Tari Saman atau Bukan?
Tari Saman atau Bukan?
Haloooo..
Sehingga bersyukur sekali saya mendapatkan pemaparan lengkapnya saat menghadiri Workshop Tari Saman yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kemendikbud bekerjasama dengan Museum Nasional pada hari Jumat, 30 November 2018 yang lalu.
Nah, kali ini Pekan Warisan Budaya Takbenda Indonesia menghelat rangkaian acara: Pembukaan, Dongeng Pinisi, Workshop Angklung, Pertunjukan Wayang Golek Fabel, Workshop Mewarnai Wayang, Workshop Batik, Workshop Tari Bali, Workshop Tari Saman, Seminar Keris & Noken dan Pameran Foto Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Tapi, sebelumnya Pak Amin mengingatkan bahwa selain Tari Saman, UNESCO juga mengesahkan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada:
Tari Saman merupakan tari tradisional masyarakat/suku Gayo yang mendiami Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara dan yang tinggal di Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu), Aceh Timur (daerah Lokop atau Serbejadi). Sementara masyarakat Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah tidak memiliki tari saman.
Jadi jika ada kesenian saman yang dipertunjukkan di daerah Aceh Tengah atau Kabupaten Bener Meriah, pemainnya adalah mereka yang berasal dari Gayo Lues atau telah menetap di kedua Kabupaten tersebut.
Nah, Tari Saman telah tumbuh dan berkembang secara turun temurun serta menjadi bagian dari kehidupan keseharian masyarakat Gayo Lues. Dan jika diteliti sejarahnya tidak ada sumber yang pasti siapa yang mengawali budaya ini pun sejak kapan menjadi sebuah tradisi karena ketiadaan bukti tertulisnya.
Maklum saja, karena masih kurangnya budaya literasi di kalangan masyarakatnya maka sejarah Tari Saman hanya disampaikan secara dari mulut ke mulut saja (kene bekene dalam istilah Gayo - atau: konon katanya)
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
085260716515
085260716515
infodsi@dutasaman.com
"A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people" (Mahatma Gandhi)
Workshop Tari Saman
Haloooo..
Teman-teman masih ingat kan gegap gempita acara pembukaan Asian Games di Jakarta beberapa waktu yang lalu?
Nah, saat itu banyak atraksi menarik yang dipersembahkan oleh Indonesia sebagai tuan rumahnya. Diantaranya adalah persembahan tari yang ditampilkan oleh ribuan siswi sekolah di Jakarta dalam gerakan ritmis nan dinamis. Waktu itu dengan kekompakan yang luar biasa dan kecepatan gerak yang bikin terpana mereka menarikan sebuah tarian yang selama ini saya dan banyak orang mengira sebagai Tari Saman.
Ternyata oh ternyata...sebutan itu tidaklah pada tempatnya. Belakangan dikoreksi oleh banyak pihak bahwa tarian itu bukanlah Tari Saman seperti yang sering disebutkan, melainkan Tari Ratoh Jaroe.
Yang mana sejatinya, kedua tarian memanglah sungguh berlainan! Sementara banyak kalangan terlanjur menganggap Tari Ratoh Jaroe itu adalah Tari Saman.
Sehingga bersyukur sekali saya mendapatkan pemaparan lengkapnya saat menghadiri Workshop Tari Saman yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kemendikbud bekerjasama dengan Museum Nasional pada hari Jumat, 30 November 2018 yang lalu.
Di mana workshop ini dihelat dalam rangka Pekan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang berlangsung dari tanggal 28 November 2018 sampai dengan 2 Desember 2018 di Museum Nasional Jakarta.
Sebuah kegiatan yang bertujuan:
- Mempublikasikan Warisan Budaya Takbenda yang telah ditetapkan sebagai Intagible Cultural Heritage (IHC) UNESCO
- Menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap kemegahan dan kekayaan Warisan Budaya Takbenda yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
Warisan Budaya Benda dan Takbenda
Tapi...
Sebelumnya kita bahas dulu kedua istilah itu. Berikut saya sadur dari website Kemendikbud:
Kedua frasa di atas adalah terjemahan yang umum dipakai untuk istilah dalam bahasa Inggris tangible heritage dan intangible heritage.
Kata heritage, sebelumnya umum diterjemahkan sebagai benda cagar budaya (BCB)sehingga timbul pertanyaan misalnya, bagaimana dengan pantun? Syair? Tari-tarian? Jelas-jelas merupakan warisan budaya yang penting, namun di mana aspek 'kebendaan'-nya? Apakah merupakan bagian dari Benda Cagar Budaya juga?
Oleh karena itu digunakan istilah yang lain yaitu Warisan Budaya yang dibedakan menjadi:
Warisan budaya benda adalah warisan budaya yang bisa diindera dengan mata dan tangan, misalnya berbagai artefak atau situs yang ada di sekitar kita. Termasuk di dalamnya tentu saja misalnya candi-candi dan arsitektur kuno lainnya, gerabah/keramik, sebuah kawasan dan lainnya.
Warisan budaya takbenda merupakan warisan budaya yang tak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun jelas-jelas ada di sekitar kita.
sumber: CNN Indonesia |
Lalu, bagaimana kita akan menggolongkan musik-musik Nusantara, misalnya? Alat musiknya jelas-jelas merupakan benda cagar budaya. Namun bagaimana dengan komposisi bunyinya? Juga. bagaimana halnya dengan batik, keris dan wayang, yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO?
Dalam batik, tak hanya sekedar mengenai proses dari membuat pola di atas selembar kain berwarna putih kemudian digambar dengan lilin dan dicelup ke dalam pewarna hingga selesai, namun ada banyak pengetahuan yang terjalin di dalamnya: sejarahnya, persebarannya di seluruh Nusantara, motif yang bermacam-macam dan lainnya
Dalam wayang, bukan hanya sekedar seperangkat boneka dari kulit (atau kayu), namun juga ada berbagai cerita, pakem, gending, dan lain-lain, yang masih hidup hingga saat ini.
Singkatnya, batik, keris dan wayang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO bukan karena wujud fisiknya, melainkan karena nilai-nilainya. Nilai-nilai dalam batik, keris dan wayang masih hidup hingga kini dalam bangsa kita para pewaris budaya Nusantara.
Pekan Warisan Budaya Takbenda Indonesia di Museum Nasional |
Nah, kali ini Pekan Warisan Budaya Takbenda Indonesia menghelat rangkaian acara: Pembukaan, Dongeng Pinisi, Workshop Angklung, Pertunjukan Wayang Golek Fabel, Workshop Mewarnai Wayang, Workshop Batik, Workshop Tari Bali, Workshop Tari Saman, Seminar Keris & Noken dan Pameran Foto Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Diantara semua, saya menghadiri Workshop Tari Saman yang liputannya akan saya ulas di artikel ini dan Seminar Keris dan Seminar Noken yang akan saya tulis di artikel yang terpisah nanti.
Dan salutnya lagi, narasumber yang diundang dalam Workshop Tari Saman ini adalah yang kompeten di bidangnya dan mampu membuat peserta termasuk saya takjub karenanya!
Duta Saman Institute
Pada kesempatan ini, Bapak Aminullah M.Ak, ketua DSI beserta tim memberikan paparan, berdiskusi, menampilkan sekalian memberikan pelatihan singkat Tari Saman. Mereka yang sejatinya bukan penari melainkan berlatar berbagai profesi tapi punya kesamaan misi, yakni: "Passionate in Saman Dance and share culture to everyone"
Di pembuka materi Pak Amin mengawali dengan paparan daerah asal Tari Saman yakni Kabupaten Gayo Lues yang ternyata memiliki 3 Warisan Alam dan Budaya Dunia:
- Taman Nasional Gunung Leuser: dengan ketinggian 3400 Mdpl yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO
- Kopi Gayo: ditanam pada ketinggian 1200 Mdpl yang merupakan Kopi Terfavorit di Dunia
- Tari Saman: merupakan Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO
sumber: kemedikbud.go.id |
- Tahun 2003 → Wayang
- Tahun 2005 → Keris
- Tahun 2009 → Batik
- Tahun 2011 → Tari Saman
- Tahun 2012 → Noken
- Tahun 2015 → Tari Bali
- Tahun 2017 → Kapal Pinisi
Kemudian disajikan beberapa video tarian yang selama ini selalu disebutkan sebagai Tari Saman. Dan pembicara meminta kami peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa, juga dari anggota berbagai komunitas yang ada, untuk menebak mana yang Tari Saman dan mana yang bukan.
Dan...benar adanya, beberapa peserta kebingungan membedakannya. Inilah yang menjadi alasan utama DSI bergiat dalam mensosialisasikan Tari Saman ini.
Sejarah Tari Saman
Tari Saman merupakan tari tradisional masyarakat/suku Gayo yang mendiami Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara dan yang tinggal di Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu), Aceh Timur (daerah Lokop atau Serbejadi). Sementara masyarakat Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah tidak memiliki tari saman.
Jadi jika ada kesenian saman yang dipertunjukkan di daerah Aceh Tengah atau Kabupaten Bener Meriah, pemainnya adalah mereka yang berasal dari Gayo Lues atau telah menetap di kedua Kabupaten tersebut.
Nah, Tari Saman telah tumbuh dan berkembang secara turun temurun serta menjadi bagian dari kehidupan keseharian masyarakat Gayo Lues. Dan jika diteliti sejarahnya tidak ada sumber yang pasti siapa yang mengawali budaya ini pun sejak kapan menjadi sebuah tradisi karena ketiadaan bukti tertulisnya.
Maklum saja, karena masih kurangnya budaya literasi di kalangan masyarakatnya maka sejarah Tari Saman hanya disampaikan secara dari mulut ke mulut saja (kene bekene dalam istilah Gayo - atau: konon katanya)
Berdasarkan beberapa referensi, DSI menyimpulkan, Tari Saman:
- Dinamai berdasarkan nama seorang ulama "Syekh Saman" yang merupakan penyebar Agama Islam di daerah Gayo. Di mana Sang Ulama menjadikan seni tari sebagai sarana untuk menyebarkan agama dalam kesenian "Pok Ane" (menepuk tangan sambil bernyanyi)
- Tari Saman sudah membudaya di tradisi Gayo terutama di daerah Blangkejeren. Terbukti dari kamus Belanda yang berjudul “ Gayosche-Nederlandech Wooddenboek met Nederlandsch – Gajosch Register, Batavia: Landsrukkerij Hazeu, G.A.J. Hazeu tahun 1907 yang mencantumkan kata Saman”.
- Berasal dari Bahasa Arab "Saman" berarti "Delapan" (lemah sumbernya karena sampai kini Tari Saman ditarikan oleh penari yang ganjil jumlahnya)
Nah, Tari Saman sendiri memiliki nilai-nilai diantaranya:
- Pendidikan
- Keagamaan
- Sopan Santun
- Kebersamaan
- Kekompakan
- Kepahlawanan
Ciri-Ciri Tari Saman
Pakaian Tari Saman (adat Gayo) |
Kemudian, secara umum ciri-ciri Tari Saman disebutkan:
1. Dimainkan oleh laki-laki
Penari hanya laki-laki dan bukan perempuan. Dengan alasan: ada gerakan menepuk bagian badan (dada) yang pastinya jika fisik tidak kuat akan merasa kesakitan. Dan karena lak-laki dianggap lebih kuat fisiknya maka dipilih menjadi penari Tari Saman ini. Juga (dulunya) penari berambut panjang. Dengan tujuan, saat menggerakkan kepala akan terlihat indah gerakannya.
2. Berjumlah ganjil
Penari berjumlah ganjil sehingga akan terlihat harmonis saat melakukan gerakan surang saring (gerakan yang dilakukan dengan bilangan ganjil ke atas dan bilangan genap ke bawah secara bergantian).
3. Tanpa alat musik
Sebagai kesenian yang merakyat dalam keseharian masyarakat Gayo Lues maka Tari Saman ditarikan ketika berkumpul dengan teman di hampir setiap waktu luang. Pemuda Gayo menari saman ketika istirahat mengirik padi dan bercengkerama pada malam hari. Karena di mana saja dan kapan saja, maka Tari Saman memang hanya menyelaraskan harmonisasi gerak, suara dan bunyi, tanpa perlu alat musik sama sekali.
4. Berbahasa Gayo
Sebagai kesenian yang merakyat di masyarakat Gayo, Tari Saman dibawakan dalam bahasa setempat. Disesuaikan dengan fungsi Tari Saman sebagai media komunikasi yang mengingatkan akan peraturan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat serta penerapan peraturan pemerintah. Juga, penari saman sesekali berkomunikasi-lewat syair lagunya-dengan penonton terutama jika ada maksud dengan salah satu gadis yang diincarnya.
Selain itu Tari Saman juga memiliki fungsi sebagai hiburan atau tontonan, sehingga dijadikan persembahan pada perayaan hari besar, kegiatan keagamaan atau seremonial lainnya.
5. Penangkat (pemimpin/leader) ada dalam barisan Pesaman (penari)
Penangkat sebagai pengatur gerakan saman sangat berperan dalam mengatur ritme dari Tari Saman. Posisi penangkat berada di tengah-tengah penari Saman. Dan karena fungsinya sangat vital, penangkat biasanya dipilih orang yang paling ahli diantara anggotanya. Kualitas suara, kelenturan tubuh, kemahiran melakukan gerakan tangan dan kemampuan berimprovisasi, dijadikan kriteria saat memilih penangkat ini.
6. Memakai kostum Saman Adat Gayo
Kostum yang terdiri dari: teleng (ikat kepala), ikot rongok (ikat leher), baju kerawang dan gelang.
berpose dengan teman-teman dan seorang penari Tari Saman |
Share the Culture to Everyone
Dan....akhirnya Duta Saman Institute yang membuka juga pelatihan dan penampilan Tari Saman bertekad untuk terus mengenalkan tari ini sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan, yakni:
- Mempertahankan status Tari Saman sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda.
- Meluruskan pemahaman Masyarakat Umum tentang Tari Saman.
- Meningkatkan perekonomian masyarakat lokal melalui sektor Pariwisata dan pemberdayaan Ekonomi Kreatif.
- Mengajak generasi muda untuk cinta dan bangga terhadap Seni & Budaya Nusantara.
- Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah, Pecinta Seni & Budaya, dan Seluruh Stakeholder.
- Memperkenalkan DSI sebagai wadah untuk melestarikan dan mengembangkan Seni & Budaya Nusantara.
Tak lupa, DSI juga menawarkan Trip ke Negeri Saman, pemesanan produk khas Gayo, pelatihan baik individu maupun kelompok dan penampilan Tari Saman jika dibutuhkan.
Trip ke Negeri Saman (pic by DSI) |
Mempererat persatuan NKRI dengan Tari
Oh ya, Pagelaran Tari Saman Massal pernah diadakan oleh pemerintah Kabupaten Gayo Lues. Jumlah penarinya terbanyak di dunia, yakni 12.262 penari, memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Pelaksanannya pada hari Minggu, 13/8/2017, di Stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Wah...semoga makin banyak yang tertarik untuk mempelajari Tari Saman ini sehingga makin berkembang dan tak punah ditelan jaman.
Akhirnya buat teman-teman yang tertarik mempelajari Tari Saman, silakan langsung kontak ke DSI di:
Website: Duta Saman Institute
Instagram: Duta Saman Institute
Facebook: Duta Saman Institute
Kontak: Anjungan Pemerintah AcehTaman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
085260716515
085260716515
infodsi@dutasaman.com
Kalau bukan kita yang melestarikan Tari Saman, siapa lagi...ya kan?😍
Salam Budaya,
Dian Restu Agustina
Ulasannya mantap mba
BalasHapusTerima kasih, Mbak
HapusOoh...sampai mendirikan Yayasan yah sebagai wadah pelestarian. Semoga disusul juga dng obyek budaya yg lain. Makasih sharingnya Mbak...
BalasHapusIya, kalau berbadan hukum jadi lebih terstruktur dan ada payung hukumnya kegiatannya ..
HapusMakasih Mbak
Dulu saya pelatih tari Saman di SDIT Permata hati tapi anak akhwat mbak. Seru banget pakaiannya tetep bisa syari
BalasHapusBerarti bukan Saman itu Mbak..Saman hanya laki-laki penarinya
HapusUlasannya lengkap mba, saya jadi tau juga sejarahnya. Asyik ya kayaknya ikut latihan belajar tari saman.
BalasHapusBoleh Mbak..bisa belajar di TMII
HapusLengkap sekali, Bu ulasannya. Jadi seperti membaca artikel.
BalasHapusTerima kasih
HapusPelestarian budaya Indonesia yang seperti penting banget nih, apalagi di review sampai seluk beluknya. Bermanfaat banget mbak Dian untuk pengetahuan
BalasHapusSalah satu budaya bangsa��
Benar Mbak..kalau bukan kita yang mempelajari siapa lagi:)
HapusKomplit banget, Mbak Dian. Memang ya, budaya Indonesia itu kaya sekali, termasuk Tari Saman ini. Bangga banget sebagai bagian dari Indonesia. Apalagi orang Acehnya langsung, ya. Lalu, kok jadi kepengen belaar Tari Saman, nih ... Hahaha ...
BalasHapusHanya laki-laki, Mbak..kalau Saman
HapusTari untuk perempuan yang mirip Saman, Ratoh Jaroe
Owh, tari saman dari gayo toh, wah, lengkap banget ulasannya mbak dian, jadi paham sekarang sejarah tari saman
BalasHapusIya Mbak..semoga infonya bermanfaat ya
HapusTerima kasih reviewnya Mba Dian, alhamdulillah jadi bertambah ilmunya.
BalasHapusSama-sama
HapusWah dulu saya kira tarian dengan gerakan yang cepat namanya pasti tari saman. Ternyata beda, aha kini aku tahu, hehe. Terimakasih sharingnya mb.
BalasHapusSama-sama Mbak
HapusBaru tahu deh sejarahnya. Dan hanya laki2 ya. Kalau tari seudati kaya gimana mbak? (Saya baca di buku tematik anak2)
BalasHapusHanya laki-laki penarinya
HapusTari Seudati kurang tahu saya Mbak..kemarin workshop tentang Tari Saman saja
Mantap. Saya baru tahu tentang tari saman, selama ini hanya melihat di tv itu pun jarang. Ternyata jumlahnya ganjil yaaa. Semoga tetap lestari tari saman ini.
BalasHapusAamiin
HapusIhhh dari dulu kepengen banget nonton tari saman langsung ke dataran tinghi gayo,, katna festival nya di selenggarakan tiap tahun apalagi saya dr medan jaraknya tak terlalu jauh cukup dgn jalur darat,, tari samam sudah dilombakan hingga ke manga negara,, salute buat Indonesia.
BalasHapusSemoga satu saat bisa ke Gayo ya Mbak
HapusDulu saya pikir tari saman ditarikan oleh perempuan, taunya memang khusus untuk laki-laki. Selalu takjub dengan tarian yang satu ini, karena hanya Indonesia saja yang punya tari saman. Keren Indonesia!
BalasHapusIya mbak, Saman yang penarinya laki-laki saja
HapusKeren nih, pengenalan tari tradisional buat semuanya.
BalasHapusSecaraaa...
Hal2 begini, yang salah sudah mendarah daging banget.
Bahkan di tulisan ini sudah dijelaskan ciri yang paling keliatan dari tari Saman, dan masih banyak juga yang gagal paham hehehe
Semoga pemahaman akan tari tradisional tetap terjaga sampai anak cucu kita :)
Aamiin...semoga!
HapusTerima kasih mba Dian atas sharingnya. Baru tahu tentang cerita lengkapnya Tari Saman. Dulu pernah ikut latihan Tari Likok Pulo yg berasal dari Aceh juga. Langsung sakit-sakit deh kaki dan badan yang ditepuk 😬
BalasHapusSama-sama.
Hapushihihi...kalau Tari Likok Pulo saya belum tahu
Whaa ilmu baru. Tapi sebetulnya dengan tarian Ratoh Jaroe ini gerakannya sama atau ada bedanya selain gender tentunya?
BalasHapusbedanya ada di atas Mbak, di ciri Tari Saman
HapusOhh bkn tari Saman ya wktu pmbukaan Asian Games. Baru dgr tari Ratog Jaroe
BalasHapusThx mb infonya meluruskan dan bermnfaat...
sama-sama
Hapuswaah keren sampai mendirikan yayasan untuk pelestariannya ya <3
BalasHapusiya salut untuk DSI yaa
HapusKlo ngomongin budaya emg bakal panjang banget. Apalagi kita punya warisan yang begitu banyak dan menarik. Klo mau di tulis satu2 entah bakal jadi berapa jilid. Termasuk tari saman,pokok yg tepuk2 ya saman padahal nggak selalu
BalasHapusIya Mbak hampir sama memang
HapusMirip2 sih ya Mb tari Saman sm Ratoeh Jaroe. Tp keduanya sama-sama dr Aceh kn ya? Makanya banyak yang keliru
BalasHapusiya mbak
HapusTari daerah di indonesia favoritku itu cuma tari saman sejauh Ini mbak. Entah suka aja karena selalu asik dilihat dan nggak bosen
BalasHapusIya Mbak..seru lihatnya ya
HapusWah, Tari Saman. Salah satu tari nasional yang sangat aku suka. Aku baru tahu juga kalo tari ini udah diresmikan UNESCO sebagai tarian kita. Semakin kuat ya posisinya. Dan eh ya, aku jadi inget dengan tari apa itu yang di pembukaan ASIAN GAMES 2018 lalu? AKu kira itu Tari Saman, ternyata bukan ya.
BalasHapusIya sudah diakui UNESCO mbak
HapusUlasannya keren banget. Jadi tambah pengetahuan soal tari saman. Selalu suka sama tarian ini karena kompak dan dinamis sekali.
BalasHapusBenar sekali..saya juga suka itu.
HapusWaa keren banget ulasannya super lengkap. Dan baru tau tari saman wajib laki2 ya penarinya ��
BalasHapusiyesss
HapusWah, lengkap banget ini ulasan dan penjelasan tentang tari Saman. Dulu itu saya kira saat pembukaan ASIAN GAMES 2018 itu tari Saman dan ternyata itu bukan tari Saman.
BalasHapusBukan..:)
HapusNah yang seperti ini juga patut diketahui karena memang banyak orang yang menganggapnseperti itu. Apalagi anak zaman sekarang belum tentu tau tentang cerita budaya Indonesia.
BalasHapussetujuuu
HapusSaya sempat penasaran kenapa bisa terjad salah kaprah sekian lama hingga masyarakat awam pun mengenalnya sebagai tari saman padahal bukan. Tapi, apapun penyebabnya, saya setuju kalau hal seperti juga harus diluruskan. Dan semoga ke depannya kedua tarian tersebut akan sama-sama dikenal
BalasHapusKarena mirip tariannya Mbak
Hapusaq cuma tahu tahun 2009 itu UNESCO mengesahkan BATIK sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia, padahal 2 tahun kemudian TARI SAMAN yang mendapat giliran dan tahun sebelumnya dan setelahnya pun selalu ada yah...
BalasHapuswuah seneng banget mbak workshopnya bisa sekaligus nambah ilmu, jarang2 yah ada workshop yang seperti ini..
Selalu ada yang disetujui karena Indonesia kaya akan budaya. Bangga yaaa
HapusLengkap banget mbak informasinya. Jadi nambah informasi terutama buat ku. Keren. Workshopnya juga bagus banget mempelajari tari-tarian. Jarang banget kan ada yang ngadain workshop gini.
BalasHapusIya Mbak...Alhamdulillah bisa ikutan
HapusTari saman ini yg paling susah menurutku, yg nonton aja berasa capek, apalagi yg nari yaa.. Tari yg mirip saman tapi dilakukan perempuan itu juga keren banget, duuh lupa apa namanya.
BalasHapusRatoeh Jaroe mbak, ada infonya di atas
HapusJadi ingat pelajaran tentang tari daerah dan sempat bertanya tentang apa bedanya Saman dengan Ratoh Jaroe?. Karena seringnya yang disebut adalah Saman. Mungkinkah salah ketik? Haha. Ternyata ini jawabannya. Thanks mbaa :)
BalasHapusSAma-sama
Hapusseneng bangettt aku klo liat tari saman..pengen juga aslinya belajar bisa cepet gitu gerakannya
BalasHapusiya, keren banget gerakannya ya
HapusIyaa akupun baru tau dari Asian Games kalau tari saman itu yang nari para laki-laki yaa. Kalau yang perempuan Ratoh Jaroe. Nice info mbaak
BalasHapusSalah satu warisan budaya Indonesia yang harus tetap kita lestarikan turun temurun.....
BalasHapusSetujuuu
Hapusbaru tau banget pergelaran akbar kemaren itu bukan tari saman, dan baru tau juga kalo tari saman itu dari gayo dan laki laki yang bawain tariannya. mantep banget ini mbak dian, pengetahuan baru.
BalasHapusiya Mbak..jadi tahu ya
HapusAkhirnya saya baru tahu setelah acara Pembukaan Asian Games kemarin. Jadi paham bagaimana jenis dan hikmah tari tang diciptakan.
BalasHapusIya Mbak..keren yaaa makna tarinya
HapusWahhh jadi paham deh bedanya, makasoh ilmunya
BalasHapusSAma-sama Mbak
HapusBaru ngeh perbedaannya nih dan baru ngeh juga kalo tari saman ganjil, huahahaa secara ga pernah ngitung.Ahh nambah wawasan lagi, makasih yaa
BalasHapusIya Mbak..ganjil jumlah penarinya
HapusSama-sama
Oalah gituuu..berarti yang selama ini saya lihat itu bukan Tari Saman dong. Banyak juga yaa yang belum tahu. Mesti disosialisasikan terus nih.
BalasHapusIya Mbak:)
HapusHahahaha aku juga ngiranya itu Tari Saman. Pokoknya yang tepuk2 nunduk2 itu Saman. Baru ngeh pas Asian Games kmrn :D
BalasHapusSebuah tarian tapi makna dan sejarahnya luar biasa ya mbak :D
Warisan budaya Indonesia itu banyak banget ya. Aku butuh waktu buat mengingat2 semua dan dari daerah mana aja, duh..
BalasHapusTapi sama sih, aku pikir yg di Asian Games itu tari saman, tapi ternyata bukan.
Baca postingan ini jadi tahu lebih dalam. Thanks ya mbak udah nulis sepanjang ini 👍
Oo begitu. Iya ya saat asian games, yg memainkan para perempuan. Dari poin ini saja sudah jelas bila itu bukan tari saman. Tapi saya juga tidak akan tau tanpa baca tulisan mbak ini. Trims yaaa
BalasHapusaku seneng banget sama hal-hal yang berbau budaya gini mbak. jujur kalo soal teori aku aslinya kurang paham. jadi makasiii infonya mbak jadi nambah pengetahuan
BalasHapusSampai ada yayasannya, keren banget pelestarian tari Aceh yang satu ini. Btw Mbak Dian kok bisa tahuuu aja ada event kayak gini. Iki apik banget lho, Mbak. Pengin aku mah, kalau ada lagi.
BalasHapusDulu aku juga termasuk yang ikut-ikutan menyebut Ratoh Jaroe sebagai Tari Saman. Belakangan tahu dari Yudi Randa, blogger Aceh, dan sempat viral bahwa yang dibawakan perempuan bukan Tari Saman..
BalasHapusTapi baik lah. Ratoh Jaroe atau Saman, ikut bangga bahwa tarian rakyat Aceh ini diakui sebagai warisan dunia tak benda..
keren juga ya tari saman udah terdaftar di UNESCO. kalau semua tarian dan budaya di daftarkan bisa panjang nih list Indonesia di UNESCO
BalasHapusUlasannya lengkap banget mba. Aku suka banget Tari Saman. Dulu sempat belajar waktu masih sekolah dan gabung sanggar.
BalasHapusWah mba dulu pas kelas 1 SMA aku sempat tari SAMAN dan itu perempuan semua baru tahu ternyata laki-laki yah dan iya sih aku selama latian tari sama karena tidak pake musik dan andalkan tepukan sama petikan jari kulit jariku sampe mengelupas dong hahaha...dapat ilmu lagi nih ulasannya lengkap mba
BalasHapusWaktu di acara pembukaan Asean Games kemaren taunya itu juga tarian Saman, setelah banyak yang meralat ternyata itu tarian Ratoh Jaroe, akhirnya baru tau juga.
BalasHapusBaca ulasan ini jadi tambah tau dech sejarahnya Tarian Saman ini. TFS Mba Dian.
Ragam jenis tari dan budaya di Indonesia udah masuk dalam UNESCO, sejatinya bisa membuat kita bangga dan harus kelestariannya, sebagai jati diri bangsa
BalasHapusAcara festivalnya menarik bgt ini. Sayang aku gak ikut atau ketinggalan info nih? Kalo ada lagi plis info ya mbak. Thanks
BalasHapusbaru tahu kalau tari saman dilakukan oleh laki-laki. sering ke acara wisuda sekolah, tarian spt ini dilakukan oleh anak laki dan perempuan, plus pakai iringan musik juga. seru aja liatnya. pasti lebih seru lagi kalau lihat tari saman yg sebenarnya (belum pernah) :)
BalasHapusWah baca ini jd tambah wawasan nih...selama ini yg saya liat berarti bukan Saman ya krn ada perempuannya, pke alat musik.pula.
BalasHapusAku sedih warisan budaya Indonesia diakui oleh negara tetangga.
BalasHapusSemoga saman tetap terus terjaga sehingga ngga diakui lagi sama negara tetangga. Aku suka banget sama Saman. Sampai pernanh nonton rekor muri saman yang jumlahnya entah ribuan atau ratusan, sampai mikir itu belajarnya berapa bulan yaaa...
Wah ada ya mamanya Duta Tari Saman mba? Btw emang ini tarian melegenda bgt dr zaman aku SMP dan SMA sekolahku selslu juara soll tari saman ini. Aku pun kagum dg para pemainnya, main banget kekompakannya.
BalasHapusIndonesia yang kaya dengan budaya termasuk tarian yang keren ya..
BalasHapusMenambah pengetahuan saya lagi nih baca ini, dan ulasanya juga lengkap :)
BalasHapusmantaap kak tari samannya./
BalasHapusSaya selalu terkagum-kagum dengan kekompakan dan keteraturan gerak tari saman. Butuh konsentrasi tinggi. Dan ternyata sejarahnya panjaang ya, mbak :)
BalasHapusBenda dan takbenda, istilah yang unik.
BalasHapusBtw, aku tahunya Tari Saman itu rame-rame. Sempat terkecoh waktu opening Asian Games ternyata bukan tari saman yaa.
Terimakasih banyak mbak Dian sudah share tentang Tari Saman, saya sangat appreasi membaca ini. Oleh karena itu, kami dari DSI ingin memberikan souvenir ke mbak Dian, mohon dikirimkan alamat kontaknya melalui email: infodsi@dutasaman.com
BalasHapusMany thanks so much and we keep share the culture to everyone.
Tari Saman benar-benar indah
BalasHapus