Pengalaman Makan di Shabu-Shabu Express
Pengalaman makan di Shabu-Shabu Express? Hari gini, saat pandemi? Iya, dengan tetap patuh pada protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum. Diantaranya dengan: memakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak fisik dengan orang lain, meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga memilih tempat makan yang aman serta menerapkan protokol kesehatan.
Lalu, apakah ada yang berubah dengan aturan memasuki tempat keramaian, seperti di Central Park, mal yang saya kunjungi kali ini? Juga bagaimana Shabu-Shabu Express salah satu gerainya menerapkan protokol kesehatan di restoran?
Yuk, ikuti pengalaman saya ya!
Tentang Berani Makan di Restoran Lagi di Era New Normal Ini
Jadi, hari Sabtu lalu, saya mesti ke sekolah si sulung untuk menyerahkan fotokopian ijazah SMP-nya. Sementara suami ada jadwal rapid test (drive thru) dua mingguan rutin di kantornya. Jadilah ini kesempatan buat pergi berempat karena ada urusan.
Setelah kelar urusan sekolah (yang ternyata Senin mesti balik lagi, hiks!) dan suami sudah beres rapid test yang hasilnya non-reaktif dan keluar setelah 15 menit, kami pun memutuskan untuk cari tempat makan siang.
Karena posisi sedang mengarah ke Simpang Slipi, maka usulan si Sulung untuk maksi di Central Park pun jadi pertimbangan. Mumpung kurang beberapa ratus meter saja ke depan dan juga entah sudah berapa puluh purnama kami tak mengunjungi salah satu mal besar di Jakarta ini.
Sampai di sana, di pintu masuk pengunjung akan di cek suhu badannya. Pun memakai masker adalah wajib hukumnya.
foto: centralparkjakarta.com (foto sebelum pandemi) |
Kemudian mal ternyata sudah menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Seperti:
- Tombol lift touchless, enggak pakai pencet lagi, hanya sensor tangan
- Jumlah orang di dalam lift dibatasi dan diatur posisinya (sesuai denah gambar yang ada polanya)
- Toilet dilengkapi kran dan dispenser sabun touchless, ada aturan jarak untuk antrian
- Di berbagai sudut tersedia dispenser hand sanitizer yang juga touchless
- Tempat sampah sudah ada yang khusus untuk tempat pembuangan masker
- Memasuki restoran/gerai ukur suhu badan lagi, ada aturan duduk dan saat makan
- Masuk/keluar parkir sudah self service, tidak ada staf yang jaga, pembayaran cashless
Nah, itulah yang membuat saya sudah pergi maksi dan makan di tempat, tentu dengan memilih mal yang sekiranya enggak banyak kerumunan orang seperti ketika ke Pacific Place bulan lalu (ya, nge-mal nya sebulan sekali saat pandemi)
Memang sih pilihan tempat makannya jadi lebih mahal dari sisi harganya. Tapi demi keamanan kenapa enggak, kan? Juga, karena tujuannya cuma makan, ya langsung ke tujuan, begitu selesai langsung pulang!
wajib masker |
Akhirnya Pilih Shabu-Shabu Express
Sampai di dalam area Central Park, sempat celingak-celinguk...ya ampun dah berubah banyak, karena jarang ke sini, pun sepi akibat pandemi. Diantaranya, beberapa gerai tutup alias tidak beroperasi, hiks! Sempat keliling jadinya, cari-cari dan nemu Shabu-Shabu Express ini. Setelah ngecek dulu pasti menu apa yang ditawarkan, tempatnya aman dan yang paling menarik ada keterangan No MSG!
Saat masuk kami diukur suhu dulu oleh salah satu karyawan. Lalu diarahkan untuk membersihkan tangan dengan hand sanitizer dulu dan menuju ke tempat duduk yang disarankan. Memang, tempat duduknya berjarak sesuai protokol kesehatan. Jadi antar meja enggak mepet seperti biasa. Pun saat duduk di meja yang sama diberikan jarak juga.
Lalu, kami diberi buku menu, ini yang masih riskan, karena masih pegang benda yang dipakai bersama. Maka, suami yang mewakili dan pesan yang mudah saja biar gampang. Seperti yang ditawarkan saat kami bertanya tadi. Menu set untuk berempat sekalian ada minumnya yang free refill.
Kemudian, ada crew lainnya yang membawakan peralatan makan, piring, mangkok, sendok dan sumpit. Untuk sendok dan sumpit datang dalam keadaan terendam air panas di wadah dengan tujuan sterilisasi.
Oh ya, untuk pengambilan saus dan jika berdiri dari tempat duduk untuk sebuah urusan, wajib pakai masker lagi. Jadi masker hanya ditanggalkan saat makan!
Maka, lagi-lagi suami yang mewakili kami ambil itu ini, dan balik ke meja lagi.
Kemudian, bagaimana makanannya? Enak enggak ya?
Etapi, semua sudah tahu kan apa itu shabu-shabu?
tanda silang di meja, enggak boleh ditempati, untuk jaga jarak |
Buku Menu - maaf fotonya blurr |
Oh ya, Apa sih Shabu-Shabu Itu?
Nah, "Shabu-Shabu" sesuai pengertian yang saya lansir dari matcha-jp.com adalah masakan Jepang yang merupakan salah satu jenis nabe ryori (masakan yang dimasak di panci dan dimakan selagi hangat).
Biasanya shabu-shabu dimakan bersama keluarga maupun teman dengan menu daging sapi yang sudah diiris sangat tipis dicelupkan berkali-kali ke dalam panci hingga matang kemudian dimakan bersama saus.
Umumnya, daging yang digunakan dalam shabu-shabu adalah daging sapi. Namun, akhir-akhir ini ayam, serta beragam macam ikan juga digunakan.
Bahan utama tadi direbus kemudian dimakan bersamaan dengan sayuran, misalnya daun bawang, sawi putih, lobak, wortel, shungiku (daun dari sejenis tanaman aster), berbagai jamur (jamur shitake, jamur enoki, dan lain-lain), tahu, dan sebagainya.
Shabu-shabu yang dijual di restoran biasanya disajikan di panci berisi dashi jiru (kaldu) dari kombu (salah satu jenis ganggang laut) bersama dengan bahan utama shabu-shabu. Setelah menyalakan api, tunggu dulu hingga dashi jiru-nya mendidih. Sembari menunggu, ada baiknya untuk mempersiapkan saus tare dan yakumi (daun bawang yang diiris tipis atau lobak parut) di piring kecil.
Jika kuahnya sudah mulai mendidih, masukkan sayur yang tidak mudah matang seperti daun bawang, lobak, serta tahu terlebih dahulu. Apabila sudah mendidih lagi, ambil satu lembar daging menggunakan sumpit, lalu celupkan ke dalam kuah sehingga seluruh bagian daging masuk ke dalam kuah sambil diayun-ayunkan.
Gerakan itu disebut dengan "shabu-shabu", dari situlah nama masakannya pun menjadi "shabu-shabu".
Tom Yum Soup |
Chicken Soup |
Pengalaman Makan di Shabu-Shabu Express Central Park
Well, balik ke Shabu-Shabu Express Central Park kita yaaa....
Soup yang ditawarkan ada 2 macam, Chicken Soup sudah termasuk beli menu paket dan Tom Yum Soup beli tersendiri seharga Rp 20.000 per panci
Sementara set menu yang kami pilih, yang set berempat seharga Rp 450.000 dengan isi: beef/snapper set, salmon/seafood set, chicken soup, rice, enoki rolls, smoked beef, fish roll, chicken wonton, salted egg fish ball, shrimp roll, fried squid ball, shumai, kankama, black&white fungus
Enggak lama datanglah soup yang disajikan di panci. Mbak waitress sigap menyalakan api. Terus datang minuman Ocha panas/dingin yang termasuk dalam menunya. Dan...setelah agak lama, tiba set menunya, deretan daging, salmon, sayuran dan lainnya yang seger bener tampilannya.
Langsung deh masak, masukin itu bahan ke panci dan "shabu-shabu"...dan lhep makan saat sudah matang. Enak tenan!
Oh ya, jangan lupakan ada 4 nasi yang mengiringi, meski sejatinya bagi saya segala sayuran dan teman-temannya sudah sangat mengenyangkan karena sangat cukup buat berempat. soalnya masih ada menu gorengan datang - fish ball dkk - sepiring, ke meja.
Daging sepiring dan salmon sepiring enggak kefoto keburu dimasukkan kuah soup kwkw |
berbagai saus/bumbu yang bisa diambil sendiri |
Jadi Gimana Shabu-Shabu Express Itu? YEAY or NAY?
Setelah menyantap sajian sampai berasa mele-mele alias kenyang sekaleee, saya pun bisa bilang kalau Shabu-Shabu Express itu YEAY karena:
- Rasa kaldu beneran No MSG. Buat yang terbiasa makanan dengan MSG mungkin kurang mantap, karena hanya berasa kaldu dan bumbu. Tapi buat saya yang pakai MSG seperlunya, ini pas sekali.
- Tom Yum Soup-nya sedeep bener, berasa bumbunya, enggak kepedesan buat saya.
- Daging, salmon, sayuran, jejamuran, dan kawan-kawan, datangnya segaaar, jadi saat dimasak krezz..krezz...beneran bagus kualitas bahannya
- Nasi putihnya pulen
- Ocha hot yang saya pesan enggak pahit dan rasanya enak. Dan saat sudah berkurang sama si Mbak langsung ditambah
- Harga sepadan dengan rasa, kualitas dan jumlah makanannya
- Pelayanan ramah
Sementara Shabu-Shabu Express NAY bagi saya karena:
- Menu set datangnya lumayan lama, sampai anak-anak keburu laper nunggunya
- Pilihan saus, cabe, dan condiment lainnya terbatas (mungkin karena pandemi jadi stok dikurangi karena saya baca di apps kuliner, menu soup sejatinya ada 7, saat pandemi tinggal 2 pilihannya)
- Masih menggunakan buku menu, sebaiknya e-menu saja lebih mudah dan menghindari kontak dengan karyawan atau pelanggan lainnya.
Sayuran dan kawan-kawan...segaar! |
Tom Yum Soup...hangat di badan |
Baiklah, Alhamdulillah karena sudah kenyang, saya sekeluarga pun pulang dengan hati riang. Laporan pandang mata, selama era new normal jumlah pengunjung mal beneran turun drastis. Saat saya makan hanya 5 meja saja yang terisi dari sekitar 30-an meja...duh, sedih lihatnya.
Meski ke mal saat sepi begini jujur saya jadi hepi, lapang rasanya, enggak uyel-uyelan dan terasa lega kalau jalan. Tapi melihat banyak gerai yang tidak beroperasi atau nampak sangat sepi, jadi sedih hati. Semoga pandemi segera pergi dan perekonomian pulih kembali. Aamiin!
Oh ya, kalau teman-teman mau coba Shabu-Shabu Express juga, selain di Central Park ada gerai lainnya di Kota Kasablanka, tapi periksa dulu jam buka tutupnya sebelum datang ya, karena ada penyesuaian akibat pandemi. Atau bisa juga lho delivery! Selamat mencobaaa...!
antar meja diberi jarak, bangkit dari meja wajib maskeran |
Salam Semangat
Pilihan saus, cabe, dan condiment lainnya terbatas --> ini kayaknya terjadi hampir di semua spot kuliner ya Mba
BalasHapusKapan hari daku ke Kampoeng steak juga gitu, beneran PENGHEMATAN :D
Sip, sippp moga2 daku bisa ke JKT coba shabu2 express juga, kalo pandemic udah usai
Iya, Mbak..ini juga varaisi soup biasa 7 jadi 2. Condiment berkurang juga..karena pegunjung juga sepi
HapusShabu shabu dikangenin banget di masa sekarang ini setelah mengurung diri sekian bulan. Protokol kesehatannya sudah bagus juga ya Mak, jadi pengen makan shabu shabu juga 😂
BalasHapusIya, Mak...jalan protokol kesehatannya
HapusKalau makan Shabu-shabu enaknya banyak orang. Cuma karena pandemi ya kudu sabar ya, gak bisa berkerumun. Aku lho belum berani makan di luar. Belum nemu tempat yang cocok
BalasHapusAku dah 3 kali ini Mbak...sengaja ke tempat yang enggak banyak kerumunan, selebihnya di rumah saja
HapusNah bagian nay yang lama, agak jadi pertanyaan buat saya. Padahal suasana lagi sepi. Ternyata tetap lama juga, ya. Gimana kalau suasana udah normal lagi dan ramai. Udah gak gak ekspress dong namanya hehehe. Apapun itu, saya kangen banget makan shabu-shabu di luar :)
BalasHapusMaksudnya express di shabu-shabu express karean menu ala carte dan set, bukan all you can eat seperti kebanyakan resto shabu-shabu.
HapusPersiapan lama ga tau kenapa, saya lihat jumlah crew di kitchen ada 3, tapi memang menu mesti dipotongin sayurannya atau diiris daging/ikannya.
Tapi beneran food serving agak lama..atau karena kami lapar ya haha
Aduh kangen makan shabu shabu bersama keluarga. Kami belum berani makan di luar. Masih di rumah terus, kecuali suami yang tiap hari harus ngantor.
BalasHapusIni juga keluar makan ketiga kali sejak Maret mbak..pilih malnya juga yang sepi
HapusRasa kaldu beneran, non MSG itu penting banget jadi rekomendasi buat Shabu Shabu Express ini, Mbak Dian. Bukti juga kalo yang enak itu gak perlu pake MSG.
BalasHapusIya mbak...bumbunya yang terasa ini
HapusMasyaa Allah fix ini shabu² bikin saya ngiler parah. Udah lama banget nggak pernah makan di luar juga jadi ngilernya dobel 🙄
BalasHapusKwkwkw..seger bener ini lho
HapusMenggiurkan banget nih shabu2nya...Wajib dicoba kalo ke Jakarta...Tapi harus siap saabr ya karena nunggunya lumayan lama hehe...
BalasHapusDatangnya jangan pasa lapar kayak saya haha
HapusAnak saya keukeuh pengen main ke mal karena pengen nyoba tombol lift touchless, hihihi...
BalasHapusPadahal enggak tau, di bandung malnya kaya gitu juga enggak, hehehe...
Iya ya
HapusKalau di mal, kantor, RS besar Jakarta biasa sudah touchless liftnya
Shabu Shabu kesukaan sekali ini, aku demen soalnya makan yang rebus-rebus gini. Terakhir aku makan Shabu Shabu Express yang di Kokas sama kak Elly waktu itu.
BalasHapusIya, Mbak..ada cabang Kokas juga:)
HapusAKu belum pernah loh ngemall di Central Park. Kepengen juga sih menikmati shabu-shabu kayak mbak Dian. Tapi masih belum berani ke emol mana2 hahaha. Sebatas nyengir aja ngeces lihatnya hahaha :) Bagus donk ini ga ber-MSG ya jadi menyehatkan.
BalasHapusDekat rumahku ini Mbak, sama-sama Jakarta Barat:)
HapusMenurut saya, asal gak pakai MSG, menikmati shabu-sabu itu pikiran boleh lah rileks karena hampir semua kontenya sehat. Dari sayuran yang berlimpah sampai daging-dagingannya. Duh jadi pengen makan juga deh jadinya :)
BalasHapusIya, daging, ikan, jamur dan sayuran segar yang sehat ini, direbus lagi
HapusWuah aku kangen makan Shabu-shabu gini mba Dian, infonya sangat membantu apalagi filosofi awalnya dari kata shabu-shabu itu
BalasHapusIya, asalnya dari situ nama shabu-shabu:)
Hapuswah aku udah beberapa kali makan di shabu-shabu express, seringnya outlet yang ada di kokas
BalasHapusIya konter lainnya di Kokas
HapusNyaaamm jd pengen makan shabu2 juga, lama tak makan eui.
BalasHapusDi Bogor sini kyknya blm nemu resto jejepangan kek gtu huhu.
Lama jg tak makan dine in gtu,terakhir keknya cuma makan es krim abis belanja hehe.
Iya yummy ini
HapusSeger banget makan shabu-shabu aku juga suka, tapi kadang kalap ngambil ini itu gak terasa jadi banyak. Enak ini makan di shabu-shabu Express
BalasHapusIni udah set mbak..bukan all you can eat
Hapusaku belum pernah makan di Shabu Shabu Express mbak. Sejak pandemi gini kalau kangen makanan mall masak sendiri. Sekarang ada yang jual steam boat gini bentuk beku jadi tinggal tambahin jamurnya aja. Kalau kangen makan daging-dagingan sekarang ada yang jual daging shabu kiloan. Masak sendiri.
BalasHapusTApi sebenarnya aku juga kangen makan rame-rame ngemall sma anak-anak sih mbak. Selama pandemi baru 4 kali makan di luar bareng anak-anak
Sebenarnya bukan masalah masak sendiri bisa tapi feel makan dinluar yang bikin kangen lihat suasana.
HapusSama saya sekeluarga juga baru 4x makan keluar sejak pandemi, pas ada keperluan pergi sekalian maksi. Selebihnya saya dan anak-anak di rumah aja. Suami selang seling WFH-WFO
Makan dengan lauk yang langsung dimasak di atas meja itu bikin nambah dan nambah lagi. Seru abis. Saya biasanya bareng teman pesan steamboat.
BalasHapusIni shabu-shabu mbak, Shabu Shabu dan Sukiyaki itu berasal dari Jepang, sedangkan Setamboat dari China. Perbedaannya juga terletak pada kuahnya. Shabu Shabu menggunakan kaldu dari kombu yang rasanya tidak berat. Sukiyaki memakai kaldu yang dicampur dengan kecap asin serta manis, sehingga membuat citarasa Suki terasa gurih manis. Kalau kuah Steamboat di Jakarta biasanya ada campuran minyak wijennya yang bikin rasanya makin unik.
HapusSebelum pandemi makan di shabu-shabu express ini endeeuuss banget.
BalasHapusSecara aku suka makanan Jepang begini.
Alhamdulillah...
New Normal kembali bisa menikmati makan di luar.
Iya mal baru buka saat PSBB Transisi Jakarta
Hapusaduuuh auto ngileeeer ba dan aku sukaaaaa banget dengan shabu - shabu jugaaa. ada tmepat favorite di Grand Indonesia dan selama pandemi harus extra hati2
BalasHapusBetul , maka saya pilih mal yang sudah menerapkan protokol kesehatan
HapusSemoga new normalnya bisa dipatuhi semua pengunjung. jadinya makan jadi tetep nyaman dan ga khawatir ya mba, tetep berasa enaknya.
BalasHapusIya kalau mal besar begini, rerata patuh karena enggak berkerumun pengunjungnya, enggak ramai
HapusWah enak ni...
BalasHapusAnak anak juga suka klo diajak makan shabu shabu...
Apalagi ada tom yum..
Duhh yummy bgt
iya, enak tom yum nya
HapusPaling suka ngelihat jamur shitakenya, krenyes-krenyes ya mba saat dimakan. Asyik banget bisa shabu shabu-in dagingnya, nunggu mateng setelah terendam kuah, trus dioles-oleskan ke sausnya. Sedaaappp...
BalasHapus