Menjadi Pasangan yang Menyenangkan? Ini Dia Caranya!
Menjadi Pasangan yang Menyenangkan? Ini Dia Caranya! Well, lima hari setelah menikah saya langsung diboyong suami pindah ke tempatnya bekerja di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Jangan ditanya apa perasaan saya. Nano-nano, manis pedes asin...pokoknya rame rasanya!😁 Gimana enggak rame cobak, saya mengenal dia cuma sekilas saja. Dan tiba-tiba saja berbekal dua koper besar dan buku nikah berstatus istri, saya harus "ngikut" pria yang saat itu resmi saya sebut suami. Mana mboyongnya ribuan kilometer pula, dari Denpasar-tempat tinggal saya sebelumnya dan Kediri-rumah Orang Tua saya, hiks! Duh, Gusti, semoga semua baik-baik saja, begitu doa saya terpanjat di sepanjang perjalanan menuju ke sana.
Lalu,..... waktu pun berlalu. Hingga tahun ini pernikahan kami menginjak tahun ke 17!
Yup, sweet seventeen...ibarat manusia sedang mekar-mekarnya untuk digoda dan tergoda #eh. Maksudnya berada di tahun yang mungkin saja satu diantara kami bisa jadi merasa pernikahan ini membosankan sekali!🙈
Ha, beneran? Memang bisa begitu ya?
Tentu saja bisa....Makanya simak terus ya, terutama buat kamu, kamu dan kamu yang masih jomblo atau newbie dalam dunia pernikahan ini #halah
Nikah Tak Selamanya Indah
Ketika dua orang yang berbeda latar belakang disatukan dalam sebuah pernikahan tentu butuh waktu untuk menyesuaikan diri satu sama lain. Dan adaptasi ini tak hanya untuk diri tapi juga keluarga besar kedua belah pihak.
Nah, masalah yang pertama muncul bisa jadi berbeda pada setiap pasangan. Ada yang kebiasaan sehari-hari suami atau istri yang bikin keki. Masalah mertua yang semuwaaa hal ingin dicampuri. Atau bisa jadi bersinggungan dengan ipar yang perilakunya bikin hati terbakar!
Semuaaa ada di fase sini....!
Meski, kerikil yang mengawali ini masih tertutupi oleh manisnya hari-hari yang dijalani mengawali status sebagai pasutri. Jadi tenang saja, biasanya sih belum sampai nyanyi:
"Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini?
Pernah 'ku mencoba 'tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti...."😁
Nah, ketika pernikahan ternyata tak seindah yang dibayangkan, mulailah diri untuk instropeksi. Menjadi pasangan yang menyenangkan memang suliiit, tapi bisa jika dicoba. Dan, saya...sama dengan dirimu yang sedang membaca artikel ini, masih terus berusaha melakukannya hingga kini dan memperbaiki diri hari demi hari.
Setidaknya saya terus berusaha menjadi pasangan yang menyenangkan sehingga suami merasa nyaman. Caranya:
1. Prioritaskan Pasangan
Prioritaskan dulu pasangan, baru anak-anak, pekerjaan, kegemaran, teman-teman dan sisi lain kehidupan. Karena jika hubungan suami istri serasi maka yang lain akan mengikuti. Jangan sampai saat sudah ada anak, kita sebagai istri jadi lalai melayani suami. Juga sebaliknya karena alasan kesibukan pekerjaan, suami abai pada istrinya.
Yang saya lakukan saat ini misalnya, sebelum pergi untuk berkegiatan, kasih tahu dulu Paksu...Mesti keseringan sudah ambil kerjaan baru kasih tahu, bukan sebelumnya bilangnya haha. Tapi paling tidak saya meminta ijin dulu biar dapat restu. Ini penting sihmeski saya sudah punya Restu. Doa suami kan akan membawa keberkahan bagi istri, setujuuuu?
2. Utamakan Kejujuran
Kejujuran mutlak adanya untuk melanggengkan hubungan. Ungkapkan perasaan pada pasangan, kemukakan pendapat, tapi jauhi debat. Sampaikan alasan dan jika memang tak setuju, tak perlu ragu sampaikan baik-baik isi hatimu.
Dan, dengarkan pula saran dari pasangan. Biasanya nih, kalau pasangan baru itu, ego yang nomor satu. Harapannya dengan jujur bisa rundingan eh malah berakhir eyel-eyelan kwkwkw
Jadi, teteup utamakan kejujuran dalam menyelesaikan persoalan. Karena pada dasarnya sebuah kebohongan akan membuahkan kebohongan yang lainnya.
3. Tampil Menawan untuk Pasangan
Berpenampilan menarik di depan pasangan adalah salah satu kunci keharmonisan pernikahan. Bagaimana bisa mesra hubungannya, jika istri tiap kali di rumah bersama suami selalu dasteran, padahal saat pergi ia cantik berdandan.
Juga apa artinya saat suami pergi bekerja, berpakaian sedap dipandang mata dari ujung kaki hingga kepala, tapi ketika di depan istrinya ia malas membersihkan badan juga enggan mengganti pakaian.
Nah, sebaiknya pantaskanlah penampilan untuk menyenangkan hati pasangan.
4. Terima Kelebihan dan Kekurangan
Pasangan juga manusia biasa yang ada baik dan buruknya. Terima kelebihan juga kekurangannya. Saling mengisi dan melengkapi. Hindari membesarkan hal-hal kecil. Jangan hanya karena suami ceroboh menaruh handuk basah di kasur, omelan istri sudah panjang kayak sepur. Jangan pula ketika masakan istri keasinan, suami mengucapkan kata yang menyakitkan.
Tipsnya nih jka ada kesalahan dan kekurangan pada pasangan, maka segera ingat kebaikan, jasa, serta kelebihannya. Jangan sampai kita dihasut oleh setan yang berusaha menjadikan kita hanya mengingat kejelekan dan keburukan pasangan saja.
5. Katakan Jangan Simpan
Pasangan bukanlah seorang paranormal yang (katanya) bisa membaca pikiran/menebak perasaan. Misalnya, saat istri lagi kesal karena suami lupa janji, lalu ia marah tak tentu arah. Daripada menggerutu, menunggu sambil mulut maju, berharap suami tahu isi hatimu, lebih baik bilang terus terang!
Inga..inga.. pernikahan tidak akan membuat otomatis tahu, apa yang dipikirkan pasangan.
6. Mengingatkan Butuh Kesabaran
Kebiasaan buruk pasangan bisa berubah atas dasar kemauan, bukan karena paksaan. Kalau dari sananya sudah sembrono, susah untuk mengganti jadi teliti. Jadi perlu kesabaran istri, jika suami suka menaruh barang sembarangan, sementara sang istri rapi sekali. Juga sebaliknya jika ada kebiasaan istri yang kurang pas di hati suami, perlu kesabaran untuk menasihati.
7. Kesabaran Menghadapi Ujian
Pernikahan yang berjalan sempurna, bahagia selama-lamanya, adalah pernikahan Cinderella dan pangeran tampan dari negeri dongeng. Kenyataannya, suami istri akan menemui beragam masalah, karena adanya perbedaan latar belakang. Dan, semua itu adalah ujian pernikahan, yang jika bersabar dan teguh menghadapinya, Allah akan mengangkat derajat keduanya.
8. Jaga Rahasia Rumah Tangga
Sebahagia apapun pernikahan pasti akan dihiasi perselisihan baik kecil maupun besar. Yang perlu diingat saat bertengkar adalah: hindari caci maki yang menyakiti hati dan jauhi KDRT. Selain itu jaga rahasia rumah tangga, jangan sampai tersebar kemana-mana, apalagi sampai mengumbar di sosial media. Jika perlu, cari bantuan kepada yang berwenang, seperti orang tua, pemuka agama atau KUA.
9. Beri Keleluasaan Pasangan
Suami istri terdiri dari dua individu yang masing-masing punya kepribadian, kegemaran, bakat, minat, yang bisa berbeda. Jadi, tidak perlu memaksa menyamai pasangan kita.
Juga, beri keleluasan pada pasangan untuk menekuni hobi dan mempunyai waktu untuk diri sendiri, agar potensinya berkembang dan demi keharmonisan hubungan.
10. Jaga Cinta
Seiring berjalannya masa, cinta pada pasangan bisa saja memudar. Perlu usaha dari suami dan istri agar cinta tetap terawat bahkan meningkat. Beri perhatian pada pasangan, hargai dan bangun komunikasi, saling memberi pujian dan selalu punya waktu untuk berdua, misalnya bisa jadi solusinya.
Hubungan suami istri memang tak selamanya sempurna. Pasti akan ada naik turunnya. Saat tak bersesuaian pendapat, bisa timbul debat. Ketika salah satu tak setuju, keduanya bisa saling berseteru. Sebaliknya, kala rasa sayang begitu menggelora, seakan keduanya tak mau berpisah walau sedetik saja. Juga saat bahagia melanda, bertambahnya kekuatan cinta keduanya pun bisa tak terkira.
Agar hubungan suami istri berjalan sesuai dengan yang diidamkan, diperlukan komitmen keduanya untuk menjaga ikatan pernikahan. Saling menghormati, menghargai perbedaan, mengedepankan kesabaran, hingga pernikahan yang bahagia, langgeng dan penuh keberkahan pun bukan lagi sebuah impian.
Maka berusaha menjadi pasangan yang menyenangkan adalah keharusan!
Nah, masalah yang pertama muncul bisa jadi berbeda pada setiap pasangan. Ada yang kebiasaan sehari-hari suami atau istri yang bikin keki. Masalah mertua yang semuwaaa hal ingin dicampuri. Atau bisa jadi bersinggungan dengan ipar yang perilakunya bikin hati terbakar!
Semuaaa ada di fase sini....!
Meski, kerikil yang mengawali ini masih tertutupi oleh manisnya hari-hari yang dijalani mengawali status sebagai pasutri. Jadi tenang saja, biasanya sih belum sampai nyanyi:
"Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini?
Pernah 'ku mencoba 'tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti...."😁
Jadi Pasangan yang Menyenangkan? Memang Sulit tapi Bisa Jika Dicoba!
Nah, ketika pernikahan ternyata tak seindah yang dibayangkan, mulailah diri untuk instropeksi. Menjadi pasangan yang menyenangkan memang suliiit, tapi bisa jika dicoba. Dan, saya...sama dengan dirimu yang sedang membaca artikel ini, masih terus berusaha melakukannya hingga kini dan memperbaiki diri hari demi hari.
Setidaknya saya terus berusaha menjadi pasangan yang menyenangkan sehingga suami merasa nyaman. Caranya:
1. Prioritaskan Pasangan
Prioritaskan dulu pasangan, baru anak-anak, pekerjaan, kegemaran, teman-teman dan sisi lain kehidupan. Karena jika hubungan suami istri serasi maka yang lain akan mengikuti. Jangan sampai saat sudah ada anak, kita sebagai istri jadi lalai melayani suami. Juga sebaliknya karena alasan kesibukan pekerjaan, suami abai pada istrinya.
Yang saya lakukan saat ini misalnya, sebelum pergi untuk berkegiatan, kasih tahu dulu Paksu...Mesti keseringan sudah ambil kerjaan baru kasih tahu, bukan sebelumnya bilangnya haha. Tapi paling tidak saya meminta ijin dulu biar dapat restu. Ini penting sih
2. Utamakan Kejujuran
Kejujuran mutlak adanya untuk melanggengkan hubungan. Ungkapkan perasaan pada pasangan, kemukakan pendapat, tapi jauhi debat. Sampaikan alasan dan jika memang tak setuju, tak perlu ragu sampaikan baik-baik isi hatimu.
Dan, dengarkan pula saran dari pasangan. Biasanya nih, kalau pasangan baru itu, ego yang nomor satu. Harapannya dengan jujur bisa rundingan eh malah berakhir eyel-eyelan kwkwkw
Jadi, teteup utamakan kejujuran dalam menyelesaikan persoalan. Karena pada dasarnya sebuah kebohongan akan membuahkan kebohongan yang lainnya.
3. Tampil Menawan untuk Pasangan
Berpenampilan menarik di depan pasangan adalah salah satu kunci keharmonisan pernikahan. Bagaimana bisa mesra hubungannya, jika istri tiap kali di rumah bersama suami selalu dasteran, padahal saat pergi ia cantik berdandan.
Juga apa artinya saat suami pergi bekerja, berpakaian sedap dipandang mata dari ujung kaki hingga kepala, tapi ketika di depan istrinya ia malas membersihkan badan juga enggan mengganti pakaian.
Nah, sebaiknya pantaskanlah penampilan untuk menyenangkan hati pasangan.
4. Terima Kelebihan dan Kekurangan
Pasangan juga manusia biasa yang ada baik dan buruknya. Terima kelebihan juga kekurangannya. Saling mengisi dan melengkapi. Hindari membesarkan hal-hal kecil. Jangan hanya karena suami ceroboh menaruh handuk basah di kasur, omelan istri sudah panjang kayak sepur. Jangan pula ketika masakan istri keasinan, suami mengucapkan kata yang menyakitkan.
Tipsnya nih jka ada kesalahan dan kekurangan pada pasangan, maka segera ingat kebaikan, jasa, serta kelebihannya. Jangan sampai kita dihasut oleh setan yang berusaha menjadikan kita hanya mengingat kejelekan dan keburukan pasangan saja.
5. Katakan Jangan Simpan
Pasangan bukanlah seorang paranormal yang (katanya) bisa membaca pikiran/menebak perasaan. Misalnya, saat istri lagi kesal karena suami lupa janji, lalu ia marah tak tentu arah. Daripada menggerutu, menunggu sambil mulut maju, berharap suami tahu isi hatimu, lebih baik bilang terus terang!
Inga..inga.. pernikahan tidak akan membuat otomatis tahu, apa yang dipikirkan pasangan.
6. Mengingatkan Butuh Kesabaran
Kebiasaan buruk pasangan bisa berubah atas dasar kemauan, bukan karena paksaan. Kalau dari sananya sudah sembrono, susah untuk mengganti jadi teliti. Jadi perlu kesabaran istri, jika suami suka menaruh barang sembarangan, sementara sang istri rapi sekali. Juga sebaliknya jika ada kebiasaan istri yang kurang pas di hati suami, perlu kesabaran untuk menasihati.
7. Kesabaran Menghadapi Ujian
Pernikahan yang berjalan sempurna, bahagia selama-lamanya, adalah pernikahan Cinderella dan pangeran tampan dari negeri dongeng. Kenyataannya, suami istri akan menemui beragam masalah, karena adanya perbedaan latar belakang. Dan, semua itu adalah ujian pernikahan, yang jika bersabar dan teguh menghadapinya, Allah akan mengangkat derajat keduanya.
8. Jaga Rahasia Rumah Tangga
Sebahagia apapun pernikahan pasti akan dihiasi perselisihan baik kecil maupun besar. Yang perlu diingat saat bertengkar adalah: hindari caci maki yang menyakiti hati dan jauhi KDRT. Selain itu jaga rahasia rumah tangga, jangan sampai tersebar kemana-mana, apalagi sampai mengumbar di sosial media. Jika perlu, cari bantuan kepada yang berwenang, seperti orang tua, pemuka agama atau KUA.
9. Beri Keleluasaan Pasangan
Suami istri terdiri dari dua individu yang masing-masing punya kepribadian, kegemaran, bakat, minat, yang bisa berbeda. Jadi, tidak perlu memaksa menyamai pasangan kita.
Juga, beri keleluasan pada pasangan untuk menekuni hobi dan mempunyai waktu untuk diri sendiri, agar potensinya berkembang dan demi keharmonisan hubungan.
10. Jaga Cinta
Seiring berjalannya masa, cinta pada pasangan bisa saja memudar. Perlu usaha dari suami dan istri agar cinta tetap terawat bahkan meningkat. Beri perhatian pada pasangan, hargai dan bangun komunikasi, saling memberi pujian dan selalu punya waktu untuk berdua, misalnya bisa jadi solusinya.
Hubungan suami istri memang tak selamanya sempurna. Pasti akan ada naik turunnya. Saat tak bersesuaian pendapat, bisa timbul debat. Ketika salah satu tak setuju, keduanya bisa saling berseteru. Sebaliknya, kala rasa sayang begitu menggelora, seakan keduanya tak mau berpisah walau sedetik saja. Juga saat bahagia melanda, bertambahnya kekuatan cinta keduanya pun bisa tak terkira.
Agar hubungan suami istri berjalan sesuai dengan yang diidamkan, diperlukan komitmen keduanya untuk menjaga ikatan pernikahan. Saling menghormati, menghargai perbedaan, mengedepankan kesabaran, hingga pernikahan yang bahagia, langgeng dan penuh keberkahan pun bukan lagi sebuah impian.
Maka berusaha menjadi pasangan yang menyenangkan adalah keharusan!
Baiquelah, yuks sama-sama mencoba kitaaa... !
Dan, semoga pernikahan kita bahagia dan langgeng untuk selamanya. Aamiin. 💞
Artikel ini ditulis sebagai jawaban trigger Collabs Pasukan Blogger JA: Nurul Fitri Fatkhani, Damar Aisyah dan Merry Merida
Love,
Dian Restu Agustina
Aaaah, gak nyangka loh aku mbak kl mbak Dian udah sweet seventeen pernikahannya. Aku masih 4 tahunan, mesti banyak belajar
BalasHapusWahhh menjga cinta masuk kedalam urutan terakhir yaa wuehehe :D
BalasHapusMasya Allah, makasi Mba dian tipsnya. Aku masih nyubi nih dlm dunia persilatan eh pernikahan, br mo masuk thn k-5, masih harus adaptasi juga. Mba dian dan suami, barokalloh ya atas sweet seven teen pernikahannya ya, sakinah mawaddah wa rohmah..
BalasHapusbahkan sampai skrpun, aku dan suami kdg msh suka berdebat ttg hal2 tertentu, yg mana kami berdua memang jauh beda sih karakternya.. tp sehisa mungkin, aku jg ga bakal mau ribut terlalu besar, ato terlalu lama. ttp diusahain cari solusi bersama. Supaya ttp hot, aku dan suami udah sepakat ada waktu di mana aku boleh arrange liburan berduaan doang ama dia. tp wkt itu pake kesepakatan, ga boleh lbh dr 7 hr kalo hanya berdua. kec kalo bareng anak terserah deh mau brp lama :D. aku setuju akhirnya, krn toh kalo memang mau liburan lbh lama, suami ttp izinin aku pergi sendiri ato bareng temen. libur berdua suami walk setahun sekali itu ptg soalnya utk ttp bikin kami berdua on fire kayak masa# pacaran hahahahah...
BalasHapusTdk terasa ya, tahun depan saya juga sdh sweet seventeen ternyata😁 padahal rasanya baru kemarin hihihi...
BalasHapusDan benar sih mak, ternyata kehidupan setelah pernikahan itu sebetulnya tdk seindah bayangan saat sebelum pernikahan.
Banyak terkaget kaget di awal awal... Eh kok begini sih, lah kok begitu sih...
Jadi mmg harus pintar pintar menempatkan diri hehehe...
Tips yg keren utk para pasangan muda dan calon pasangan muda di luaran sana😁👍
Cerita dan tips yang indah sekaligus mencerahkan mbak dian. Menikah memang sebuah perjuangan tanpa akhir ya mbak, saya baru nginjek diangka 5 lewat sekian, semoga kuat menghadapi segala cobaan yang datang ☺👍
BalasHapusSelamat sweet seventen pernikahan mba! Nikah itu ternyata ngga seenak disinetron #naoon hahahhaa XD kebayang sih 2 orang jadi satu, pasti banyak adaptasi. TFS tipsnya, menjaga sparkling cinta tuh emang butuh usaha, apalagi kalau udah bertahun2 nikah :D
BalasHapusAlhamdulillah sweet seventeen euy. Waaah, ALhamdullilah aku merantau tak sebegitu jauh darimu ya Mbak, tep aja kelingan bapak dan ibuku. Makasih tipsnya, memang menikah gak memulu melihat bahagia aja ya, ada banyak kali persoalan yang kadang meneteskan air mata dan sedikit nahan nafas, hehehe.
BalasHapusAamiin... semoga langgeng bahagia selalu.
BalasHapushihi sama kayak saya, kalau dapat tugas keluar kota, diiyain dulu. hari berikutnya pas udah muncul surat tugas baru minta ijin
hai mbaa... kok kita senasib. sama2 sweet seventeen (aku nikah bulan januari). sama2 diboyong ke antah berantah 5 hari stl nikah :D
BalasHapuswaktu itu aku dibawa ke semarang dari rumah ortu di cikampek. emang, rasanya nano-nano blank mau hidup berdua sajah di kota orang hihihi
moga langgeng selalu dan berbahagia yaa buat mba dian dan suami :)
Kerenn sudah bertahan sampai 17 tahun mbak, aku baru 3 tahun, masih seumur jagung.
BalasHapusKomunikasi itu penting ya, aku justru suami yg jarang ngomong, aku gatau apa dia punya unek2 sama aku atau engga 😂 ada saran ga mbak, biar suami lebih bisa mengungkapkan isi hatinya?
Mbaaa, tips cespleng dari dirimu ini aku baca berulang-ulang.
BalasHapusYa ampuuun antara melongo (karena ga percaya dirimu udah merit 17 tahun, kok masih imut2 gini) dan thankful bangeeett :D
--bukanbocahbiasa(dot)com--
bener niih, menikah gak lantas bikin pasangan auto tau apa yang kita rasa dan pikirkan. congrats ya mbaaaak, udah sweet seventeen aja nih, aku dong yang baru 10 tahun mulai terseok-seok karena cekcok. cekcoknya soal sepele sih, tapi tetap aja nyebelin. hehehe
BalasHapusSetuju banget. Menikah tak selamanya indah. Setiap hari ada aja rasanya hal baru yang dipelajari. Dan sabar adalah koentji! :D
BalasHapusWah udah 17 tahun pernikahannya ya mba. Smg Samara terus ya. Setuju bgt dg poin2 di atas. Sy masih belajar terus utk berumahtangga, ternyata gak mudah. Kadang ketika adem ayem eh ada aja ujiannya. Allah pengn kita naik kelas mungkin
BalasHapusMasyaallah dapat tips bermanfaat dari yang usia pernikahannya sudah 17 tahun. Kadang memang suka lupa deh, lebih mengutamakan anak-anak dibanding pasangan. Jadi diingatkan ini aku.
BalasHapuswoaaaa..uda suit suiventen mbak. Turutt bahagia dengan usia pernikahannya. dan aduuuuh mb dian juga tampak ga jauh amat dari usia suit suiventen hehehe. Trimakasih tipsnya ya mbak...saya nih masih suka menyimpan sesuatu. ga ngomong meski tau kalau suami bukan cenayang yg bisa baca pikiran hahahah
BalasHapusYang penting semua dilakuin berdua ya mbak. Kadang hanya salah satu dari istri atau suami yg sadar akan pentingnya jadi menyenangkan 😁
BalasHapusHehehe saya baru jalan 13 tahun mba, masih terus belajar juga, ya bertengkar biasalah lah ya dalam rumah tangga tapi ga lama paling seminggu hahahhaha
BalasHapusAw aw. Romantis sekali sii. Aku bacanya jadi pengen undang Mbak deh untuk ikutan nubar soulmate, ituu bikin antologi tentang pasangan. Eaa
BalasHapusWah udah 17 tahun, semoga selalu sakinah mawaddah wa rahmah ya... Makasih sharing tipsnya, pengingat utk saya yg baru menikah 9 tahun...
BalasHapusTerima kasih tipsnya ya mba,kubintangin..semoga samawa selalu dengan suami, aamiin..
BalasHapusWow 17 tahun, happy anniversary mbak, aku masih belum ada separuhnya :D
BalasHapusMoga2 bisa mencapai angka itu dan angka lain yang lebih tinggi ya pernikahan kita semua aamiin
Tampil menawan untuk pasangan bener banget nih, jangan cuma rapi pas keluar rumah, masa suami dikasih yang sepet hihihi. Sebaiknya gak cuma kita perempuan yang memantaskan penampilan tapi suami juga ya biar sama-sama enak dipandang.
BalasHapusSemoga kita sama-sama langgeng ya mbak.
Happy sweet seventeeeen yaaak, kalo udah lebih dari sepuluh tahun tuh udah kayak teman tapi mesra, *eh
BalasHapusYang pasti udah berlatih sabar, setia, dan menjaga komunikasi ya
Menerima kekurangan dan kelebihan pentig banget ya mba. Karena kalau tidak bisa menerima kekurangan pasti ada aja hambatannya. Dengan saling mengisi rumah tangga bahagia ya.
BalasHapusSama mba aku mosh tinggal di rumah mertua 8 bulan baru pindah k rumah sendiri sama yak rasanya nano2... samawa smp akhir yakkk
BalasHapusKalau aku karena usia kita terpaut 11 tahun jadi suamiku macam kakak ke adeknya. Tapi memang namanya hubungan tuh yang paling penting adalah komunikasinya. Karena kita bukanlah paranormal yang tau apa yang ingin diungkapkan oleh pasangan. Happy sweet seventeen ya mbak.
BalasHapusWaah...barakallahu fiik, kak...
BalasHapusSudah 17 tahun mengarungi biduk rumah tangga.
MAshaAllah~
Aku baru masuk tahun ke 9.
Dan masih sering merasa kok gini, kok gituu...tapi yhaa..balik lagi.
Hanya kita yang tahu apa yang diinginkan suami.
Komunikasi dua arah yang intens.
Waaa makasih tips nya. Sebenarnya dah tau jugaa tp susah nerapinnya huhuhu.Setidaknya dah mencoba Yaa. Semoga keberkahan buat keluarga2kita ya. Admit
BalasHapusaamiin semoga langgeng yah sampai akhir hayat. Tipsnya juga makasih ya mbak
BalasHapusMasyaallah 17 tahun itu luar biasa. Saya yang baru 8 rasanya sudah megah megeh. Hehe. Katanya rentan itu di 5 tahun pernikahan, 10 tahun juga ya
BalasHapusPas betul nih untuk pasangan baru maupun lama. Jangan sampai hubungan menjadi renggang dan dingin karena salah kita yang tidak belajar dan memperbaiki diri ya
BalasHapus