Patra Bandung Hotel, Pengalaman Menginap Semalam yang Mengesankan

Patra Bandung Hotel adalah hotel yang saya inapi saat ke Bandung bersama keluarga pada 12-13 November 2022. Semalam saja nginapnya, karena memang hanya berencana istirahat saja sebelum balik ke Jakarta keesokan harinya.

Jadi, mantan tetangga di Jakarta yang sudah belasan tahun kenal dekat dengan keluarga saya, menikahkan putrinya di Bandung. Mereka memang pindah ke Bandung setelah pensiun sekitar 5 tahun lalu. Karena sudah seperti keluarga, maka saya, suami dan anak-anak jauh-jauh dari Jakarta menghadiri acara itu.

Resepsi pernikahan dihelat di gedung Balai Sartika, Bandung. Suami saya bilang, nginapnya di Dago saja di Patra Bandung Hotel sekalian ngelihatin anak-anak lokasi kampus ITB yang ada di dekat situ. Okelah, saya pun pesan hotelnya lewat aplikasi OTA, 2 kamar dengan catatan minta 'connecting room' tipenya.

Memang sejak anak-anak dah besar dan enggak bisa kruntelan lagi di satu kamar, saya biasa pesan 2 kamar dengan connecting door, atau 2 kamar berjejeran. Kalau ada family room pesannya. Tapi, sayangnya enggak semua hotel punya tipe kamar keluarga begini. 

Nah, balik lagi ke pesan-memesan, saya dapat harga 635 rb/kamar untuk tipe kamar Deluxe Double/Twin Bed di  Patra Bandung Hotel yang berbintang 3 ini. (harga weekend dan bukan high season)

Lalu, gimana pengalaman menginap di Patra Bandung Hotel? Yay or Nay?

Tentang Patra Bandung Hotel

Kami sampai di hotel yang memiliki 85 kamar ini pada pukul 13.15. Tempat parkir gratis ada di bagian belakang hotel dengan area yang cukup luas. Bangunan hotel dilengkapi beraneka tanaman di berbagai sudutnya sehingga hijau sekelilingnya dan segar dipandang mata.

Untuk lobby ada di bagian depan bangunan di lantai dasar dengan beberapa sofa set yang nyaman. 

Karena waktu check-in memang pukul 14.00, maka kamar kami belum siap untuk ditempati. Jadi deh kami diminta menunggu di lobby-nya yang luas dan nyaman sambil nge-wedang sebagai welcome drink yang sudah disiapkan di sudut ruang. Pas banget sedang gerimis di luar minumnya anget. 

Sembari menunggu, saya melihat-lihat sekeliling, ada lounge di dekat lobby yang saat malam ternyata ada bakso dan kawan-kawannya. (Tapi saya enggak coba, karena malamnya kami makan malam di luar)

Sekitar lima belas menit menunggu, kamar ready, dan ternyata tipe kamar yang saya pesan berbeda bangunan dengan bangunan utama ini. Jadi, kalau tipe saya berada di dekat parkir dan kolam renang, yang berada di lantai dua dengan akses tangga.

Oia, meski gedungnya berbeda tapi ada kanopi di antaranya sehingga kalau hujan masih bisa dilewati. Menuju bangunan lainnya ada mini playground, juga akses menuju kolam renang berbentuk seperti bunga semanggi dengan dua ukuran kedalaman kolam dewasa dan anak. 

Kolam renang dan sekitar area ini bersih dan terawat rapi, dan dilengkapi meja kursi juga kafe untuk memesan makanan/minuman.

Sementara untuk restoran, ada di lantai 3 di bangunan utama, yang menjadi tempat sarapan pagi para tetamu hotel yang lokasinya strategis di pusat kota Bandung ini.

Nah, Patra Bandung Hotel sebenarnya telah dirintis sejak puluhan tahun lalu dan diremajakan pada tahun 2021 yang kemudian beroperasi lagi pada 2012. 

Hotel ini dikelola oleh PT Patra Jasa, anak perusahaan PT Pertamina dengan pilihan 5 tipe kamar, meliputi 71 kamar superior, 6 kamar deluxe, 5 junior suite, 1 executive suite, dan 2 grand suite. 

Bagaimana dengan Kamar Patra Bandung Hotel?

Saya memesan 2 kamar tipe superior/deluxe dengan connecting door. Satu kamar dengan double bed yang lainnya twin bed. 

Kamar berukuran 23 m² khas standar luasan city hotel. Jadi memang pas untuk maksimal buat dua dewasa. Untuk keluarga dengan anak sempit pasti rasanya. Jadi kalau mau diisi lebih mending pilih tipe yang di atasnya saja, yagesya, atau ambil dua kamar/connecting room seperti saya

Sementara, untuk fasilitas kamar, ada AC, meja, kursi, lemari, kasur, TV kabel, WiFi, teko pemanas air, dan kopi/teh/gula/mineral water. Kamar mandi dilengkapi 2 bath towel, walk in shower, dan toiletrries (sabun-sampo-pasta&sikat gigi). Oia, di dalam kamar ada lukisan alat musik daerah yang mempercantik ruangan. 

Nah, setelah rehat, sorenya, si bungsu minta berenang dulu, jadi saya temani. Kakaknya enggak mau karena lagi meler hidungnya. 

Malamnya kami berencana jalan..(beneran jalan ya, mengingat di kawasan ini kadang sulit parkirnya, jadi mending jalan kaki saja kalau pergi ke sekitar). Rezeki, saat mau pergi hujan turun deras sekali. Tapi karena sudah diniati ya sudah kami cari makan sambil payungan berdua-dua, suami dan si bungsu, saya dengan si sulung. 

Sebenarnya di depan persis Patra Bandung Hotel ada Mie Gacoan, tapi karena pengin jalan agak jauhan jadi makan di Mcd yang di Simpang Dago. Pulang kenyang, lelap deh tidurnya!

Rencana, kami akan balik ke Jakarta setelah sarapan. Memang pergi kali ini enggak disisipi wisata sama sekali, karena Senin pagi suami ada agenda kerja jadi Minggu sore maunya sudah di Jakarta untuk persiapannya. 

Sementara, saya pun sama. Di sekolah anak saya ada acara seminar parenting bertema "Sudut Pandang Penggunaan Gadget pada Usia Dini dan Anak Beranjak Remaja" dengan mengundang seorang psikolog yang sering mengisi acara parenting. Karenanya, saya juga akan bersiap sedia dan enggak mau ketinggalan ikutan. Sebab saya senang mengikuti acara semacam ini. 

Apalagi kini mudah sekali ikut event seperti ini, enggak harus datang sendiri, ada yang online sehingga bisa disimak darimana saja. Seperti pernah saya mengikuti webinar dengan pembicara blogger senior yang saya kagumi, Mbak Alaika Abdullah. Blogger Perempuan yang mumpuni menjadi Narasumber Literasi Digital di berbagai event baik offline maupun online!

Karena jadwal yang padat merayap (sombong amat kwkw), maka bye-bye dulu Bandung, lain kali jalan-jalannya nyambung!

Next, Bagaimana dengan Sarapan di Patra Bandung Hotel?

Karena kami pesan 2 kamar, jadi free breakfast untuk 4 orang. (Kalau ada tambahan, bayar 150 rb/orang)

Restonya luas dengan pilihan meja dan kursi di dalam ruangan dan beberapa ada di luar. Ada meja prasmanan dengan aneka menu - nasi dan teman-temannya. Juga ada food corner menu tertentu seperti egg corner, serabi, bala-bala, nasi kuning, roast chicken dan beberapa menu lainnya. 

Menu lokal yang disajikan mewakili kekhasan Bandung (Jawa Barat) juga dilengkapi alat musik angklung yang diletakkan di dekat meja buffet.

Aseliii, untuk ukuran hotel bintang tiga, menu banyaaak pilihannya, mantap rasanya dan pelayanannya bagus. Chef-nya saya lihat bolak-balik cek itu ini, kalau kelihatan makanan mau habis langsung diminta top-up. Juga, crew-nya sigap! 

Oia, kopi juga disajikan pakai mesin kopi jadi bisa pesan mau ngopi apa bakalan diantar. Beneran nilai plus nih bagi Patra Bandung untuk restorannya! Sukaaaa!

Btw, saat makan saya sempat minta tisu ke crew restoran, karena memang hanya diberikan saat diminta. Mungkin itu karena konsep ramah lingkungan yang dicanangkan hotel ini, termasuk ruangan yang memaksimalkan penerangan matahari, juga penghijauan di sana-sini.

Patra Bandung Hotel Yay or Nay? 

Kenyang sarapan, kami pun berkemas balik Jakarta. Sebelumnya keliling sekitar. Karena hari Minggu pagi maka ada banyak yang berolahraga, jadi sekitar situ ramai sekali.

Jadi Patra Bandung Yay or Nay? 

Yay! Next time bisa nginep lagi, euy!💕

Happy Traveling

Dian Restu Agustina