Review Buku: Pelayaran Tristan - Kumpulan Cerpen Karya Rohyati Sofjan
Pelayaran Tristan adalah sebuah buku kumpulan cerita pendek karya Rohyati Sofjan yang berisikan 13 cerita tentang warna-warni kehidupan. Aneka kisah yang tertuang merupakan cerminan realita sosial yang terjadi di sekitar kita.
Dikemas dalam bahasa sastra sederhana dengan latar cerita yang menunjukkan keluasan wawasan penulisnya, membuat saya mendapatkan banyak pembelajaran dari buku ini.
Ya, Rohyati Sofjan tidak hanya sekedar bercerita dalam bukunya. Tapi, perempuan yang sejak kecil telinganya tak berfungsi ini, mengajak pembacanya mengembara menyelami berbagai peristiwa yang pernah terjadi lewat latar cerita.
Menunjukkan pahit manis kehidupan melalui permasalahan yang dihadapi tokoh-tokohnya. Pun, memberikan pembaca keputusan bagaimana mengakhiri kisah sang tokoh lewat akhir cerita yang tak pernah benar-benar diakhirinya.
Tentang Buku: Pelayaran Tristan
Judul Buku: Pelayaran Tristan
Penulis: Rohyati Sofjan (FB: Rohyati Sofjan | IG: @rohyatisofjan)
ISBN: 978-602-73836-8-8 | Cetakan I, Juli 2020 | 124 halaman | 14 cm x 21 cm
Penyunting: Tendy K. Somantri | Tata Letak: Tim | Penata Sampul: Tim | Foto Isi: Tendy K. Somantry
Diterbitkan oleh: Media-Data Center Wanadri, Bandung 2020
Judul Cerpen:
Abu | Apa Makna Maut, Gabriel? | Baru Menikah | Lelaki di Persimpangan | Lingkaran | Kamu Harus Mati, Zan! | Kemarau Tama | Merah | Pelayaran Tristan | Poli | Ramadan di Hati Neng | Seseorang Harus Pulang Sebelum Lebaran | Surat dalam Hujan
Blurb:
Pelayaran Tristan adalah kumpulan cerita pendek perdana Rohyati Sofjan yang "terendapkan" lebih dari sepuluh tahun. Sebagian pernah dipublikkan di media massa cetak dan siber. Nuansa muram dalam cerpen-cerpennya boleh jadi merupakan pendaman alam bawah sadar Rohyati, semacam warna jiwa yang begitu saja mencuat setelah mengalami banyak hal dalam hidupnya.
Rohyati bukanlah perempuan penulis biasa. Sejak kecil telinganya tak berfungsi. Sejak kecil dia sudah hidup dalam dunia yang sunyi. Jadi, jangan heran bila dalam cerpen-cerpennya pada buku ini dia bicara juga tentang perempuan dengan indra pendengar yang tak berfungsi.
Untuk menutupi kekurangannya merekam kosakata dari indra pendengar, Rohyati memaksimalkan matanya untuk membaca. Itu pun dijalaninya dengan jalan yang tidak mudah. dia tidak memiliki cukup uang untuk membeli banyak bahan bacaan. Suaminya adalah seorang buruh tani yang tekun dan bersahaja, lelaki desa dan pekerja keras.
Lewat Pelayaran Tristan ini kita bisa melihat keluasan wawasan dan bacaannya.
Review Buku: Pelayaran Tristan
Akhir pekan lalu buku setebal 124 halaman ini tuntas saya baca dalam sekali duduk saja. Sejatinya baca kumcer alias kumpulan cerpen itu bisa diselingi ngerjain aktivitas lain. Toh, satu cerita bisa tuntas dalam beberapa halaman tidak seperti sebuah buku utuh yang kisahnya satu kesatuan.
Namun, karena penasaran dengan kesemua cerpennya, saya selesaikan saja baca yang membuat saya segera tahu keunikan buku ini, yakni:
Pertama, ketiga belas cerita pendek di buku ini ada yang berkaitan, merupakan "kelanjutan" dari cerita sebelumnya. Ini menguntungkan karena saya sebagai pembaca enggak harus mulai memahami dari nol lagi lantaran sudah kenal tokohnya. Yakni di kisah tentang pasangan suami istri Tama dan Kana. Di mana pada cerpen "Baru Menikah" dikisahkan Tama dan Kana adalah pasangan baru yang masih tinggal menumpang di rumah nenek Tama dan menghadapi problematika pasangan muda seperti kebanyakan pasangan lainnya. Kemudian ada "Kemarau Tama", saat kekhawatiran menerpa Tama memikirkan kehamilan istrinya, Kana. Dan pada cerpen "Seseorang Harus Pulang Sebelum Lebaran" yang menceritakan Tama tak bisa pulang Lebaran di tengah derunya rindu menunggu kelahiran bayi yang dikandung sang istri. Kesinambungan ini menjadikan buku "Pelayaran Tristan" berbeda dengan kumpulan cerita pendek lainnya, karena biasanya cerita masing-masing berdiri sendiri dan bukan lanjutan dari kisah sebelumnya.
Kedua, memilih tokoh perempuan tuna rungu yang mewakili diri penulis buku ini. Di mana membuat tokoh cerita makin hidup dalam imajinasi pembaca lantaran yang digambarkan adalah apa yang menjadi kenyataan sebenarnya. Misalnya pada cerpen Lingkaran: "Seperti sore ini, saat kami membungkus leupeut untuk dijualkan Bi Popon, pedagang makanan keliling kampung, ibuku tidak bisa menahan diri untuk bercerita kepadaku. Ya kepadaku, putrinya yang tuli dan berusaha keras menyimak setiap ucapan dengan membaca gerkan bibirnya" (hal 45)
Ketiga, mengambil latar peristiwa yang terjadi pada masanya, seperti gempa, tsunami, juga peristiwa buruk yang mengguncang negeri ini yang terjadi di masa tahun 2000-2010, saat cerita-cerita ini ditulis. Seperti: Tsunami Pangandaran pada 2006 juga Gempa Tasikmalaya pada 2009. Mungkin bagi sebagian pembaca yang tidak mengalami masa-masa ini bakalan enggak langsung klik, beda dengan saya yang memang "sebaya" dengan penulisnya yang masih ingat dengan peristiwanya. Tapi bagusnya, latar ini jadi penguat cerita sehingga menambah wawasan pembaca yang bukan dari masanya. Seperti pada Apa Makna Maut, Gabriel?: "Senin, 17 Juli 2006. Ketika gempa itu mengguncang bagian bumi yang ia diami. Ketika air laut Pangandaran yang sedang ia renangi mendadak surut....ia menyadari harus lari sejauh-jauhnya dari sisi laut menuju tempat yang lebih tinggi sebelum ditelan tsunami."(hal 17)
Keempat, berbagai nama ternama baik itu sosok penulis, nama daerah dan tempat-tempat indah, tokoh dunia, tokoh novel terkenal...., dijadikan bagian dari kisah yang menunjukkan saat menulis, Rohyati Sofjan tidak asal-asalan. Tapi menulis berdasarkan riset yang dilakukan atau memang dia sudah tahu sebelumnya karena luasnya wawasan. Memang disebutkan, jika penulis yang juga admin komunitas Indonesia Saling Follow di Instagram ini punya hobi membaca untuk menutupi kekurangannya merekam kosakata dari indra pendengar.
Kelima, belasan cerita Rohyati dituliskan dengan lugas dan bernas. Dialog yang menghiasinya pun membawa fantasi pembaca seakan berada di dalamnya. Kosakata yang dipilih pun kadang tidak biasa, meski bukanlah padanan kata pelik yang biasa ada di karya sastra murni. Ini semua membuat jalinan kisah mudah dicerna dan sejujurnya membuat khasanah perbendaraan kata saya bertambah. Diantaranya:"Buih-buih air segera menyambutnya dan ia ekstase dialun gelombang. Bumi terasa bulat dan laut tak bertepi. Air asin menerpa mulut. Ia berenang, terus berenang ke arah tengah. Menikmati gelombang dan bermain di antaranya. Menikmati alur pikiran. (hal 25)
Well, "Pelayaran Tristan", kumpulan cerita pendek karya Rohyati Sofjan,
sungguh menarik untuk dibaca. Karena ada banyak makna kehidupan yang bisa saya dapatkan dari kisahnya. Begitu banyak inspirasi dan motivasi hidup yang saya dapatkan baik dari hikmah cerita yang penuh warna maupun dari sosok penulisnya.
Nah, teman-teman penasaran ingin baca "Pelayaran Tristan"?
Hubungi langsung penulisnya, Mbak Rohyati Sofjan ya....💖
Happy Reading
Terima kasih sudah singgah:)
BalasHapusSaya membacanya pagi tadi. Terharu karena ad lagi teman yang menulis ulasan buku Pelayaran Tristan karya saya.
BalasHapusAlhamdulillah. Masya Allah, hatur nuhun pisan, Mbak Dian. Untuk ulasan ini.
Terima kasih sudah berkenan baca bukunya. Membuat ulasan hangat ini dan membuat suasana hati saya yang semula masih berantakan sekaligus kelelahan membaik. Ini hadiah yang sangat berarti di bulan November yang basah berhujan.
Semoga banyak teman lain yang berkenan untuk turut membeli bukunya pada pre order 2 ini.
Salam hangat dan peluk virtual dari jauh. Terharu dengan kebaikan Mbak Dian untuk meluangkan waktu dan menulis ini.
Hatur nuhun pisan. 🤗❤🙏
Masya Allah Mba Rohyati. Sekian lama satu grup di WA, tapi saya prubadi ternyata belum mengenal dekat mba. Benar-benar perempuan tangguh. Saya ikut bangga mba. Selamat atas kelahiran buku ini. Inspiratif.
HapusTAdinya pas awal baca tulisan mba dian, saya mau menulis, kok saya familiar ya sama nama penulis bukunya.
HapusHabis baca komen mba mutia, baru terjawab, bahwasannya kita satu grup WA.
Bangga dan terharu saya, mba Rohyati pernah mampir dan bw di blog saya juga.
Ini bukunya menarik banget ya mbak Dian, aku termasuk yang lebih suka baca kumcer juga.
BalasHapusSaya tahu Mbak Rohyati Sofjan dari Komunitas Indonesia Saling Follow. Ketulusan dan kebaikannya bisa terasa dari caranya berinteraksi di ruang chat. Dan baru tahu dari blurb buku Pelayaran Tristan ini kalau beliau 'hidup dalam dunia sunyi' Salut!
BalasHapusReview Mbak Dian bikin penasaran ikut menyelami Pelayaran Tristan.
dari selembar cuplikan yang diberikan mbak Dian, keliatan bahasanya enak banget ya. Ngalir, mudah dicerna. Jadi penasaran pengen tau siapakah tokoh Tristan yg namanya sama dng keponakan saya. kejadian apa yg menimpa Tristan sehingga menjadi judul kumcer ini?
BalasHapusSaya suka baca kumcer tapi belum pernah membaca kumcer yang bersambung gini juga, membaca review mbak Dian jadi kepo dengan buku Pelayaran Tristan ini
BalasHapusRasanya udah sering baca nama mbak Rohyati Sofjan, tapi baru tahu kalau menulis cerpen. Menarik juga kisah-kisahnya, pakai bahasa sehari-hari yg ringan ya Mbak Dian...
BalasHapusAku baru tau nih kalau Mbak Rohyati Sofyan juga nulis cerpen. Membaca ulasan dari Mbak Dian ini aku jatuh hati dengan cerpen-cerpennya. Memuat kisah yang penuh makna ya, Mbak.
BalasHapusSetuju ... kisah-kisahnya sepertinya sarat makna semua ya. Kita bisa mendapatkan banyak inspirasi dalam bukunya.
HapusWaah aku baru tahu Mba Rohyati nerbitin buku euy.. aku kenal belio dari salah satu komunitas blogger dan emang kerasa banget ketulusannya. Semoga bukunya ini jadi manfaat buat banyak orang ya...
BalasHapusMakasih mba Dian udah ngereview buku ini dengan menarik. Pankapan pengen juga PO ah..
Ketika mbak Rohyati Sofyan mengabarkan soal buku ini saya sudah berniat untuk memilikinya karena saya yakin sekali akan menemukan banyak cerita menarik nan penuh hikmah. Sayang sampai hari ini saya belum memilikinya, selalu lupa pesan ke beliau.
BalasHapusBaiklah, habis ini saya akan langsung menghubunginya. Makasih mbak Dian, cara mbak mereview buku ini sukses menambah rasa penasaranku.
Wah mantap banget ya mba penulisnya mba Rohyati Sofyan, respek bisa memaksimalkan kemampuan dan kelebihan diri. Jadi cambuk nih buat aku yg mau buat buku tapi masih diangan-angan saja. Jadi penasaran baca kisah pasangan Tama dan Kana ini.
BalasHapusMasya Allah .. saya terharu membaca review ini, Mbak Dian. Saya mengagumi Mbak Rohyati - masya Allah .. keluasan wawasannya memang terpancar ketika melihatnya mendampingi grup Indonesia Saling Follow, juga ketika kami berinteraksi via WA. SAya tahu kesulitan seperti apa yang dihadapi seorang difabel rungu dalam mempelajari kosa kata karena ada teman anak saya yang difabel rungu dan ibunya bercerita kepada saya tentang putrinya. Nah, Mbak Rohyati sungguh pembelajar yang baik dan seorang yang gigih sehingga kaya kosa kata, wawasannya luas, dan gigih mengusahakan tulisan-tulisannya dibukukan.
BalasHapusSaya juga suka baca kumcer mbak, apalagi isinya tentang kehidupan, pengetahuan langsung juga aku Baca sekali,seakan2 aku jg mengalaminya, terbawa emosinya kayak ngalamin sendiri kebawa emosi hehe
BalasHapuswaw keren banget ya
BalasHapuskalau nulis berdasarkan pengalaman, dari hati, dan menjadi bagian dari dirinya sendiri pasti feel tulisannya terasa.
sampai ke hati para pembaca
MasyAllah hebat Mba Rohyati Sofjan udah ngeluarin buku cerpen. Aku kenal beliau sebagai seorang blogger dan ternyata beliau juga punya kemampuan menulis cerpen juga. Keren.
BalasHapusLewat tulisan ini aku jadi tahu ternyata Mba Rohyati Sofjan punya gangguan pendengaran, tapi masyAllah beliau menutupi kekurangan itu dengan banyak kelebihan yang beliau punya. Luar biasa 😍. Aku juga suka dengan bahasa penulisan beliau yang menurut aku nggak kyak blogger kebanyakan. Beliau punya ciri khas dengan tulisannya yang sastra tapi mudah dimengerti 😍
Kekurangan bukan alasan tuk kita menjadi 'Terbatas'juga ya kak,seperti hal nya mba Rohyati Sofjan yang menginspirasi kita kaum perempuan untuk tetap terus berkarya walau memiliki keterbatasan sekalipun. Duh jadi penasaran pengen baca Pelayaran Tristan.
BalasHapusaduhhh aku tuh ngebayangin alur cerita ini dengan tokoh utama tristan yang super ganteng hahhahaaa, dan ada lika liku romansa nya juga hehe
BalasHapusBeliau bloger juga kan, ya. Salut deh, dengan kekurangan fisiknya justru bisa melejit melampaui orang kebanyakan. Semoga barokah selalu.
BalasHapusahh baca reviewnya jadi tahu klo bukunya ini bagus
BalasHapusaku suka baca buku kumpulan cerpen.
Mba Rohyati Sofjan ini keren ya,ya blogger ya penulis buku juga
Duh saya ikut nangis baca cerpen yang Ibu itu mbak Dian.
BalasHapusRohyati Sofjan termasuk penulis yang saya kagumi, karena ya di balik keterbatasannya ia banyak berkarya!
Di Pelayaran Tristan ini, ada kalimat pembuka yang keren;
"BEGITULAH jarak yang ditempuh cahaya melalui atmosfer menentukan warna matahari. Pada saat matahari terbenam seperti itu, cahayanya menempuh jalur lebar di atmosfer dengan sudut tajam dan melewati daerah padat partikel.
Kemudian partikel-partikel itu menghamburkan warna cahaya yang mempunyai riak gelombang panjang sehingga matahari berubah warna dari kuning, jingga, sampai merah tua seperti sekarang."
Aku sukaaakkk blog mba Rohyati Sofjan, dan ya ampuunn merinding banget baca ulasan ala mba Dian Restu tentang Kumcer beliau
BalasHapusMba Rohjati warbiyasaakk ya. Semangatnya, daya juangnya, bener2 inspiring!
Kumpulan cerita pendek Rohyati Sofjan ini bikin penasaran ya, udah lama nih aku enggak nulis cerpen, jadi kangen nulis cerpen.
BalasHapusKeren sekali penulisnya. Dan aku kayaknua ngeh nih mba rohyati ini blogger jg kan ya. Wah, salut luar biasa. Walau tuna rungu tp bs membangun cerita dalam buku seapik ini itu luar biasa. Penasaran bagaimana ilustrasinya dituliskan. Semangatnya terwakili dg review lengkap ini.
BalasHapusMbkk.. Terharu banget baca ulasannya dan review buku mbk Rohyati Sofjan. Luar biasa sekali cerita ceritanya, bikin penasaran pingin baca kumpulan kisahnya. Keep inspiring mbk Rohyati
BalasHapusYang saya suka dari membaca novel itu karena kita bisa belajar banyak hikmah dari kisah-kisahnya. Membuka wawasan dan menambah pengalaman hidup. Seperti buku ini ya mbak... Sukses untuk penulisnya 🙏
BalasHapusIh, kepengen banget deh baca buku kumpulan cerpen begini. Udah lama deh aku gak baca buku kumpulan cerpen begini. Terakhir kapan ya? Buku kumpulan cerpen buatan sendiri kayaknya.
BalasHapusReview-nya menggugah hati jadi ingin baca bukunya juga. Setiap coretan memiliki makna tersendiri yang dalam dan kaya akan motivasi ya Mba.
BalasHapusWah ini bukunya mb Rohyati ya. Masya Allah keren banget. Tertarik pengen baca juga
BalasHapusSudah lama juga nih saya gak baca buku kumpulan cerpen. Padahal saya suka tuh jenis buku seperti ini. Soalnya saya gak kuat baca cerita yang panjang macam novel gitu.
BalasHapusmenarik mba. aku dulu suka baca kumpulan cerpen gini jg tp sekarang hampir ga pernah nemu kumpulan yg cocok sama seleraku.
BalasHapusini baca beberapa lembar sepertinya menarik deh
Wow sekali duduk bisa langsung tamat. Ini pasti seru, Mak. Apalagi ceritanya punya benang merah satu sama lain. Kangen udah lama ga abca cerpen sekaligus banyak. Apalagi penulisnya niat banget buat riset bahan tulisannya
BalasHapusMenarik nih bukunya isinya kumpulan cerpen, aku termasuk yang gampang bosen kalau baca makanya lebih suka baca yang pendek-pendek aja gitu hehe. Keep inspiring buat Mbak Rohyati.
BalasHapusMba Rohjati Sofyan ini yg founder apa admin Indonesia saling follow bukan ya mba?
BalasHapusWaah produktif ya beliau nulis buku jugaak.
Keren..
Rohayati Sofyan, rekomended ya karyanya aku belum banyak tau penulis penulis keren sekarang semenjak ada KBM dan gadget terimakasih nih infonya mba Dian
BalasHapusaku suka buku kumpulan cerpen apalagi buku2 kayak ala2 chicken soup gitu, lebih semangat baca buku yang cerita pendek penuh makna
BalasHapusWah ternyata mbak Rohyati penulis fiksi juga yaa. Tolong smapaikan ucapan selamat atas penerbitan bukunya. Semoga ke depan makin banyak lagi karyanya yang dibukukan :D
BalasHapusSaya beberapa Kali mampir di blognya mbak Rohyati, nggak nyangka ternyata sudah punya buku kumpulan cerpen. Luar biasa, walau memiliki keterbatasan dalam indra pendengaran, tetap bisa menghasilkan karya yang bagus.
BalasHapusKangen sama kak Rohyati Sofjan.
BalasHapusBiasanya kerap mengunjungi blognya. MashaAllah~
Karyanya sangat menyentuh dan indah sekali.
Sukses selalu untuk kaka blogger keshayangan, kak Rohyati Sofjan.
Baru tahu ternyata Mbak Rohyati Sofyan itu penulis cerpen. Semoga saja bukunya banyak yang suka.
BalasHapusKeren, untaian diksinya pun tidak biasa. Pemilihan beberapa peristiwa menjadi latar belakang ceita merupakan salah satu hal yang patut diacungi jempol dan pastinya mampu memainkan emosi pembacanya.
BalasHapus