Review Buku: Coelho's Circle
"Setiap kita punya takdir masing-masing. Sebuah Maktub. Sesuatu yang sudah ditentukan dan menentukan makna hidup kita semua" (Coelho's Circle)
Blurb
Diandra tak pernah menyangka, keputusan Cahya, suaminya, untuk mengabdikan diri sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19 berujung nestapa. Imaji tentang masa depan, harapan dan impiannya kini pupus sudah, direnggut paksa oleh wabah parah yang menorehkan noda hitam dalam sejarah.
Kehilangan yang sama dirasa oleh keempat sahabat Cahya yang menamai diri mereka sebagai Coelho's Circle. Kepergian Cahya menjadi ujian terberat persahabatan mereka. Alih-alih menjejak dengan tegak, Diandra justru terlibat pertikaian yang hampir tak terselesaikan dengan Coelho's Circle dan membuatnya makin terpuruk dalam duka berkepanjangan.
Akankah Alif, Agni, Nid dan Diandra yang dulu berucap setia untuk menjadi sebuah keluarga mampu menjaga agar Coelho's Circle tidak bercerai seperti sekarang? Bisakah mereka menunaikan janji suci mereka dulu dan mengenang Cahya dalam cara yang lelaki itu inginkan? Dan bagaimana akhirnya mereka memahami maktub dan makna hidup yang selama ini mereka ingin ciptakan?
Coelho's Circle...tentang Cahya yang Hilang
Penulis:
Nanang Chalid
(praktisi SDM, penulis, blogger - www.nanangchalid.com)
Bety Kristianto
(penulis, blogger - www.betykristianto.com)
Penerbit Buku Kompas
Cetakan pertama: 2021
Desain Sampul & Isi: Cindy Alif
Jumlah halaman: xii + 244 hlm
ISBN: 978-623-241-887-5
Genre: Novel - Literature
Harga: Rp 80.000 (Pulau Jawa)
(Seluruh hasil penjualan novel ini akan didonasikan untuk penanggulangan dampak Covid-19 di Indonesia bagi yang membutuhkan)
About the Book
Awalnya saya kira buku ini adalah sebuah novel (sosial) biasa, yang selain menghibur juga mengandung literature.
Menilik judulnya, Coelho's Circle, ekepektasi saya, novel ini adalah rujukan bagi informasi seputar Coelho. Ya, Paulo Coelho, novelis asal Brasil, salah satu penulis dengan karya yang paling banyak dibaca di dunia saat ini dan telah menerima sejumlah penghargaan internasional. Salah satu karyanya yang terkenal yaitu The Alchemist, telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa. Di mana total bukunya telah terjual 150 juta kopi di seluruh dunia.
Atau sekilas membaca blurb yang tertera di bagian belakang cover, sepertinya novel ini merupakan rujukan bagi informasi terkait virus yang mewabah saat ditulisnya cerita.
Tapi ternyata, setelah tuntas membaca, apa yang saya dapatkan lebih dari harapan. Tak hanya literature terkait kedua hal tersebut, saya juga temui rangkaian peristiwa yang tersampaikan dengan apik berlatar seputar konflik Negeri Gajah Putih yang di luar perkiraan saya menjadi setting sebagian cerita.
Tak itu saja, terkandung pesan mengenai kekuatan persahabatan, kedalaman cinta, mensyukuri hidup yang kita miliki, pun menghargai setiap sosok yang hadir dalam hidup ini.
Beragam pesan yang dalam, melingkupi buku yang saya baca dalam sekali duduk saja. Sehingga selesai membaca ada banyak hal yang jadi bahan renungan saya. Apalagi kisahnya related dengan situasi dan kondisi pandemi saat ini.
What is Coelho's Circle?
Judul buku Coelho's Circle, diambil dari komunitas pecinta karya Coelho yang anggotanya adalah tokoh-tokoh di buku ini. Meski sebenarnya sih lebih tepat kalau disebut geng, karena anggotanya hanya 5 orang saja: Cahya, Alif, Diandra, Agni dan Nid.
Kelimanya dipertemukan oleh waktu dan direkatkan melalui buku karya Paulo Coelho yang menjadikan berulangnya pertemuan yang diisi aneka diskusi mengenai seputar tulisan sang Maestro.
Diskusi yang lambat laun melebar dan menguat sehingga kelimanya kemudian bersahabat selama bertahun-tahun. Dan, meski banyak peristiwa kemudian terjadi, juga ada konflik yang nyaris menghancurkan persahabatan rasa saudara ini, hubungan mereka tetap erat walau dari berlima akhirnya tinggal berempat.
Siapa saja mereka?
1. Cahya Antasena (Cahya): dokter kharismatik yang cerdas dan selalu membawa insight yang tak terduga dari kisah-kisah Coelho yang ia maknai.
2. Adzan Lipa Albab (Alif): anak kampung dari Silungkang yang selulus kuliah bekerja sesuai penugasannya sebagai geologist di Jakarta, Filipina dan Bangkok
3. Diandra Nashita (Dia): manajer muda penuh prestasi dan mudah sekali tersentuh oleh cerita Coelho
4. Agnes Inditya (Agni): jurnalis penuh idealisme yang berapi-api, lugas, tegas, penuh semangat
5. Nidrasta Valentino (Nid): musisi musik klasik (pemain cello) di Bangkok Arts and Culture Center (BACC)
The Story of Coelho's Circle
"Cahya! Kenapa Cahya? Kenapa lo tega ninggalin gue kayak gini? Gue belum sempat minta maaf, kenapa lo malah pergi? Kenapa?"
Jakarta, 17 Oktober 2020
Kisah diawali dengan dramatis saat Diandra menerima kabar dari rumah sakit perihal kondisi Cahya, suami tercintanya, yang makin memburuk. Cahya akhirnya meninggal dunia tanpa pernah sempat berpamitan pada istrinya. Diandra rasanya tak percaya secepat itu kehilangan Cahya, seorang dokter spesialis penyakit paru-paru yang kehilangan nyawa setelah terinfeksi Covid-19 saat menjalankan tugas sebagai garda terdepan melawan pandemi.
Kepergian tanpa hening, tanpa kata perpisahan dan pelukan sayang yang menjadi hal paling menyakitkan dari semua memori yang pernah Diandra rasakan. Cahya, seorang talenta medis yang mumpuni yang dengan pendirian teguhnya berhasil mengobati banyak pasien, telah tiada meninggalkan Diandra dan Nura Salsabila Antasena, putri mereka yang masih balita.
Sementara di belahan bumi lain, Troindhem, Norwegia, Alif menuliskan catatan yang didekasikan untuk Cahya, di akun media sosialnya setelah tahu kabar menyakitkan berpulangnya Cahya.
"Dear Cahya, you have always been our 'Warrior Light', you have given your life for others today. Our prayers will be with you, Diandra and your family."
In this final second of your life on earth, I am going to tell you what I saw: I found the house clean, the table laid, the fields plowed, the flowers smiling. I found each thing in its proper place, precisely as it should be. You understood that small things are responsible for great changes. And for that reason, I will carry you up to paradise" - manuscript found in Accra, Paulo Coelho- (hal 13)
Setelahnya, Alif yang merasa begitu sakit karena kehilangan sahabat dekat dengan mendadak, memutuskan akan mengenang dengan menuliskan kisah Cahya yang gugur sebagai pahlawan kemanusiaan. Sebuah kisah yang di tak diduganya jadi sebuah sumber masalah.
Kisah pun mundur ke masa sepuluh tahun lalu, saat para tokoh ditakdirkan untuk bertemu.
Bangkok, 5 Desember 2009
Alif, ekspatriat asal Indonesia yang bekerja di Kernel Oil and Gas secara tak sengaja bertemu Cahya di sebuah kafe di Bangkok. Alif adalah geologist yang sejak lulus kuliah bekerja di perusahaan terkenal ini dan sudah lima tahun berpindah lokasi kerja untuk penugasannya.
Sementara, Cahya, adalah dokter penerima beasiswa S2 di Thammasat University bidang ilmu Epidemiologi.
Keduanya, berkenalan dan makin nyambung karena punya hobi yang sama yakni membaca dengan penulis idola yang juga sama, Paulo Coelho. Bedanya, Alif saat itu bukan penggemar fanatik, sedangkan Cahya menyebut Coelho sebagai penulis favoritnya.
Pertemuan yang mengesankan hingga mereka pun berpisah setelah akrab berbincang dan berniat membuat janji temu secepatnya.
Di pertemuan kedua tak sengaja mereka berjumpa Diandra, manajer asal Indonesia yang bertugas di sebuah perusahaan di Bangkok, yang sedang mencari salah satu buku karya Coelho.
"Diandra bercerita bahwa minggu ini dia baru saja menyelesaikan The Alchemist, setelah jatuh cinta kepada Coelho sehabis membaca Veronica Decides to Die dua tahun lalu...." (hal 52)
Hingga, ketiganya berjanji bertemu lagi karena misi bertukar koleksi novel Coelho. Pertemuan yang menjadi cikal bakal terbentuknya Coelho's Circle, grup sesama fans novel-novel Coelho.
Kemudian, di salah satu pertemuan, muncul sosok Agni, kenalan Cahya, seorang jurnalis magang di komunitas jurnalis independen internasional yang ternyata juga penggemar Coelho. Menjadikan Agni resmi masuk bagian Coelho's Circle.
Sementara Nid, seorang musisi yang tak sengaja ditemui Alif seusai konser tunggalnya, ternyata juga mempunyai kesamaan mengidolakan Coelho. Menjadikannya anggota terakhir dari Coelho's Circle yang membuat makin hangat meeting dengan pembicaraan seputar isi novel yang telah ditentukan judulnya sebelum mereka berjumpa.
Diskusi buku yang seru di sela kesibukan Cahya dengan jam-jam kuliahnya, Diandra dengan target penjualan produknya, Nid dengan karya-karya musikalnya, Alif dengan aneka survei geologisnya dan Agni di tengah kesibukan liputan pergerakan massa di tengah situasi politik Thailand yang makin memanas.
Seiring waktu pertemuan-pertemuan itu bukan hanya sekadar diskusi sebuah klub buku, tapi menjadi tempat berbagi cerita, curhat, saling menguatkan dan saling percaya bahwa hidup harus dihidupi dengan makna.
Sampai ketika pada peristiwa demonstrasi di bulan Juni 2010 di Petchaburi, tak diduga Diandra terluka di tengah kericuhan massa. Membuat kedekatannya dengan Cahya lebih nyata hingga mereka memutuskan untuk jalan bersama dan mencari tahu lebih jauh jika berdua memang ditakdirkan bersama.
Hingga sepuluh tahun setelahnya, waktu membawa mereka berlima, ke takdirnya masing-masing.
"Di mana pun mereka berada, mereka tetap saling berkomunikasi lewat dunia maya. Baik saat matahari masih bersinar cerah, hujan dan angin mewarnai hari-hari mereka. Di tengah derasnya salju di Trondheim, atau teriknya panas di Jakarta, Coelho's Circle tetap hadir dalam kehidupan kelima sahabat. Sampai hari itu datang. Hari di mana virus kecil tak terlihat menjahanam, mengoyakkan, dan merenggut pergi sahabat terbaik yang mereka punya. Dan dunia tak akan pernah sama. Tidak sampai kapan pun." (hal 101)
Q & A Coelho's Circle
Q: Saya bukan pembaca karya Paulo Coelho. Apa enggak jadi jaka sembung kalau baca novel Coelho's Circle ini?
A: Don't worry be happy! Meski di buku ada diskusi beberapa karya Coelho yang mendunia tapi enggak bakalan bikin bingung dirimu yang awam akan novelnya. Malah, mungkin akan berniat membaca novel-novel yang dimaksud. Alias, jadi referensi buat bacaanmu nanti! Sebaliknya, jika kamu adalah penggemarnya, membaca novel ini akan membuatmu bernostalgia dan makin mendalami makna bukunya.
Q: Tokoh-tokoh novel ini pada tahun 2010 dikisahkan sudah menjadi para profesional. Jangan-jangan gaya bahasa, diksi, dialog novel ini dari angkatan kolonial?
A: Tentu tydaac! Gaya berceritanya milenial, khas anak muda dengan percakapan keseharian. Meski ada sisipan bahasa asing: Inggris dan Thai, tidaklah menjadi halangan. Ceritanya mengalir ringan, meski beralur campuran tapi enggak membingungkan.
Q: Apa yang akan menambah wawasan saya terkait setting novelnya?
A: Banyaak! Mostly, tempat-tempat menarik di Bangkok, awal lahirnya Coelho's Circle. Detil peristiwa besar meletusnya pertentangan dua kubu politik di Negeri Gajah Putih ini yang membuat kita seperti berada di sana. Dinginnya cuaca bersalju tempat Alif menempuh beasiswa master teknik di Norges Teknisk-Naturvitenskapelige Universitet (NTNU), Trondheim, Norwegia. Rumah sakit tempat Cahya mengabdi dan meregang nyawa. Dan beberapa tempat yang melengkapi cerita.
Q: Mungkinkah buku bisa menjadikan beberapa orang bersatu seperti Coelho's Circle ini di dunia nyata?
A: Tentu sajaa! Cerita ini fiksi, tapi pertemanan yang bahkan berlanjut pada persaudaraan bisa tercipta karena kesamaan frekuensi. Membaca buku karya penulis yang sama, memainkan online game yang serupa, menekuni olahraga yang enggak berbeda dan bahkan mengikuti sinetron Ikatan Cinta yang entah sudah episode yang ke berapa, bisa menyatukan siapa saja.
Q: Di awal cerita pembaca sudah disuguhi kesedihan, Cahya meninggal, Diandra kehilangan harapan, impian, sandaran.....Lalu bagaimana dengan akhir cerita?
A: Happy ending! Di depan nyesek, di akhir aseek!
Q: Apa yang paling relate dari novel dengan kondisi pandemi saat ini?
A: Pandemi menciptakan banyak cerita. Kehilangan orang tua, pasangan, saudara, sahabat, kerabat,...tidak akan pernah terasa mudah. Novel ini membawa pesan tersendiri tentang arti setiap nama yang hadir dalam hidup kita. Mengajarkan arti syukur akan kehadiran mereka, mengingatkan bahwa mereka berharga, maka mesti kita jaga.
Q: Jadi keseluruhan cerita banyak mengangkat kisah pandemi gitu ya?
A: Enggak, banyakan cerita seputar Coelho's Circle dari sejak terbentuk hingga ketika salah satu anggotanya tiada. Awalnya saya kira bakal dikupas lebih dalam, tapi ternyata tidak. Jadi porsi novel Paulo Coelho, situasi di Bangkok dan konflik pasca Cahya meninggal yang justru dikisahkan panjang lebar. Tapi jadi menarik, toh sudah bosan dengan berita pandemi, kan?
Q: Hm, lalu apa yang missed di novel ini?
A: Karena penulisnya ada dua, jadi ada hal minor yang enggak sinkron yang saya temui. Di antaranya:
Pertama, Diandra di awal cerita disebutkan memanggil mertuanya (orang tua Cahya) dengan sebutan Papa Mama. Padahal di bagian selanjutnya, dituliskan Cahya memanggil orang tuanya dengan panggilan Ayah Ibu.
Kemudian di awal cerita disebutkan nama lengkap Alif adalah Adzan Lipa Albab (pakai p). Karena dia lahir pas setelah Adzan Subuh, jam lima pagi maka disingkat Lipa. Pas pindah ke Jakarta untuk kuliah, biar lebih mudah mulai dipanggil Alif.
Sementara di akhir cerita, dijelaskan nama lengkap Alif adalah Adzan Lifa Albab (pakai f)
Q: So, is Coelho's Circle recommended?
A: Yes, of course!
Malam kian larut, meninggalkan cahaya petang yang semakin pudar. Tak mudah menyimpan kenangan, apalagi mengenai orang tersayang yang pergi tanpa sempat mengucap pamit. Namun hidup harus terus berlanjut. Mentari akan tetap bersinar, bumi terus berputar. Selama mentari bersinar akan selalu ada musim yang berganti, angin yang bertiup dan waktu yang bergulir. Sebuah akhir merupakan awal dari cerita lain yang menunggu untuk terselesaikan. Bukan tentang seberapa lama sebuah kisah berarti, melainkan tentang seberapa baik kehidupan menjadi, karena satu dua hal yang kita tinggalkan ketika melepas napas, seperti yang telah seorang Cahya Antasena ajarkan pada kita semua: tentang kemanusiaan yang membahagia, tentang makna yang paripurna. (hal 238)
Happy Reading
Terima kasih sudah membaca:)
BalasHapusNovel2 yang bahas tentang kehilangan orang yang dekat di hati & makna persahabatan pasti selalu disukai krn dekat dengan kehidupan sehari - hari..
BalasHapusDekat dg kehidupan sehari - hari karena semua org dari kecil pasti diajarin buat menyayangi sesama, dan tp sayangnya terkadang akhirnya tanpa disadari sampai pada fase yg sering diistilahin sbg "terlalu melekat atau kemelekatan"..
Pada fase ini, peristiwa kehilangan mendadak bs bikin jadi kerasa 'hancur'..
Aku lihat saat ini banyak trainer pemberdayaan diri yg bahas cara spy keluar dr fase kemelekatan buat yg udah terlanjur..
Aku belum pernah baca novel ini tapi tertarik baca, semoga novel ini juga memberikan solusi dari 'kemelekatan' itu tadi jd bs memperkaya solusi yang bisa diambil buat yg lagi mengalami hal yg sama..
Juga cara spy bisa mengasihi tanpa harus terjebak pd kemelekatan..
Btw, salut sama pembaca kyk Mba Dian, soalnya bisa detail bgt ya sadar sm hal kecil yg ga sinkron begitu..hehe..
Nice post!
Dari penokohannya.. tebakan saya nih ya, penulis ngambil dari orang-orang di sekitarnya, dikumpulkan, padu padankan, jadilah tokoh tertentu
BalasHapusMeskipun fiksi, aku malah merasa cerita seperti ini seolah-olah terjadi. Walaupun dengan setting yang berbeda. Jika di novel dijelaskan tentang kesamaan hobi membaca karya paulo coelho, bisa saja di kehidupan hobi yg lain. Seperti travelling, bermusik, atau olahraga.
BalasHapusCeritanya emang sangat relate dengan keadaan pandemi seperti sekarang ini.
Btw, aku belum pernah baca karyanya Paulo Coelho.
beneran loh mba, pas baca judulnya coelhos circle, aku kira ini novel2 Paulo Coelho! Dan langsung kebayang sama novel Alchemist juga, tapi ternyata penulisnya orang Indonesia yaa, pasti mereka berdua penggemar Paulo Coelho deh! wahh, pas di bilang ada latar negeri gajah putih aku langsung kebayang aksi demo beberapa waktu lalu yang sampe rame di sosmed
BalasHapusini review buku terbaik yang pernah aku baca loh, mba. lengkap untuk seorang calon pembeli buku saat bertanya2 apakah buku ini layak untuk dibeli/dibaca tapi engga spoiler juga. aku jadi tertarik untuk baca buku ini setelah baca ulasan dari mba.
BalasHapusBelum pernah baca novel-novel Paulo Coelho, tapi jadi penasaran deh sama cerita disini. Kayaknya bakal banyak referensi Paulo Coelho yang bisa kudapetin terus nanti jadi kepincut buat baca karya-karyanya dia
BalasHapusTentang kehilangan akan belajar tentang ikhlas dan sabar. Namun lebih baik ditinggal meninggal daripada ditinggal dengan luka dalam mbak. Cahya meninggal ketika berjuang sbg pahlawan covid ya. Keluarga yg ditinggalkan setidaknya lebih ikhlas mbak menerima takdir. Kalau ditinggal selingkuh dll hmm gemreget hehe
BalasHapusCerita yang sangat menarik sekali Mba Dian, salah fokus tadi sama penulisnya, ternyata orang Indonesia dengan kredensial yang Luar biasa sekali
BalasHapustentang Cahya yang hilang.
BalasHapusengga ada habisnya memang ya kalau membicarakan tentang kehilangan.
bagi yang mengalami, hikmah terkadang susah ditemukan karena terkubur duka mendalam.
dengan membaca buku semacam ini, semoga bisa menghangatkan hati.
Menarik. Bisa dikatakan tulisan memoar sahabat memicu perselisihan ya kalau gitu.
BalasHapusHal semacam ini yang membuat saya cukup enggan bermain kata di Facebook. Ga lagi. Tulisan baik kadang tidak berakhir baik.
Malah curcol
Ya ampun mba Bety keren banget sudah bisa menerbitkan buku solo ya mba. Jadi ingin juga punya buku solo nih, draft udah ada tapi finishingnya lama. Hihihi.
BalasHapusBanyak hal yang baru yang aku temukan dari tulisan ini. Kukira Paulo coelho tokoh pendidikan rupanya beliau novelis ya. Aku kenal dengan mbak Betty Kristianto. Hehe.. rupanya circle Paulo coelho juga ya beliau.
BalasHapusSaya belum pernah baca karya Paulo Coelho, tapi jadi penasaran juga nih ingin baca. Dan tentunya ingin baca Coelho's Circle ini juga biar bisa menikmati langsung ceritanya.
BalasHapusPandemi ini benar-benar banyak meninggalkan kisah sedih tapi kalau terus diratapi hanya membuat kita jadi tidak bisa bangkit untuk terus maju.
Mba Dian kalo nge-review mantab jiwa bangeeett, bikin mupeng utk segera ikutan bacanovelnya euyyy
BalasHapuswah, daku ga nyangka kalo mba Bety (blogger) piawai memroduksi fiksi juga.
keren khanmaennn
Pas baca judulnya aku langsung nebak-bnebak apa ada hubungannya dengan Paulo Coelho eh ternyata bener ada hubungannya. Kalau baca reviewnya ini buku relate banget ya sama kehidupan nyata, aku pernah juga ngerasain punya teman-teman rasa saudara karena kesamaan hobi.
BalasHapusAku jadi penasaran cerita bukunya, apalagi di awal cerita langsung dikasih kisah sedih. Lebih penasaran sama endingnya sih hehe
Btw, awalnya aku kira Cahya itu perempuan eh ternyata lelaki. Kemudian jadi ingat punya buku The Alchemist yang nggak kelar-kelar dibaca
Udaaah lama nggak baca buku. Ini kisah nyata? Ternyata bisa ya pencinta karya penulis membentuk geng dan saling berbagai kehidupan. Jujur Paul Coelho belum pernah baca, karena lebih suka buku yang lebih ringan.
BalasHapusAku mau komentar soal ulasannya aja boleh ya mbak :D
BalasHapusAku suka cara mbak Dian menutup ulasan dengan membuat Q & A Coelho's Circle. Jarang penulis membuat model Q&A begini. Dengan cara ini, banyak pertanyaan dalam pikiran pembaca sudah terjawab duluan, maka ga perlu minta penjelasan lagi.
Semoga bukunya laris manis dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin :)
Mbak Dian jeli sekali bisa menyadari perbedaan kecil seperti itu hanya dalam sekali duduk.
BalasHapusPertama baca judulnya, aku berpikir apa ada kaitannya dengan Paulo Coelho, ternyata memang ada ya. Keren ya 5 sahabat ini, berteman karena buku Coelho. Buku beliau sendiri baru 2 yang pernah kubaca.
Tapi enggak nyangka, latar buku ini justru lebih banyak tentang Negeri Gajah Putih. Sepertinya konfliknya juga seru untuk dibaca. Ulasannya menarik sekali, Mbak! Bikin penasaran ingin membaca buku ini.
Mengaku suka baca tapi ga kenal dengan Paulo Coelho, hihihi.
BalasHapusBacaannya beda ya.
Tapi cara Mbak Dian mereview sangat bagus. jadi bikin penasaran
Lama nggak baca novel nih. Hehe. Jadi penasaran dg cerita Coelho's Circle ini. Coba browsing ah nanti. Kali ada versi pdf.nya (ngarep)
BalasHapusKak Diaaan..
BalasHapusSalut banget membuat resensinya sangat lengkap sampai ada Q and A nya.
Aku kayanya punya buku Coelho, tapi belum berhasil menamatkan.
Penikmat Literasi, kudu khusyu memaknai sebuah karya yaah...
Kayak berasa kisah nyata yg dituangkan ke kehidupan, asumsi akun aja tapi ya
BalasHapusAku jadi penasaran dengan cerita lengkap dari bukunya. Sepertinya tokoh dalam cerita ini nyata deh
BalasHapusWoww mba Dian detail banget ya ngereviewnya sampe segala tahu ada perbedaan huruf dari sebuah nama. Aku sendiri belum pernah baca buku karya Coelho, tapi seru juga ya liat orang2 bersatu karena punya sebuah kecintaan yang sama akan suatu hal. Menurutku di luar sedikit kesalahan dua penulis, mereka juga cukup kreatif bisa menulis sebuah novel dengan memasukkan beberapa tema menarik dan relate dgn pandemi. So far suka banget sama gaya Mba Dian dalam bercerita, enak dibaca sampe kelar.
BalasHapusTema novelnya ini menarik untuk dibaca, saya suka yang menceritakan tentang persahabatan dan juga kehidupan. Sepertinya mau saya masukkin ke list bacaan, lagi belum ada buku yang dibaca bulan ini. Nggak mudah membuat novel dari dua orang penulis gini, salut untuk mbak Bety. Semoga sukses bukunya.
BalasHapusAku udah namatin juga pas banget dengan yang sedang Indonesia rasakan ya mba Dian.. Mba Betty lincah banget nulisnya
BalasHapusReview buku terbaik yg pernah aku baca. Gak saklek tapi cair dengan opini pribadi yng objektif juga. Tapi aku penasaran, karena ini tulisan kolaborasi apakah perbedaan gaya bahasa keduanya terasa berbeda? Selain penyebutan ayah-ibu ygberubah jadi papa-mama tentunya.
BalasHapusSeperti biasa, tulisannya detiilll gilaaakk, reviewnya dalem tapi ga spoiler
BalasHapusJadi pengen baca deh ini buku, apalagi kalo sampe sekali duduk habis begini sepertinya seruuuuu 😍
Teman sudah rekomendasikan membaca buku ini. Tapi aku belum sempat. Baca reviewnya detailnya jadi penasaran untuk membacanya. Pas ama kondisi saat ininya
BalasHapusmba seru banget reviewnya, termasuk ide dari penulis yang bikin geng dari pecinta novel. Saya jarang banget euy dengernya di kehidupan nyata, ada orang yang jadi sahabat deket karena novel. jadi tertarik pengen beli euy, kayanya seru kisah & pelajaran di dalamnya.
BalasHapusAku pernah lihat novelnya, dan aku kira ini novel sekumpulan pecinta paolo coelho. ternyata aku salah. reviewnya menarik. kalo dilihat penerbitnya sih, aku percaya novelnya bagus. hehe
BalasHapusAku pernah lihat novelnya, dan aku kira ini novel sekumpulan pecinta paolo coelho. ternyata aku salah. reviewnya menarik. kalo dilihat penerbitnya sih, aku percaya novelnya bagus. hehe
BalasHapusTak kira kumpulan cerita Paolo C. Nggak taunya cerita para penggemarnya toh. Wah keren yah, ngambil latar cerita pas pandemi. Jadi mau baca juga. 😊
BalasHapusAku jadi pengen baca mba bukunya, udah ada di e-commerce gak?
BalasHapusKalau baca ini jadi lebih kenal karya-karya Coelho ya karena banyak dibahas, aku belum pernah baca ey.. Temanya menarik nih tentang sahabat yang setia mendampingi kita di masa sulit
BalasHapusKeren mbak Dian review nya. Bahkan sampai ada Q & A nya. Dari ulasan mbak, langsung Coelho's Circle masuk list teratas buku yang mesti saya beli. Background dan alur ceritanya menarik banget. Melted banget dengan memgutip : Setiap kita punya takdir masing-masing. Sebuah Maktub. Sesuatu yang sudah ditentukan dan menentukan makna hidup kita semua. Berikutnya, tema menarik apa lagi nih yang kak dian akan ulas... penasaran gitu saya.
BalasHapuswaaaa ini bukunya mba bety ya ternyata aku baru tahuuu
BalasHapusselamat ya mak bety k <3
makin berjaya tulisannya
bukunya seneng happy ending secara aku rada deg2an kalau gak hepi belakangnya. berasa nyesel, kalau bahagia kan hepiiii
bagusyah dan sekaligus bikin pensaran bukunya. btw kenapa ya buku kompas kebanyakan kopernya warna gelap kek gini,hehehe. selamat deh buat penulisnya terima aksih juga sudah menulis karya yang bagus
BalasHapusKapan hari aku baca sinopsis novel Coelho's Circle ini. Menarik banget apalagi tentang persahabatan. Sudah lama juga gak baca novel. Nanti cek dompet deh siapa tahu bisa baca juga
BalasHapusAku jadi tersadar sudah lama ngak baca buku, dan baca review ini jadi tertarik ingin membacanya sendiri apalagi ceritanya sebagian relate banget dengan kondisi sekarang dan juga tentang persahabatan, ngak mudah lho membina persahabatan untuk waktu yang lama kecuali ada pengikat yang sama, yang dalam buku ini sama-sama suka karya Paul Coelho. Aku pribadi sih belum pernah baca buku karya Paul Coelho, tapi kakakku suka banget dan nyaris selalu dongengin aku cerita yang dia baca...hahaha jadi kangen kakakku sudah hampir dua tahun ngak ketemu.
BalasHapusIya banget, dari judulnya ternyata berbeda dengn isi ceritanya yaa, apalagi cerita dengan latar negeri gajah putih, seru, penulisnya pun ada yang familiar.
BalasHapusDan yng menarik keknya nahasa yg disampaikan gaya milenial,mengalir jadi lebih mudah dipahami.
Unik ceritanya ya. Geng 5 orang bisa nyambung karena suka sama satu penulis yg sama. Saya jadi penasaran baca bukunya Coelho's Circle deh. Untunglah untuk baca buku ini gak perlu baca buku Paulo Coelho dulu. Soalnya saya belum pernah baca buku dia
BalasHapusReviewnya keren, Mbak. Lengkap tapi nggak ngasih spoiler. Bikin penasaran pengen baca. Apalagi penulisnya blogger idola juga nih.
BalasHapusada beberapa bagian yang menurutku relate bgt sama cerita asli ya. sepertinya penulis mampu banget membawakan emosi kehidupan nyata dalam bukunya
BalasHapusAwalnya aku pikir Coelho Circle ini ditulis oleh Paulo Coelho yang menulis Sang Alchemist. Ternyata beda ya mam... Tapi dari artikel ini aku bisa melihat bahwa buku ini ngga kalah menarik.
BalasHapusWah menarik ya kak. Kayaknya range peristiwanya luas. Dari pertemuan mereka. Scene tempat tinggal mereka pergolakan di thailand sampai tentang pandemi juga. Walaupun aku baru baca alchemist aja. Tapi penasaran gimana buku2 coelho diceritakan disini.
BalasHapusWah, baca reviewnya kok penasaran sama isi bukunya. Menarik banget ini mbah ceritanya, apalagi pas pertemuan mereka di Bangkok. Mau banget baca buku ini...
BalasHapusWah jadi pen baca bukunya nih, kok keren yaa bukunya kalau berdasarkan review ini. Anyway, ini ada di iPusnas kah atau ada jual e-book nya ga kak? Aku sekarang lebih suka baca buku online hehe.
BalasHapusOiya, nama Kak Bety sendiri kayanya saya terlalu sering denger, cuma baru kali ini liat potonya haha.
Sepertinya novel ini menarik dari ulasan yang sudah ditulis. Apalagi dikaitkan dengan masa-masa pandemi seperti ini.
BalasHapusSepertinya novel ini menarik dari ulasan yang sudah ditulis. Apalagi dikaitkan dengan masa-masa pandemi seperti ini.
BalasHapusWow kakak..ini keren sekali😃😀😊🌞⭐ pertama, tentang buku yang direkomendasikan yang terlihat begitu sangat menarik. Kedua, cara atau gaya kakak menuturkan review atau ulasan tentang bukunya sungguh bagus, tertata juga kreatif kak. Aduh. Sepertinya aku jadi keracunan huhu..tapi nampaknya memang worthed and highly recommendation sekali juga menginspirasi!!! Wah, sekali lagi..keren sekali memang...terimakasih banyak sudah berbagi ya kak Dian💗🌸😊
BalasHapusmbAaa, ulasannya lengkap bangeeet 😍😍. Aku jadi penasaran pengen baca novelnya. Ternyata ini karyanya mba Beti ya, keren ihh
BalasHapusWaw salut sama penulisnya bisa ngambil case yang relate banget, jadi pas pandemi ini mereka produktif dong sampe terbuatlah cerita yang backgroundnya kurang lebih banyak dialami orang saat ini. Bukan cuma Diandra yang kehilangan suami, psikologku juga kehilangan suaminya yang tidak lain adalah atasanku sendiri.
BalasHapusMenarik mbak novel ini, jadi pengen baca juga. setelah diulas di sini jadi makin penasaran.
BalasHapusBaru baca sinopsisnya aja udah sedih deh, ikut merasakan sosok cahya, aplg mmg tentang pandemi yah. Jadi gak sabar pengen baca keseluruhan isi buku ini
BalasHapuswah penasaran dengan cerita lengkapnya, apalagi mbak Dian bisa menyelesaikan membaca dalam sekali duduk, ini pasti karena jalinan kisahnya yang membuat ingin terus dan terus membaca sampai selesai.
BalasHapuspas baca judulnya, kirain juga bercerita tentang Paulo Coelho atau mungkin filosofinya. Ternyata lebih dalem lagi maknanya, salut buat kedua penulisnya
Aku pernah beberapa kali berkunjung ke Blog Mbak Betty, baru tahu beliau penulis buku juga. Aku yang awam sama coelhos ini jadi penasaran bagaimana perpaduan kisah kehidupan dan karya-karya coelho ya. Review menarik dan dalam tanpa spoiler isinya. Mantap Mbak Dian!
BalasHapusWah, pas baca judulnya aja, tanpa lihat kover buku, aku kira ini buku nonfiksi. Ternyata novel ya. Keren, udah dibaca Andi F Noya dan Mbak Achi TM. Jadi penasaran dengan isinya. Udah lamaaa banget aku gak baca novel fisik begini. Seringnya cerpen, dan itu pun online. Hebat deh kedua penulisnya. Terutama Mbak Bety, karena kenal beliau sebagai blogger. Kepengen bacaaa...
BalasHapusSepertinya novelnya menarik untuk dibaca, cerita yang mengambil latar di masa pandemi ya, walau fiksi tapi karena begitu dekat kisahnya dengan kehidupan sekarang, jadi seperti nyata ya, pembacanya akan mudah tehanyut masuk ke dalam cerita. Makasih sudah berbagi Mba Dian
BalasHapusMbak Dian, ini buku yang menarik sekali. Ah jadi tertarik ingin membacanya juga Setelah baca ulasan mbak Dian. Semacam Ada magisnya gitu. Trims mbak
BalasHapussaya suka novel kayak gini, nggak cuma menghibur tapi juga memberikan pengetahuan. Walau belum pernah membaca karya Coelho, baca novel ini nggak akan terasa "berat"
BalasHapus