Kultum Ramadan: Ramadan Melatih untuk Bersabar
Hari ini giliran si Adik menyampaikan kultum di kegiatan Amaliyah Ramadan di kelasnya. Kultum ini menjadi bagian kegiatan harian selama Ramadan di mana zoom meeting kelas tetap dijalankan. Hanya saja waktunya dipersingkatkan menjadi pukul 08.00-10.30 selama bulan puasa ini.
Nah, dalam sehari akan ada 2 kultum dengan penyaji yang sudah dijadwalkan, sebagai pembuka dan penutup kegiatan. Temanya sendiri terkait Ramadan tanpa ditentukan bahasan.
Dan ini dia Kultum Ramadan tentang"Ramadan Melatih Kesabaran"
Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bapak Ibu Guru dan Teman-teman yang saya sayangi...
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya kita bisa bersilaturahmi di majelis yang mulia ini dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang suatu apa.
Alhamdulillah, hari ini kita sudah berada di hari ke-14 Ramadan. Dengan kesabaran dan keikhlasan kita jalankan ibadah puasa tidak lain untuk meraih ridho Allah SWT.
Bapak Ibu Guru dan Teman-teman yang dimuliakan Allah,
Ramadan disebut juga dengan syahrus shabr karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar.
Menahan lapar dan haus adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Juga menahan segala hal yang membatalkan puasa adalah latihan sabar.
Allah memerintahkan kita untuk bersabar. Bahkan kita diperintahkan untuk menguatkan kesabaran kita, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Ali Imran, ayat 200:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu … "
Nah, Bapak Ibu Guru dan Teman-teman yang saya cintai, diantara keutamaan sabar itu adalah:
Pertama, mendapatkan pahala tanpa batas
Jika pahala puasa dinilai langsung oleh Allah, tanpa dibatasi pelipatgandaan pahala seperti yang biasanya, maka sangat wajar jika sabar mendapatkan pahala tanpa batas. Bukankah inti puasa adalah kesabaran?
Kedua, mendapatkan kebersamaan Allah
Artinya, seseorang yang telah sabar, ia akan diliputi dan dinaungi Allah dengan rahmat-Nya, perlindungan-Nya, pertolongan-Nya, dan ridho-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 153:
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar"
Juga pada QS. Al-Anfal ayat 66:
"Dan Allah beserta orang-orang yang sabar"
Ketiga, ia selalu baik di sisi Allah ketika mampu memadukan sabar dan syukur dalam kehidupannya.
Terkait hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan itu tidak ditemukan kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapat kelapangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika mendapat kesempitan dia bersabar dan itu baik baginya." (HR. Muslim)
Bapak Ibu Guru dan Teman-teman yang saya sayangi...
Kemudian, terkait Hakikat Sabar, tidak seperti yang dikira banyak orang bahwa sabar itu menerima segala sesuatu dengan rela atau pasrah tanpa perlawanan.
Ini karena Islam mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga hal:
Pertama, sabar dalam ketaatan
Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah meskipun perintah itu berat dan dibenci olehnya. Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang merintangi; mulai dari kemalasan sampai dengan ejekan orang bahkan kebencian musuh Islam, juga faktor lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman pada QS. Al-Baqarah ayat 153:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan-Nya. Shalat dijalankan, tetapi berbohong tidak ditinggalkan. Puasa dilakukan, tetapi ghibah tetap jalan.
Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam meninggalkan larangan-larangan Allah. Orang yang mampu meninggalkan larangan Allah, disebut oleh Rasulullah sebagai orang yang kuat. Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah:
"Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah" (Muttafaq'alaih)
Ketiga, sabar dalam musibah.
Inilah makna sabar yang sudah dimaklumi oleh kebanyakan orang. Meskipun, seringkali orang keliru menggunakan istilah sabar. Yaitu saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya, dikatakan sabar.
Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah. Dan sebab itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Bapak Ibu Guru dan Teman-teman yang saya kasihi...
Apalagi dalam kondisi pandemi saat ini, umat Islam semakin diuji dengan kesabarannya. Bagaimana bersabar dengan kondisi yang ada dan bersabar dengan tetap melakukan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya di keseharian kita.
Semoga di bulan Ramadan yang juga dikenal sebagai bulan kesabaran ini kita mampu melatih kesabaran kita. Juga, akan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah SWT.
Akhir kata, telah banyak yang saya sampaikan, semoga bermanfaat dan membawa kebaikan. Atas segala perhatiannya saya ucapkan Syukron Jazaakumullah Khairon Katsir.
Billahi Taufiq Wah hidayah
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sumber:www. initu.id
Semoga Bermanfaat
Posting Komentar untuk "Kultum Ramadan: Ramadan Melatih untuk Bersabar"