaiw warisan nusantara di lestarikan terus menerus
BalasHapusWah, aku baru tahu dengan warisan budaya takbenda ini. Dan keris serta batik, masuk ke sana. Memang ya, selain berwujud, nilai kedua benda ini justru sangat tinggi. Pantas saja memang kalo masuk ke dalam warisan budaya takbenda.
BalasHapusNambah pengetahuanku nih mbak tentang keris, filosofinya kalau dirunut panjang juga. Nggak semua orang bisa punya keris, dan yang bikin pun pasti bukan orang sembarangan. Semoga warisan budaya takbenda ini terus dilestarikan sampai anak cucu kelak bisa merasakan juga :D
BalasHapusIya bener aih kalo Keris memang pantas mendapatkan predikat Warisan Budaya Tak Benda. Peninggalan nenek moyang dahulu yang tidak semua orang bisa membuatnya.
BalasHapusAku jadi ingat waktu akhir tahun nginap di homestay. Kata suamiku, salah satu keris yang dipajang di dinding, tengah malam gerak sendiri, hihiii. Untungnya aku tidur pules di kamar
Keris itu keren menurutku. Selain sebagai senjata tradisional, juga artistik bentuknya.
BalasHapusTetangga rumah ada yang koleksi keris, dan sepertinya paham juga soal perkerisan ini. Tiap 1 syuro gitu, suka lihat kerisnya dibersihkan dan dimandikan :)
BalasHapusArtikelnya mantaaapp! Jadi tau banyak ttg keris. Memang keris yg benar2 sebagai gaman atau pegangan di jaman dulu butuh perawatan khusus dan dibuatnya jg tdk sembarangan.
BalasHapus