Alhamdulillah Lulus Sudah!
Alhamdulillah Lulus Sudah! Bisa jadi ini yang pertama kali terjadi dalam sejarah, acara kelulusan sekolah diadakan via dunia maya. Tanpa selebrasi yang telah menjadi tradisi pun acara pelepasan siswa yang biasa diadakan sebagai penutup masa belajar mereka. Tapi, walaupun hanya dari rumah, teteup acaranya bikin mewek saya juga. Mengingat kondisi di luar sana yang menjadi penyebabnya. Ya, 5 Juni yang lalu, si sulung dan saya menghadiri pengumuman kelulusan SMP yang dihelat secara virtual oleh sekolahnya. Sebuah acara penting yang enggak saya sangka akan dijalankan tanpa tatap muka.
Tentang Kelulusan SMP di Saat Pandemi Menghantam Bumi
Ketika pertama kali diputuskan anak sekolah belajar di rumah, atau menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada tanggal 17 Maret 2020, pihak sekolah dan para orang tua murid masih beranggapan ini hanya akan sebentar waktunya. Maka, anak-anak tetap diberikan soal-soal latihan Ujian Nasional yang jadwalnya akan diadakan pada 20-23 April 2020. Di rumah, kami para orang tua juga sudah mempersiapkan anak-anak untuk Hari H yang sudah secara intensif dilakukan sejak bulan September tahun lalu.
Memang, sejak semester ganjil, siswa kelas 9 sudah mendapatkan Penambahan Materi (PM) tiap pagi sebelum jam normal sekolah dimulai. Pada jam 6 pagi mereka sudah masuk untuk mendapatkan materi tambahan mata pelajaran yang di-UN-kan: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA. Tak hanya itu, PM ini juga diiringi serangkaian Uji Coba Ujian Nasional (UCUN/Try Out) yang diadakan secara berkala untuk menyiapkan kemampuan dan mental siswa. Pokoknya, amunisi sudah nyaris penuh terisi untuk menghadapi Ujian Nasional ini.
Nah, tak dinyana, corona datang bertamu ke Indonesia. Penyebarannya yang meluas menyebabkan terjadinya pandemi di seluruh dunia yang di Indonesia diawali bermunculannya korban di Ibukota Negara. Sehingga membuat pengambil kebijakan memutuskan anak-anak sekolah dari rumah. Yang mana kebijakan ini berlanjut hingga jelang UN diadakan. Hingga diputuskan UN tahun ini pun ditiadakan, hanya akan ada ujian di tingkat sekolah saja!!
Tak ayal, semua rencana yang telah disusun oleh sekolah dan orang tua pun berantakan semua. Seharusnya ada UN dan rangkaian acara pengiringnya seperti: pengumuman siswa dan wisuda siswa. Mau enggak mau, kegiatan pun disesuaikan dengan aturan protokol kesehatan. Sehingga semua acara pun dilakukan secara virtual!
Briefing dan doa bersama sebelum Ujian Sekolah |
Ujian Sekolah Online |
Zoom Meeting Acara Kelulusan Sekolah |
Lalu, Bagaimana Pendaftaran ke SMA Nanti?
Tapi semangat harus...enggak boleh pupus! Angkatan 2020 yang istimewa yang jelang lulus terdampak badai corona, Insya Allah akan jadi anak-anak yang sabar, tahan cobaan dan sukses di masa depan. Aamiin.
Dan, kini persiapan buat lanjut ke SMA dengan cara pendaftaran yang berbeda dari biasa, rencananya dengan seleksi zonasi dan usia. Ya, tahun ini DKI Jakarta memutuskan sistim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online melalui beberapa jalur, yakni:
- Inklusi: Anak Berkebutuhan Khusus (seleksi usia, kuota 2 per rombel)
- Afirmasi: Anak Panti/Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan/Anak Nakes yang Meninggal karena Covid-19 (tanpa seleksi/tanpa kuota) dan Anak Pemegang Kartu Pekerja Jakarta/Anak Pengemudi Jaklingko/Anak pemegang KJP (seleksi usia, kuota 25%)
- Zonasi: Domisili Berbasis Kelurahan (seleksi usia, kuota 40%)
- Prestasi: seleksi nilai dan akreditasi sekolah: Akademik (20%) Non Akademik (5%) Luar DKI (5%)
- Pindah Tugas Orang Tua/Anak Guru (seleksi nilai raport dan akreditasi sekolah 5%)
Oh ya, PPDB online ini dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Menteri Kemdikbud No.4 Tahun 2020 terkait mekanisme PPDB yang mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orangtua secara fisik di sekolah. Memang, PPDB merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi tinggi untuk membuat massa berkumpul di tempat publik seperti Sekolah ataupun Dinas Pendidikan. Untuk mendukung kebijakan pemerintah dan menghindari potensi tersebut dengan dikeluarkannya SE Menteri Kemdikbud No.4 Tahun 2020 tersebut.
Nah, manfaat dan keuntungan dari PPDB Online ini sendiri:
Bagi Dinas Pendidikan dan Sekolah
- Efisiensi pembiayaan dan mengurangi resiko terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
- Meningkatkan reputasi sekolah
- Memberikan akses yang luas kepada masyarakat
- Tersedianya sebuah basis data terintegrasi bagi pihak Dinas Pendidikan maupun Sekolah dalam penyelenggaran penerimaan peserta didik baru
Bagi Siswa dan Orang Tua Siswa
- Mempermudah untuk melakukan pendafaran siswa baru
- Mempermudah akses informasi penerimaan siswa baru
- Pendaftaran menjadi lebih tertib dan mudah dipantau
- Fasilitas dan pelayanan memuaskan dari pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan
sumber: ppdb.jakarta.go.id
sumber: ppdb.jakarta.go.id
Bagaimana dengan Anak Saya?
Nah, rencananya anak saya akan mendaftar melalui jalur zonasi yang akan diseleksi berdasarkan usianya.
Flashback, saat si Mas masuk TK (negeri) di Amerika dengan syarat seleksi yang sama: zonasi dan usia. Ceritanya, saya dan keluarga pindahan ke Metairie, LA buat beasiwa suami saya pada bulan Juni 2009. Saat itu umur si sulung ini 4 tahun 9 bulan. Sebelumnya saat di Jakarta ia bersekolah di PAUD yang dikelola PKK di RW dekat rumah saya. Nah, sampai sana saya pikir bisa dong langsung masuk TK. Tapi ternyata dia belum cukup usia sehingga enggak diterima.
Jadi, begitu sampai sana saya cari info tentang sekolah TK yang ternyata di Amerika TK/Kindergarten itu masuk ke Elementary School (SD). Sekolah di sana tingkatannya tergantung negara bagian mana. Kalau di state Louisiana:
- Elementary School: grade Kindergarten/K-grade 5
- Middle School: grade 6-8
- High School: grade 9-12
Jika ingin tahu kita masuk ke zona sekolah negeri (public school) yang mana, kita tinggal ketikkan kode pos tempat tinggal dan tertera nama sekolah yang jadi zonanya di website dinas pendidikan setempat.
Nah setelah saya ke sekolahnya, ternyata persyaratan masuk elementary school di grade Kindergarten, hanya 2:
- Tinggal di zona sekolah tersebut
- Usia per 30 September tahun berjalan sudah 6 tahun
Sementara, si Mas lahir bulan Oktober. Saya memohon dong pada petugas/pihak sekolah biar bisa masuk, kan beda bebeberapa hari saja. Tapi enggak bisa!
Jadilah, karena sekolah swasta (private school) muaahaal SPP-nya (bisa $6000/tahun, belum biaya lainnya), sementara status Bapaknya sekolah bukan bekerja. Maka kami pun memutuskan dia sementara belajar di rumah dulu dan tambahannya les - biar dia kenal orang dan lingkungan barunya- di Kumon - Math & Reading (Kumon di sana 2 subjeknya bernama ini).
Baru tahun depannya, saya daftarkan di grade Kindergarten ke public school yang saya datangi sebelumnya, Harold Keller Elementary School dengan hanya membawa paspornya dan surat keterangan status mahasiswa Bapaknya dari kampus. Itu saja...prosesnya enggak ada setengah jam resmi diterima setelah tahu zonasi dan usia memang memenuhi persyaratannya (lalu lain hari datang lagi melakukan kelengkapan dokumentasi). Oh ya, sebagai tambahan, asal di usia wajib belajar, semua anak yang memenuhi kriteria akan diterima di sekolah negeri sesuai zonasi. Pendaftaran dibuka jauh hari, beberapa bulan sebelumnya, kemudian pemerintah setempat akan menyiapkan kelas, guru pengajar, buku dan lainnya sesuai jumlah siswa yang mendaftar.
Buku Tahunan Harold Keller Elementary: Principal & Teachers |
Grade Kindergarten - Mrs Gatti's Class (2010-2011) |
Nah, kini berulang cerita. Jakarta akan menerapkan seleksi SMA yang direncanakan berdasarkan zonasi dan usia. Sesuatu yang baru. Tapi saya yakin akan ada sebuah pembelajaran dari situ. Yang utama, kita sebagai orangtua tetap berpikir positif dengan memberikan dukungan terbaik untuk pendidikan putra-putri kita. Karena sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat adalah sebuah keniscayaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jadi, yuk tetap semangat kita!
Mohon doanya ya semoga anak saya bisa diterima di sekolah yang diharapkan....💖
Salam Bahagia
alhamdulillah sudah lulus.
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSistem zonasi yg tahun lalu pro kontra, malah jadi salah satu strategi menghadapi pandemi y saat ini
BalasHapusiya..lama-lama jadi terbiasa, karena sistem baru pasti ada pro kontra
HapusAlhamdulillah ❤️
BalasHapusTahun ini jadi kesan tersendiri ya kak buat anak2 sekolah. Tetanggaku yang semula ngga pernah ramai karena sekolah anak2nya bikin mereka sibuk, skrg di sekitar rumah jadi ramee banget kayak sekolahan hahaha. Karena ngga sekolah akhirnya main sama teman 1 kompleks.
anakku di rumah aja mbak, main sama adiknya, ga keluar, zona merah tempatku positif ada terus, beberapa meninggal
HapusMenarik sekali, jadi tau sistem pendidikan dan zonasi di Amerika juga. Angkatan taun ini memang spesial. Semoga Mas dimudahkan pendaftarannya.
BalasHapusAamiin..terima kasih
HapusSemoga diterima di sekolah yang diharapkan mbak. Anaknya pasti cerdas banget tuh. udah masuk kumon sebelum TK ya... keren.
BalasHapusAamiin
HapusAlhamdulillah
Jauh sebelum diterapkan di Indonesia memang banyak negara luar yang menerapkan sistem zonasi ya Mba Dian. Keren banget rasanya pernah sekolah di luar sama kayak papanya ya Mba.
BalasHapusAlhamdulillah
HapusPengalaman pertama ya wisuda online. Lalu pendaftaran online
BalasHapusYes, bener banget
Hapusalhamdulillah ya mbak Dian putranya sdh lulus... jadi menyandang gelar lulusan virtual nih..canggih lho beda dari kita2 ..oya skrg msh sistem zonasi ya untuk mendaftar sekolah baru?
BalasHapusKan sudah saya ceritakan di atas, Mbak
HapusBerdasar zonasi dan usia
Selamat ya untuk anak kak yg sulung karena sudah lulus SMP dan ingin mendaftar SMA yg di inginkan.. semoga aja lulus juga masuk ke SMA yg di inginkan
BalasHapusAamiin, terima kasih
HapusSaya gagal fokus ke penampakan si abang dari samping. Ganteng pisannnn ini teh anaknya Mba Dian. Wkwkwk. Semoga bisa lancar melanjutkan pendidikan ke tahap berikutnya.
BalasHapusBTW Selamat yaaa mba. Beberapa hari ini juga saya melihat banyak sekali berseliweran foto-foto wisuda anak bersama orang tuanya. Semuanya sangat bangga. Ya iya lah. Duh, begini rasanya nanti kalo anak-anak saya yg masih kecil mungil molek itu bertiga wisuda juga.
Alhamdulillah, hidungnya panjang banget memang, bukan nurun tapi gabungan hidung saya dan Bapaknya haha
HapusAamiin, terima kasih doanya
aku yang kerja disalah satu sekolah ikut degdegan ikut ribet tapi seru sih mempersiapkan semua itu, hal baru yang tadinya tabu jadi kita praktekkan, semua kita siapkan ujian online, pengumuman juga online, bikin raport digital dll...Alhamdulillah sudah selesai semester ini
BalasHapusyup, sesuatu yang baru...meski ribet tapi seru dan mau gamau mesti dipraktekkan. Jadi deh nambah ilmu dan pengalaman baru
HapusAnak saya belum sekolah, tapi baca ini jadi pengalaman banget deh buat kedepannya. Makasih sharingnya mbak.
BalasHapusBeberapa kali siswa saya japri, minta foto-foto di studio sebagai kenang-kenangan katanya, terpaksa ditolak. Sedih juga anak-anak tidak bisa merayakan kelulusannya dengan meriah seperti tahun sebelumnya.
BalasHapusMoga si Mas bisa diterima di sekolah yang diharapkan ya mbak.
BalasHapusBtw saya kira hanya di Indonesia saya yang menerapkan PPDB dengan sistem zonasi, ternyata di Amerika pun sama. Emang sebenarnya dengan sistem zonasi ini memberi peluang anak yang ingin melanjutkan ke sekolah negeri lebih besar
Barakallah mas sudah lulus SMP. Duh jadi inget belasan tahun lalu ya. Perpisahan pake wisuda segalaa....semoga lancar dimudahkan yaa masuk Sma nyaa
BalasHapusSelamat ya kakak atas kelulusannya, semoga mendapat sekolah yang diimpikan.
BalasHapusWalaupun tahun ini berbeda,semoga tidak mengurangi rasa kebahagiaan karena telah dinyatakan lulus.
BalasHapusSelamat ya,, semoga bisa lanjut ke jenjang selanjutnya