Dolpin (Dolanan Pintar) - Mainan Edukasi Kesehatan Reproduksi
Dolpin (Dolanan Pintar) - Mainan Edukasi Kesehatan Reproduksi
"Buk, kalau punyanya perempuan itu beda ya sama punyaku? Bedanya apa? Kenapa beda, ya?"
Tanya Si Mas satu waktu, saat kecil dulu sambil menunjuk ke alat kelaminnya.
Saya yang saat itu masih seorang Ibu baru, terkejut dengan pertanyaan itu. Akhirnya saya jawab sekilas saja sambil berusaha mengalihkan perhatian ke hal lainnya.
Begitu juga saat dia menanyakan seputar "suami", "istri" dan "bayi"
"Buk, kalau laki-laki sama perempuan menikah, kan jadi suami istri, terus mereka punya bayi, bayinya itu asalnya dari mana?"
Jlebb!
(Oalah, Le, mbok ya nanya itu 2 ditambah 2 berapa, jadi Ibuk enggak perlu pusing kepala? Terus kalau kek gini jawabe piye?)
Menanggapi pertanyaannya saya masih menjawab sekedarnya dan (teteup) berusaha mengalihkan perhatiannya.
Nah, ketika beberapa tahun kemudian adiknya menanyakan hal yang sama, saya pun berubah. Bukan jamannya lagi ngasal menjawab pertanyaan anak tentang kesehatan reproduksi dan seputar "suami, istri dan bayi" ini.
Juga, mengalihkan perhatian dan menganggap pertanyaan seperti ini tabu untuk dibicarakan, bukan pula solusi. Yang ada, khawatirnya dia mencari informasi sendiri. Ya kalau nyari tahunya dengan cara yang benar dan pada sumber yang tepat. Lha kalau malah menjerumuskannya ke hal-hal yang tidak diinginkan, gimana cobak? Apa enggak makin pusing tuh kepala Ibuk Bapak?
Lalu harus bagaimana, yaaa?
Edukasi Kesehatan Reproduksi, Tabu atau Perlu?
Hm, sebenarnya, edukasi kesehatan reproduksi sejak dini itu tabu atau perlu? Memang, saat ini masyarakat kita masih banyak yang beranggapan bahwa:
- Pendidikan kesehatan reproduksi itu tabu
Sebagian orang beranggapan tidaklah pantas dan etis mengajari anak tentang seputar reproduksi ini. Dengan anggapan, nanti kalau besar mereka juga akan tahu sendiri.
- Pendidikan kesehatan reproduksi = berhubungan seksual
Ini yang paling sering. Banyak yang menolak materi pendidikan kesehatan reproduksi karena beranggapan sama dengan mengajarkan bagaimana cara berhubungan suami istri. Padahal faktanya, pendidikan kesehatan reproduksi mengajarkan beragam materi seperti pengenalan bagian tubuh, menjaga diri dan lainnya.
- Anak belum cukup umur
Masak anak masih kecil begini diajari kesehatan reproduksi? Buat apa? Nanti kalau sudah besar saja! Bahaya, bisa bikin mereka mencoba! Sementara faktanya ,memberikan pendidikan seksualitas sejak dini tidak ada hubungannya dengan meningkatnya aktivitas seks pra-nikah.
Nah, beberapa alasan tadi membuat edukasi kesehatan reproduksi belum dianggap perlu oleh sebagian masyarakat kita.
Padahal, hari gini kalau mengingat berbagai kejadian yang mewarnai pemberitaan di media tentang pelecehan dan eksploitasi seksual, kehamilan usia dini, pernikahan di bawah umur ....ah rasanya memang tak perlu menganggap lagi tabu hal itu.
Padahal, hari gini kalau mengingat berbagai kejadian yang mewarnai pemberitaan di media tentang pelecehan dan eksploitasi seksual, kehamilan usia dini, pernikahan di bawah umur ....ah rasanya memang tak perlu menganggap lagi tabu hal itu.
Sebut saja, kita sering mendengar kasus pelecehan seksual terhadap anak terjadi justru di lingkungan terdekatnya. Banyak pelaku adalah orang terdekat, seperti orang tua, saudara, tetangga, teman bermain anak, guru dan lainnya.
Fenomena seperti ini seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua, terutama orang tua. Sebagai pelindung utama, maka menjadi kewajiban orang tua untuk menghindarkan dan membentengi anak dari kekerasan seksual yang ada. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin.
Pendidikan seks yang dimaksud adalah pendidikan seks untuk anak usia dini meliputi:
Nah, salah satu sarana yang bisa digunakan adalah melalui alat permainan.
Bukan sembarang alat permainan ya...Melainkan yang memang ditujukan sebagai sarana memberikan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi dengan aman, nyaman dan mudah, semudah membacakan buku dongeng.
Hmm, ada enggak sih yang kek gitu?
Ada dong! Dolpin alias Dolanan Pintar bisa jadi solusinya!
Fenomena seperti ini seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua, terutama orang tua. Sebagai pelindung utama, maka menjadi kewajiban orang tua untuk menghindarkan dan membentengi anak dari kekerasan seksual yang ada. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin.
Pendidikan seks yang dimaksud adalah pendidikan seks untuk anak usia dini meliputi:
- Mengenali anggota tubuh dan fungsinya
- Memahami tentang berharganya tubuh mereka sendiri
- Mengetahui serta dapat melindungi anggota tubuhnya dari kemungkinan ancaman kekerasan seksual
Nah, salah satu sarana yang bisa digunakan adalah melalui alat permainan.
Bukan sembarang alat permainan ya...Melainkan yang memang ditujukan sebagai sarana memberikan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi dengan aman, nyaman dan mudah, semudah membacakan buku dongeng.
Hmm, ada enggak sih yang kek gitu?
Ada dong! Dolpin alias Dolanan Pintar bisa jadi solusinya!
Dolpin (Dolanan Pintar) - Mainan Edukasi Kesehatan Reproduksi
Dolpin atau Dolanan Pintar adalah perangkat pengajaran pendidikan seksualitas berbasis keluarga untuk anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun dari Tulodo Indonesia.
Tulodo Indonesia adalah sebuah perusahaan konsultan dan manajemen proyek berbasis internasional yang berpusat di Jakarta yang berfokus pada perubahan perilaku di masyarakat.
Nah, sejak tahun 2018, Tulodo mengerjakan proyek bernama Dolpin (Dolanan Pintar) - mainan bertema kesehatan tubuh, kesehatan reproduksi serta hubungan berbasis keluarga untuk anak usia 5-9 tahun di Indonesia.
Dolpin lahir sebagai bentuk kepedulian terhadap banyaknya kasus kekerasan seksualitas terhadap anak, yang sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan memberi edukasi mengenai seksualitas sejak dini. Melalui Dolpin, Tulodo ingin membantu orang tua Indonesia untuk menyampaikan pendidikan seksualitas ke anak dengan cara nyaman dan menyenangkan, semudah membaca buku dongeng.
Oh ya, mengawali projek ini, Tulodo melakukan sebuah penelitian yang melibatkan 409 rumah tangga di Kemayoran, Jakarta Pusat, bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan orang tua dengan anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun, terutama terkait dengan pendidikan seksualitas di tingkat keluarga.
Penelitian ini menemukan, sebagian besar orang tua merasa dan percaya bahwa penting untuk mengajar anak-anak mereka tentang kesehatan reproduksi, perbedaan gender dan fungsi tubuh, serta perlindungan diri. Namun, hanya sekitar 40 persen yang memiliki kepercayaan diri untuk membahas masalah ini dengan anak-anak mereka sendiri.
Meskipun ada banyak penyebab di balik ini - seperti konstruksi sosial, tradisi keluarga, norma-norma serta kepercayaan tradisional dan agama. Selain itu, orang tua juga tidak memiliki alat yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan tentang pendidikan seksualitas dalam lingkungan keluarga.
Dolpin (Dolanan Pintar) - Sahabat Anak Inspirasi Keluarga
Nah, di dalam satu set Dolpin kita akan menemukan:
- 3 Buku Cerita Dolpin: Ini Tubuhku, Lindungi Tubuhmu, Saat Aku di Tempat Umum
- 1 Set Karakter Dolpin: berupa puzzle yang bisa dirangkai terdiri dari karakter Ayah, Ibu, Dora, Alpin, Kakek dan Tante - 6 batang kayu - 6 stiker bulat - 12 kancing - 6 lilin mainan - 6 lem serbaguna
- 1 Buku Diorama Dolpin
Yup, memang Dolpin merupakan mainan yang menggunakan prinsip Human Centered Design yang dilengkapi:
- 3D - Puzzle:
- Diorama
- Buku Cerita
See, dobel manfaat bukan? Sekalian stimulasi, juga memperkuat bonding keduanya!
Nah sesudah dirakit, Karakter Dolpin bisa juga dipakai bermain peran dengan cerita bersumber dari ketiga buku yang ada. Atau selanjutnya bisa juga dipakai lagi untuk perangkat saat mendongeng dengan cerita lainnya.
Sementara ketiga buku yang ada, untuk anak yang usia lebih muda bisa dibacakan oleh orang tua. Dan untuk anak yang sudah lancar membaca bisa dibaca bersama dengan orang tuanya.
Dolpin membawa manfaat bagi orang tua, diantaranya:
- Menambah pengetahuan tentang pendidikan kesehatan reproduksi anak
- Meningkatkan kepercayaan diri dalam menyampaikan pendidikan kesehatan tubuh dan reprodukdi
- Membangun hubungan yang lebih dekat dan terbuka dengan buah hati
Sedangkan manfaat Dolpin bagi anak:
- Tahu cara menjaga kesehatan diri
- Tahu cara melindungi diri dan menjaga keamanan diri sendiri
- Membangun komunikasi yang terbuka dengan orang tua
Peran Keluarga dan Dukungan Berbagai Pihak untuk Edukasi Kesehatan Reproduksi Anak
Nah, sorotan khusus dari Tulodo dalam pengembangan Dolpin diantaranya adalah faktanya sebagian orang tua memperkenalkan alat kelamin laki-laki dan perempuan tidak menggunakan istilah anatomi penis dan vagina, tapi nama panggilan seperti titit dan burung atau memji dan dompet.
Dalam uji coba Dolpin tim Tulodo menjelaskan mengapa penting untuk menggunakan istilah anatomi yang benar karena walaupun mereka terdengar sehat, anak-anak lebih mampu mengatakan dan menggunakan nama yang tepat.
Lebih penting lagi, penggunaan istilah yang benar memiliki hubungan penting dengan pencegahan dan respons pelecehan seksual. Jika seorang anak disentuh secara tidak tepat, anak tersebut dapat secara akurat menjelaskannya kepada orang dewasa yang dapat dipercaya. Nama panggilan untuk alat kelamin hanya membuat kebingungan di mana orang yang berbeda menggunakan nama panggilan yang berbeda.
Kata-kata "penis" dan "vagina" harus dinyatakan tanpa basa-basi. Dengan begitu, anak-anak belajar menggunakannya secara langsung dan tanpa rasa malu atau ambigu.
Mengajarkan pendidikan seksualitas kepada orang tua sangat mendesak, karena hal ini dipandang penting untuk mengoptimalkan pengiriman pesan kepada anak-anak. Orang tua harus merasa nyaman dengan memperdalam pengetahuan seksualitas mereka sendiri sebelum berbicara dengan dan mendidik anak-anak mereka tentang masalah ini.
Selain itu guru harus memiliki kreativitas dan kepercayaan diri untuk meningkatkan dan menekankan topik ini dalam bahan ajar.
Sedangkan untuk perdebatan yang sedang berlangsung tentang tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan seksualitas, apakah guru, orang tua atau lembaga lain yang lebih efektif. Seperti yang disarankan para ahli pengasuhan, kemitraan antara sekolah dan rumah dapat mencapai dampak yang lebih besar.
Bagaimanapun, mengembangkan pendidikan seksualitas yang baik dan sesuai usia menunjukkan bahwa seluruh masyarakat, tidak hanya orang tua dan sekolah, harus bertanggung jawab atas hal ini. Dengan didasarkan pada aspek pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kini.
Dan, semestinya kita tidak perlu menunggu peraturan pemerintah untuk membuat mata pelajaran sekolah khusus untuk memperkenalkan dan mendiskusikan seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada anak-anak kita.
Sebaliknya, itu harus dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga.💖
Dolpin (Dolanan Pintar)
Website: Dolanan Pintar
Email: community@tulodo.com | WA: Ade Ayu 081542860347
IG: DolpinID | Twitter: DolpinID | FB: DolpinID
Happy Parenting
Dian Restu Agustina
Bagus nih edukatif. Secara saya sendiri masih risih ngebahas soal begini ke anak2 hehehe
BalasHapusIya Bang, saya juga berusah menghilangkan kerisihan nih :)
Hapussusahnya adat timur yah. Saya kadang akhirnya mintol teman kantor ngejelasin ke sulung yang lagi puber
HapusWah menarik sekali ini mba. Edukasi sistem reproduksi dengan cara yang menyenangkan ya... cus kepoin websitenya...
BalasHapusTerima kasih infonya, Mbak... 🥰
Iya edukasinya dengan cara yang nyaman dan menyenangkan
HapusMenarik ya, alat permainannya. Aku lagi deg2an menghadapi pertanyaan Makin detil seputar reproduksi ini, dari ai bujang.
BalasHapusIya Mbak...membantu pengenalan seputar reproduksi ini
HapusMenarik sekali ini bentuk permainannya. Selain melatih kreativitas juga menambah pengetahuan ya
BalasHapusIya Mbak, punya banyak manfaat ini
Hapuswahh diperlukan banget nih dolpin.. secara banyak keingintahuan anak2 yang aku susah jelasinnya.. kalo gak dijelasin ya piye
BalasHapusIya, Mbak..bisa membantu kita menjawab pertanyan-pertanyaan ituuu
HapusYa ampun mbak, kok aku jadi tertarik ya. Karena emang kami biasa mengedukasi dengan cerita atau mainan edukasi karena lebih efektif buat anak usia dini. Makasih infonya mbak.
BalasHapusIya Mbak, semoga infonya bermanfaat yaa
HapusIya benar, anak sebenarnya bisa diberikan pendidikan seks sesuai usianya. Dolpin ini metode yang bagus.
BalasHapusIya Mbak..harus dikenalkan sejak awal
HapusAku kayaknya perlu ini nih suatu hari nanti mba. Dolpin..dulu aku jg nggak ngerti gmn bisa ada bayi hehe. Dan nggak pernah diedukasi sama ortu. Adanya di sekolah yg pelajaran biologi itui
BalasHapusNah, anak-anak kita biar ga mengalami hal yang sama :)
Hapussaya pernah baca kalau sebaiknya memang penyebutan untuk alat kelamin laki dan perempuan harus menggunakan istilah sebenarnya, penis dan vagina.
BalasHapustapi saya baru tau kalau itu tujuannya, agar apabila terjadi suatu pelecahan terhadap anak, kita tidak bingung dengan istilah-istilah samar yang digunakan.
trmksh infonya mba
Iya, mbak jadi anak paham itu namanya apa dan untuk selanjutnya tidak ada kebingungan jika ada pembahasan tentang itu.
HapusYg paling menakutkan jika orangtua tidak bisa menuntaskan rasa ingin tahu nya, anak mencari tahu sendiri lewat teman atau internet. Informasi yang didapat bisa saja salah atau tidak pas penyampaiannya. Kayaknya dengan dolpin ortu sama anak bisa sama-sama belajar ya mbak, ortu mgga perlu risih, anak terpuaskan rasa ingin tahunya..
BalasHapusWah jadi kepo sama produk ini, cuz meluncur ke IG nya deh..
Bermanfaat banget untuk orang tua baru kayak saya ini Mak. Soalnya belum punya bayangan gimana ngasih tau anak tentang sex awareness
BalasHapusKok bagus bener dolanannya, mba.Heheh. Menurutku pemgajaran reproduksi itu perlu tapi memang kota harus memilih cara penyampaian seperti apa
BalasHapusWah wah wahhh, ini ngebantu ortu banget ya Mba
BalasHapusKarena selama ini banyak yg "gelagapan" kalo ditodong pertanyaan seputar reproduksi, alat vital, dll
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Di era serba digital ini anak-anak sangat mudah terpapar pemahaman negatif terkait pendidikan seks. Nah disinilah memang pentingnya peran aktif orangtua untuk memberikan informasi dan pendidikan seks yang tepat, sesuai rentang usia anak. Senangnya ada mainan edukasi seperti ini. Jadi sangat membantu orangtua menjawab rasa penasaran ansk tentang sistem reproduksi dan organ vital. Thanks infonya mbak
BalasHapusBaca ini jadi kepo banget pengin tahu DolPin, tanpa berlama-lama langsung order dong, soalnya ini penting banget buat anak-anak. Makasih infonya
BalasHapusAku di rumah masih gagu mba mau nyebutin vagina atau penis. Padahal emang penting secara gamblang ngomong begitu tanpa ekspresi aneh. Sebagaimana kita nyebutin mata hidung atau mulut. Ada tips gak ya mba, untuk memulai ke anak...
BalasHapusAlhamdulillah ada mainan pintar yang bisa ku pake juga untuk mengenalkan anggota tubuh ke si kecil nanti. Mantap banget ide dari si dolpin ini mbak
BalasHapusJadi ga bingung lagi ya, kalau anak tanya hal-hal sensitif seperti ini. Jadi bisa menjelaskan dengan mudah dan sesuai dengan usia mereka. Penting banget nih. Tfs...
BalasHapusSemoga bermanfaat infonya
HapusAku juga punya Dolpin ini. Dan bener memang membantu banget untuk mengedukasi anak. Suka dengan buku ceritanya yang sederhana dan syarat ilmu
BalasHapusToss kita Mbak
HapusBagus nih, dengan menggunakan konsep mainan 'bongkar pasang' yang udah populer banget di kalangan anak-anak, pembelajaran tentang konsep seksualitas bisa dipahami anak dari hal mendasar. Mulai dari bagian tubuh mana saja yang enggak boleh sembarangan disentuh oleh orang lain.
BalasHapusNah, bener bangets..mainan bongkar pasang menarik bagi anak jadinya
HapusSaya jadi ingat krucil pas usia 4 tahun, Mbak. jadi tidak sengaja, pas menginap di rumah sepupunya, dia lihat adik sepupunya habis mandi dan mau pakai baju. lalu keluarlah pertanyaan, "KOk punya dedek beda dengan punyaku?"
BalasHapusDan memang awalnya bikin anas dingin, tapi memang harus dijelaskan dengan bahasa mereka. Dan ini sangat bagus, Mbak. Paketnya komplit, sangat mengedukasi dan pas buat anak-anak. Ada buku, puzzle, dan diorama.
Iya Mas, bisa membantu orang tua untuk edukasi kesehatan reproduksi ini
HapusBaru aja semalam aku membantu mengajari bagian2 tubuh yg nggak boleh disentuh orang lain sama ponakanku yg masih duduk di bangku kelas 1SD, mbak. Dan awalnya dia bingung sih bagian mana aja. Terus kan sebelum ada materi itu dia sering nonton video edukasi anak yg ilustrasi untuk ga disentuh sama orng lain di lepi aku. Dia nggeh deh jadinya. Padahal akunya juga bingung sih gimana jelasinnya hahaa
BalasHapusDan pagi ini, eh ketemu mainan edukasi ini, kok aku jadi tertarik untuk beliiin ponakan2 aku nihh, hehee. anak2 pasti suka dan nggeh tentunya
Makasih sharingnya yahhh mbak
Saya nih termasuk yang masih merasa rikuh buat ngajarkan tentang pendidikan reproduksi ini. Masih pakai istilah titit buat menyebut penis.
BalasHapusBagus nih ada paket dolanan pintar ini, bisa membantu orang tua mengarahkan anak-anak untuk mengenali dan menjaga tubuhnya
Kalau Najwa pertanyaannya belum se-spesifik Si Mas, Mbak, tapi arahnya ke sana. Nah, karena dia cewek, aku memang udah jelasin soal menstruasi dan sebagainya. Bahwa perempuan kalau sudah ini itu pasti mengalami ini itu, ya gitu deh pokok e. Nah, seringnya aku memang kesusahan sama medianya. Kayaknya aku butuh mainan ini. Minimal biar Emaknya punya panduan buat menjelaskan. Biar terarah gitu. Ntar aku kepoin akunnya deh.
BalasHapusPermainan edukasi ini keren sekali, membantu para orangtua dalam mengajarkan soal pendidikan seks yang kerap dianggap tabu.Jadi bisa buat bekal kami selaku orangtua baru dalam mengenalkan mainan ini. Jadi pengen beli...
BalasHapusdulu kaka2 aku ajarkan tentang reproduksi waktu masuk SMP, sepertinya aku mesti ajarkan Kenzo tentang ini lebih cepat deh
BalasHapusMbak Dian, pas banget ini saya lagi nyari informasi ttg pendidikan seks untuk anak SD. Nanti kalau jadi saya jadikan referensi, pasti saya sebutin deh nama Mbak Dian hehe... Tfs yaa...sangat berfaedah
BalasHapusIya nih ponakanku umur 8 tahun juga mulai suka tanya2 dan aku malu sendiri untk menjawabnya. Kalau ada alat bantu spt ini memudahkan ortu ya
BalasHapusWah menarik ini buku edukasinya, perlu nih ngajarin anak2ku ttg ini, kalau pakai cara dengan bermain kyk gini jd lebih mudah menjelaskannya ya mbak. Nanti aku kepoin IG-nya ah, jd mau beli juga, supaya kalau ditanya gak jawab ngasal yg malah bikin rancu :D
BalasHapusAkhirnya ada panduan mainan yang bermanfaat banget mengajarkan anak tentang reproduksi, aku jadi ga bingung lagi menjawabnya.
BalasHapusQ sendiri berpendapat bahwa memberikan pendidikan seks pd anak sjak dini itu perlu apalg jaman skrg yg mana Internet mudah banget di akses, btw bukunya noted nih smga bsa buat anak kelak
BalasHapusWow... asyik banget ini... bisa belajar pendidikan seks sambil dolanan. Pinter yang bikin. Kreatif. Dan pastinya sangat dibutuhkan.
BalasHapusDolpin ini, bisa direkomendasikan ke rumah belajar setempat
Baru tau ada mainan ini, kepoin ahh, bagus bgt drpd bermain gadget. Sangat mengedukasi yak .
BalasHapusSepertinya aku perlu banget dolpin ini buat mengedukasi anak-anak juga
BalasHapusCek cek harganya dong maaakk. Aku suka bingung kadng kalau ditanya. Pakai ini anak bakalan lebih paham ya mak? Soalnya udah mulai banyak pertanyaan kenapa mama berjilbb aku berpeci. Sesederhana gitu belajar gender dan reproduksi yang jawabannya bikin mumet ortunya. Beli aaah
BalasHapusEdukasi tentang alat reproduksi dan seks eduaction emang sebaiknya diajarkan sedini mungkin ya mbak, minimal anak tau lha bedanya cowok cewek, tau auratmya, pas masih piyik. Ntr pas udah abege udah bisa diajak diskusi. Menarik juga dolpin ini buat jelasin ke anak.
BalasHapusYa banget, suka bingung menjawab kalau anak nanya terutama yang berkaitan dengan alat-alat reproduksi. Agak risi. Padahal sangat penting ya mengajarkan pendidikan seks bagi si anak. Syukurlah adalah buku seperti Dolpin ini, memudahkan orang tua dan anak
BalasHapusSangat mengedukasi ya Mba. Tak hanya untuk si anak tapi juga orangtuanya.
BalasHapusMemang penting banget memberikan sex education kepada anak-anak, agar mereka jadi tahu agar lebih waspada terhadap orang lain.
BalasHapusSamaan kita punya mainan ini, mainan yg paling membantuku banget nih, aplg zaman skrg tambah aneh2 aja, anakpun udah paham gadget, musti diajari bener2 nih
BalasHapusMasih agak ngeri mbak ngejelasin masalah ntu, takutnya gimana gitu,
BalasHapusTapi memang di jaman sekarang perlu kyaknya, agar anak2 bisa menjaga diri, hehe
Memberikan edukasi tentang seksualitas memang penting dan memang gampang-gampang susah menjelaskannya. Bagus juga ada mainan edukasi seperti ini.
BalasHapusAku wajib punya ini, secara masih suka bingung kalau mau jawab atau bahas topik ginian sama anak
BalasHapusManarik sekali mainannya. Harus punya ini bagi yang punya anak
BalasHapusKalau anak2 mulai penasaran dengan hal yang mengarah pada seks pastinya bikin bingung banget ya jawabnya tapi sebagai orang tua, kita memang seharusnya sudah mengenalkan anak2 tentang seks sejak dini... apalagi klu ada mainan edukatif seperti Dolpin ini. Pasti memudahkan sekali..
BalasHapusSekarang udah banyak mainan edukatif kayak gini ya mba Dian, bisa jd rekomendasi buat anakku nanti ah
BalasHapusDolpinnya bagus dan benar-benar mendukung kecerdasan anak.
BalasHapusBukunya menarik ini mbak, anak saya yang sulung juga sudah banyak tanya soal asal dia darimana, dulu di perut mama dll. Dia juga lebih suka dengan buku edukasi semacam ini yg banyak gambarnya
BalasHapusPengalaman juga... dulu waktu si sulung kecil pernah nanya tentang asal usul bayi. Saya jawab aja gini, “Jika seorang wanita sudah menikah, maka Allah akan mengisi rahimnya dengan seorang bayi. Tapi kapan waktunya, itu Allah yang menentukan. Itu sebabnya bagi wanita ada masanya tidak shalat, karena rahim tempat bayinya akan luruh kembali menjadi darah jika belum ada bayi yang mengisi, dan pada saat itu wanita tidak boleh shalat dulu.” soalnya dia kan tahu kalau perempuan ada masanya tidak shalat. Alhamdulillah dia cukup puas dengan jawaban itu.
BalasHapusWahhhh, media pembelajaran yg edukatif banget nih mba. Apalagi soal reproduksi yg aku sendiri bakal riskan bahas ke anak secara langsung. So, kalau begini proses learning pun bakal lebih fun ya mba dan enggak njelimet hehe
BalasHapus