Dian Sastro Galang Donasi untuk Anak Autisme
Kolaborasi dengan SGE, Dian Sastro Galang Donasi untuk Anak Autisme
Dian Sastro sebagai Ibu dari anak pengidap autisme memandang perlu adanya edukasi tentang pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus ini. Maka, kolaborasi ini sangat didukungnya.
Dian Sastro lebih lanjut mengatakan, “Saya menyambut dengan baik inisiatif SGE Live dalam membantu tumbuh kembang anak dengan autisme melalui seni, serta penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana ini. Anak dengan autisme, seperti halnya anak-anak normal lainnya, membutuhkan kasih sayang dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Namun, anak dengan autisme kerap dipandang sebelah mata, karena tidak dapat mengekspresikan emosinya seperti anak-anak normal lainnya."
Meskipun begitu, lanjut Dian, kondisi anak dengan autisme bisa berangsur-angsur membaik jika ditangani sejak dini, salah satunya melalui terapi seni. Melalui seni, anak dengan autisme dapat lebih mudah beradaptasi, berkomunikasi dengan baik, dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Sementara saat ditanya tentang manfaat seni pada tumbuh kembang anak autisme, Dian membagikan pengalaman,"Anak saya lebih tertarik jika dijelaskan secara visual. Misalnya jika dibacakan cerita bergambar akan lebih tertarik pada ceritanya dibandingkan jika hanya dibaca saja."
Seni menurut Dian bisa memberikan banyak manfaat bagi anak dengan autisme ini. Karena seni bisa membantu mengontrol emosi anak dan dari seni ini Dian bisa menemukan minat juga hal yang menjadi ketertarikan anaknya.
"Dia (Shailendra) juga suka menggambar. Gambarnya sangat khusus temanya. Misalnya yang dia suka tentang mobil. Dia suka konsep aerodinamika pada mobil F1. Aerodinamika itu pola bodi mobil yang dirancang untuk mengalirkan aliran udara untuk meningkatkan kecepatannya. Nah, anak saya suka gambar konsep aerodinamika ini"
Dian lebih lanjut yakin jika meski punya kekurangan namun di sisi lain anak dengan autisme memiliki kelebihan. Mereka memang memiliki hambatan komunikasi tapi punya kelebihan lain misalnya ketertarikan di bidang seni. Maka, menurut Dian, orangtua bisa mengajak anaknya, mendalami dan memberi bantuan juga eksplorasi agar minatnya bisa tersalurkan.
"Saya concern sekali dengan ini, karena yang mengalami gejala seperti anak saya itu ada banyak di luar sana. Banyak orangtua yang punya kebutuhan untuk menyekolahkan anaknya dengan kondisi autisme seperti saya. Mereka perlu tahu informasinya, karena belum semuanya tahu."
Maka menurut Dian, sekolah seperti Sekolah Drisana ini perlu dibantu dan didukung agar bisa berkembang dan memberikan bantuan yang lebih luas lagi bagi yang membutuhkan.
"Sekolah ini memiliki orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Waktu itu ada improvement besar pada anak saya terutama dalam hal sosialnya. Tentu banyak anak-anak yang perlu mendapatkan penanganan itu di luar sana. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk mendukung program penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana ini, dan membantu anak-anak di sana untuk memperoleh masa depan yang lebih baik lagi." tegas Dian.
Kemudian berkaitan dengan Hari Anak Sedunia, Dian juga menyampaikan pesan: "Anak-anak dengan kebutuhan khusus termasuk Autisme termasuk juga anak-anak. Semua anak-anak memiliki hak untuk menjadi anak-anak. Memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, dari penelantaran, dari pekerjaan dan membutuhkan kasih sayang dan hak untuk bermain sebagai anak-anak."
"Baru beberapa bulan lalu saya open up soal anak saya yang mengalami spectrum autisme karena saya mau mendukung suatu acara. Sejak saya terbuka, akhirnya banyak yang cerita berkeluh kesah dan ternyata banyak orangtua yang mengalami hal seperti saya." tambah Dian lagi.
Dian merasa tidak perlu malu atau terbebani, karena dengan terbuka kepada orang-orang di sekitar, justru kita akan mendapat dukungan atau malah bisa lebih bermanfaat untuk orang lain yang memiliki masalah sama.
"Ternyata anak-anak teman saya sendiri atau orang yang saya kenal anaknya seperti itu juga. Mereka bertanya anak saya terapi dimana, dan jarang banget ternyata orang yang tahu sekolah yang tepat untuk memberikan pertolongan. Jadi orang-orang yang memiliki kondisi seperti ini enggak apa-apa, enggak usah malu. Lebih baik memikirkan bagaimana caranya kita saling menolong dan membuat anak autisme ini nantinya bisa mandiri," demikian pesan Dian.
Memang menurut data World Health Organization, dari 160 anak di dunia, setidaknya terdapat 1 anak dengan autisme, atau dalam istilah medis penyintas Autism Spectrum Disorder (ASD). ASD adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penyintasnya dalam berkomunikasi dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Gejala ASD ini mulai ditemui sejak kanak-kanak, dan berlangsung hingga remaja bahkan dewasa.
Nah, Nuryanti Yamin, Ortopedagog dan Co-Founder Drisana Center pada kesempatan ini menjelaskan gejala yang mesti diwaspadai sehingga anak bisa diindikasikan memiliki ASD, diantaranya:
"Meskipun gejala ASD dapat ditemui pada masa kanak-kanak, hanya sebagian kecil anak dengan autisme yang dapat hidup mandiri hingga dewasa. Mayoritas anak dengan autisme memiliki kesulitan komunikasi dan bahasa tingkat parah, sehingga membutuhkan dukungan dan perawatan seumur hidupnya.” jelas Nuryanti.
Maka, lanjut Nuryanti, jika orangtua sudah menemukan gejala di atas pada anaknya sebaiknya segera memberi dukungan dan perawatan yang tepat. Karena, setiap anak membutuhkan kasih sayang dan bimbingan agar tumbuh kembangnya optimal.
"Sebagai orangtua atau yang lebih dewasa, kita juga bisa menstimulasi anak dengan autisme ini dengan cara yang baik. Menyapa dan mencoba berkomunikasi adalah permulaan yang bagus. Kita juga bisa terlibat pada kegiatan yang mereka suka, seperti kegiatan seni misalnya."tegas Nuryanti.
Nah, FYI, teamLab adalah kelompok seni ultrateknologi interdisipliner seni kolektif yang praktik kolaboratifnya berupaya menavigasi pertemuan seni, sains, teknologi, desain, dan dunia alami. Berbagai spesialis seperti seniman, programmer, insinyur, animator, matematikawan, dan arsitek berkolaborasi dalam teamLab ini.
TeamLab bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan baru antara manusia dan alam, dan antara diri sendiri dan dunia melalui seni. Teknologi digital telah memungkinkan seni untuk membebaskan diri dari batas fisik dan transenden. teamLab tidak melihat batas antara manusia dan alam, dan antara diri sendiri dan dunia; satu di yang lain dan yang lain di satu. Semuanya ada dalam kesinambungan kehidupan yang panjang, rapuh namun ajaib, tanpa batas.
Oh ya, karya-karya teamLab ada dalam koleksi permanen Galeri Seni New South Wales, Sydney; Galeri Seni Australia Selatan, Adelaide; Museum Seni Asia, San Francisco; Museum Masyarakat Asia, New York; Koleksi Seni Kontemporer Borusan, Istanbul; Galeri Nasional Victoria, Melbourne; dan Amos Rex dari Helsinki, Finlandia.
Kemudian, Zavnura Pingkan, Pendiri Sekolah Drisana pada kesempatan ini mengatakan, “Saya sangat berterima kasih atas kepedulian SGE Live dan Dian Sastrowardoyo terhadap Sekolah Drisana."
Dijelaskan oleh Zavnura, Sekolah Drisana adalah sekolah khusus anak dengan autisme yang sebagian besar muridnya berasal dari keluarga tidak mampu. Sekolah Drisana awalnya berdiri pada tahun 2014 dengan nama Sekolah Keana.
Namun karena adanya keterbatasan biaya,Sekolah Keana mengalami penggusuran pada awal tahun 2019, dan berubah nama menjadi Sekolah Drisana. Saat ini Sekolah Drisana beroperasi dengan fasilitas belajar mengajar yang sangat terbatas. Sekolah Drisana memiliki 9 orang murid dan 4 orang guru yang harus bergiliran menggunakan ruangan kelas setiap harinya.
"Harapan kami melalui hasil penggalangan donasi oleh SGE Live dan Dian Sastrowardoyo, kami dapat meningkatkan sarana dan prasarana belajar di Sekolah Drisana, sehingga anak-anak dapat belajar dengan lebih nyaman dan menyenangkan.” jelas Zavnura.
"Saya akhirnya open up tentang anak saya yang autisme. Karena saya tahu salah satu awal untuk bisa mendapatkan pertolongan yang paling tepat buat anak kita adalah dengan menerima dulu faktanya. Stop denial! Karena pada saat kita menerima, biasanya kita jadi jauh lebih terbuka untuk menerima banyaknya informasi baru yang akan masuk ke kita."
Demikian disampaikan Dian Satrowardoyo pada acara Press Conference Kolaborasi SGE Live dan Dian Sastrowardoyo - Penggalangan Dana Bagi Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Drisana dalam Rangka "Hari Anak Sedunia", 20 November 2019 di Mal Gandaria City, Jakarta
Pada kesempatan ini, Sorak Gemilang Entertainment (SGE Live), promotor 'teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’, berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak dengan autisme ini.
Selain itu, SGE Live dan Dian Sastrowardoyo juga menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, yaitu sekolah khusus anak dengan autisme. Penggalangan donasi ini dilakukan melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, dan hasil karya Prinka Dipa dan Nindhita, dua anak dengan autisme yang sukses berkarya dalam bidang seni rupa.
Pada kesempatan ini, Sorak Gemilang Entertainment (SGE Live), promotor 'teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’, berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak dengan autisme ini.
Selain itu, SGE Live dan Dian Sastrowardoyo juga menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, yaitu sekolah khusus anak dengan autisme. Penggalangan donasi ini dilakukan melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, dan hasil karya Prinka Dipa dan Nindhita, dua anak dengan autisme yang sukses berkarya dalam bidang seni rupa.
Dian Sastro sebagai Ibu dari anak pengidap autisme memandang perlu adanya edukasi tentang pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus ini. Maka, kolaborasi ini sangat didukungnya.
Dian Sastro: Seni Bermanfaat Sekali Bagi Anak dengan Autisme
Dian Sastro: Seni Bermanfaat Sekali Bagi Anak dengan Autisme
Dian Sastro lebih lanjut mengatakan, “Saya menyambut dengan baik inisiatif SGE Live dalam membantu tumbuh kembang anak dengan autisme melalui seni, serta penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana ini. Anak dengan autisme, seperti halnya anak-anak normal lainnya, membutuhkan kasih sayang dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Namun, anak dengan autisme kerap dipandang sebelah mata, karena tidak dapat mengekspresikan emosinya seperti anak-anak normal lainnya."
Meskipun begitu, lanjut Dian, kondisi anak dengan autisme bisa berangsur-angsur membaik jika ditangani sejak dini, salah satunya melalui terapi seni. Melalui seni, anak dengan autisme dapat lebih mudah beradaptasi, berkomunikasi dengan baik, dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Sementara saat ditanya tentang manfaat seni pada tumbuh kembang anak autisme, Dian membagikan pengalaman,"Anak saya lebih tertarik jika dijelaskan secara visual. Misalnya jika dibacakan cerita bergambar akan lebih tertarik pada ceritanya dibandingkan jika hanya dibaca saja."
Seni menurut Dian bisa memberikan banyak manfaat bagi anak dengan autisme ini. Karena seni bisa membantu mengontrol emosi anak dan dari seni ini Dian bisa menemukan minat juga hal yang menjadi ketertarikan anaknya.
"Dia (Shailendra) juga suka menggambar. Gambarnya sangat khusus temanya. Misalnya yang dia suka tentang mobil. Dia suka konsep aerodinamika pada mobil F1. Aerodinamika itu pola bodi mobil yang dirancang untuk mengalirkan aliran udara untuk meningkatkan kecepatannya. Nah, anak saya suka gambar konsep aerodinamika ini"
pic by Mas Dede |
Dian lebih lanjut yakin jika meski punya kekurangan namun di sisi lain anak dengan autisme memiliki kelebihan. Mereka memang memiliki hambatan komunikasi tapi punya kelebihan lain misalnya ketertarikan di bidang seni. Maka, menurut Dian, orangtua bisa mengajak anaknya, mendalami dan memberi bantuan juga eksplorasi agar minatnya bisa tersalurkan.
"Saya concern sekali dengan ini, karena yang mengalami gejala seperti anak saya itu ada banyak di luar sana. Banyak orangtua yang punya kebutuhan untuk menyekolahkan anaknya dengan kondisi autisme seperti saya. Mereka perlu tahu informasinya, karena belum semuanya tahu."
Maka menurut Dian, sekolah seperti Sekolah Drisana ini perlu dibantu dan didukung agar bisa berkembang dan memberikan bantuan yang lebih luas lagi bagi yang membutuhkan.
"Sekolah ini memiliki orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Waktu itu ada improvement besar pada anak saya terutama dalam hal sosialnya. Tentu banyak anak-anak yang perlu mendapatkan penanganan itu di luar sana. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk mendukung program penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana ini, dan membantu anak-anak di sana untuk memperoleh masa depan yang lebih baik lagi." tegas Dian.
Kemudian berkaitan dengan Hari Anak Sedunia, Dian juga menyampaikan pesan: "Anak-anak dengan kebutuhan khusus termasuk Autisme termasuk juga anak-anak. Semua anak-anak memiliki hak untuk menjadi anak-anak. Memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, dari penelantaran, dari pekerjaan dan membutuhkan kasih sayang dan hak untuk bermain sebagai anak-anak."
"Baru beberapa bulan lalu saya open up soal anak saya yang mengalami spectrum autisme karena saya mau mendukung suatu acara. Sejak saya terbuka, akhirnya banyak yang cerita berkeluh kesah dan ternyata banyak orangtua yang mengalami hal seperti saya." tambah Dian lagi.
Dian merasa tidak perlu malu atau terbebani, karena dengan terbuka kepada orang-orang di sekitar, justru kita akan mendapat dukungan atau malah bisa lebih bermanfaat untuk orang lain yang memiliki masalah sama.
"Ternyata anak-anak teman saya sendiri atau orang yang saya kenal anaknya seperti itu juga. Mereka bertanya anak saya terapi dimana, dan jarang banget ternyata orang yang tahu sekolah yang tepat untuk memberikan pertolongan. Jadi orang-orang yang memiliki kondisi seperti ini enggak apa-apa, enggak usah malu. Lebih baik memikirkan bagaimana caranya kita saling menolong dan membuat anak autisme ini nantinya bisa mandiri," demikian pesan Dian.
Nuryanti Yamin: Anak Autisme dan Manfaat Seni untuk Mendukung Tumbuh Kembangnya
Gejala ASD ini mulai ditemui sejak kanak-kanak, dan berlangsung hingga remaja bahkan dewasa.
Nah, Nuryanti Yamin, Ortopedagog dan Co-Founder Drisana Center pada kesempatan ini menjelaskan gejala yang mesti diwaspadai sehingga anak bisa diindikasikan memiliki ASD, diantaranya:
- Ekspresi wajah datar
- Tidak menggunakan bahasa tubuh
- Jarang memulai komunikasi
- Tidak meniru aksi atau suara
- Bicara sedikit atau tidak sama sekali
- Membeo kata
- Intonasi bicara aneh
- Tampak tidak mengerti kata
- Mengerti dan menggunakan kata secara terbatas
"Meskipun gejala ASD dapat ditemui pada masa kanak-kanak, hanya sebagian kecil anak dengan autisme yang dapat hidup mandiri hingga dewasa. Mayoritas anak dengan autisme memiliki kesulitan komunikasi dan bahasa tingkat parah, sehingga membutuhkan dukungan dan perawatan seumur hidupnya.” jelas Nuryanti.
Maka, lanjut Nuryanti, jika orangtua sudah menemukan gejala di atas pada anaknya sebaiknya segera memberi dukungan dan perawatan yang tepat. Karena, setiap anak membutuhkan kasih sayang dan bimbingan agar tumbuh kembangnya optimal.
Kemudian Nuryanti menjelaskan, “Oleh karena itu, intervensi sejak dini sangat penting dilakukan untuk mendorong perkembangan anak dengan autisme."
Nuryanti lalu memaparkan, salah satu cara yang terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak dengan autisme adalah melalui kegiatan seni.
Lebih lanjut disampaikan Nuryanti, manfaat kegiatan seni pada anak dengan autisme yakni:
Nuryanti lalu memaparkan, salah satu cara yang terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak dengan autisme adalah melalui kegiatan seni.
Lebih lanjut disampaikan Nuryanti, manfaat kegiatan seni pada anak dengan autisme yakni:
- Dapat digunakan untuk membantu masalah pemrosesan sensorik, seperti taktil (peraba) dan visual (pengelihatan)
- Meningkatkan keterampilan motorik halus
- Sosial emosional seperti regulasi diri, memahami kapan harus bertindak atau tidak, dan kapan menuangkan ide
- Ekspresi, anak dengan autisme menuangkan ide atau berekspresi sesuai dengan kesukaannya. Membantu anak dengan autisme menyelesaikan konflik yang tidak dapat diungkapkan secara verbal
- Adaptable, mampu diarahkan, meningkatkan kesadaran diri, dan mengurangi stres
- Konsentrasi untuk menuntaskan pekerjaan, berpikir secara simboli
- Menawarkan komunikasi visual
- Meningkatkan kemampuan untuk mengenali (dan merespons) ekspresi wajah
"Sebagai orangtua atau yang lebih dewasa, kita juga bisa menstimulasi anak dengan autisme ini dengan cara yang baik. Menyapa dan mencoba berkomunikasi adalah permulaan yang bagus. Kita juga bisa terlibat pada kegiatan yang mereka suka, seperti kegiatan seni misalnya."tegas Nuryanti.
Mervi Sumali: Dukungan SGE Live untuk Anak Autisme
Sementara, Mervi Sumali, Chief Executive Officer SGE Live mengatakan, “SGE Live turut mendukung anak dengan autisme untuk terus tumbuh dan berkembang melalui eksplorasi dan kolaborasi seni, salah satunya melalui ‘teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’ ini.
Melalui pameran seni digital interaktif ini, para pengunjung, tidak terkecuali anak dengan autisme dapat berimajinasi dan mengekspresikan diri sebebas-bebasnya.
Selain mendorong anak dengan autisme untuk terus berkarya dalam seni, SGE Live bersama Dian Sastrowardoyo juga menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, serta Prinka Dipa dan Nindhita.
Melalui pameran seni digital interaktif ini, para pengunjung, tidak terkecuali anak dengan autisme dapat berimajinasi dan mengekspresikan diri sebebas-bebasnya.
Selain mendorong anak dengan autisme untuk terus berkarya dalam seni, SGE Live bersama Dian Sastrowardoyo juga menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, serta Prinka Dipa dan Nindhita.
Lebih lanjut Mervi menjelaskan, “Pengunjung dapat berpartisipasi memberikan donasi, serta memperoleh 2 tanda mata secara pre-order, dengan syarat membeli minimal 2 tiket ’teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’.
Adapun tanda mata ini dijual seharga Rp199.000 per buah mulai dari 20 November hingga 20 Desember mendatang. Keuntungan dari penjualan tanda mata tersebut akan didonasikan seluruhnya kepada Sekolah Drisana.”
Adapun tanda mata ini dijual seharga Rp199.000 per buah mulai dari 20 November hingga 20 Desember mendatang. Keuntungan dari penjualan tanda mata tersebut akan didonasikan seluruhnya kepada Sekolah Drisana.”
Nah, FYI, teamLab adalah kelompok seni ultrateknologi interdisipliner seni kolektif yang praktik kolaboratifnya berupaya menavigasi pertemuan seni, sains, teknologi, desain, dan dunia alami. Berbagai spesialis seperti seniman, programmer, insinyur, animator, matematikawan, dan arsitek berkolaborasi dalam teamLab ini.
TeamLab bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan baru antara manusia dan alam, dan antara diri sendiri dan dunia melalui seni. Teknologi digital telah memungkinkan seni untuk membebaskan diri dari batas fisik dan transenden. teamLab tidak melihat batas antara manusia dan alam, dan antara diri sendiri dan dunia; satu di yang lain dan yang lain di satu. Semuanya ada dalam kesinambungan kehidupan yang panjang, rapuh namun ajaib, tanpa batas.
Oh ya, karya-karya teamLab ada dalam koleksi permanen Galeri Seni New South Wales, Sydney; Galeri Seni Australia Selatan, Adelaide; Museum Seni Asia, San Francisco; Museum Masyarakat Asia, New York; Koleksi Seni Kontemporer Borusan, Istanbul; Galeri Nasional Victoria, Melbourne; dan Amos Rex dari Helsinki, Finlandia.
Zavnura Pingkan: Donasi Ini Meningkatkan Sarana dan Prasarana Belajar di Sekolah Drisana
Dijelaskan oleh Zavnura, Sekolah Drisana adalah sekolah khusus anak dengan autisme yang sebagian besar muridnya berasal dari keluarga tidak mampu. Sekolah Drisana awalnya berdiri pada tahun 2014 dengan nama Sekolah Keana.
Namun karena adanya keterbatasan biaya,Sekolah Keana mengalami penggusuran pada awal tahun 2019, dan berubah nama menjadi Sekolah Drisana. Saat ini Sekolah Drisana beroperasi dengan fasilitas belajar mengajar yang sangat terbatas. Sekolah Drisana memiliki 9 orang murid dan 4 orang guru yang harus bergiliran menggunakan ruangan kelas setiap harinya.
"Harapan kami melalui hasil penggalangan donasi oleh SGE Live dan Dian Sastrowardoyo, kami dapat meningkatkan sarana dan prasarana belajar di Sekolah Drisana, sehingga anak-anak dapat belajar dengan lebih nyaman dan menyenangkan.” jelas Zavnura.
Tentang Sorak Gemilang Entertainment (SGE Live)
Sorak Gemilang Entertainment didirikan pada tahun 2012 untuk mengembangkan dan menyelenggarakan pertunjukan panggung dan arena. Fokusnya adalah memproduksi dan mempromosikan acara serta pertunjukan yang cocok untuk seluruh keluarga.
Sorak Gemilang Entertainment telah menjalin hubungan kolaborasi dengan banyak pemimpin industri ternama dalam rangka menghadirkan pertunjukan bertaraf internasional. Juga memiliki visi untuk selalu menyelenggarakan pertunjukan, pameran, dan aktivitas yang edukatif dan berkebudayaan guna memberikan dampak positif kepada seluruh keluarga dan anak-anak.
Sorak Gemilang Entertainment telah menjalin hubungan kolaborasi dengan banyak pemimpin industri ternama dalam rangka menghadirkan pertunjukan bertaraf internasional. Juga memiliki visi untuk selalu menyelenggarakan pertunjukan, pameran, dan aktivitas yang edukatif dan berkebudayaan guna memberikan dampak positif kepada seluruh keluarga dan anak-anak.
Sorak Gemilang Entertainment sempat menyukseskan beberapa acara Blockbuster di Indonesia seperti Hi¬5 House of Dreams (Australia Children’s Musical Group), David Ian - Andrew Lloyd Webber Production of The Sound of Music, One Day with Cesar Millan – The Dog Whisperer, Barbie LIVE! Musical Tour to Indonesia, Madagascar LIVE!, My Little Pony Musical, dan MAMMA MIA! The Musical.
Well, kuy kunjungi teamLab Future Park dan beli tanda mata karya Dian Sastro, Dipa dan Ninditha serta sukseskan penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana!
Karena, sedikit kepedulian kita akan membawa manfaat luar biasa bagi anak penyintas autisme yang membutuhkannya.💖
Karena, sedikit kepedulian kita akan membawa manfaat luar biasa bagi anak penyintas autisme yang membutuhkannya.💖
Salam Bahagia,
Dian Restu Agustina
Kadang saya jadi kepikiran, anak saya gimana-gimana, soalnya udah 2 tahun belum mau ngomong.
BalasHapusCuman memang dia masih berekspresi sih, masih mau kontak mata, cuma kayak malu aja ngomong.
Kebanyakan baca teori-teori bikin mamak insecure sendiri hahaha.
Tapi, salut bener ya ama Dian Sastro, karena tahu bagaimana perjuangan punya anak yang dengan gejala autisme.
Btw, entah karena sekarang teknologi lebih mudah info berkembang, saya kok berpikir, kenapa anak-anak zaman sekarang banyak banget ya paparan masalahnya?
Terlalu kotorkah udara? atau pencemaran terhaadap makanan?
Sehingga jadinya macam-macam tantangannya.
Well, sukses buat kolaborasi SGE live dan Dian Sastro, semoga menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli anak spesial needs :)
keren acaranya ya
BalasHapusSaya sangat terenyuh dengan ucapan Dian Sastro yang ibaratnya "Setiap orang berhak merasakan cinta". Sama.. Setiap anak yang lahir berhak mendapatkan cinta kasih sayang, dan perhatian." Intinya setiap anak mempunyai hak yang sama. Jadi mulai sekarang, masayarat harus lebih peka dengan keadaan seperti ini ya, Mbak Dian. Bagusnya merasakan apa yang orang alami. Jadi adanya dukungan semangat dan solusinya. Bukan malah sebaliknya.
BalasHapusKeren.. acaranya Mbak. saya pun mendoakan semuanya berjalan dengan lancar. Aamin.
Keren acaranya, anak-anak autiis itu butuh perhatian dan suport bukan hanya dari orangtua tapi juga masyarakat. Anak-anak pengidap autisme juga mampu berprestasi seperti halnya orang normal.
BalasHapusCara Dian Sastro open up dengan kondisi anak memberikan contoh dan kesan luar biasa kepada ibu2 yang lain dengan kondisi yang sama. Salut.
BalasHapusDan melalui seni, ternyata para anak2 spesial ini bisa menghasilkan karya luar biasa pula
Anak autisme juga anak² kita, sama seperti anak² yg tidak autisme. Mereka butuh diterima, disayangi dan diperhatikan. Mendukung sekali upaya penggalangan dana yg dilakukan SGE berkolaborasi dg Dian Sastro. Tfs ya Mbak Dian
BalasHapusSaya baru tahu kalaue anaknya Disas ada yang autis. Pasti tak mudah dan panjang proses denialnya, karena dia gitu sempurna. Kami pernah duduk satu meja saat ia belajar tentang karakter Kartini dan diam-diam memotret wajah saya (kata teman di sana) saat menjelaskan hal-hal out of box tentang Kartini.
BalasHapusSemoga kolaborasi ini berkembang lebh besar sehingga lebih banyak yang terbantu. Aamiin.
Ini acara perlu dan penting banget demi anak-anak berkebutuhan khusus. Saya setuju banget, seni mampu membuat anak-anak autisme berkembang lebih baik.
BalasHapusMbak Dian ketemu Mbak Dian hehe. Oh ternyata anaknya DiSas ada yang kena sindrom autis ya? Tapi salut ya Dian ini terbuka jadi dia malah menerima banyak bantuan.
BalasHapusBtw mbak numpang nanya @drisanacenter ini apakah hanya menangani khusus autis atau bisa juga konsul2 di sana mengenai perkembangan anak gtu?
Ternyata anak autis tu terkendala bahasa ya, pantesan pernah ketemu gtu di klinik dia dah gede tapi susah mengutarakan apa yang ada di dlam pikirannya. Tapi ada juga sih yang udah bisa sepertti menunjuk gtu. Butuh kesabaran ortunya dalam mendidik anak2 ini
HapusSaya tau beberapa anak autis.
BalasHapusTapi Alhamdulillah semua berprestasi di bidang yang diminati masing2.
Tak lepas tentunya dari ketekunan orangvtua mereka agar anak mereka menemukan minat dan bakat anak2 tercinta
ini aku lihat di postingan teman-teman blogger kemaren, ternyata ini acaranya dan mengundang hadir seorang Cinta eh Dian Sastro ya
BalasHapusDan ku terenyuh loh dengan kak Dian Sastro ini , semangat nya tinggi ya,dan kata2 nya itu semua butuh cinta,
BalasHapusPas banget tadi habis ikutan seminar yang salah satu materinya ya tentang autisme ini. Semoga dengan banyaknya digaungkan topik topik tentang autisme bisa membuat kita lebih memahami kondisi mereka. Bukankah anak-anak penderita autisme (mereka) juga berhak untuk disayangi dan diberikan perhatian?
BalasHapusKeren banget, Mbak Dian..Dian Restu sama Dian Sastro *eh :D Sudah cantik, berjiwa sosial tinggi pula. Saya juga salut banget dengan orang tua yang diberikan hadiah spesial dari Tuhan, meski mereka tidak seperti anak normal pada umumnya, tapi jika dimaksimalkan potensinya banyak yang luar biasa bakatnya..bahkan tak jarang yang kita-kita kalah dari mereka...
BalasHapusDian Sastro ini luar biasaaaaa
BalasHapusTidak banyak public figure yg mau menerima kalau anaknya ABK. Tapi DiSas malah woro2 dan mengajar parents agar terbuka ttg kondisi anak, sehingga bisa sama2 bantu cari solusinya
THUMBS UP
Dian Sastro sangat memperhatikan berbagai sudut masalah masyarakat salah satunya tentang autisme ini.
BalasHapusTeknologi digital ini memang jauh berbeda, kalau dahulu seni dikotak kotakkan. ada kotak warna saja, painting saja, suara saja.
BalasHapusNamun kini seni membebaskan diri dari batas fisik dan transenden. Semuanya tanpa batas. Bravo untuk TransLab
Kolaborasi yang menawan.
BalasHapusAda teamLab Future Park pula.
Semoga sekolah Drisana bisa support lebih banyak anak lagi.
baru tahu kalo anaknya disas ternyata mengidap autisme. ponakanku juga autis, agak terlambat diketahui krna ortunya denial tentang itu. untungya masih bisa diterapi dng baik dan sekr sekelas sama 2 3 sma dg anaku yg sulung (terlambat setahun).
BalasHapusacaranya keren. jadi pengen ke Future Park :)
Setuju pakai banget, semua memang butuh cinta!
BalasHapusSungguh materi ini "bergizi" banget.
Wawasanku ikut terdongkrak!
Saya sempat kaget waktu baca berita kalau anak Dian Sastro itu autis. Memang gak mudah untuk akhirnya bisa open up. Saya juga senang Dia mau terbuka seperti itu. Dia artis yang cerdas. Harapan saya, langkahnya ini akan semakin membuta masyarakat untuk lebih peduli dengan hal ini
BalasHapusSetuju, semua anak-anak itu sama derajatnya termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka berhak mendapatkan perlakuan yang sama di masyarakat dan tentunya berhak mengembangkan bakat yang dimiliki. Kolaborasi yang keren sekali! ��
BalasHapusDuh Dian Sasrto. makin kece nih terlibat di program sosial macam ini... Btw venuenya kece banget.. semoga bisa merasakan kecenya tempat ini..
BalasHapusdianesuryaman dot com
Tak mudah memang menjadi ortu dengan anak autisme karna butuh pemahaman lebih ubtuk tahu kebutuhan serta minat anak. Moga makin banyak yang teredukasi sehingga tak pandang anak autisme sebelah mata
BalasHapusAnak autis kan sebenarnya anak-anak yang cerdas ya Mbak Dian? Masyarakat kudu menerima keadaan anak-anak ini juga, kita harus mendukung perjuangan para orang tua yang anaknya adalah anak autisme.
BalasHapusWahhh keren bangettt ini. Aku doain semoga sekolah Drisana segera tercukupi semua fasilitasnya, trus nanti buka cabang di berbagai daerah
BalasHapusSaya baru tau nih kalau anaknya dian sastro autis... Sayangnya enggak semua orang tua dengan anak autis memiliki sumberdaya (informasi, biaya, dll) yang memadai untuk menanganinya...
BalasHapusSemoga dengan program edukasi ini menjadi semakin tercerahkan...
Anak autis itu justru malah mempunyai Potensi yang besar yang Allah titipkan padanya entah itu di bidang seni atau lainnya tinggal bagaimana orang tua memoles dan memuluskannya.
BalasHapusTernyata melalui seni bisa membantu anak autisme ya termasuk di FUnLab ini. Anak berkebutuhan khusus juga punya hak dan kebutuah yang sama dengan yang lainnya dan banyak yang sukses kok .
BalasHapusAku baru tau kalau anaknya Dian Sastro Autis
Peer bnget ya mba ternyata punya anak autisme ini ya.. semoga banyak yg mendukung program penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana
BalasHapuside yg bagus...terapi seni. siapa sih yg tak cinta dg seni. dan dari seni jg bs dapat banyak teman serta pembelajaran
BalasHapusDian sastro ini salah satu artis yang keren menurut saya, kegiatan seperti ini mudah2an makin banyak ya biar sebagai bentuk peduli dan memotivasi untuk para anak2 hebat itu.
BalasHapusMakin kagum sama Dian Sastro deh... Dia ngga menutup-nutupi kondisi anaknya yaa.. Biasanya kan ada yang malu, dll. Apalagi Dian Satro kan public figure juga.
BalasHapusSemoga SGE semakin berkembang yaa, supaya bisa semakin menebarkan manfaat, dan semoga tidak mengalami penggusuran lagi. Aamiin..