Dauroh Janaiz: Pelatihan Lengkap Tata Cara Memandikan, Mengkafani dan Menguburkan Jenazah
'Dauroh Janaiz: Pelatihan Lengkap Tata Cara Memandikan, Mengkafani dan Menguburkan Jenazah', demikian kegiatan yang diadakan oleh Forum Komunikasi/Forkom Jamiyyah Al Azhar Kembangan.
Jamiyyatul Walidin atau disebut Jamiyyah Al Azhar merupakan organisasi orang tua murid di masing-masing Sekolah Islam Al Azhar (atau Komite Sekolah kalau di sekolah lain). Forkom Jamiyyah Al Azhar Kembangan ini gabungan dari Jamiyyah TK Islam Al Azhar 9 Kembangan, SD Islam Al Azhar 8 Kembangan dan SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan).Berbiaya Rp 100.000/peserta, pelatihan berlangsung dari pukul 08.00 sampai 11.00 dengan materi, praktik dan sertifikat diberikan oleh Yayasan Baitul Ma'arif - Lembaga Pendidikan, Penghafal, Pengajar Al Quran dan Pelayanan Masyarakat yang beralamat di Jl. Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.
Sejumlah 70 peserta (orang tua murid TK/SD/SMP Al Azhar Kembangan dan umum), pelatihan berlangsung lancar dan sukses. Kegiatan yang membuka wawasan peserta terutama saya, betapa pentingnya tahu adab dan tata cara pengurusan jenazah terutama bagi muslimah.
Mengingat selama ini saya belajarnya lebih banyak urusan dunia, misalnya belajar nulis karena pengin jadi seperti Penulis Lampung atau Blogger Lampung yang piawai, juga belajar bikin konten sosmed, ..hiks. Beneran reminder ikutan pelatihan seperti ini, biar balance hidup ga cuma ngurusin duniawi!
Al Quran Berbicara Mengenai Kematian
Nah, Ustadzah Hj. Rositi Aisyah, S.Sos.I, mengawali pelatihan dengan menyebutkan bahwa berbicara soal kematian bagi banyak orang (termasuk saya) adalah sesuatu yang mengerikan.
Padahal sebagai manusia, yang adalah zat berjiwa di alam semesta, pasti akan merasakan mati. Seperti firman Allah SWT dalam Al Quran, yang mana kematian digambarkan dengan berbagai macam bentuk pada 64 ayat yang ada, di antaranya:
QS Al Jumu'ah 8
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS Al Anbiya' 35
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.
QS Ali Imran 35
اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Nah, agar enggak takut juga bisa lebih siap menghadapinya, maka manusia sebaiknya selalu mengingat kematian (dzikrul maut) dengan cara:
1. Menjenguk orang sakit
Artinya: Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu lebih baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.
Tata Cara Memandikan Jenazah
- Niat memandikan jenazah
- Mengucapkan Basmalah
- Meratakan air ke seluruh tubuh
- Menutupi/tidak melihat auratnya
- Tidak memandikan langsung di bawah langit
- Yang memandikan harus orang tepercaya
- Tidak dihadiri oleh selain orang yang memandikan
- Tidak membicarakan auratnya apalagi cacat badannya
- Wajah menghadap kiblat
- Lembut dalam setiap urusan
- Melapisi tangan dengan sesuatu/kain/sarung tangan
- Hadapkan ke kiblat dengan kepala lebih tinggi dari kaki agar air yang mengadung najis tidak mengalir ke bagian yang sudah bersih
- Dilunakkan persendiannya dengan menggerakan tangan sampai siku ke pundak, rentangkan, kecuali sudah kaku
- Memakai kaus tangan lembut untuk membersihkan najis, perut tekan pelan kecuali yang hamil hanya diusap. Jika kaus tangan kotor buang dan ganti
- Membersihkan mayit dari berbagai kotoran yang melekat
- Mewudukan secara sempurna kecuali tidak berkumur atau memasukan air ke hidung
- Memandikan , dengan tata cara memandikan jenazah:
Tata Cara Mengkafani Jenazah
- Mayit diukur dengan tali untuk kebutuhan kafannya
- Sediakan 2 helai kain sepanjang tingginya tambah 2 kali jengkal tangan untuk mengikat
- Sediakan: 1 helai sarung sepanjang ukuran sarung, 1 helai kerudung, 1 helai baju kurung-dibentuk leher untuk memasukkan kepala
- Sediakan 5 helai tali atau 7 helai jika mayit gemuk
- Nomor 2,3,4 diambil dari kafan
- Sediakan kapas untuk tutup bagian qubul dan dubur dengan tali dari kafan
- Sediakan kapas untuk melapisi bagian-bagian persendian dan sedikit untuk muka
- Sedikan kapas untuk bagian tubuh yang luka
- Sediakan kapur barus dicampur cendana untuk ditabur pada penutup qubul dan dubur. Sediakan cendana bubuk untuk ditabur pada lapisan kain kafan dan minyak wangi untuk muka dan dahi
- Sediakan kain lain untuk menutup seluruh tubuh mayit selama proses memandikan, menggotong dan mengkafani mayit.
- Panjang kain kafan 12 m
- Syarat kain kafan bisa menutup aurat dan sederhana, tidak transparan
- Kain kafan berwarna putih atau kalau tidak ada dengan kain lain yang memenuhi syarat
- Orang yang mati syahid dikafani tanpa melepaskan pakaiannya
- Orang yang mati dalam pakaian ihrom juga tidak dilepaskan
Tata Cara Menguburkan Jenazah
- Masukkan jenazah dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan
- Bagi mayat perempuan, ketika menguburkan sunnah ditirai dengan kain
- Bagi mayat perempuan, memasukkan ke kuburan hendaknya mahramnya atau orang-orang tua jika mampu
- Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan muka menghadap kiblat, rapatkan ke dinding supaya jangan bergeser arahnya dan sandarkan tanah di belakangnya agar tidak terbalik di belakang
- Bila meletakkan mayat ke kuburan bacalah dengan bacaan: بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ Bismillāh wa ‘alā millati rasūlillāh. Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasul-Nya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
- Lepaskan ikatan kafan di bagian kepala dan kaki mayat
- Setelah selesai meletakkan mayat di kuburan, terlebih dulu mayat ditutup dengan labin (kepingan-kepingan tanah seperti batako/bata) atau papan baru ditimbun dengan tanah.
- Sunnah sebelum menimbun mayat terlebih dulu memasukkan tanah tiga genggam ke dalam kuburan dari arah kepala, setelah itu baru ditimbun tanah
Salam
Dian Restu Agustina
Kematian itu pasti ya kan Bu, hanya saja kita yang tidak tahu kapan waktunya. Ngomong-ngomong pelatihan ini bagus juga untuk mengedukasi dan mengenalkan masyarakat tentang tata cara mandi jenazah dan lain-lainnya. Karena jujur sebenarnya saya juga tidak tahu dan sering lupa tentang tata cara memandikan jenazah.
BalasHapusMasyaAllah.. Setiap muslim muslimah wajib belajar ini ya kak. Biar gak gagap saat orang terdekat kita meninggal.
BalasHapusKemarin dauroh janaiz ini akan diadakan untuk wali santri dari sekolah si sulung. Saya jadi gak sabar. Pengen belajar juga karena dulunya di sekolahan cuma belajar shalat jenazah doank ya kak
iya ini memang harusnya acara seperti ini banyak dilaksanakan agar masyarakat lebih tau lagi
BalasHapusPenting banget pengetahuan ini sebab bisa sewaktu2 mengalaminya. Sayangnya tidak lazim ya pelatihan dauroh janaiz ini. Mbak Dian, saya izin save ya postingan ini.
BalasHapusWah senang sekali ya di sana ada komunitas yang mengadakan pelatihan dan bersertifikat pula. Selama ini saya dan suami belajar otodidak dari sesepuh dan baca sendiri dari kitab sarirotunnisa
BalasHapusMasya Allah... dauroh yang bagus dan penting banget karena mau nggak mau pasti kita akan berkecimpung di ibadah tersebut (Zen)
BalasHapusrasanya dulu waktu sekolah nggak pernah dapat materi mengurus jenazah, padahal ini fardhu kifayah yang perlu dikuasai ilmunya.. Makasih sharingnya, selain penting dipelajari dan mengingatkan kita hari kembali kepadaNya dan hari lain setelahnya
BalasHapusDulu komunitas parenting yang saya ikuti ngadain kegiatan seperti ini.
BalasHapusTapi waktu itu saya gak bisa ikutan 😔
Btw saya penasaran, yg jadi mayitnya boneka kah mba?
Sangat bermanfaat mbak Dian, kita wajib tahu tata caranya karena bisa jadi next kita dimintai tolong untuk mengurus jenasah sodara atau kerabat kita
BalasHapusIni penting banget sih karena aku dulu jg belajar dan jadi relawan, sediiih kalau ada anggota keluarga yang ngga bisa mandikan ibu atau ayahnya atau saudaranya gitu, jadi emang setiap orang perlu beelajar soal mandikan janaiz ini
BalasHapusSangat bermanfaat pelatihan begini mba. Ibu saya saja sampai belajar dulu. Tapi saya gak berani-berani sampai sekarang. Mungkin harus ramean sama teman-teman dulu. Suka aneh-aneh pikiran saya. Heuheuheu
BalasHapusBagus banget ini acaranya, bisa belajar tata cara mengurus jenazah. Salah satunya memandikan yang benar sesuai ajaran islam.
BalasHapus