Financial Talk: YOLO Investasi Gue Banget
Financial Talk: YOLO Investasi Gue Banget
Nah, Bernard kemudian mengatakan jika financial planning yang baik akan bisa membiayai mimpi-mimpi kita. Misalnya ingin memiliki rumah sendiri, punya kendaraan pribadi, pergi naik haji, ingin sekolah lagi, mau sekolahin anak ke luar negeri...dan sebagainya.
Tapi pasti banyak hambatan yang akan kita temui dalam menggapai mimpi ini.
Hambatan ini bisa berasal dari dua faktor, yakni:
1. Internal → Pribadi
Hambatan yang berasal dari diri sendiri dikarenakan financial planning yang kurang baik sehingga membuat keuangan kita berantakan, diantaranya karena berprinsip YOLO yang buruk tadi.
2. Eksternal → Inflasi
Terjadinya peningkatan harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi juga spekulasi.
Contohnya: biaya SPP di ITB saat Bernard kuliah di tahun 2007 adalah 2,5 juta/semester. Sekarang setelah#10yearschallenge 10 tahun, besaran SPP jadi 7,5 juta/semester. Kenaikan ini disebabkan oleh terjadinya inflasi.
Lebih lanjut Bernard mencontohkan perencanaan keuangan untuk para milenial dengan semboyan YOLO yang positif dengan pembagian pos pendapatan:
1. Zakat 10%
2. Saving & Investment 30%
3. Living Cost 60%
Nah, yang pertama kali disiapkan untuk porsi Saving & Investment adalah Dana Darurat. Besaran dana ini minimal 3 x biaya hidup perbulan. Dana ini berbentuk cash atau tabungan yang mudah dicairkan dan akan berfungsi sebagai dana jaga-jaga jika kita kenapa-kenapa.
Misalnya kena PHK. Juga, dana darurat ini sebaiknya tidak diutak-atik sama sekali karena fungsinya sebagai antisipasi tadi.
Jenis investasi sendiri dibagi menjadi dua, yakni: sektor riil dan sektor finansial.
Yang dimaksud dengan investasi sektor riil adalah upaya mengelola uang atau asset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertentu misalnya mendirikan pabrik, toko, perusahaan, membeli tanah, rumah dan bangunan, emas dan sebagainya. Investasi riil ini disebut juga sebagai investasi langsung atau nyata (real investment).
Sedangkan investasi sektor finansial atau lebih dikenal dengan istilah paper asset, dibedakan menjadi 2 yakni saham dan reksadana. Bedanya: kalau reksadana ibaratnya naik bus kita serahkan ke sopir untuk kemudi busnya. Sedangkan saham, kita sendirilah yang jadi pengemudinya.
Lebih lanjut sebagai penutup, Bernard memberikan tips agar kaum milenial sukses berinvestasi, yakni"
Pembicara kedua, Syaiful Adrian, CFA - Executive Director Sucor Securitas melanjutkan bahasan sebelumnya dari Bernardus Wijaya dengan lebih detil lagi.
Dikatakan diantaranya bahwa para milenial hendaknya merencanakan keuangan juga dengan melihat perubahan apa yang terjadi di masyarakat.
Misalnya, jika 20-30 tahun yang lalu deposito adalah investasi yang sexy, karena bunganya bisa berkisar pada angka 20%, tapi kini jika kita mendepositokan uang dengan niatan sebagai investasi ya enggak dapat keuntungan optimal.
Pasalnya, kini bunga yang didapat dari deposito hanya di kisaran 6 % saja. Apalagi kalau cuma menyimpan uang di tabungan. Boro-boro untung, yang ada uang terus berkurang karena adanya beraneka potongan. Hiks!
Milenial sebaiknya:
1. YOLO: hidup cuma sekali, manfaatkan sebaik mungkin, maksimalkan potensi dan cintai diri dengan menyiapkan masa depan melalui perencanaan keuangan yang tepat.
2. Jika memilih untuk berinvestasi di saham dan reksadana pertimbangkan secara matang dan teruslah belajar sehingga akan mendapatkan hasil yang diharapkan.
3. Berhati-hatilah dengan investasi bodong. Pilih investasi di tempat yang terpercaya dan ada payung hukumnya.
Well,....selamat berinvestasi ya genks!!! The choice is yours...Kelola keuangan sebaik-baiknya untuk masa depan yang lebih cerah dan berwarna!😎
"You only live once but if you do it right then once is enough "
Temans,
Tahu kan, belakangan marak sebuah semboyan yang dianut oleh para milenial yakni YOLO ~ You Only Live Once? Yess, kata mereka: hidup cuma sekali, ya udah yang penting enjoy dan happy!
Senang-senang, beli itu ini, enggak mikir panjang, enggak peduli masa depan, uang yang ada di tangan langsung dihabiskan, enggak butuh tabungan, pokoknya hepi-hepiii sepanjang hari dan yang penting spending dan no for saving......!
Nah, tahukah dirimu...., jika diteruskan pola pikir seperti ini tentu akan menjadikan kita hidup dalam ketidakpastian di masa depan.
Mengapa?
Karena masa yang akan datang ditentukan oleh apa yang kita lakukan kini dan nanti. Termasuk perihal keuangan ini.
Kalau kita menganut: "muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga" ya wassalam lah hidup kita. Lagian mana ada coba yang mudanya hura-hura tuanya kaya raya? Yang ada, jika muda hura-hura ya tuanya bakalan jadi kaum tak berpunya. Duit sudah habis hingga saat tua menangis..
Mau kayak gitu??
Nah, maka perlu kiranya kita mengubah persepsi tentang YOLO ini ke arah yang positif sehingga membuat kita jadi lebih produktif.
Well, YOLO ~ You Only Live Once, hidup cuma sekali jika disia-siakan sungguh sayang sekali! Lebih baik mencintai diri sendiri dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Lakukan yang terbaik semampu kita dan tak perlu terlalu memikirkan persepsi orang tentang diri ini.
Tahu kan, belakangan marak sebuah semboyan yang dianut oleh para milenial yakni YOLO ~ You Only Live Once? Yess, kata mereka: hidup cuma sekali, ya udah yang penting enjoy dan happy!
Senang-senang, beli itu ini, enggak mikir panjang, enggak peduli masa depan, uang yang ada di tangan langsung dihabiskan, enggak butuh tabungan, pokoknya hepi-hepiii sepanjang hari dan yang penting spending dan no for saving......!
Nah, tahukah dirimu...., jika diteruskan pola pikir seperti ini tentu akan menjadikan kita hidup dalam ketidakpastian di masa depan.
Mengapa?
Karena masa yang akan datang ditentukan oleh apa yang kita lakukan kini dan nanti. Termasuk perihal keuangan ini.
Kalau kita menganut: "muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga" ya wassalam lah hidup kita. Lagian mana ada coba yang mudanya hura-hura tuanya kaya raya? Yang ada, jika muda hura-hura ya tuanya bakalan jadi kaum tak berpunya. Duit sudah habis hingga saat tua menangis..
Mau kayak gitu??
Ubah Persepsi YOLO
Well, YOLO ~ You Only Live Once, hidup cuma sekali jika disia-siakan sungguh sayang sekali! Lebih baik mencintai diri sendiri dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Lakukan yang terbaik semampu kita dan tak perlu terlalu memikirkan persepsi orang tentang diri ini.
Juga lakukan pengelolaan keuangan yang benar sehingga apa yang kita dapatkan dari hasil kerja keras kita takkan sia-sia.
Yess, financial planning kadang dianggap tak penting oleh para milenial ini. Padahal jika kita mau menyadari dengan keuangan yang terkelola rapi maka hidup kita akan lebih tertata nanti.
Begitulah yang disampaikan oleh narasumber acara #FinancialTalk: YOLO Sebagai Dinamika Milenial dan Investasi Sebagai Solusi yang saya ikuti pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 yang lalu di Kantorkuu Co-Working Space di Agro Plaza, Jakarta Selatan.
Ialah Bernardus Wijaya - Head of Business Development Sucor Securitas yang mengingatkan seluruh peserta yang ada di ruangan yang sebagian besar adalah para milenial.
Bernard, begitu anak muda yang energik pembawaannya ini biasa disapa, mengatakan bahwa kita semua mesti melakukan financial planning.
Dan bukan cuma planning-nya yang penting, tapi realisasinya itu yang utama. Kalau rencana tinggal rencana tapi enggak dilakukan juga percuma kan, yaa...?
Maka komitmen adalah koentji bagi kita untuk tegas dalam penerapan financial planning ini. Karena bagaimanapun tanpa komitmen, perencanaan sebagus apapun tak akan ada hasilnya.
Yess, financial planning kadang dianggap tak penting oleh para milenial ini. Padahal jika kita mau menyadari dengan keuangan yang terkelola rapi maka hidup kita akan lebih tertata nanti.
Begitulah yang disampaikan oleh narasumber acara #FinancialTalk: YOLO Sebagai Dinamika Milenial dan Investasi Sebagai Solusi yang saya ikuti pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 yang lalu di Kantorkuu Co-Working Space di Agro Plaza, Jakarta Selatan.
Dinamika Milenial
Bernardus Wijaya |
Dan bukan cuma planning-nya yang penting, tapi realisasinya itu yang utama. Kalau rencana tinggal rencana tapi enggak dilakukan juga percuma kan, yaa...?
Maka komitmen adalah koentji bagi kita untuk tegas dalam penerapan financial planning ini. Karena bagaimanapun tanpa komitmen, perencanaan sebagus apapun tak akan ada hasilnya.
Nah, sebelumnya Bernard mengemukakan tentang dinamika milenial yang ada saat ini, diantaranya bahwa mereka biasanya:
Dududdudu...ayo yang merasa milenial siapa yang begitu? Hiks!
- Punya hutang kartu kredit yang enggak kelar-kelar juga
- Menjaga pertemanan dengan biaya yang "MAHAL"nyaaa...
- Kerja sudah lama tapi enggak punya aset sama sekali
- Macet-macetan demi gaji yang tak seberapa nilainya
- Pulang traveling tabungan dalam posisi genting
- Mau nikah ngumpulin uang dengan mati-matian kerja sambilan
Dududdudu...ayo yang merasa milenial siapa yang begitu? Hiks!
Kita Semua Punya Mimpi
Nah, Bernard kemudian mengatakan jika financial planning yang baik akan bisa membiayai mimpi-mimpi kita. Misalnya ingin memiliki rumah sendiri, punya kendaraan pribadi, pergi naik haji, ingin sekolah lagi, mau sekolahin anak ke luar negeri...dan sebagainya.
Tapi pasti banyak hambatan yang akan kita temui dalam menggapai mimpi ini.
Hambatan ini bisa berasal dari dua faktor, yakni:
1. Internal → Pribadi
Hambatan yang berasal dari diri sendiri dikarenakan financial planning yang kurang baik sehingga membuat keuangan kita berantakan, diantaranya karena berprinsip YOLO yang buruk tadi.
2. Eksternal → Inflasi
Terjadinya peningkatan harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi juga spekulasi.
Contohnya: biaya SPP di ITB saat Bernard kuliah di tahun 2007 adalah 2,5 juta/semester. Sekarang setelah
Lebih lanjut Bernard mencontohkan perencanaan keuangan untuk para milenial dengan semboyan YOLO yang positif dengan pembagian pos pendapatan:
1. Zakat 10%
2. Saving & Investment 30%
3. Living Cost 60%
Nah, yang pertama kali disiapkan untuk porsi Saving & Investment adalah Dana Darurat. Besaran dana ini minimal 3 x biaya hidup perbulan. Dana ini berbentuk cash atau tabungan yang mudah dicairkan dan akan berfungsi sebagai dana jaga-jaga jika kita kenapa-kenapa.
Misalnya kena PHK. Juga, dana darurat ini sebaiknya tidak diutak-atik sama sekali karena fungsinya sebagai antisipasi tadi.
Sedangkan investasi perlu karena investasilah yang paling menguntungkan diantara instrumen keuangan lainnya.
Dan investasi yang berteman baik dengan waktu ini akan memberikan beberapa kelebihan diantaranya:
Dan investasi yang berteman baik dengan waktu ini akan memberikan beberapa kelebihan diantaranya:
1. Kebebasan waktu: kita bisa kapan saja mau berinvestasi
2. Kebebasan keuangan: jumlah yang tidak ditentukan
3. Kebebasan tempat bisa dimana saja: konvensional maupun online
Jenis investasi sendiri dibagi menjadi dua, yakni: sektor riil dan sektor finansial.
Yang dimaksud dengan investasi sektor riil adalah upaya mengelola uang atau asset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertentu misalnya mendirikan pabrik, toko, perusahaan, membeli tanah, rumah dan bangunan, emas dan sebagainya. Investasi riil ini disebut juga sebagai investasi langsung atau nyata (real investment).
Sedangkan investasi sektor finansial atau lebih dikenal dengan istilah paper asset, dibedakan menjadi 2 yakni saham dan reksadana. Bedanya: kalau reksadana ibaratnya naik bus kita serahkan ke sopir untuk kemudi busnya. Sedangkan saham, kita sendirilah yang jadi pengemudinya.
Investasi Saham dan Reksadana
Lebih lanjut untuk berinvestasi di saham dan reksadana, apa yang mesti dijadikan pedoman?
1. Mindset: mindset untuk belajar karena fluktuasi saham itu tinggi
2. Money management: mengelola investasi dengan sepenuh hati
3. Metode yang tepat: belajar metodenya dan hati-hati menerapkannya
Kemudian apa keuntungannya?
1. Capital Gain: keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual dikurangi dengan harga beli suatu saham
2. Dividen: pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
1. Mindset: mindset untuk belajar karena fluktuasi saham itu tinggi
2. Money management: mengelola investasi dengan sepenuh hati
3. Metode yang tepat: belajar metodenya dan hati-hati menerapkannya
Kemudian apa keuntungannya?
1. Capital Gain: keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual dikurangi dengan harga beli suatu saham
2. Dividen: pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Tapi ingat, investasi saham juga berisiko:
1. Capital Loss: kerugian yang kita dapatkan dari selisih harga beli dikurangi harga jual saham
2. Delisting: saham dicabut dari bursa karena perusahaan pailit
2. Delisting: saham dicabut dari bursa karena perusahaan pailit
Lebih lanjut sebagai penutup, Bernard memberikan tips agar kaum milenial sukses berinvestasi, yakni"
1. Komitmen menyisihkan uang menurut pos-posnya
2. Mindset harus berubah: orang punya tujuan masing masing enggak usah lihat rumput tetangga, pikirkan saja diri kita
3. Pelajari dan intuisi akan diperoleh pelan pelan nanti
4. Sebaiknya untuk pemula beli saham sektor perbankan karena bisnisnya tidak akan mati. Juga consumer goods atau makanan dan minuman yang terus dibutuhkan
5. Pastikan ada logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ada penyataan di bawah perlindungan OJK sehingga uang kita akan aman
6. Hindari investasi abal-abal dan gambling seperti forex
7. Mulai sedikit dulu jika ragu: misal beli 1 lot (100 lembar saham) atau reksadana minimal 100 ribu
8. Untuk reksadana pelajari fact sheetnya dulu, saham apa saja yang ada di situ
5. Pastikan ada logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ada penyataan di bawah perlindungan OJK sehingga uang kita akan aman
6. Hindari investasi abal-abal dan gambling seperti forex
7. Mulai sedikit dulu jika ragu: misal beli 1 lot (100 lembar saham) atau reksadana minimal 100 ribu
8. Untuk reksadana pelajari fact sheetnya dulu, saham apa saja yang ada di situ
Investasi di Indonesia
Pembicara kedua, Syaiful Adrian, CFA - Executive Director Sucor Securitas melanjutkan bahasan sebelumnya dari Bernardus Wijaya dengan lebih detil lagi.
Dikatakan diantaranya bahwa para milenial hendaknya merencanakan keuangan juga dengan melihat perubahan apa yang terjadi di masyarakat.
Misalnya, jika 20-30 tahun yang lalu deposito adalah investasi yang sexy, karena bunganya bisa berkisar pada angka 20%, tapi kini jika kita mendepositokan uang dengan niatan sebagai investasi ya enggak dapat keuntungan optimal.
Pasalnya, kini bunga yang didapat dari deposito hanya di kisaran 6 % saja. Apalagi kalau cuma menyimpan uang di tabungan. Boro-boro untung, yang ada uang terus berkurang karena adanya beraneka potongan. Hiks!
Dikatakan juga bahwa berinvestasi di Indonesia lebih menguntungkan karena Indonesia adalah negara berkembang. Di mana pertumbuhan ekonomi masih terus berjalan. Sehingga return yang diperoleh oleh investor akan lebih tinggi daripada jika berinvestasi di negara maju yang perekonomiannya sudah mapan.
Dan berinvestasi itu sesegera mungkin akan lebih menguntungkan hasilnya daripada jika ditunda-tunda. Karena musuh terbesar dari financial planning adalah (seperti yang dikatakan di awal): perilaku impulsif pribadi dan inflasi.
Misalnya: Warren Buffet salah satu orang terkaya di dunia yang berinvestasi saham sejak di usia 13 tahun. Dan kemudian menjalankan pola hidup sederhana karena komitmen menjalankan financial planning-nya. Sebuah contoh yang bisa dijadikan teladan bagi para milenial dalam kaitan pengelolaan keuangan.
Misalnya: Warren Buffet salah satu orang terkaya di dunia yang berinvestasi saham sejak di usia 13 tahun. Dan kemudian menjalankan pola hidup sederhana karena komitmen menjalankan financial planning-nya. Sebuah contoh yang bisa dijadikan teladan bagi para milenial dalam kaitan pengelolaan keuangan.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, tahun ini karena merupakan tahun Pemilu maka investasi pun akan bertumbuh maju. Gelontoran uang dari berbagai pihak menjadikan uang yang berputar di masyarakat tinggi, sehingga kebutuhan barang pun meningkat. Terutama untuk consumer good yang dibutuhkan dalam berbagai program kampanye.
Yang pasti market tidak menyukai ketidakpastian, maka jika;
1. Petahana menang maka tak butuh lama dari hari H investasi akan tetap normal pada polanya
2. Jika lawan yang menang: market butuh waktu untuk adaptasi dulu dan akan normal lagi dalam beberapa waktu
Nah, tips dari Syaiful Adrian untuk investasi saham di sektor apa di tahun 2019 ini adalah di sektor:
1. Makanan & Minuman
2. Gadget
3. Perbankan
4. Properti
5. Semen
Yang pasti market tidak menyukai ketidakpastian, maka jika;
1. Petahana menang maka tak butuh lama dari hari H investasi akan tetap normal pada polanya
2. Jika lawan yang menang: market butuh waktu untuk adaptasi dulu dan akan normal lagi dalam beberapa waktu
Nah, tips dari Syaiful Adrian untuk investasi saham di sektor apa di tahun 2019 ini adalah di sektor:
1. Makanan & Minuman
2. Gadget
3. Perbankan
4. Properti
5. Semen
Kantorkuu Co-Working Space |
Finally......
Milenial sebaiknya:
1. YOLO: hidup cuma sekali, manfaatkan sebaik mungkin, maksimalkan potensi dan cintai diri dengan menyiapkan masa depan melalui perencanaan keuangan yang tepat.
2. Jika memilih untuk berinvestasi di saham dan reksadana pertimbangkan secara matang dan teruslah belajar sehingga akan mendapatkan hasil yang diharapkan.
3. Berhati-hatilah dengan investasi bodong. Pilih investasi di tempat yang terpercaya dan ada payung hukumnya.
Well,....selamat berinvestasi ya genks!!! The choice is yours...Kelola keuangan sebaik-baiknya untuk masa depan yang lebih cerah dan berwarna!😎
For more information check on Instagram:
Co-Working Space: @Kantorkuu
Financial Planner: @sucorsecuritas
Education: @lingkaran.co
Salam,
Dian Restu Agustina
Wow daging banget ini ilmunya... Bener banget investasi di properti kayanya terus menjanjikan ya. Dan kalo ada dana nganggur taro di saham untuk investasi juga lumayan hasilnya, dengan catatan liat perusahaannya.
BalasHapusIya Mbak..returnnya paling tinggi nih
HapusSetuju mba, hidup sekali harus berarti ya. Sayang banget disia-siakan. Ilmunya keren banget ni. Akutu pengen invest dari dulu gak bisa-bisa hehehe emang kayaknya kudu maksain diri belajar dan mulai ya
BalasHapusSAma Mbak, invest di bidang lain juga bisa yang penting ada persiapan untuk masa depan
Hapusbun setiap ikutan seminar kok isinya lengkap dan detail banget, keren ih. Kalo aku ya ikutan seminar kek gini, suka bengong karena keasikan dengerin daripada nyatetnya, pas mau ditulis di blog, lupa, wkwkkw. Penyakit. Duh ini tuh bener banget, dulu waktu masih kerja aku mikir bahwa investasi itu penting. Khususnya untuk anak2 muda zaman now~
BalasHapusIya..aku ketik di notes HP dulu, terus tiap slide aku foto, terus pulang tinggal pindahin ke blog dan segera ditulis sebelum lupaaaa hahaha. Itu rahasianya:D
HapusSelalu suka dengan artikel mb dian, lengkapp kapp. Anak muda zaman now keren keren ya. Dulu pas muda ga pernah terpikir buat inves inves, mikirnya jadi karyawan aja, he
BalasHapussama saya dulu juga . Hiks!
HapusKeren banget nih konsepnya dengan menyambungkan ke YOLO. Soalnya kalo dilihat, konsep YOLO itu ya begitu. Melakukan apa pun karena hidup hanya sekali. Padahal bener, seharusnya, karena hidup hanya sekali, harusnya kita investasi. Biar gak menyesal di hari kemudian ya.
BalasHapusPembahasannya lengkap dan keceh. Saya suka...saya suka..., ingat siapa hayo?
BalasHapusBtw tulisan ini saya rekomendasikan ke anak-anak saya loh, secara mereka itu termasuk kaum milenia biar tidak YOLO negatif. Terima kasih ya sayang infonya daging.
Aku sangat suka nih semakin banyak pihak yang menggelar event terkait perencanaan keuangan. Apalagi sebagai orang yang hidup di bidang saham, suka gemas sama teman-teman yang hobi belanja dan jalan-jalan tapi lupa menabung.
BalasHapusAnak muda milenial memang harus lebih bisa melihat ke depan karena tantangan akan lebih berat. Salah satunya dengan cerdas memilih investasi.
BalasHapusPerlu dibintangin, nih.
BalasHapusIyes, financial planning perlu banget, Mbak. Amburadul deh kalo ga direncanakan. Dana darurat harus! (Ada yg berpendapat 6x kebutuhan sebulan)
Investasi harusnya juga mulai dilirik walopun saya masih di emas, sih. Belum saham-sahaman. Jadi tau lebih banyak deh setelah baca ini. Tengkiu, Mbak :)
Wow...ini saya banget...maksudnya belum bisa mengelola keuangan dengan baik. Memang butuh disiplin yang tinggi agar berhasil. Semoga rahun ini saya bisa melakukannya
BalasHapusAih bener banget. Selagi muda dan produktif, perlu banget kita pandai mengatur keuangan dan berinvestasi.
BalasHapusaku dateng nih. pas sesi terakhir.
BalasHapusthanks mba uda dirangkumin hehe
wah full edukasi ya
BalasHapusbisa jadi vitamin nih
Tapi benar nih kita tuh emang harus banget punya investasi, karena kita gak tau jidup kedepan seperti apa. Setidaknya kita memiliki pegangan untuk antisipasi, saya pun baru dengar tentang YOLO ini mbak. Lengkap banget nih mbak Dian kasih infonya, terima kasih ya.
BalasHapusIni nih ilmu nya harus dipelajari selagi muda banget biar paham pentingnya mengatur keuangan dan investasi buat masa depan.
BalasHapusWaduh gak kebayang gimana perjalanan hidup anak muda yang berprinsip hidup cuma sekali itu, dan hanya berpikir tentang hari ini. Hendaknya sebagai ibu kita harus bisa menanamkan pemikiran kepada anak ya, bahwa menikmati hari ini boleh tapi sebeumnya harus ingat hari esok..
BalasHapusInvestasi emang harus dipikirkan matang2 ya mbak biar gak zonk. Tapi emmang semua investasi kyknya ya berrisiko ya, tinggal kita mencari investasi yg kita nyaman dan kenali, jd bisa jg memperhitungkan risikonya jauh2 hari.
BalasHapusbaru tahu YOLO. Yaa.. tapi setuju ketika kita sadar akan YOLO, maka kita arahkan ke hal yang positif, yaitu investasi demi masa depan
BalasHapusNah iya saya juga pernah mendengar tentang problem keuangan para millenials. MEmang harus sama-sama mulai belajar literasi keuangan, nih
BalasHapusAku masih belum berani invesati saham. Soalnya takut rugi hehe
BalasHapusAku lagi belajar banget tentang saham, Reksadana dan pengen banget mulai dari nilai kecil, nah baca info dan ikut discuss atau workshop gini sering aku ikutin
BalasHapusSekarang perlahan generasi Millenial mulai sadar investasi kayaknya deh yaa
Paling suka deh kalau ada ilmu financial begini. Sekarang kita bener-bener harus melek literasi keuangan. Yuuuk investasi
BalasHapusUrusan invetasi gini aku yang masih awam banget. Selama ini mikirnya kalau punya duit ya diputar sendiri sebagai modal usaha, padahal bisa juga ya dijadikan investasi gini, apalagi kalau masih repot ngurus anak kayak aku. Paling nyaman ya emang nyimpennya dalam bentuk investasi saja. Meskipun harus rajin juga update infonya.
BalasHapusBernas tulisannya kak... Lengkap, namun dalam hal investasi msh perlu bljr nyimpen duit dulu deh..
BalasHapusselagi muda emang kudu produktif dan pandai juga berinvestasi. dan akupun masih sedikit - dikit belajar tentang saham, mau sih nyobain dari nilai terkecil tapi masih maju mundur.hehe
BalasHapusFinTech emang jadi pembahasan hangat ya mbak belakangan ini. Mesti paham nih, biar gak ketinggalan ilmunya.
BalasHapuspernah coba ikutan investasi reksadana saya. tapi karena emang kurang paham juga. akhirnya berhenti. hihihihi ya, nominalnya bertambah sih benar dari pembelian awal. tapi karena gak diterusin. ya begitu lah. masih pensaran juga sih dengan investasi reksadana ini.
BalasHapusSelama ini aku juga selalu menganut YOLO, jadi berusaha semaksimal mungkin dalam setiap yg aku lakukan hehe.. untuk masalah finansial, pengen coba saham sih, bisa gak ya saham tuh kita endapkan jadi beli aja misalnya hari ini tapi gak dijual2? XD
BalasHapusBiar judulnya anak millennial, kudu cerdas sama urusan perhepengan alias uang. Alhamdulillah banyak pilihan investasi sekarang ini ya Mbak.
BalasHapusHarus cerdas lah anak muda untuk mgatur keuamgan yaa.. mantep banget dah investasinya
BalasHapus