Cara Menggali Potensi Anak yang Efektif
Setiap anak memiliki potensi, minat dan bakat sendiri-sendiri, yang bisa menjadi salah satu sumber kesuksesan mereka nanti. Sementara, orang tua pasti ingin mengetahui potensi buah hatinya. Namun, untuk mengenali potensi yang dimiliki anak ternyata tidaklah mudah.
Well, anak yang sukses dan hidup bahagia salah satunya karena menekuni bidang sesuai kemampuan dan ketertarikan mereka. Supaya bisa sampai di titik ini, peran orangtua sangat penting. Sebab menjadi orang pertama yang mengenali potensi buah hati dan mendukung mereka untuk mengembangkannya.
Sayangnya, mengenali dan menggali potensi anak ternyata tidak semudah mengucapkannya. Terlihat dari banyaknya orangtua yang kesulitan dan bahkan gagal melakukannya. Nah, untuk mencegah hal ini terjadi, Ayah Bunda bisa melakukan beberapa tips berikut ini:
1. Memperluas Wawasan Anak Sejak Dini
Cara pertama adalah memperluas wawasan anak dengan mengenalkannya kepada banyak hal. Misalnya mendorong anak suka membaca dengan menyediakan buku-buku bacaan (seperti saya yang membelikan anak remaja saya novel remaja ), mengajak anak bepergian, mengenalkan anak bersosialisasi sejak dini, mengikutkan anak kegiatan ekskul di sekolah, melibatkan anak saat orang tua menjalani hobinya, dan lain-lain. Semakin anak mengenal apa saja yang ada di sekelilingnya semakin membantu mereka menunjukkan potensi yang dimiliki.
2. Membiarkan Anak Mencoba Apa yang Membuatnya Penasaran
Anak biasanya memiliki rasa penasaran pada hal-hal yang menarik perhatiannya, yakni sesuatu yang belum pernah dilihat, didengar,... Sayangnya, kadang orangtua melarang anak mengikuti naluri mereka.
Langkah melarang anak mengikuti apa yang ingin ia ketahui ini sebenarnya kurang tepat, sebab bisa membuat anak melewatkan kesempatan mengenal potensinya. Orangtua juga mungkin akan terlambat mengetahui kemampuan istimewa anaknya.
3. Memberikan Stimulus
Cara ketiga adalah dengan memberi stimulus, sehingga membantu anak mengenal hal-hal dan kegiatan yang disukai sekaligus mereka punya bakat di dalamnya. Jadi, silahkan memberikan stimulus sejak dini. Misalnya mengajak anak berolahraga, mendengarkan musik, menonton pertunjukan, melibatkan anak saat memasak, dan lain-lain.
4. Mengamati Anak dalam Kesehariannya
Berikutnya adalah mencoba mengamati atau memperhatikan anak dalam keseharian, lebih tepatnya memperhatikan tingkah laku anak, dan biarkan anak melakukan hal-hal yang disukai
Contohnya dengan mengajak anak ke lapangan, jika anak melihat ada orang bermain bola dan bermain kasti. Lalu anak lebih suka melihat orang bermain bola dan terlihat sangat antusias lalu ingin mencoba gerakan para pemainnya. Bisa jadi anak memiliki ketertarikan bermain bola dan bisa mengembangkan kemampuan istimewanya di sana.
5. Menjalin Kedekatan dengan Anak
Jika ingin mengenal dan menggali potensi anak, maka bisa juga dengan menjalin kedekatan dengannya. Biasakan berkomunikasi dengan anak sejak dini dan biarkan mereka mengatakan apapun yang mereka pikirkan. Anak akan merasa orangtua memperhatikan, mendengarkan, dan tentunya menyayanginya.
Kedekatan ini akan memberikan kedekatan fisik dan emosional, sehingga memudahkan orangtua memperhatikan tingkahnya. Kemudian suatu ketika akan menyadari potensi yang dimiliki anak ada di bidang apa.
6. Belajar Memahami dan Menghargai Pilihan Anak
Setelah mengetahui potensi yang dimiliki buah hati, lalu apa yang sebaiknya dilakukan orangtua? Orangtua tentu perlu mempelajari bidang yang disukai anak yang menjadi tempat dimana bakat anak berada. Sehingga bisa mengetahui bagaimana cara mendukung anak di bidang tersebut.
Seperti saya dan suami yang baru menyadari potensi anak sulung kami saat dia remaja. Padahal sedari kecil kami sudah mencoba mengenalkan dia ke berbagai bidang untuk tahu lebih dalam apa sebenarnya yang jadi passion-nya.
Dia pernah menekuni seni bela diri (pencak silat), ikutan les piano, kursus renang, gabung ke klub robotik, join English Club,....Tapi, semua berhenti di tengah jalan, meski ada yang sempat menorehkan prestasi, tapi intinya dia enggan melanjutkan.
Nah, ternyata makin ke sini, dia betah di dunia seni khususnya menggambar. Jadi kalau sudah nggambar baik di media konvensional (kertas, kanvas...) atau media digital (Ipad, HP) dia bisa betah berjam-jam. Uang sakunya rela dibelikan aneka ukuran pensil, spidol, cat air, beragam jenis kertas gambar...apalah, apalah, yang saya juga kurang paham.
Dia enjoy benar, bahkan sudah keukeuh mengajukan diri kalau kuliah nanti mau ambil bidang terkait seni. Tepatnya ingin masuk program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) atau prodi sejenisnya.
Saya sebagai ibunya jadi merasa kok terlambat banget tahunya ya. Tahu gitu sejak kelas berapa fokus ke situ, atau kenapa juga dulu milih menekuni yang lain dan bukan yang ini.
Tapi, akhirnya saya pun menyadari, orang tua berusaha mengenalkan, membuka jalan, memfasilitasi pun menyemangati. Jika ternyata klik dengan bakat dan minat anaknya, yaaa pas berarti. Kalau enggak ya, coba lagi yang lainnya!
Nah, ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan terkait menggali potensi anak ini. Simak yaa...
Cara Menggali Potensi Anak
Well, anak yang sukses dan hidup bahagia salah satunya karena menekuni bidang sesuai kemampuan dan ketertarikan mereka. Supaya bisa sampai di titik ini, peran orangtua sangat penting. Sebab menjadi orang pertama yang mengenali potensi buah hati dan mendukung mereka untuk mengembangkannya.
Sayangnya, mengenali dan menggali potensi anak ternyata tidak semudah mengucapkannya. Terlihat dari banyaknya orangtua yang kesulitan dan bahkan gagal melakukannya. Nah, untuk mencegah hal ini terjadi, Ayah Bunda bisa melakukan beberapa tips berikut ini:
1. Memperluas Wawasan Anak Sejak Dini
Cara pertama adalah memperluas wawasan anak dengan mengenalkannya kepada banyak hal. Misalnya mendorong anak suka membaca dengan menyediakan buku-buku bacaan (seperti saya yang membelikan anak remaja saya novel remaja ), mengajak anak bepergian, mengenalkan anak bersosialisasi sejak dini, mengikutkan anak kegiatan ekskul di sekolah, melibatkan anak saat orang tua menjalani hobinya, dan lain-lain. Semakin anak mengenal apa saja yang ada di sekelilingnya semakin membantu mereka menunjukkan potensi yang dimiliki.
2. Membiarkan Anak Mencoba Apa yang Membuatnya Penasaran
Anak biasanya memiliki rasa penasaran pada hal-hal yang menarik perhatiannya, yakni sesuatu yang belum pernah dilihat, didengar,... Sayangnya, kadang orangtua melarang anak mengikuti naluri mereka.
Langkah melarang anak mengikuti apa yang ingin ia ketahui ini sebenarnya kurang tepat, sebab bisa membuat anak melewatkan kesempatan mengenal potensinya. Orangtua juga mungkin akan terlambat mengetahui kemampuan istimewa anaknya.
Pengalaman, saat kecil, si sulung sempat minta ikutan les gambar seperti temannya. Nah, saya mikirnya dia cuma ikut-ikutan. Apalagi saat dia tahu Bapaknya lagi les piano (suami saya baru belajar piano saat sudah bapack-bapack karena baru mampu membelinya kwkwk) eh anak saya minta ngikut belajar juga...
Jadi deh fokus ke seni musik bukan ke seni rupa, yang zonk ujung-ujungnya!
3. Memberikan Stimulus
Cara ketiga adalah dengan memberi stimulus, sehingga membantu anak mengenal hal-hal dan kegiatan yang disukai sekaligus mereka punya bakat di dalamnya. Jadi, silahkan memberikan stimulus sejak dini. Misalnya mengajak anak berolahraga, mendengarkan musik, menonton pertunjukan, melibatkan anak saat memasak, dan lain-lain.
Seperti salah satu kerabat saya yang punya ABK (anak berkebutuhan khusus), dan selalu tertarik saat sang ibu masak di dapur, akhirnya dikursusin baking, dan kini di usia remaja sudah bisa buka PO pesanan donat dan camilan lainnya.
4. Mengamati Anak dalam Kesehariannya
Berikutnya adalah mencoba mengamati atau memperhatikan anak dalam keseharian, lebih tepatnya memperhatikan tingkah laku anak, dan biarkan anak melakukan hal-hal yang disukai
Contohnya dengan mengajak anak ke lapangan, jika anak melihat ada orang bermain bola dan bermain kasti. Lalu anak lebih suka melihat orang bermain bola dan terlihat sangat antusias lalu ingin mencoba gerakan para pemainnya. Bisa jadi anak memiliki ketertarikan bermain bola dan bisa mengembangkan kemampuan istimewanya di sana.
5. Menjalin Kedekatan dengan Anak
Jika ingin mengenal dan menggali potensi anak, maka bisa juga dengan menjalin kedekatan dengannya. Biasakan berkomunikasi dengan anak sejak dini dan biarkan mereka mengatakan apapun yang mereka pikirkan. Anak akan merasa orangtua memperhatikan, mendengarkan, dan tentunya menyayanginya.
Kedekatan ini akan memberikan kedekatan fisik dan emosional, sehingga memudahkan orangtua memperhatikan tingkahnya. Kemudian suatu ketika akan menyadari potensi yang dimiliki anak ada di bidang apa.
6. Belajar Memahami dan Menghargai Pilihan Anak
Setelah mengetahui potensi yang dimiliki buah hati, lalu apa yang sebaiknya dilakukan orangtua? Orangtua tentu perlu mempelajari bidang yang disukai anak yang menjadi tempat dimana bakat anak berada. Sehingga bisa mengetahui bagaimana cara mendukung anak di bidang tersebut.
Bisa jadi tak mudah, seperti ketika anak saya ingin mengambil prodi yang dicita-citakannya, Bapaknya sempat belum bisa menerima. Tapi, setelah melihat kesungguhannya menekuni apa yang dia pilih, Bapaknya pun luluh. Insya Allah, semoga cita-cita anak saya dilancarkan dan dimudahkan-Nya, dan terwujud apa yang dicita-citakannya. Aamiin.
Jadi, proses belajar mengenai bidang yang menjadi pusat potensi buah hati akan membantu orangtua memahami kelebihan bidang ini. Ada kalanya bidang ini dinilai orangtua kurang bagus bagi masa depan anaknya. Namun, masa depan siapa yang tahu, kan? Jika ditekuni dan anak sungguh-sungguh menjalaninya, maka orangtua bisa memahami dan menghargainya.
Yes, orangtua zaman sekarang memang mesti melek terhadap potensi anak mereka. Dengan begini anak memiliki kesempatan untuk sukses lewat pilihannya, dan yang utama ia akan menjalani hidup dengan riang gembira, sesuai impiannya.💗
Yuk, Gali Potensi Anak Kita!
Jadi, proses belajar mengenai bidang yang menjadi pusat potensi buah hati akan membantu orangtua memahami kelebihan bidang ini. Ada kalanya bidang ini dinilai orangtua kurang bagus bagi masa depan anaknya. Namun, masa depan siapa yang tahu, kan? Jika ditekuni dan anak sungguh-sungguh menjalaninya, maka orangtua bisa memahami dan menghargainya.
Yes, orangtua zaman sekarang memang mesti melek terhadap potensi anak mereka. Dengan begini anak memiliki kesempatan untuk sukses lewat pilihannya, dan yang utama ia akan menjalani hidup dengan riang gembira, sesuai impiannya.💗
Salam Semangat
Dian Restu Agustina
Enggak ada kata terlambat, kak. Memang waktu keluarnya potensi anak bisa beda2, kok. Udah pas tuh dikenalin macem2. Bukan sekadar supaya dia suka tapi juga supaya tahu kalau dia enggak di situ tempatnya.
BalasHapusSetuju dengan memberikan stimulus atau rangsangan pada anak supaya terihat dan keluar potensi dalam diri anak
BalasHapusnambah lagi ilmu parenting untuk saya mba Dian mengenai pola asuh anak dimana salah satunya menggali potensi anak. tidak semua orang tua memahami hal ini, sehingga banyak potensi anak yang tidak tergali dengan baik
BalasHapusAku juga lagi fokus memberikan pengalaman yang banyak buat anak-anak biar tahu minat bakatnya. Pernah gymnastic, renang, robotic, ssb, berenang, tapak suci, tapi juga sempet berhenti. Belum tahu juga lebih condong ke mana. Harus stimulus terus ya mbaa
BalasHapusMenggali potensi anak itu memang susah susah gampang ya Bun, memang harus extra teliti dan banyak ide supaya potensi anak bisa cepat diketahui
BalasHapusRada sulit nih mba mengenali potensi anak keduaku. Dia termasuk pendiam sekali, waktu kecil sering dibacain buku-buku gitu. Sekarang setelah remaja kok malah tidak suka baca buku, sedangkan aktivitas yang lain juga belum jelas dia tertariknya di bidang apa. Beda banget dengan kakaknya yang dari kecil sudah terlihat potensi di bidang tertentu.
BalasHapusSampai detik ini, aku blm.tau betul anakku tuh interest di mana persisnya 😆 sekarang lagi fase suka olahraga, yo wis monggo Nak.
BalasHapusBismillah, semoga segera ketemu passion dan bakat anak d mana
Aku blm explore nihh anakku pengennya kesana huhu.. tapi sejauh ini ngga pernah menghalangi dia maunya apaa hehe masih 3 tahun kali yaah jadi gatau dia potensinya kemana hihi
BalasHapusMenjalin kedekatan dengan anak adalah hal yang harus kita lakukan sebagai orang tua. Dengan begitu kita bisa memahami apa yang menjadi potensi dan minat anak. Semoga dengan lebih cepat terdeteksi minat dan potensinya, mereka dapat lebih mengoptimalkannya untuk bekal kehidupan di masa depan.
BalasHapusDimulai di usia berapapun boleh ya yg namanya belajar. Tp kalau bisa ditemukan sejak dini jadi bisa dipersiapkan lebih baik.
BalasHapusIya mbak
BalasHapusSetuju
Menggali potensi anak harus dilakukan sedini mungkin ya mbak
Kalau aku selama ini memberikan anak kesempatan untuk mencoba berbagai kegiatan
Lalu dilihat di kegiatan mana anak paling suka,
Catat di jurnal
Nanti akan ketahuan deh kecenderungan atau potensi anak dimana
DImulai dari menjalin kedekatan dengan anak. Cocok banget itu buat membangun rapport, kadang ada potensi yang tidak disadari
BalasHapusSetuju pake banget nih mb. Jadi, proses belajar mengenai bidang yang menjadi pusat potensi buah hati akan membantu orang tua memahami kelebihan bidang ini. Ada kalanya bidang ini dinilai orangtua kurang bagus bagi masa depan anaknya. Semoga kita dimudahkan mengetahui potensi anak
BalasHapusAnakku katanya ingin jadi chef. Aku tawarkan yuk masak-masak dirumah. Masak yang simple aja. Eh dia maunya masak yang kayak vlog youtuber sultan, masak daging 10 juta, lobster 5 juta. Gimana coba🤣. Tapi sejauh ini dia koperatif kalau disuruh bantu bunda dirumah.
BalasHapuswah nambah lagi cara mengali potensi anak. artikelnya bermanfaat untuk saya ibu-ibu pemula
BalasHapusMenggali potensi ini memang gak bisa singkat ya..
BalasHapusMembutuhkan sebuah proses dan kesabaran juga finansial yang kuat. Meski sederhana tapi mengajak anak-anak mencoba banyak hal baru ternyata bisa membuka wawasan sang anak tentang sebuah profesi, misalnya..
Tulisan ini bisa banget buat bekel aku nanti ngarahin anakku inginnya kemana. Sekarang dia masih bayi. Memang mengarahkan anak ini sepertinya gampang-gampang susah ya mbak
BalasHapusMembaca tulisan ini saya jadi ingat dulu sewaktu kecil pernah ingin les piano tapi gak dibolehin sama mama, jadi mikir nanti kalau udah jadi ibu, anak aku mau aku les-in apa ya
BalasHapusDuh baca postingan ini ngaca diri sendiri haha. Ortuku mana ngerti beginian, anaknya dibiarin cari tahu sendiri tapi Alhamdulillah sekarang mulai menemukan jalan hidupnya walau prosesnya tidak mendapat persetujuan
BalasHapus