10 Hari Mengunjungi 4 Kota di Eropa
Suami saya bekerja di Hassi Messaoud, Algeria selama 2 tahun dengan shift kerja 4 minggu di lokasi 4 minggu balik ke sini. Di bulan terakhir masa tugas di sana, mileage Qatar Airways (poin loyalty airline) sudah numpuk, padahal ada masa berlakunya. Dihitung-hitung cukup untuk ditukarkan beberapa tiket gratis (redeem for free flight). Meski, sebenarnya bisa sih redeem for shopping. Tapi kami lebih pilih tiket saja!
Why?
Coz, we prefer collect moments not things! Lebih baik banyak mencari pengalaman untuk dikenang, daripada beli barang yang ujung-ujungnya usang dan dibuang!
Sejatinya saya
penasaran juga dengan Algeria. Cuma Algeria bukan negara yang aman untuk
dikunjungi. Akhirnya kami putuskan perginya ke negara tetangganya saja: Spanyol,
Perancis dan Italia. Jadi, kami pun mengurus visa Schengen Spain. Dengan
alasan, masuk lewat Spanyol (kabarnya) lebih mudah apply visanya.
Dan,
petualangan pun dimulai. Kami bepergian ke 4 kota: Madrid, Barcelona, Paris dan
Roma.
Sebelum
berangkat, redeem dan beli tiket
pesawat, apply Eurail pass dan
reserved tiket KA untuk rute kota-kota tersebut. (Ini akan jadi pengalaman pertama ngetrip dengan kereta, karena sebelumnya kami memilih roadtrip, seperti saat traveling keliling hampir semua negara bagian di Amerika - saat tinggal di sana).
Oh ya, selama di sana kami memilih tinggal di private apartment, dengan alasan untuk keluarga tarifnya lebih hemat dibanding dengan di hotel. Memang letaknya di pinggiran kota, tapi experiencing daily life like a local itu menantang. Jadi merasa seperti penduduk yang tinggal di kota tersebut. Juga cocok untuk anak-anak karena merasa seperti di rumah sendiri. Bisa masak kilat, nyuci juga free wifi.
Oh ya, selama di sana kami memilih tinggal di private apartment, dengan alasan untuk keluarga tarifnya lebih hemat dibanding dengan di hotel. Memang letaknya di pinggiran kota, tapi experiencing daily life like a local itu menantang. Jadi merasa seperti penduduk yang tinggal di kota tersebut. Juga cocok untuk anak-anak karena merasa seperti di rumah sendiri. Bisa masak kilat, nyuci juga free wifi.
Rata-rata kami
pilih walking tour, naik turun
metro/bis, meski ada juga yang ambil hop
on-hop off/sightseeing bus, biar bisa keliling tempat wisata. Alhamdulillah
anak-anak sehat dan senang. Meski kadang saya dan suami harus gantian
menggendong si bungsu yang kecapekan/ ketiduran.
Traveling with kids, apa enggak repot? Tipsnya, biar tidak bosan
kita bawa mainan kesukaannya. Juga karena di kota-kota tersebut di berbagai
penjuru ada playground, singgah saja sebentar agar mereka bisa bermain. Hemat
juga, karena naik metro ada potongan harga untuk anak-anak dan di bawah usia 10
tahun tidak dikenakan city tax untuk
sewa apartemen. Bahkan beberapa lokasi free
entrance untuk anak-anak. Dan yang paling senang, kalau ajak anak itu
kadang didulukan saat antrian.
MADRID
Biar hemat, saya
dan anak-anak berangkat dari Jakarta, sementara suami dari Hassi. Lalu kami
bertemu di Barajas Airport Madrid. Jakarta-Doha 9 jam terbang dengan transit 4
jam. Lanjut Doha-Madrid 8 jam. Dan, sampailah saya dan anak-anak di Barajas.
Saat di
imigrasi, antrian mengular. Langsung saya didatangi officer "M'am are you with the kids? Come on!”
Asyik, skip the line, langsung disuruh ke
depan!
Suami sudah
menunggu karena datang 1 jam lebih awal. Selanjutnya kami membeli day pass metro lalu menuju ke Apartementos Gran Via. Gedungnya 6
lantai dengan unit berisi: 1 bedroom,
sofa bed, kitchen set dan washing
machine dan mini bar.
Setelah
istirahat sebentar, langsung ke Atocha
railway station, karena Eurail pass dan tiket KA perlu distempel sebelum
bisa dipakai. Ternyata prosesnya lama, jadi jadwal mundur semua. Ke markas Real
Madrid, Santiago Bernabeu Stadium jadi kemalaman.
Istirahat
semalam, besoknya sebelum sunrise
sudah berangkat walking tour ke Plaza
de Espana, Templo de Debod, Palacio Real, Puerta del Sol, Parque del Buen
Retiro dan Puerta del Alcala. Tak lupa juga naik bis keliling kota.
Madrid has famous nickname Sun Drenched/Wild Land coz a lot of interesting
places and amazing spots, the culture, the beauty of the buildings and
gardens...And, absolutely right!
BARCELONA
Madrid-Barcelona berjarak 621
km ditempuh dengan kereta cepat Renfe AVE selama 3 jam saja! Rutenya: Madrid
Puerta de Atocha-Zaragoza Delicias – Lieida-Camp de Terragona-Barcelona Sants.
Sesampainya di Barcelona, langsung ke apartemen Room305BCN. Bangunannya 4
lantai dengan fasilitas: 1 master bed, 2
twin bed, full kitchen set, dining room, washer dan balkon untuk tempat jemuran.
Esoknya kami mengunjungi
proyek gereja yang dibangun sejak 1882, Sagrada Familia. Proyek jenius
Modernisme karya Antoni Gaudi ini diperkirakan selesai pada 2028 dan bisa
menampung 9000 orang. Lalu membeli tiket hop
on hop off, Barcelona Bus Turistic.
Pertama, singgah di Parc Guell, taman dan bangunan indah karya Antoni Gaudi yang dibuka sejak 1926. Lanjut ke markas FC Barcelona, Camp Nou, stadion terbesar di Eropa dengan kapasitas 100.000 penonton. Selanjutnya mengenang kejayaan emas bulu tangkis Indonesia oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma di stadion Summer Oliympics Barcelona 1992.
Pertama, singgah di Parc Guell, taman dan bangunan indah karya Antoni Gaudi yang dibuka sejak 1926. Lanjut ke markas FC Barcelona, Camp Nou, stadion terbesar di Eropa dengan kapasitas 100.000 penonton. Selanjutnya mengenang kejayaan emas bulu tangkis Indonesia oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma di stadion Summer Oliympics Barcelona 1992.
Barcelona kota yang rapi dan bersih. Di sudut-sudut kota ada sepeda berjejer yang
bisa disewa. Dan ada 100 km lebih bike lane di sini. Juga tersedia jaringan
metro/bis yang lengkap dan menjangkau penjuru kota. Barcelonian bicara
dalam bahasa Catalan. Sehingga petunjuk informasi di berbagai sudut kota pun
dalam 3 bahasa yaitu: Catalan, Spanish dan France.
Banyak bangunan berdesain Modernisme dan
arsitektur yang membuat decak kagum. Here in
Barcelona, it's the architects who built the buildings that made the city
iconic.
Traveler benar-benar dimudahkan dengan
berbagai opsi. Ada free walking tour
atau official hop on hop off bus
dengan harga terjangkau yang mencakup area gunung sampai pantai. So, that's why people said : Italy has great
food and Barcelona has great energy.
PARIS
Barcelona-Paris jauhnya 1073 km. Kami tempuh dengan kereta double
decker/bertingkat super cepat TGV selama kurang dari 6 jam.
Sampai di
apartemen, cuma ambil kunci di mailbox (tidak ada pengelola).
Pertama, kami ke
Tour Eiffel. Rencananya mau beli tiket ke puncaknya. Tapi begitu lihat antrian
yang mengular, batal! Karena sudah hampir malam. Sambil jalan pulang, mampir ke
Les Invalides, museum/makam untuk menghormati tokoh militer bangsa seperti
Napoleon Bonaparte.
Esoknya ke
Versailles yang berjarak 41 km dengan RER, kereta antar kota. Mengunjungi
Chateau de Versailles, istana King Louis XVI and his famous wife
Marie-Antoinette. Raja terakhir sebelum revolusi Prancis. Sayangnya sedang ada
renovasi jadi bagian dalam istana ditutup. Tapi tak perlu kecewa karena bagian
luarnya pun memukau. Ada eksibisi artwork hasil karya sculptor ternama Perancis
yang keturunan India, Anish Kapoor. Area istananya seluas 800 ha, ada 200 ribu
pohon dan 50 fountain. Adalah kompleks istana terluas di dunia.
Next, Notre Dame, cathedral with gothic style yang berdiri sejak
1345. Then, National Pantheon.
Dulunya gereja lalu difungsikan sebagai makam National Heroes. Yang dimakamkan
di sini antara lain: Braille, Pierre & Marie Curie. Selain itu, di sini ada
Foucault Pendulum yang terus bergerak sendiri sesuai dengan rotasi bumi.
Hari ketiga
sejak pagi mendung kelabu menghiasi langit Paris. Kami ke Louvre Musee, Eh,
sampai sana, ternyata tutup tiap Selasa (So,
please remember check the opening hours before you come).
Lanjut jalan!
Kami pose dulu di Arc de Triomphe de Carousel. Melewati Jardin des Tuileries
taman yang menghubungkan Louvre dengan Place de la Concorde.
Next, Arc de
Triomphe de l'toile. Monumen setinggi 50 m sebagai peringatan untuk pejuang
Revolusi Perancis yang namanya tertulis di sisi-sisi dinding. Untuk mencapai
bagian atas bisa menaiki tangga untuk menikmati panorama Paris. Di dasar
monumen ada makam pahlawan tak dikenal yang dikenang dengan mendirikan sudut
Eternal Flame/api abadi.
Kami lanjutkan
dengan menyusuri the world's most
beautiful avenue: Avenue des Champs-Elysees sepanjang 2 km dan lebar 70 m.
Deretan luxury shops, theatres dancafes. Just
window shopping! Mau masuk, enggak jadi! Baca nama tokonya saja sudah
enggak kebayang harganya (LV, Hermes, Cartier,…)
Jalan sampai ke
Grand Palais dan Sacre Coeur, sebuah katedral di atas bukit.
Hari ketiga,
pagi-pagi ke Menara Eiffel. Antriiinyaa!
Meski lebih oke daripada yang kemarin. Ke puncaknya dengan lift, meski ada juga
pengunjung yang memilih menaiki 704 anak tangga. Wow! You can enjoy panoramic view over Paris from 1st, 2nd, and top
floor. Spectacular view! Di atas ada juga restoran & souvenir shops.
Next, Louvre! Antri security
screening sejam lebih, gratis masuk untuk anak di bawah 18 tahun. Rame
banget! Pantesan dibilang sebagai the
world's most visited museum. Ada 400 ribu lebih objek dan artwork yang dipamerkan. Yang paling
heboh teteup karya Leonardo da
Vinci, Monalisa, yang disebut sebagai
karya seni paling banyak dikunjungi, ditulis, dinyanyikan dan diparodikan di
dunia.
Finally, walking tour ke monumen Basstille, sebuah tempat pertunjukan
opera, Akademi Musik L'Opera dan Madeleine, sebuah katedral berbentuk parthenon
Yunani.
Paris
was a museum displaying exactly itself. Kiri kanan depan belakang begitu banyak spot berasitektur
indah yang memanjakan mata. Meski ada tambahan/bangunan baru tapi konsep tetap
senada dengan bangunan/karya arsitektur yang dibangun berabad silam. Paris is always a good idea, so don't miss
it!
ROMA
Pukul 6 pagi kami sudah di TGV (Train a Grande Vitesse)
menempuh rute Paris-Milano sejauh 850 km selama 7 jam. Pindah kereta di stasiun
Milan Porta Garibaldi, ke rute Milan-Roma sejauh 582 km selama 3 jam. Saat
transfer ke kereta Frecciarossa ini, kami sempat lari-lari, hampir ketinggalan,
karena waktu transfer yang mepet. Nyaris saja! Syukur, ada delay di next train tersebut.
Sepanjang Paris-Milan kami disuguhi pemandangan rumah-rumah
pertanian yang adem, air terjun tepat di samping rel kereta, hutan yang terjaga
di lereng pegunungan dengan puncak gunung yang tertutup putihnya salju, danau
dengan air berkilau...Wow, what a lovely
scenery!
Begitu masuk wilayah Italia, penampakan pun berbeda, yang tampak adalah barisan ladang gandum yang sekilas mirip persawahan padi di Indonesia. Dan pabrik-pabrik yang menyelinginya.
Begitu masuk wilayah Italia, penampakan pun berbeda, yang tampak adalah barisan ladang gandum yang sekilas mirip persawahan padi di Indonesia. Dan pabrik-pabrik yang menyelinginya.
Dan, sampailah kami di Roma. Begitu keluar dari stasiun
terhenyak sejenak. Enggak beda jauh dengan suasana stasiun Pasar Senen Jakarta,
ruwet dan ribet. Begitulah, karena Roma belum memiliki jaringan moda
transportasi massal yang menjangkau penjuru area, membuat kendaraan pribadi pun
mendominasi. Mobil numpuk di jalanan. Macet! Roma dengan begitu banyak warisan
budaya yang dimiliki, memang dijaga agar pembangunan yang dilakukan tidak
merusak cagar budaya yang ada.
Kami menginap di Diamond apartment, unitnya di lantai dasar,
the largest one, fully furnished, laptop
plus wifi. Bumbu dapur ada juga. Sorenya kami belanja bahan makanan dan
harga barang lebih murah daripada 3 kota sebelumnya.
Esoknya, beli tiket citysightseeing
Roma untuk 2 hari. Pertama ke Colosseo. Stadion yang menjadi saksi bisu
kematian ribuan tahanan dan binatang yang diadu di arena gladiator Flavian
Amphitheater. Di tengah sorak sorai 50 ribu penonton yang menempati tempat
sesuai dengan status sosialnya. Bentuk, struktur dan arsitektur bangunannya
benar-benar mengagumkan.Tak jauh dari Colosseo, ada Foro Romano, reruntuhan
sejumlah bangunan pemerintahan kuno di pusat kota Roma yang merupakan
alun-alun/pasar jantung aktivitas perdagangan. Tempat ini disebut sebagai
tempat pertemuan paling ramai sepanjang sejarah dunia.
Esoknya kami ke San Pietro in Vaticano, basilika utama umat
Katolik di Vatikan yang merupakan gereja terbesar yang pernah dibangun di
dunia, seluas 23 ribu m2 dengan kapasitas 60 ribu orang. Basilika ini merupakan
tempat pemakaman St Petrus dan Paus lainnya. Umat yang ingin masuk ribuan
dengan antrian yang sangat panjang.
Kami pun mengunjungi Musei Vaticani, museum yang menyimpan
koleksi Gereja Katolik Roma. Pengunjungnya padat merayap, untuk mengagumi hasil
karya seni, pun yang ingin beribadah di Sistine Chapel.
Next, ke Fontana di Trevi, air mancur yang termashyur karena
tradisi lempar koin. Tradisinya tiga kali lempar, pertama jika berharap ingin
kembali ke Roma, kedua untuk asa cinta, ketiga agar pernikahan awet selamanya.
Koin yang terkumpul perhari bisa 3000 Euro. Wow! Semua akan disumbangkan ke
Palang Merah Internasional.Tetapi, karena saat itu Fontana de Trevi sedang
direnovasi, batal deh saya menyumbang ke PMI hihi..
Lanjut menyusuri downtown
seraya mengenang sejarah kekaisaran Romawi yang bertahan paling lama sepanjang
sejarah (27 SM- 1453). Sayangnya peninggalan yang tersisa tak sebanyak yang
saya bayangkan. Bisa jadi peperangan atau bencana alam menghancurkannya.
Bangunan-bangunan baru pun kadang tak diselaraskan dengan arsitektur lama yang
masih ada di sekitarnya.
Hmm… All roads lead to Rome: different paths
can take one to the same goal!
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk meraih impian kita! Sepanjang ada asa, usaha, doa, yakinlah kita bisa mencapainya!
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk meraih impian kita! Sepanjang ada asa, usaha, doa, yakinlah kita bisa mencapainya!
Dan, Europe adventure kami selama 10 hari pun berakhir di Roma dengan lancar jaya. Alhamdulillah.
Finally, let’s be a traveler! Pergilah ke luar rumahmu, kotamu, pulaumu. Go somewhere! Itu akan mempertebal rasa syukurmu pada-Nya, menjadikanmu menghargai berbagai perbedaan dengan sesama dan membuatmu lebih peduli dengan lingkunganmu.
The world is a book and those who do not travel, read only a page!💖
*Perjalanan ini saya lakukan pada bulan September 2015. Sayangnya saat itu saya belum ngeblog, sehingga detil perjalanannya banyak yang lupa. Sehingga cerita ini saya rangkum dari status FB saya.
Happy Traveling
Dian Restu Agustina
alhamdulillah.. seru banget mba bisa jalan ke luar negeri sama keluarga.
BalasHapusIya Alhamdulillah
Hapus4 kota dalam 10 hari di eropa. Ga bisa bayangin bakal secepat apa waktu akan berjalan.
BalasHapusKalau ada artikel detail tentang 4 kota itu, aku mau baca mbak. Sepertinya seru banget. Nanti kirimi linknya yaa mbak :D
Aku jadi ikut membayangkan area perdesaan yang ada di perbatasan Perancis-Italia...heheheh
Enggak ada mas, waktu itu saya belum ngeblog hiks
HapusAku suka penasaran sama orang-orang yang udah pernah ke Eropa. Kira-kira nilai2 apa yang Mba Dian bisa ambil dari kehidupan di Eropa dan masih diterapkan ketika kembali ke Indonesia, selain kedisiplinannya? Soalnya setiap kali ke acara yang membahas traveling, narsumnya selalu bilang, "minimal seumur hidup sekali harus cobain ngunjungin Eropa"
BalasHapusKebetulan saya sudah pernah tinggal di Amerika selama 2 tahun dan ke Eropa 2 kali perjalanan (Spain, Perancis, Italy, UK)
HapusKalau disiplinnya sih relatif, kemarin di beberapa tempat juga ada yang enggak tertib orang-orangnya.
Yang jelas, kalau kita pernah ke negara lain bahkan ke tempat lain pasti ada yang bisa kita ambil hikmahnya
alhamdulillah ya mba, perjalanannya lancar karena denger-denger di Eropa kadang suka ada turis yang kena tindakan kriminal seperti pencopetan..hehe..
BalasHapusNice share!
relatif aman kemarin..cuma sempat di kereta bawah tanah di Paris ada razia, karena di kereta sebelum saya ada tindakan kriminal katanya
HapusWah impian hampir semua keluarga nih traveling keluar negeri sekeluarga. Walau harus menyiasati penginapan dan lainnya.
BalasHapusiya penginapan memang pilih yang homey karena kami ajak anak-anak yang masih 10 dan 5 tahun
Hapussungguh perjalanan yang akan meninggalkan kesan yang takkan terlupakan ya mba. isi perjalanannya semua dirangkum dengan jelas, jadi sambil membaca bisa membayangkan bagaimana perjalanannya dan enaknya sambil belajar sejarah juga nih
BalasHapusIya,,banyak wawasan jadinya
HapusKeren euy udah keliling Eropa jadi cp bisa dunk mbak ..pasti asyik dan seru nih trip keliling Eropa di cp in mba Dian hehehw
BalasHapusyang nyusun itinerary suamiku mbak hihi..aku fokus urus anak-anak
HapusWahhh pengalaman yang seru sekali kak, bisa travelling dengan keluarga. Informasinya juga lengkap, ga sabar juga mau berkunjung ke Prancis dan negara-negara tetangganya. Semoga someday bisa terwujud, Aamiiin
BalasHapusAamiin, semoga
HapusWaaahh seru banget perjalanannya apalagi bareng sama keluarga pasti meninggalkan banyak kesan.
BalasHapusTerima kasih mba udah mau sharing pengalamannya jadi merasa ikutan jalan² walaupun cuma online heheh
Semoga bermanfaat
HapusPergi tahun 2015 tapi ceritanya masih sedetail ini, keren mbak dian.
BalasHapusSeru banget traveling bersama keluarga, fix bikin iri.
Eh tapi, aku tuh jadi bayangin naik 704 anak tangga gempor banget itu kaki hahah
Mbak jujur aku baru denger nama Hassi Messaoud terus langsung cek google, kapan-kapan boleh dong mbak bahas tentang di sana narsumnya suami mbak dian :D
Iya, saya posting di FB..jadi saya rangkum jadi artikel ini karena 2015 saya belum ngeblog
HapusDi Hassi Messaoud ada oil field...kerja di sana suami saya waktu itu
10 hari mengunjungi Madrid, Barcelona, Paris dan Roma sungguh perjalanan wisata bersama keluarga yang memorable ya Mbak Dian. Setelah 5 tahun berlaku, terbersit pengen mengulang ndak mbak. Seperti mengunjungi Chateau de Versailles yang saat itu masih renovasi. Oh ya seru banget foto2 keluarganya...
BalasHapusIya Mbak...penginnya sih lagi tapi anak sekarang dah besar gini kadang susah nyocokin jadwal kalau mau pergi hihi
HapusWowww.... Keren banget family traveling gini mba.... Aku liat ekspresi anak2 bahagia terus. Padahal kalo dipikir 10 hari keliling 4 kota pasti bakalan capek banget.... Keren sih ini. Thank for inspiring me Mba D.
BalasHapusIya..anak-anak sejak bayi dah biasa diajak pergi-pergi. Jadi ya jarang rewel.
HapusTerus saya dan suami berusaha flesibel, kalau mereka kelihatan capek, itinerary harus batal ya batalin aja.
Mereka juga kami ajak singgah ke playground buat main atau tiduran sebentar di kursi taman
Aku kangen eropaaaa :D. 2021 plan tripku bakal ke Eropa nih mba. Semoga ga cancel sih Krn ada kejadian Corona ini.
BalasHapusItu serius ada tangga juga di Eiffel? Eh tapi 700 an anak tangga doang ya mba?? Aku mikirnya lebih banyak, Krn tangga di wisata grojogan Sewu , solo, 1200an anak tangga. Tapi harusnya yg di eiffel LBH curam kali yaaa, Krn ga mungkin dibikin landai kan tangganya, jd LBH berasa capek.
Aku mah kalo kesana, udh nik lift ajaaaa hahahahaha. Ga mau gempor sampe di atas :D
Iya ada 704 tapi posisi vertikal jadi naik-naik dan naik terus. Tapi ada banyak juga yang pilih tangga, mungkin pngin ngetes kesehatan diri atau malas antri lift hihi
HapusMadrid, Barcelona, Paris dan Roma kota2 yg terkenal romantis yk.
BalasHapusLuar biasa petualangannya, sekeluarga tuh keren banaaa
Alhamdulillah
HapusPanjaaaangg tapi ga boseninnn, baca ampe abis. Anak anak sempet sakit ga mba dibawa mobile berhari hari begitu?
BalasHapusAlhamdulillah sehat semua, mbak
HapusIntinya kalau mereka kelihatan capek kita revisi itinerary..disesuaikan dengan kondisi
Yaampun aku bacanya ajaa terharuu.. seru banget gituuu kayaknyaa.. nggak kebayang kalo aku sendiri yang ke eropa.. gara2 baca buku dan brown aku udah pengen banget ke sangrada familia. Eksotis banget bangunannya. Sama pengen ke louvre jugak. Hahah
BalasHapusSemoga suatu saat bisa ke sana. Aamiin
HapusWAW. Aku antusias sekali bacanya. Alahamdulillah ada rejeki dan berkesempatan mengunjungi 4 kota di Eropa. Paling ngiler liat Paris dan Roma.
BalasHapusBangunan bangunan megah di Eropa itu kaya akan seni. Suka sama foto-fotonya. Penasaran sih sama suasana masyarakat disana kek gimana. Pedesaannya gimana?.
Kutipan terakhir aku suka:
"menjadikanmu menghargai berbagai perbedaan dengan sesama dan membuatmu lebih peduli dengan lingkunganmu".
Ini bener banget saat kita banyak pembanding kita jadi open minded. 😉
Yes, jadi open minded kita!
HapusLuar biasa ya mba perjalanannya, apalagi pindah2 kota sejauh itu bersama anak2, pasti jd pengalaman yg tak terlupakan buat anak2 nanti.
BalasHapusIya, mereka kalau lupa saya lihatkan fotonya :D
HapusWow seru banget mba... Untung anaknya udah pada bisa gendong tas dan jalan sendiri. Kalau masih bayi agak repot ya
BalasHapusDari bayi biasa diajak traveling, pas mereka masih kecil saya dan suami masing-masing gendong anak :D
HapusNgilerrr pengen kesana jugaaa. Jalan sejauh itu sampe ke Eropa bareng sama anak2 pasti seru dan berkesan bangettt
BalasHapusAlhamdulillah
HapusWow, 4 hari mengunjungi madrid, barcelona, paris dan roma pasti mengumpulkan banyak kenangan ya mbak.
BalasHapusAlhamdulillah iya
Hapus10 hari 4 kota di Eropa, dan jaraknya jauh2 banget..woww..umtungnya ada kereta super cepat ya..pengalaman yang berharga banget pastinya ya Mbak..
BalasHapusiya mbak..di sana antar kota keretanya super cepat jadi meminimalkan waktu tempuh
HapusHahaha suka deg2an kalau baca blognya Mba Dian, paling males kalau tulisannya tentang review sesuatu, soalnya waktu itu abis baca review-di blog ini langsung beli barangnya 😂
BalasHapusTapi ya sekarang nulis tentang traveling kan jadi pen traveling juga haha. Ampunlah latah sekali saya ini haha.
Kayanya Mba Dian traveling bareng anak2 fun2 aja dan anak2 juga ga rewel yaa mba. Asyik sekali.
Dari dulu anak2 suka diajak traveling mba? Gembolan anak2 kan aduhai banget yaa banyaknya. Luar biasa memang dirimu mba haha.
Haha..berarti berhasil jadi influenser saya yaaak
HapusIya kalau anak-anak gembolannay warbiayasa
Tapi karena nginepnya di apartemen ada mesin cuci jadi ya baju bisa dicuci, enggak perlu bawa banyak. Apalagi perginya pas enggak musim dingin jadi ga perlu bawa coat yang berat
10 hari untuk 4 kota seperti sudah lebih dari cukup ya mbaaa. Perjalanannya seru sekali.
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSeru sekali bisa mengunjungi 4 kota di Eropa bersama keluarga. Informasinya pun sangat detail. Saya paling suka Arc de Triompe, semoga suatu saat bisa mengunjunginya juga. Seru mba, perjalanannya.
BalasHapusPengen ke Paris sama Roma. Senengnya baca postingan Mbak Dian. Moga saya punya kesempatan buat mengunjungi tempat Indah di Eropa. Selama ini mainnya baru di Bandung sama beberapa kota lain aja.
BalasHapusSeneng banget bisa keliling Eropa bareng keluarga, baca artikel ini aja serasa berada disana.
BalasHapusPengalaman yang sungguh berharga dan menyenangkan mba... Bersyukur sekali bisa punya kesempatan menikmati Eropa
BalasHapus10 Hari mengunjungi 4 kota di Eropa, Wahhh pasti pengalaman yang gak bisa dilupakan ya mbak, Apalagi lengkap dengan keluarga. Tulisanya detail banget, saat membaca terasa saya yang ada di sana.. hehehe
BalasHapuskalo inget versailes ini, inget buku cerita yang dulu pernah aku baca, awalnya aku pikir hanya khayalan cerita, maklum anak kecil imajinasinya gede, ternyata aslinya baguss dan bener bener megah
BalasHapus