Play Therapy dan Manfaatnya untuk Atasi Masalah Mental Anak
"You can discover more about a person in an hour of play than in a year of conversation” (Plato)
Kamu bisa tahu tentang seseorang dalam waktu sejam dengan bermain bersamanya, daripada menghabiskan berbicara selama setahun dengannya!
Wow! Sampai sebegitunya ternyata, cara bermain menjadi cerminan diri seseorang!
Well, bermain merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan yang identik dengan anak-anak. Banyak literatur memastikan bahwa kegiatan bermain tidak hanya bermanfaat positif bagi kesehatan mental tetapi juga sebagai media yang efektif untuk belajar.
Tak heran, sebab bermain bisa menjadi media untuk melakukan refleksi, pengenalan diri melalui proses pengalaman yang mendalam dengan media permainan.
Karenanya, Terapi Bermain atau Play Therapy dilakukan, untuk menyediakan media bagi anak: mengenali diri, membuka diri dan menyembuhkan diri, melalui pengalaman dan perasaan selama bermain ini.
Tentang Play Therapy atau Terapi Bermain
Nah, Play Therapy adalah metode intervensi berdasarkan teori psikologi, baik secara preventif maupun rehabilitasi terhadap perkembangan kesehatan mental, emosi, dan perilaku anak-anak.
Dengan menggunakan metode kognitif, yaitu pengungkapan masalah yang dibantu dengan alat-alat permainan, Play Therapy mampu membantu anak yang memiliki masalah emosional, dan kecemasan karena stress, tekanan atau depresi.
Sebut saja, anak yang di tahun ajaran baru, berada di sekolah/kelas yang baru tapi dalam sekian waktu masih menarik diri dari lingkungan, memiliki kesulitan berbaur dengan teman bahkan nyaris tak punya keberanian. Nah, Play Therapy bisa membantu anak-anak dengan kasus seperti ini agar bisa bersosialisasi.
Atau, misalnya anak selalu jadi bahan bully-an teman atau malah dia yang jadi tukang bully hingga merugikan lingkungan. Anak-anak baik korban maupun pelaku bullying juga bisa menjalani Play Therapy untuk selanjutnya dibantu oleh terapis mencari penyebab dan penyelesaiannya.
Tapi, tentuuuu, terapi dilakukan tetap harus berdasarkan referral/rujukan dari psikolog, klinik tumbuh kembang atau dari sekolah, baru seorang terapis akan turun tangan.
Di antaranya, ada Ibu Laksmi Krishnawaty, founder dan terapis di 'Bermain Play Therapy' yang memiliki sertifikasi resmi untuk melakukan terapi ini.
FYI, Play Therapy berlaku untuk anak dan dewasa, karena sejatinya bermain itu memang tak memandang usia. Hanya, pada usia dewasa terapi akan lebih terarah, sementara untuk anak lebih fokus ke emosinya.
Nah, Ibu Laksmi Krishnawaty yang akrab dipanggil Ibu Lala, saat ini memberikan pelayanan khusus Play Therapy untuk anak-anak dari usia 4-12 tahun.
Terapis yang memiliki sertifikasi untuk Play Therapy Anak ini memberikan terapi di Bermain Play Therapy di studio miliknya di Ruko Kebayoran Bisnis Square Blok KQ/D17, Bintaro, Tangerang Selatan.
Awal ketertarikan menjadi terapis karena ada pengalaman pribadi dengan anak bungsu yang susah akur dengan Ibu Lala, beda dengan si kakak yang bisa menerima sang mama sepenuhnya. Akhirnya Ibu Lala mengambil sertifikasi Play Therapy untuk anak ini agar selain bisa membantu anak sendiri juga bisa membantu anak-anak lainnya.
Nah, Bagaimana Play Therapy Ini Dilakukan?
Well, sejatinya masa kanak-kanak itu adalah masa untuk bermain. Usia anak-anak tuh usia susah buat fokus. Fokus anak 10 menit saja sudah bagus. Nah, berbeda dengan orang dewasa yang ketika mengalami masalah bisa tjurhat dengan orang terdekat, anak-anak belum bisa meluapkan emosinya melalui kata-kata.
Contohnya, ketika anak mendapat perlakuan abusive secara seksual, anak enggak tahu kenapa dia diperlakukan seperti itu, sehingga kadangkala tak terungkap kejadiannya. Maka, Play Therapy bisa membantu, menemukan masalahnya.
Nah, anak akan diajak oleh terapis bermain di ruangan Play Therapy dalam sesi 'Special Time'. Aturan Play Therapy sendiri, anak boleh bermain apa saja di sini, asalkan aman untuk mereka, dan aman juga untuk terapisnya.
Fungsi terapis di sini adalah menemani anak itu dengan no judgement, sambil mengobservasinya. Terapis hanya melihat anak bermain apa saja, tanpa melarangnya, asalkan aman!
Dari sana akan diketahui emosi apa sebenarnya yang dirasakan anak. Misalnya, jika dia merasa marah maka akan main yang pukul-pukul sesuatu. Atau kalau anak memilih mainan figur tentara dan memukulnya misalnya, bisa jadi di keluarga sang ayah yang dominan, atau abusing baik verbal maupun tingkah laku kepadanya. Enggak itu saja, benda-benda sebagai media bermain yang dipilih anak juga mengandung arti. Misalnya anak yang kehilangan nenek yang dekat dengannya, memilih peti mati sebagai mainan.
Yup, mainan ini bisa jadi cerminan apa yang anak rasakan. Ketika anak bermain, terapis juga memperhatikan, seperti telepati ke anak. Saat bermain anak sering tak sadar, sehingga dari sini bisa dinilai emosi mereka yang keluar.
Oia, terapis tidak boleh memegang anak yaaa karena anak dengan trauma atau ada sensori problem seperti ini, tidak mau dipegang karena merasa ketakutan. Jadi terapis akan membiarkan mereka bermain saja di ruang Play Therapy dengan: memilih figurien, role play, sand play dan lainnya. Juga: menggambar, menari dan bermain alat musik.
Play Therapy di 'Bermain Play Therapy'
Dengan sekali sesi @45 menit/seminggu sekali Play Therapy di Bermain Play Therapy ini mencakup satu paket dengan 12 sesi.Per 6 sesi akan ada review. Sedikit saja progress sangat berarti karena untuk mencapai itu berat sekali.
Pengalaman Ibu Lala, ada anak yang sampai sesi ke-4 Mamanya masih tetap harus di dalam ruangan Play Therapy. Ternyata Mamanya yang terlalu khawatir, bahkan sejak dari rumah pun sudah ketar-ketir anaknya nanti bisa enggak waktu diterapi, dst, dll
Nah, energi seperti ini akan nyetrum dan terbaca pada anaknya. Padahal sebenarnya anak ini beberapa waktu bisa lepas dari Mamanya. Mamanya ternyata terlalu intervensi dan dominan sehingga menjadikan anak tak mudah pisah dengannya. Sehingga terapis juga akan terus mendorong si Mama lebih bisa bekerjasama agar goals Play Therapy-nya tercapai.
Well, goals dari Play Therapy ini sendiri bervariasi, seperti: agar anak lebih berani, bisa mandiri, tidak mudah cemas lagi, tidak pemalu, juga jadi percaya diri.
Pengalaman Ibu Lala, sebelum 12 sesi, anak-anak sudah cooling down. Kunci keberhasilan tetap perlu dukungan dan kerjasama orangtua. Pasalnya, anak cerminan dari orangtua. Anak yang emosinya amburadul, tidak tahu aturan dan bablas saja, karena ada pembiaran dari orangtuanya. Ingat anak juga perlu ada regulasi, jam belajar kapan jam gadget-an kapan, harus ada aturan yang tegas dan orangtua juga mencontohkan dengan jelas.
Sertifikasi Play Therapist
Oia, seperti saya sebutkan di awal, Play Therapy di Bermain Play Therapy ini dilakukan oleh terapis yang bersertifikasi.Nah sebagai Play Therapy Practicioner atau Play Therapis, Ibu Lala harus mengambil sertifikasi dulu, jadi enggak ngasal bisa terima siswa dan melakukan terapi pada mereka.
Seperti apa sertifikasinya?
Sertifikasinya setara dengan S2 tapi ilmu terapan. FYI, S2 itu kan ada beberapa macam dari segi waktu, kelulusan dan tujuannya. Salah satunya adalah Professional Practice di mana Play Therapy itu sendiri adalah Professional Practice.
Sertifikasinya setara dengan S2 tapi ilmu terapan. FYI, S2 itu kan ada beberapa macam dari segi waktu, kelulusan dan tujuannya. Salah satunya adalah Professional Practice di mana Play Therapy itu sendiri adalah Professional Practice.
Bedanya jika tugas akhirnya S2 itu tesis kalau sertifikasi ini tugasnya harus praktek dulu 100 jam baru boleh mendapat sertifikat sebagai therapis/ practitioner.
Lalu darimana/ lulusan mana sebenarnya Play Therapist yang diambil Ibu Lala ini?
Sertifikasinya didapatkan di bawah APAC ( Academy of Play And Children Psychotherapy) dengan akreditasi langsung dari Leeds Beckett University, UK. Sementara Clinical-nya di bawah Play Therapy Indonesia sebagai lembaga perwakilan yang bertanggung jawab atasnya dan diawasi oleh Professional Standard Authority.
So, percayakan pada ahli yang bersertifikasi, yagesya
Lalu darimana/ lulusan mana sebenarnya Play Therapist yang diambil Ibu Lala ini?
Sertifikasinya didapatkan di bawah APAC ( Academy of Play And Children Psychotherapy) dengan akreditasi langsung dari Leeds Beckett University, UK. Sementara Clinical-nya di bawah Play Therapy Indonesia sebagai lembaga perwakilan yang bertanggung jawab atasnya dan diawasi oleh Professional Standard Authority.
So, percayakan pada ahli yang bersertifikasi, yagesya
You know, sekarang banyak lembaga-lembaga yang memberikan seminar atau trainning sebagai Play Therapist tapi tidak jelas dan lulusannya enggak praktek 100 jam dulu. Mereka kadang hanya bermodalkan sertifikat kursus saja lalu langsung buka tempat praktek dan praktek sendiri dengan tujuan komersial.
Waspadalah, waspadalah! Masak buat anak mau cobak-cobak, ya enggak?
Soalnya kan yang ditangani ini jiwa anak-anak yang bermasalah jadi enggak boleh asal-asalan dan harus tahu ilmunya lah
Pasalnya, APAC/Play Therapy International itu sendiri memiliki pakem dalam prakteknya dan prosedur-prosedur harus ditaati jadi tidak boleh dirombak atau dilewati seenaknya.
Soalnya kan yang ditangani ini jiwa anak-anak yang bermasalah jadi enggak boleh asal-asalan dan harus tahu ilmunya lah
Pasalnya, APAC/Play Therapy International itu sendiri memiliki pakem dalam prakteknya dan prosedur-prosedur harus ditaati jadi tidak boleh dirombak atau dilewati seenaknya.
So Gaes, ke terapis yang bersertifikasi saja, yes!
Kepoin deh Bermain Play Therapy di IG @bermain_playstudio
Play Therapy dengan terapis bersertifikasi, Laksmi Krishnawaty yang berlokasi di Ruko Kebayoran Bisnis Square Blok KQ/D17, Bintaro, Tangerang Selatan.
Baiquelah, semoga infonya bermafaat, kita semua selalu sehat dan tetap semangat!💞
Salam
Dian Restu Agustina
Play therapy ini selain masalah mental anak bisa juga gak kak dian, untuk anak yang sulit konsentrasi belajar?
BalasHapusOh ya, untuk luar pulau Jawa belum ada kah?
Kayaknya untuk kota Medan belum ada ya, terapinya.
BalasHapusSebenarnya aku suka banget hal-hal yang berkaitan dengan terapi anak, karena aku juga megang anak balita yang mempunyai masalah ataupun penyakit.
Jadi aku suka sharing tentang kondisi anak-anak.
Wah bagus nih. Sayangnya hanha ada ditanggerangkah? Atau ada di kota lain juga? Penasaran pengen kesitu
BalasHapusBarusan aku baca berita ada 2,4 juta anak muda Indonesia kena mental health. Ini bukan angka yang boleh kita abaikan. Banyak yang struggle melewati masa-masa berat terkait kesehatan mentalnya. Seandainya dari kecil kita bisa mengisi jiwa-jiwa anak ini dengan berbagai hal, seperti menyediakan berbagai media untuk mengenali diri, membuka diri, dan menyembuhkan dirinya, alangkah bagusnya.
BalasHapusBaru tahu soal Play Therapy. Membantu banget nih untuk mengethaui emosi pada anak, karena kadang anak tidak mau terbuka dengan orang tuanya sendiri. Dengan Play Therapy setidaknya orang tua bisa memahami apa yang sedan terjadi dengan anak.
BalasHapusKalau bicara tentang anak gada habisnya ya, apalagi ttg play therapy, jujur ku tertarik sekali dgn play therapy ini, jd pengen tau lebih banyak lagi, cuss lah meluncur ke ig nya sajaa
BalasHapusInformasi baru untuk saya. Ternyata memang gak asal punya titel terapis ya. Sertifikasinya didapatkan di bawah APAC jelas bukan hal mudah itu. Seratus jam praktik itu pastinya wow hehehe...
BalasHapusPlay therapy bisa dicoba nih
Baru denger saya play Therapy ini nampaknya harus saya pahami pelan-pelan . Ternyata ada aturannya ya untuk menerapi kebutuhan anak .
BalasHapusMakasih sharingnya mb Dian. Akuu baru tahu play therapy ini, sangat membantu bagi yang membutuhkan (gusti yeni)
BalasHapusSetuju Mbak, membuat perubahan untuk anak dimulai dari orang tua dulu. Jadi nantinya anak bisa mengikuti dengan nyaman.
BalasHapus