Kuliah ke Luar Negeri dengan Biaya Sendiri
Yes, postingan pertama saya di bulan Februari! Entah kenapa mau kembali ke laptop itu rasanya.....
Sebabnya, sejak awal Januari si Sulung berangkat kuliah ke luar negeri, Prancis tepatnya, dan itu jujur meski sudah sejak lamaaa saya mempersiapkan mental dan perasaan tapi kok kadang melow juga.
Ketika saya makan enak teringat makan apa itu anak. Pas bikin masakan kesukaan dia, kepikiran dia bakalan susah nemu di sana. Waktu liat ramalan cuaca bakalan ada badai salju, di sini saya mikir apa dia bakal baik-baik saja di situ huhuhu..
Well, teryata beneran, ikatan ibu dan anak itu luar biasa. Padahal dulu saya pernah LDM lintas benua dengan suami, juga sering ditinggal kerja ke luar kota atau luar negeri hingga kini, tapi rasanya B saja, enggak seberat ketika jauh dengan anak saya...Huwa, begini ternyata saat Ibu saya dulu melepas putri-putrinya kuliah ke luar daerah, lanjut bekerja, lalu menikah! Ambyaaar!
Makanya, buat teman-teman yang saat ini masih direpotkan dengan si kecil, mesti begadang semalaman, harus ngejar mereka lari sana-sini, kehujanan dan kepanasan nganter jemput sekolah, ngurusin printilan bocah,... nikmati saja! Karena masa itu akan cepat berlalu, serius ini tuh enggak bakal lama, Buuu!!
Nah, balik ke cerita, anak mbarep saya lanjut kuliahnya jauh, ke Prancis. Kuliahnya dengan biaya sendiri... Eits jangan terbelalak dulu ya, dan menganggap saya crazy rich Jakarta haha. Karena memang saya dan suami sudah mempersiapkan biaya pendidikan anak-anak sejak mereka masih bayi!
Lalu, bagaimana alur kuliah ke Prancis dengan biaya sendiri?
Sebuah Informasi dari Pameran Edukasi di Sekolah
Semua diawali dari sebuah pameran edukasi yang dihelat sekolah anak saya, SMAN 112 Jakarta. Jadi saat anak saya kelas 12, ada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan program melanjutkan pendidikan seperti kunjungan ke perguruan tinggi juga pameran edukasi. Di event seperti ini murid dikenalkan akan perguruan tinggi yang bisa jadi tujuan mereka untuk melanjutkan studi setamat SMA nanti.
Di antaranya, sekolah pernah mengunjungi BINUS University - kampus Syahdan (Kemanggisan) yang lokasinya enggak jauh dari sekolah. Lalu ada sharing alumni, universitas maupun lembaga pendidikan tinggi lainnya di sekolah. Di mana pada kesempatan tersebut dibagikan brosur yang kemudian dibawa anak saya pulang ke rumah.
Salah satunya ada dari Nobel Edu Indonesia (NEI) sebuah lembaga konsultan di bidang pendidikan yang memberikan informasi dan membantu secara komprehensif kepada calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi S1 atau S2 ke Negara Prancis dan Jerman.
Nah, setelah membaca brosur dan kemudian ada penjelasan lebih lanjut lewat telpon dari konsultannya, suami dan saya tertarik akan program melanjutkan studi ke Prancis ini. Akhirnya, kami beberapa kali menggali informasi dari konsultan NEI, lanjut diskusi panjang lebar antara suami, saya juga anak sulung saya, si Mas, yang merujuk pada keputusan untuk memilih Prancis sebagai negara tujuan.
Tapi, mengapa Prancis?
Pertama, anak saya tertarik kuliah di sana - ini yang utama karena jika dia enggak oke kami ortunya juga enggak akan maksa. Yup, anak saya ini berpotensi di bidang seni. Kalau diminta membuat karya khususnya seni rupa, jago dia. Maka memilih Prancis yang kaya akan seni budaya dan merupakan pusat seni dunia, menurut kami itu pilihan tepat baginya.
Lalu, biaya kuliah di sana juga relatif murah karena mendapatkan subsidi dari pemerintah. Terus, pendidikan yang berkualitas, sebab Prancis sangat mementingkan pendidikan tinggi dan berinvestasi banyak dalam penelitian. Kemudian, lingkungan yang kaya budaya di mana aspek tradisional dan kontemporernya berjalan berdampingan. Juga, bahasa Prancis adalah bahasa internasional. yang akan menambah keuntungan khususnya saat kita ingin berkarir di perusahaan global. Lanjut, Prancis adalah salah satu negara yang berpengaruh dalam perekonomian dunia sehingga prospek karir lulusan universitasnya itu sangat baik. (alasan lengkap ada di part 2)
Setelah memutuskan, selanjutnya apa yang kami lakukan?
Mendaftar ke Nobel Edu Indonesia
Fixed, kuliahnya Mas ke Prancis!- Biaya untuk program persiapan Rp 65 juta (6 bulan di Jakarta) + 4.950 € (sekitar 85 juta untuk 4 bulan di Prancis).
- Biaya hidup selama kuliah rata rata 8-10 juta per bulan, kuliah S1 di Perancis selama 3 tahun. Selain dari kiriman orang tua, pelajar/mahasiswa bisa mendapatkan uang dengan bekerja secara legal - paruh waktu maksimal 20 jam/minggu dengan upah 10 euro/jam
- Biaya admin daftar ulang kampus di Perancis 3-4 jt pertahunnya, biasanya siswa tidak perlu minta sama ortu lagi, bisa menabung dari biaya hidup bulanan. (di beberapa prodi/universitas negeri hanya butuh biaya admin ini saja, tidak ada biaya lainnya)
- Rekening tabungan orangtua minimal saldo 100 juta saat pengajuan visa.
- Sebelum belajar bahasa di Prancis selama 4 bulan, ada biaya tambahan sebesar 25 juta sebagai syarat apply visa student dari kedutaan
Akhirnya, cus daftar ke kantor NEI yang berada di Jl. Gudang Peluru Selatan No.T68, Kb. Baru, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12830 (cp Indra - WA 081316480132, IG @nobeleduindonesia, www.nobeleduindonesia.co.id)
@dianrestuagustina The journey of a thousand miles begins with one step. (Lao Tzu)😘 #bonnechance ♬ Kejar Mimpi - Maudy Ayunda
Program Persiapan Kuliah di Prancis
@dianrestuagustina Bienvenue en France! 🥰
♬ France Accordion Swing - MIZUSATO Masaki
Bienvenue en France!!
Bienvenue en France! 🥰
♬ France Accordion Swing - MIZUSATO Masaki
masya Allah baca ini saya langsung berdoa semoga saya dan suami juga dimudahkan rezeki dalam memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak kami. habis ini ceritanya tentang jurusan yang diambil ya mbak. hehe
BalasHapusKeren banget ceritanya Mba Dian, alhamdulillah ya bisa menempuh pendidikan berkualitas di Perancis, semoga betah di sana dan bisa berprestasi kuliahnya yaa, amiin
BalasHapusMasya Allah… Keren banget mbak Dian, semoga ananda selalu dilancarkan kuliahnya mbak. Bisa jadi inspirasi juga nih kalau nanti anakku mau sekolah diluar negeri.
BalasHapusmasyaallah menginspirasi banget nih buat semua orangtua yang pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya
BalasHapusPilihan yang sangat bagus karena di Perancis, banyak peluang untuk mendapatkan biaya tambahan dengan kualitas pendidikan yg tetap terbaik. Untuk persiapannya, 4 bulan, termasuk sebentar, jadi bisa dibayangkan jadwal dan kurikulum belajarnya.
BalasHapusBien venue et bon etude!
Sukses buat ananda yaa, ka Dian.
BalasHapusRasanya pasti berat dan rindu sekali. Apalagi kalau ke trigger sesuatu yang memang jadi kesukaan ananda.
Semoga lancar studinya, lanjut S2, sampai S3 dan ilmunya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk masyarakat.
Barakallahu fiik~
Hamasaaahh..
Masha Allah tabarakallah, semoga saya bisa menyekolahkan anak ke luar negeri gini, aamiin
BalasHapusBerarti bener yaa kata orang2 kalau masa anak2 tuh cepet banget. Padahal kadang aku mikirnya yang lagi masa rempong banget, rumah ngga pernah rapih. Tapi kalo pas uah pada sekolah juga sepiii. Kadang krik krik juga. Tapi aku juga ada Impian biar anak2 dimuahkan melanjutkan studi hingga luar negeri mbaa. Baca tulisan ini nyesss banget, gimana rasanya ditinggal jauh, menyiapkan Tabungan pendidikan dan printilannya. Semoga sukses selalu ya di sana Mas, semoga semua urusannya juga dimudahkan..
BalasHapusMbak Dian, ikut senang deh bacanya. Ananda sekarang sudah besar dan bisa mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Semoga saat besar nanti anakku bisa juga mendapatkan beasiswa seperti ini. Amin
BalasHapusAlhamdulillah, lancar prosesnya ya mbak. Dan dalam waktu sebulan saja, si Mas sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan suasana di Perancis. Semoga lancar juga kuliahnya di sana
BalasHapusAlhamdulillah.. Bisa berangkat dengan biaya sendiri. Semog betah di sana, ilmunya semakin dalam, semakin bisa meningkatkan potensi diri
BalasHapusKeren banget ini jadi kemauan anak disupport oleh orang tua pastinya diperlukan motivasi yang tinggi agar tetap menjaga semangat untuk merantau terutama kuliah di luar negeri
BalasHapusKeren banget Mba. Memang untuk biaya pendidikan anak harus kita siapkan dari anak masih kecil, jadi setelah dewasa kan gak repot. Apalagi mau kuliah ke luar negeri.
BalasHapusKerasa bener kalau pisah dengan anak ya, Mbak. Sulung saya juga sekarang kerja di Jakarta, pisah dengan anak rasanya beraat. Tapi untuk kebaikan anak kita harus kuat ya, hehehe
BalasHapusSemoga kuliah si sulung bisa dimudahkan dan dilancarkan, aamiin.
Masyallah, kok aku jadi ikutan senang ya wkwkw. Asli, melihat anak sukses menggapai mimpi dan sebagai orangtua bisa memfasilitasi dan mensupportnya, sungguh ini berkah yang sangat luarbiasa sekali
BalasHapusWah tau-tau si Mas udah kuliah aja. Kayaknya dulu baca-baca ceritanya saat masih sekolah deh. Langsung jauh pula ke Prancis. Semoga lancar studinya mas ganteng, lalu nanti dapat jurusan dan universitas impian. Sehat-sehat di sana ya. Ibunya pasti kangen berat nih
BalasHapusbener-bener kudu terbiasa mandiri dan akhirnya si Mas berhasil. kos dan udah bisa memanage waktu dan keuangan juga
BalasHapusMasyaa Allah, benar-benar menginspirasi ya Mbak. Sejujurnya saya kagum dengan orang-orang yang di perantauan. Rasanya mental mereka itu beda loh Mbak, dibandingkan kita nih yang masih bersama orang tua. Namun di mana pun bisa saja mandiri. Walau bersama orang tua sekalipun sikapnya mandiri, tetap saja mandiri.
BalasHapusMasyaa Allah , kagum sama perjuangan anak bangsa
BalasHapusLuar biasa nih mba, nyekolahin anak ke LN dengan biaya sendiri. Smg si sulung selalu sehat dan lancar studinya ya. Aamiin yra
BalasHapus