Menulis Resensi Bersama Yeti Kartikasari
Asyik Menulis Resensi Bersama Yeti Kartikasari! Teman...Apakah dirimu pernah meresensi buku? Terus dikemanakan resensinya? Dikirim ke media, ditampilkan di blog pribadi, dipajang di akun sosial media atau disimpan di dalam diary saja?
Wah, sayang lho kalau cuma disimpan, karena resensi itu bisa "diuangkan" yang akan menambah pendapatan.
Caranya?
Yuks mari simak kelas WhatsApp Group: WAG Short Choaching #4 dari Indscript Creative yang saya ikuti pada Rabu, 27 Februari 2019 lalu bersama Mbak Yeti Kartikasari!
Apa sih Indscript Creative itu?
Tapi...
Sebelumnya mau nanya dulu, sudah pada tahu Indscript Creative kan ya?
Ha, belum?
Baiklah, Indscript Creative didirikan oleh Teh Indari Mastuti yang hadir sebagai wadah bagi perempuan, khususnya Ibu Rumah Tangga yang ingin menjadi penulis dan atau pebisnis.
Nah, sejak tahun 2007 Indscript Creative hadir sebagai agen naskah dengan menjadi “jembatan” antara penulis dengan penerbit untuk menerbitkan naskah menjadi buku.
Nah, sejak tahun 2007 Indscript Creative hadir sebagai agen naskah dengan menjadi “jembatan” antara penulis dengan penerbit untuk menerbitkan naskah menjadi buku.
Kemudian seiring dengan kebutuhan konsumen, maka kini Indscript Creative berkembang menjadi:
1. Indscript Copywriting yang siap membantu bagi siapa saja yang:
- Ingin menerbitkan buku karena Indscript Creative sebagai agen naskah yang mempertemukan penulis dengan penerbit.
- Ingin belajar dunia penulisan dengan mengikuti kelas menulis, yaitu Sekolah Perempuan dengan tugas akhir menuntaskan 1 naskah buku selama 3 bulan.
2. Indscript Training Center: pelatihan online seputar bisnis dan menulis: seperti training bisnis atau menulis lainnya yang berlangsung online.
3. Indscript Creative yang memiliki komunitas menulis IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) dan komunitas bisnis IIDB (Ibu-Ibu Doyan Bisnis).
4. Indscript Creative yang mempunyai media online yaitu emakpintar.org sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin mengunggah tulisannya atau melakukan promosi bisnisnya.
5. Indscripct Creative memiliki beberapa program free untuk anggota, diantaranya seri Short Coaching Indscript Creative ini. Di mana ini adalah salah satu program menulis gratis yang diadakan dengan mengundang mentor yang kompeten di bidangnya dan bisa diikuti anggota IIDN/IIDB lewat media grup WA.
Short Coaching #4 Indscript Creative
Pada kesempatan Short Coaching #4 yang diadakan pada Rabu, 27 Februari 2019 lalu tema yang diambil adalah "Asyik Menulis Resensi".
Dan, Mentor kali ini adalah Mbak Yeti Kartikasari. Di mana kelas digawangi oleh Teh Chika Ananda, Chief Editor Indscript Creative dan dimoderatori oleh Teh Lia.
Nah, sebelum menyimak materi, berikut biodata narasumbernya:
- Ibu Rumah Tangga yang suka membaca sejak balita. Suka menulis dan mengirim naskah ke surat kabar sejak kelas 3 SD.
- Sehari-hari mengurus rumah dan mengajar di sejumlah sekolah swasta di Pandaan, Pasuruan untuk ekstrakurikuler jurnalistik.
- Aktif memberikan pelatihan kepenulisan untuk mahasiswa dan guru-guru baik di Pandaan, Surabaya dan Jogjakarta.
- Pernah menjadi jurnalis di harian Radar Jogja (Jawa Pos Grup) sebelum lulus kuliah.
- Pernah menjadi jurnalis di Jawa Pos, Surabaya (2005).
- Koordinator Advertorial di Media Grup PT Pertiwi Mediasindo (2005-2006).
- PT Cola-Cola Distribution Indonesia, Bali (2007-2008).
- Public Relations Manager di Lembaga Pengembangan Diri Cristal Indonesia Manajemen, Jogjakarta, sekaligus pengajar Public Relations dan Media Relations (2008-2009).
- Pengajar Public Relations di Sekolah Kepribadian John Robert Powers, Surabaya (2010-2012).
- Pengajar tetap di Yayasan Anak Bangsa Cerdas, Pandaan (2010-2014).
- Pengajar ekstrakurikuler di SMP Perguruan Muhammadiyah (2010-2015).
- Pengajar ekstrakurikuler di SMK Muhammadiyah Pandaan dan SMU YPPI, Surabaya (2014-2016).
- Sejak 2016 memutuskan untuk freelance (Mengajar dan menulis lepas).
- Sejak 2016 memutuskan untuk tidak terikat dengan komunitas apa pun. Fokus bergerak kegiatan literasi melalui Pustaka Mini (Pusmini). Sebuah rumah baca yang saya dan suami inisiasi. Dengan kegiatan pelatihan kepenulisan, akting/film dan taman baca untuk masyarakat.
Asyik Menulis Resensi - Yesi Kartikasari
sumber; ranselmbakyeye blogspot com |
Nah materi "Asyik Menulis Resensi" yang disampaikan Mbak Yeti adalah sebagai berikut ini:
Resensi Buku
Pengertian resensi adalah tulisan tentang ulasan sebuah buku. Resensi berasal dari bahasa latin recensere yang bermakna melihat kembali, menimbang dan memberikan penilaian.
Unsur-unsur dalam resensi buku
1. Judul Resensi
2. Data Buku:
Pengertian resensi adalah tulisan tentang ulasan sebuah buku. Resensi berasal dari bahasa latin recensere yang bermakna melihat kembali, menimbang dan memberikan penilaian.
Unsur-unsur dalam resensi buku
1. Judul Resensi
2. Data Buku:
- Judul buku
- Penulis
- Jumlah halaman
- Tahun terbit
- Cetakan ke
- ISBN
3. Isi Resensi
Syarat buku yang diresensi
Perlu diperhatikan penulis
Syarat kirim naskah resensi buku ke media
Resep Menulis Resensi Buku
- Opening/Lead
- Isi resensi buku disertai kutipan menarik dalam buku beserta halaman. Isi ditulis berdasarkan hasil pembacaan kita dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Boleh juga dengan membandingkan dengan bacaan lain yang hampir sama secara singkat
- Impresi atau kesan dan penilaian kita terhadap buku
- Penutup resensi buku
Syarat buku yang diresensi
- Sebaiknya buku yang baru rilis atau berumur paling lama 6 bulan
- Genre apa saja bisa menyesuaikan dengan media yang akan dikirimi naskah
- Tidak ada batasan halaman buku yang diresensi. Tetap sebaiknya hindari yang terlalu tipis
Perlu diperhatikan penulis
- Update informasi terutama berkaitan naskah yang akan dikirim ke media. Pastikan media yang belum pernah memuata] karya yang sama
- Jangan segan untuk mencabut naskah apabila ternyata naskah kita yang sama sudah dimuat oleh media lain
- Sebaiknya hindari untuk menanyakan/memaksa redaktur memuat tulisan kita
- Mengirim naskah dengan bahasa yang baik dan mengindahkan sopan santun
Syarat kirim naskah resensi buku ke media
- Pastikan media yang akan dikirimi naskah resensi buku memiliki rubrik resensi. Biasanya dimuat di hari Sabtu atau Minggu. Tapi ada pula media yang tiap hari menayangkan resensi buku seperti Koran Jakarta
- Naskah ditulis rapi, usahakan tidak ada kesalahan penulisan. Tanda baca juga digunakan secara tepat
- Rata-rata tulisan sepanjang 3-4 halaman folio spasi 1,5 kurang lebih 800-1000 karakter
- Saat mengirim naskah sertakan pula foto sampul buku (resolusi tinggi agar tidak pecah) dan data pribadi
Resep Menulis Resensi Buku
- Supaya memudahkan kita bekerja tentukan buku apa yang akan diulas
- Kumpulkan bahan untuk menulis: data lengkap dan valid serta sampul buku
- Menuliskan dengan piramida terbalik. Bagian yang paling penting ditulis paling awal
- Sertakan kutipan menarik bisa 3-4 kutipan
- Straight to the point
- Selesaikan tulisan dan baca ulang untuk melakukan editing
- Cek apakah ada repetisi dalam satu paragraf
- Hindari pemborosan kata
- Perhatikan tanda baca, petikan dan pastikan penulisan nama orang/gelar/jabatan akademik sudah tepat
- Konsistensi dalam berbahasa
- Cek lagi dan pastikan semua informasi yang ditulis valid
- Beranikan untk mengirimkan naskah ke media
Question & Answer
Q: Bagaimana Mbak Yeti menentukan media apa yang cocok untuk sebuah resensi? Apakah bisa dibagi tipsnya?
A: Sebelum kirim naskah, ada baiknya kita mengenal karakter media yang akan kita kirimi naskah. Untuk media nasional, mereka lebih suka dengan buku-buku yang agak berat. Seperti tema-tema politik, sosial budaya. Sementara media lokal lebih suka buku-buku ringan semacam buku motivasi, agama dan novel-novel terbaru.
Q: Benefit apa yang didapatkan dari menulis resensi? Sama seperti menulis artikel kah?
A: Benefit menulis resensi, fee dari media dan penerbit. Kalau sudah sering meresensi, kita akan dapat kiriman buku-buku baru penerbit
Q: Apakah penulis resensi sudah banyak pesaingnya? Bagaimana peluangnya ke depan?
A: Sejauh ini, peluangnya masih besar. Kalau lihat di media, nama-nama resentator, itu-itu saja. Jadi kesempatan masih besar
Q: Apa pengalaman paling menarik saat meresensi?
A: Sejauh saya meresensi, pengalaman menarik adalah bisa bekerjasama dengan banyak penerbit, penulis dan media. Kalau kita sudah sering meresensi biasanya media akan menghubungi kita minta naskah
Q: Media apa saja yang menerima resensi buku? Apakah media cetak saja?
A: Media online sudah banyak menerima naskah: basa-basi com, ada kurungbuka com. Media cetak lebih banyak lagi seperti Grup Tribun: Tribun Jateng, Jawa Pos dengan Radarnya
Q: Apakah pernah meresensi buku berbahasa asing? Adakah media yang menerimanya?
A: Saya belum pernah meresensi buku berbahasa asing. Tapi kalau ada yang punya naskah, bisa kirim ke media berbahasa asing, The Jakarta Post
Q: Untuk meresensi suatu buku apakah perlu meminta persetujuan dari salah satu pihak. Baik dari penulis atau penerbit?
A: Meresensi buku tidak perlu minta persetujuan penulis atau penerbit. Jika sudah dimuat di media, baru kita bisa melaporkan atau klaim ke penerbit. Untuk klaim reward
Q: Pernahkah mendapat pengalaman tidak menyenangkan? Seperti komplain dari penulis.
A: Sejauh ini belum pernah ya dapat pengalaman seperti itu. Lebih banyak menyenangkannya malah
Q: Tadi Mbak Yeti sempat menyinggung bahwa ada media yang akan meminta naskah jika sudah sering meresensi. Kalau boleh tahu itu media apa?
A: Ada media pemerintah yang punya rubrik resensi buku dan opini. beberapa kali saya dimintai naskah untuk dimuat.
A: Ada media pemerintah yang punya rubrik resensi buku dan opini. beberapa kali saya dimintai naskah untuk dimuat.
Q: Misalnya kita meresensi sebuah buku tapi tanpa kita sadari buku itu sudah ada yang meresnsi tapi kita pakai bahasa sendiri, bagaimana itu?
A; Bahwa riset media itu perlu. Kalau sudah ada buku yang diresensi, ada baiknya kita jangan meresensi buku tersebut. Cari judul yang lain saja.
A; Bahwa riset media itu perlu. Kalau sudah ada buku yang diresensi, ada baiknya kita jangan meresensi buku tersebut. Cari judul yang lain saja.
Q: Untuk gaya bahasa penulisan resensi, apakah harus formal?
A: Untuk penulisan sebaiknya menyesuaikan media yang akan kita kirimi naskah. Ilmiah populer.
A: Untuk penulisan sebaiknya menyesuaikan media yang akan kita kirimi naskah. Ilmiah populer.
Q: Motivasi terbesar mbak Yeti apa sehingga terus semangat menulis resensi dan mengirimkannya ke media?
A: Motivasi, tanggungjawab moral setelah baca buku harus menyampaikan isi ya meski singkat pada orang lain.
A: Motivasi, tanggungjawab moral setelah baca buku harus menyampaikan isi ya meski singkat pada orang lain.
Q: Apakah resensi sama dengan book review? Kalau tidak sama apakah perbedaannya?
A: Sama
A: Sama
Q: Tips utk meresensi sebuah buku untuk pemula kira-kira apa mba?
A: Cari buku yang terbaru dan sedang dibicarakan. Pertimbangkan pula penulis dan kredibilitas media. Kalau saya, untuk media lokal saya pilih-pilih. Tidak semua media saya kirimi naskah. Apalagi yang hardpaper tidak terjangkau.
A: Cari buku yang terbaru dan sedang dibicarakan. Pertimbangkan pula penulis dan kredibilitas media. Kalau saya, untuk media lokal saya pilih-pilih. Tidak semua media saya kirimi naskah. Apalagi yang hardpaper tidak terjangkau.
Q: Apa poin utama yang membedakan antara resensi dengan ikhtisar? Kadang masih ada yang terjebak di sana.
A: Menulis resensi tidak perlu detil sekali mba. Supaya tidak spoiler. Ada ruang untuk pembaca bertanya-tanya. Sehingga muaranya akan kepingin baca buku yang kita resensi.
A: Menulis resensi tidak perlu detil sekali mba. Supaya tidak spoiler. Ada ruang untuk pembaca bertanya-tanya. Sehingga muaranya akan kepingin baca buku yang kita resensi.
Q: Menulis resensi itu sebaiknya berdasarkan apa yang kita dapat ketika membaca saja atau perlu beriklan? Bolehkah memaparkan kekurangannya?
A: Menulis resensi berdasarkan apa yang kita baca. Etikanya ada di materi saya. Yang penting, naskah yang kita kirim ke media harus ekslusif maksudnya, satu naskah satu media. Karena memengaruhi kredibilitas kita di mata media.
A: Menulis resensi berdasarkan apa yang kita baca. Etikanya ada di materi saya. Yang penting, naskah yang kita kirim ke media harus ekslusif maksudnya, satu naskah satu media. Karena memengaruhi kredibilitas kita di mata media.
Q: Adakah etika khusus dlm penulisan resensi?
A: Satu buku satu resensi. Saya sarankan sebaiknya tidak dibuat resensi dalam berbagi versi. Harus eksklusif. Media mainstream seperti Jawa pos dan grupnya lebih suka kalau naskah ekslusif
A: Satu buku satu resensi. Saya sarankan sebaiknya tidak dibuat resensi dalam berbagi versi. Harus eksklusif. Media mainstream seperti Jawa pos dan grupnya lebih suka kalau naskah ekslusif
.
Q: Bila sering menulis resensi buku, media akan mengirimi kita buku untuk diresensi. Bukannya kalau diresensikan, itu merupakan bentuk promo dari karya seorang penulis buku? Kenapa tidak penulisnya yang langsung mengirim kita buku mereka?
A: Penulis buku tidak selalu punya stok dan bujet buku untuk dibagi ke resentator. Ketika buku diterbitkan, untuk bujet promosi setahu saya sudah dihandle oleh penerbit. Terutama penerbit mayor.
Q: Apakah etis untuk menulis buku tulisan pribadi? Buku cetakan dari penerbit minor atau buku indie misalnya
A: Boleh saja mba. Saya juga sering menulis resensi buku dari penerbit indie. Ini biasanya sebagai apresiasi saya pada penulis karena kebetulan saya kenal atau ucapan terima kasih sudah dikirimi buku. Tapi masalah dimuat atau tidak itu kebijakan redaksi. Kalau media mainstream, kebanyakan memuat resensi dari buku terbitan mayor
Q: Waah, ternyata seru juga menjadi penulis resensi
A: Iya begitulah dunia resensi. Jujur, saya "membatasi" untuk tidak sering-sering kirim naskah ke media. Dengan pertimbangan supaya pembaca tidak bosan.
Q: Pernah mendapat apresiasi dari penulis karena bukunya diresensi dengan baik oleh Mbak Yeti?
A: Oh sering mba, kalau apresiasi dari penulis. Itu lebih kepada pertemanan saja. Atas inisiatif penulis. Saya sendiri sangat menghindari untuk minta apresiasi ke penulisnya karena sudah dapat dari media atau penerbit. Kalau penulis punya karya baru, saya lebih suka beli bukunya. Tidak menunggu dapat kiriman gratisan meski pernah meresensi bukunya. Kenapa? Karena ini bagian dari menjaga citra baik kita sebagai resentator.
Q: Jika resensi sudah pernah kita upload di blog pribadi, enggak boleh ya mbak dikirim ke media?
A: Semua naskah yang akan dikirim ke media sebaiknya eksklusif termasuk tidak diunggah di blog. Kecuali kalau sudah dimuat oleh media.
Q: Beda menulis resensi dengan menulis artikel apa Mbak? Untuk pemula kira-kira genre buku apa yang mudah diresensi?
A: Tulisan yang dikirim ke media disebut artikel. Entah apakah itu opini, resensi dan sebagainya. Buku-buku motivasi dan how to saya kira lebih mudah diresensi
Karena bisa dibaca sekali duduk Tidak butuh banyak waktu untuk interpretasi.
Q: Apa hanya buku solo yang boleh diresensi? Bagaimana dengan buku antologi?
A: Buku antologi bisa. Saya pernah menulis resensi antologi dan laku di Jawa Pos nasional Selama artikel memenuhi kaidah dan sesuai dengan media yang kita kirimi naskah, besar peluang dimuat.
Q: Saat meresensi, kadang saya mengalami kebuntuan. Mungkin juga karena kurang mampu menguasai tema/pokok pembahasan buku yang akan saya resensi. Sehingga sulit mengembangkan bahasan resensi. Adakah solusinya?
A: Rasanya semua pembaca dan penulis akan mengalami hal ini ya. Tanda-tanda jenuhSolusinya, tutup buku dan piknik. Nanti kalau sudah fresh baru balik lagi membaca buku dan menulis.
Q: Mbak Yeti kapan pertama kali kirim ke media? Dan setelah pengiriman ke berapa dimuatnya?
A: Kirim ke media, 5 tahun lalu. Langsung dimuat. Setelah itu setiap kirim dimuat terus. Karena itu saya batasi tidak sering-sering kirim. Supaya pembaca tidak bosan dan dirindukan pembaca. Karena saya yakin tiap penulis sudah punya pembaca fanatik.
Q: Pertama kali mengirim resensi ke media, kita tujukan ke bagian apa?
A: Kirim artikel ke redaksi media yang bersangkutan bisa cek di grup penulis alamatnya.
A: Kirim artikel ke redaksi media yang bersangkutan bisa cek di grup penulis alamatnya.
Q: Apakah resensi buku sama dengan review buku? Apakah perlu mencari buku atau sumber pembanding?
A: Ya sama saja mba. Pembanding perlu juga untuk memperkaya tulisan kita. Terlebih buku yang sejenis atau karya penulis sebelumnya.
A: Ya sama saja mba. Pembanding perlu juga untuk memperkaya tulisan kita. Terlebih buku yang sejenis atau karya penulis sebelumnya.
Q: Mba Yeti, pernahkah meresensi novel? Berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk membaca sampai habis biasanya?
A: Tergantung novelnya ya mba. Kalau bagus saya bisa 3 hari habis atau sekali duduk. Tapi untuk menulis resensinya, saya terkadang baca ulang untuk mempertajam analisis. Sehingga tulisan tidak asal. Butuh waktu 1-3 hari menulis resensi novel. Kalau buku selain novel, 3 jam saja cukup untuk menulis.
Kesimpulan.....
Nah...itulah tadi ilmu dari Mbak Yeti Kartikasari dalam Short Coaching #4 Indscript Creative yang mengupas tema "Asyik Menulis Resensi"
Gimana, tertarik mencoba? Atau memang sudah pernah jebol ke media resensinya? Yuks semangat bikin resensi lagi. Kalau ditekuni bakal banyaak lho dapat pundi-pundi. Belum lagi buku-buku pun bakal datang sendiri...Yeaay!!
Jangan kek saya yang resensinya cuma berani dipajang di blog ini saja...🙈
Siip lah, selamat mempraktikkan ilmunya dan semoga sharing ini bermanfaat yaaa. Semangaaat!!
Happy Sharing - Happy Blogging
Dian Restu Agustina
Mantul banget. Perlu semua nih ilmunya. Aku udah lama liburnge-resensi. Kok kayaknya mulai kangen, hehe. Coba-coba lagi ah. Makasih uraiannya ya Mbak. Wis tak cateti
BalasHapusAda kelas onlinenya ya,busa dengan mudah ya sekarang mendapatkan ilmu. Saya masih lemah kalau menulis resensi mungkin karena saya masih kurang membaca juga.
BalasHapusMaayaAllah.. mantap tulisannya mbak. Oh ya jadi review dan resensi itu sama ya mbk?
BalasHapusLengkap banget Mba, bookmark dulu ah ini daging semua hehe. Saya pernah kepengen review buku tapi belum paham caranya, sekarang sudah dapat sedikit gambarannya :)
BalasHapusIni penting banget buat saya, ilmu baru dan sangat bermanfaat. Bikin rajin baca biar muncul mood buat nge resensi. Semoga ada kelas ini dalam waktu dekat
BalasHapusDaku belum pernah jebol mengirim resensi ke media, hahah, sepertinya pas lihat tips nya memang ada yang salah dan kurang daku terapkan
BalasHapusLengkap banget ulasannya mbak. Saya jadi keinget nulis resensi di majalah kampus dulu. Tapi kyknya blm ada yg tembus media, kecuali milik komunitas sendiri. AKu suka baca2 QA-nya. TFS
BalasHapusWahh, lengkap banget nih mba pembahasannya. Aselii, pas baca tips ini tetiba langsung berasa mau nulis hahah. Bermanfaat banget mba, sukaa
BalasHapuswow.. mantap mba Dian, makasih tips-tipsnya, kebetulan saya memang membutuhkannya :)
BalasHapusDulu2 bngt aku sering mba kirim cerpen or puisi k majalah cuma blum berani nih klo nulis resensi dan nonfiksi masih hrs bnyk belajar
BalasHapusDari dulu pengen coba resensi buku tapi bingung saja habis itu gimana? Mau nya sih bikin buku tapi bingung juga bagaimana caranya? Sharing mu lengkap dan komplit plit plit banget
BalasHapusSaya juga baru sebatas resensi eehh apa review novel ringan aja Mbak lalu dipajang di blog doang. Itu juga masih harus banyak belajar, masih haus ilmu ini. Asyik banget ya Mbak bisa ikut kelas seperti ini yg bisa belajar langsung dari sumber yg benar2 menguasai bidangnya :)
BalasHapusAku juga hanya menulis resensi dan review buku di blog saja. Ternyata ada banyak tips ya seputar resensi buku. Baca postingan ini jadi pengen nulis resensi buku lagi setelah kira-kira udah dua bulan lebih nggak baca buku dan nggak nulis resensi buku.
BalasHapusAku juga hanya menulis resensi dan review buku di blog saja. Ternyata ada banyak tips ya seputar resensi buku. Baca postingan ini jadi pengen nulis resensi buku lagi setelah kira-kira udah dua bulan lebih nggak baca buku dan nggak nulis resensi buku.
BalasHapusWah mba Yeti dari kelas 3 SD sudah mengirimkan naskahnya ke media. Saya usia segitu masih main barbie versi kertas karton. Hahaha..
BalasHapusSharingnya lengkap banget mbak. Insight buatku kalau mau bikin buku nih. Jadi inget dulu banget pas kecil pernah sok sokan bikin naskah. Kira-kira seumur mbak Yeti sih. Tapi gak pernah dikirim kemana-mana. Mau bacanya lagi aja malu. Haha
BalasHapusWaaahh, mantul banget mbak Dian! Makasih ya udah mau berbagi materi kelas resensi ya mbaak.
BalasHapusWah aku baru tahu adanya Indscript ini. Ada training juga. Profesional sekali ya mbak. Tulisannya juga lengkap banget. Aku kebetulan belum pernah menulis resensi tapi lumayan penasaran dan ini berguna banget.
BalasHapusPastinya asik ya mbak bisa nulis resensi, bahkan ada juga nih temen2ku yg resensinya tayang di majalah cetak dan online. Jadi pengen belajar deh. Saya blm pernah nyoba nulis resensi
BalasHapusTerima kasih, sangat mencerahkan dan semoga bermanfaat
BalasHapus