Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dauroh Janaiz: Pelatihan Lengkap Tata Cara Memandikan, Mengkafani dan Menguburkan Jenazah

'Dauroh Janaiz: Pelatihan Lengkap Tata Cara Memandikan, Mengkafani dan Menguburkan Jenazah', demikian kegiatan yang diadakan oleh Forum Komunikasi/Forkom Jamiyyah Al Azhar Kembangan.

Jamiyyatul Walidin atau disebut Jamiyyah Al Azhar merupakan organisasi orang tua murid di masing-masing Sekolah Islam Al Azhar (atau Komite Sekolah kalau di sekolah lain). Forkom Jamiyyah Al Azhar Kembangan ini gabungan dari Jamiyyah TK Islam Al Azhar 9 Kembangan, SD Islam Al Azhar 8 Kembangan dan SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan).

Nah, kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 8 Februari 2023 dengan pemateri Ustadzah Hj. Rositi Aisyah, S.Sos.I, dan bertempat di aula SD/SMP Islam Al Azhar Kembangan, Jakarta Barat.

Berbiaya Rp 100.000/peserta, pelatihan berlangsung dari pukul 08.00 sampai 11.00 dengan materi, praktik dan sertifikat diberikan oleh Yayasan Baitul Ma'arif - Lembaga Pendidikan, Penghafal, Pengajar Al Quran dan Pelayanan Masyarakat yang beralamat di Jl. Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.

Sejumlah 70 peserta (orang tua murid TK/SD/SMP Al Azhar Kembangan dan umum), pelatihan berlangsung lancar dan sukses. Kegiatan yang membuka wawasan peserta terutama saya, betapa pentingnya tahu adab dan tata cara pengurusan jenazah terutama bagi muslimah. 

Mengingat selama ini saya belajarnya lebih banyak urusan dunia, misalnya belajar nulis karena pengin jadi seperti Penulis Lampung atau Blogger Lampung yang piawai, juga belajar bikin konten sosmed, ..hiks. Beneran reminder ikutan pelatihan seperti ini, biar balance hidup ga cuma ngurusin duniawi!

Tapiii, apa sih sebenarnya pentingnya mempelajari dauroh janaiz? 
Berikut sedikit cuplikan materi dari makalah yang disampaikan saat pelatihan ini!


Al Quran Berbicara Mengenai Kematian

Nah, Ustadzah Hj. Rositi Aisyah, S.Sos.I, mengawali pelatihan dengan menyebutkan bahwa berbicara soal kematian bagi banyak orang (termasuk saya) adalah sesuatu yang mengerikan. 

Padahal sebagai manusia, yang adalah zat berjiwa di alam semesta, pasti akan merasakan mati. Seperti firman Allah SWT dalam Al Quran, yang mana kematian digambarkan dengan berbagai macam bentuk pada 64 ayat yang ada, di antaranya:


QS Al Jumu'ah 8

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ  

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” 


QS Al Anbiya' 35

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ  

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.


QS Ali Imran 35

اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ 

(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”


Nah, agar enggak takut juga bisa lebih siap menghadapinya, maka manusia sebaiknya selalu mengingat kematian (dzikrul maut) dengan cara:


1. Menjenguk orang sakit

Adab menjenguk orang sakit: menasihati agar bersabar, selalu berbaik sangka pada Allah dan berharap rahmat Allah dan takut terhadap siksa-Nya. Juga, menanyakan tentang hak dan kewajiban yang belum dilaksanakan (oleh keluarga trdekat).

Sementara, adab bagi orang yang sakit: bertaubat, bersabar, tidak merintih yang berlebihan, tawakkal dan tidak mengharap kematian, tapi boleh berdoa: 

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

Artinya: Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu lebih baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.

2. Ta'ziyah

Tata cara ucapan ta'ziyah yang baik dicontohkan ketika anak salah satu putri Rasulullah, Umaimah binti Zainab binti Rasulullah Muhammad SAW meninggal, Zainab mengutus seseorang untuk memberitahu Rasulullah. Kemudian Rasululah berepsan pada utusan:

"Anjurkan agar ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah SWT. Sesungguhnya bagi Allah jualah apa-apa yang telah diambil dan hanya kepunyaan-Nya sajalah yang telah diberikan dan segala sesuatu telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya"

3. Memantapkan kepada hari akhir
4. Menghayati ayat-ayat Al Quran, misalnya: QS Al Mulk 6
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ 

Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (QS Al Mulk 6)

Tata Cara Memandikan Jenazah


Rukun memandikan jenazah:
  1. Niat memandikan jenazah
  2. Mengucapkan Basmalah
  3. Meratakan air ke seluruh tubuh
Adab memandikan jenazah:
  1. Menutupi/tidak melihat auratnya
  2. Tidak memandikan langsung di bawah langit
  3. Yang memandikan harus orang tepercaya
  4. Tidak dihadiri oleh selain orang yang memandikan
  5. Tidak membicarakan auratnya apalagi cacat badannya
  6. Wajah menghadap kiblat
  7. Lembut dalam setiap urusan
  8. Melapisi tangan dengan sesuatu/kain/sarung tangan
Cara memandikan jenazah:
  1. Hadapkan ke kiblat dengan kepala lebih tinggi dari kaki agar air yang mengadung najis tidak mengalir ke bagian yang sudah bersih
  2. Dilunakkan persendiannya dengan menggerakan tangan sampai siku ke pundak, rentangkan, kecuali sudah kaku
  3. Memakai kaus tangan lembut untuk membersihkan najis, perut tekan pelan kecuali yang hamil hanya diusap. Jika kaus tangan kotor buang dan ganti
  4. Membersihkan mayit dari berbagai kotoran yang melekat
  5. Mewudukan secara sempurna kecuali tidak berkumur atau memasukan air ke hidung
  6. Memandikan , dengan tata cara memandikan jenazah:
KANAN:
a. Kepala dan jenggot 
b. Muka
c. Leher
d. Pundak sampai ke telapak tangan
e. Bahu dan dada sampai ke perut
f. Kaki
Masing-masing sebanyak 3X

Miringkan ke KIRI:
g. Cuci bagian badan belakang (punggung, pinggang, pinggul)
h. Leher
i. Pundak sampai telapak tangan
j. Bahu dan dada sampai perut
k. Kaki
Masing-masing sebanyak 3X

Miringkan ke KANAN:
l. Cuci bagian belakang (seperti di atas) 3X

AIR: 1X dengan air, ke 2X dengan air, ke 3X air ditambah campuran kamper
Mandikan mayit 3X jika masih keluar najis 5X s/d 7X. Cuci kemudian tutup tempat keluar najis dengan kapas atau tanah yang dipanaskan. Kemudian wudukan lagi. Rambutnya dijalin dan handuki sampai kering.

TAYAMUM: boleh jika tak ada air, atau karena badan akan makin hancur jika dimandikan, atau jika laki-laki meninggal di tempat yang tak ada laki-laki atau sebaliknya


Tata Cara Mengkafani Jenazah


Hukum mengkafani jenazah Fardhu Kifayah, minimal 1 kain. Mengkafani jenazah dengan baik dianjurkan, dan sebagus-bagusnya kain kafan adalah yang berwarna putih

Soal kafan hal-hal yang disukai: baik (dan kalau bisa baru), bersih, menutupi seluruh tubuh, putih, diberi cendana dan minyak wangi di muka dan tempat sujud, 3 lapis bagi laki-laki dan 5 lapis bagi perempuan.

Cara membuat kain kafan:
  • Mayit diukur dengan tali untuk kebutuhan kafannya
  • Sediakan 2 helai kain sepanjang tingginya tambah 2 kali jengkal tangan untuk mengikat
  • Sediakan: 1 helai sarung sepanjang ukuran sarung, 1 helai kerudung, 1 helai baju kurung-dibentuk leher untuk memasukkan kepala
  • Sediakan 5 helai tali atau 7 helai jika mayit gemuk
  • Nomor 2,3,4 diambil dari kafan
  • Sediakan kapas untuk tutup bagian qubul dan dubur dengan tali dari kafan
  • Sediakan kapas untuk melapisi bagian-bagian persendian dan sedikit untuk muka
  • Sedikan kapas untuk bagian tubuh yang luka
  • Sediakan kapur barus dicampur cendana untuk ditabur pada penutup qubul dan dubur. Sediakan cendana bubuk untuk ditabur pada lapisan kain kafan dan minyak wangi untuk muka dan dahi
  • Sediakan kain lain untuk menutup seluruh tubuh mayit selama proses memandikan, menggotong dan mengkafani mayit.

Tata cara mengkafani:

  1. Panjang kain kafan 12 m
  2. Syarat kain kafan bisa menutup aurat dan sederhana, tidak transparan
  3. Kain kafan berwarna putih atau kalau tidak ada dengan kain lain yang memenuhi syarat
  4. Orang yang mati syahid dikafani tanpa melepaskan pakaiannya
  5. Orang yang mati dalam pakaian ihrom juga tidak dilepaskan

Tata Cara Menguburkan Jenazah

  1. Masukkan jenazah dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan
  2. Bagi mayat perempuan, ketika menguburkan sunnah ditirai dengan kain
  3. Bagi mayat perempuan, memasukkan ke kuburan hendaknya mahramnya atau orang-orang tua jika mampu
  4. Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan muka menghadap kiblat, rapatkan ke dinding supaya jangan bergeser arahnya dan sandarkan tanah di belakangnya agar tidak terbalik di belakang
  5. Bila meletakkan mayat ke kuburan bacalah dengan bacaan: بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ Bismillāh wa ‘alā millati rasūlillāh. Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasul-Nya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
  6. Lepaskan ikatan kafan di bagian kepala dan kaki mayat
  7. Setelah selesai meletakkan mayat di kuburan, terlebih dulu mayat ditutup dengan labin (kepingan-kepingan tanah seperti batako/bata) atau papan baru ditimbun dengan tanah. 
  8. Sunnah sebelum menimbun mayat terlebih dulu memasukkan tanah tiga genggam ke dalam kuburan dari arah kepala, setelah itu baru ditimbun tanah
Sungguh bermanfaat sekali pelatihan Dauroh Janaiz, pelatihan lengkap tata cara memandikan, mengkafani dan menguburkan jenazah dari Forkom Jamiyyah Al Azhar 10 Kembangan ini.

Semoga dengan mengetahui, mempelajari pun mempraktikkan dauroh janaiz akan membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua.  Aamiin💖


 


Salam

Dian Restu Agustina

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

12 komentar untuk "Dauroh Janaiz: Pelatihan Lengkap Tata Cara Memandikan, Mengkafani dan Menguburkan Jenazah"

  1. Kematian itu pasti ya kan Bu, hanya saja kita yang tidak tahu kapan waktunya. Ngomong-ngomong pelatihan ini bagus juga untuk mengedukasi dan mengenalkan masyarakat tentang tata cara mandi jenazah dan lain-lainnya. Karena jujur sebenarnya saya juga tidak tahu dan sering lupa tentang tata cara memandikan jenazah.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah.. Setiap muslim muslimah wajib belajar ini ya kak. Biar gak gagap saat orang terdekat kita meninggal.
    Kemarin dauroh janaiz ini akan diadakan untuk wali santri dari sekolah si sulung. Saya jadi gak sabar. Pengen belajar juga karena dulunya di sekolahan cuma belajar shalat jenazah doank ya kak

    BalasHapus
  3. iya ini memang harusnya acara seperti ini banyak dilaksanakan agar masyarakat lebih tau lagi

    BalasHapus
  4. Penting banget pengetahuan ini sebab bisa sewaktu2 mengalaminya. Sayangnya tidak lazim ya pelatihan dauroh janaiz ini. Mbak Dian, saya izin save ya postingan ini.

    BalasHapus
  5. Wah senang sekali ya di sana ada komunitas yang mengadakan pelatihan dan bersertifikat pula. Selama ini saya dan suami belajar otodidak dari sesepuh dan baca sendiri dari kitab sarirotunnisa

    BalasHapus
  6. Masya Allah... dauroh yang bagus dan penting banget karena mau nggak mau pasti kita akan berkecimpung di ibadah tersebut (Zen)

    BalasHapus
  7. rasanya dulu waktu sekolah nggak pernah dapat materi mengurus jenazah, padahal ini fardhu kifayah yang perlu dikuasai ilmunya.. Makasih sharingnya, selain penting dipelajari dan mengingatkan kita hari kembali kepadaNya dan hari lain setelahnya

    BalasHapus
  8. Dulu komunitas parenting yang saya ikuti ngadain kegiatan seperti ini.
    Tapi waktu itu saya gak bisa ikutan 😔

    Btw saya penasaran, yg jadi mayitnya boneka kah mba?

    BalasHapus
  9. Sangat bermanfaat mbak Dian, kita wajib tahu tata caranya karena bisa jadi next kita dimintai tolong untuk mengurus jenasah sodara atau kerabat kita

    BalasHapus
  10. Ini penting banget sih karena aku dulu jg belajar dan jadi relawan, sediiih kalau ada anggota keluarga yang ngga bisa mandikan ibu atau ayahnya atau saudaranya gitu, jadi emang setiap orang perlu beelajar soal mandikan janaiz ini

    BalasHapus
  11. Sangat bermanfaat pelatihan begini mba. Ibu saya saja sampai belajar dulu. Tapi saya gak berani-berani sampai sekarang. Mungkin harus ramean sama teman-teman dulu. Suka aneh-aneh pikiran saya. Heuheuheu

    BalasHapus
  12. Bagus banget ini acaranya, bisa belajar tata cara mengurus jenazah. Salah satunya memandikan yang benar sesuai ajaran islam.

    BalasHapus