Aduh, Salah Kirim Pesan!
Aduh, Salah Kirim Pesan! Aplikasi pesan instan (messenger) di telepon seluler saat ini, memudahkan kita untuk berbagi informasi, file, foto dan video. Hal ini, membuat kita bisa mengirim gambar si kecil, yang beberapa detik lalu baru kita foto, ke ayahnya yang sedang berada di kantor. Pun, kita bisa bertukar video resep menu hari ini dengan sahabat semasa sekolah yang tinggalnya berbeda kota. Atau juga sekedar mengecek apakah anak kita sedang main di rumah salah satu tetangga. Semua informasi jadi terbagi dengan begitu mudah dan cepat. Tapi, saking banyaknya daftar kontak ataupun grup yang diikuti, acap kali ada yang salah kirim pesan.
Seperti saya yang pernah mendapat pesan dari teman, yang isinya singkat saja “jadi order 3 brownies”. Saya pun bingung saat membacanya. Apa maksudnya ya? Setelah saya konfirmasi ke dia, salah kirim teryata. Harusnya itu ditujukan ke temannya yang punya nama depan sama dengan saya, tentang pesanan 3 loyang brownies untuk pengajian minggu depan. Hihihi,untungnya saya tidak kege-eran, mengingat brownies buatan saya yang berasa pas-pasan.
Lain cerita, di grup orang tua kelas lima. Kami sedang ramai mengomentari foto-foto yang diunggah tentang kegiatan pesantren kilat yang saat itu sedang berlangsung. Tiba-tiba ada teman yang mengunggah foto-foto tas cantik lengkap dengan bandrol harga dan keterangan “murmer” (murah meriah). Grup kami yang punya aturan tak tertulis untuk disepakati yaitu dilarang berdagang, pun lengang. Tidak ada yang berani menegur, karena yang mengunggah adalah admin dari grup tersebut. Tak lama, ada pesan susulan, isinya permohonan maaf telah salah kirim pesan. Harusnya foto diunggah di grup lain yang juga dikelola oleh teman ini. Saya yang sesekali saja menjadi penggembira di grup itu, jadi terkikik sendiri membacanya.
Kejadian serupa di grup alumni SMA. Ada teman yang posting acara mingguan majelis taklim lengkap dengan jadwal acara, materi dan ustad yang mengisi kajiannya. Saya yang sedang menyimak chat sempat keheranan. Bagaimana mungkin, kami anggota grup yang bermukim berlainan kota bisa menghadirinya. Dan keheranan saya terjawab saat teman yang mengunggah info itu memohon maaf telah salah kirim pesan. Harusnya pesan ditujukan ke grup pengajian. Wah!
Akhirnya tiba pula giliran saya salah kirim pesan. Ramadan tahun lalu, sebelum makan sahur, saya mencicil membuat kue kering untuk hidangan lebaran. Pukul satu dini hari saya berkutat dengan tepung, cetakan, oven dan teman-temannya. Setelah selesai, saya foto kuenya dan kirim ke suami lewat aplikasi pesan instan. Suami saya saat itu bekerja di luar negeri dengan perbedaan waktu 7 jam dengan Jakarta. Beberapa foto pun telah berhasil terkirim. Saya heran, kok tidak ada balasan. Padahal saya yakin suami belum tidur karena baru pulang kerja di sana. Selidik punya selidik, ternyata foto tersebut terkirim ke sepupu saya yang sebelumnya tak pernah bertukar pesan dengan saya.
Aduh, salah kirim pesan ternyata!
Saya buru-buru ketik pesan, meminta maaf. Esoknya dia menjawab “Kuenya kelihatan enak tuh mbak!” hahaha
Nah, bagaimana denganmu, pernahkah salah kirim pesan juga seperti saya?
*ini tulisan lama yang ada di draft, mau ditambahin biar panjang kok mager, ya sudah diposting aja ...😁
Salam Bahagia
sering bngetttt
BalasHapus