Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kulineran di Rumah Makan Teras Alun-Alun Pacitan

Rumah Makan Teras Alun-Alun Pacitan (TAA Pacitan) adalah lokasi yang saya singgahi saat pertama kali sampai di kota yang dijuluki 'Kota 1001 Gua ini'. Sebuah julukan yang disandang karena kekayaan alam dan eksotika Pacitan yang sungguh luar biasa dan sangat menawan.

Singkat cerita, dari Kediri saya dan keluarga berangkat jam 7 pagi, menempuh Jalur Lintas Selatan Jawa yakni Kediri - Tulungagung - Trenggalek - Pacitan.

Berbekal Google Maps, kami yang memang pecinta road trip dan sudah mengelilingi daratan Amerika Serikat (saat kami tinggal di sana), juga sebagian besar Jatim-Jateng-Jabar, Bali, dan Sumatera, pede menjalani tanjakan, turunan, juga kelokan tajam, di sepanjang rute ini.

Jalanannya sebagian besar mulus meski di beberapa titik sempit dan butuh ektsra kehati-hatian karena di sisinya adalah jurang menganga. Beberapa kelokan juga super tajam yang bikin pengemudi mesti menyiapkan diri jika ada kendaraan dari arah yang berlawanan. Meski lumayan bikin deg-degan, pemandangan pegunungan, pedesaan, pantai, dan perkebunan, di sepanjang jalan sungguh memanjakan pandangan.

Hingga akhirnya sekitar jam 12 siang kami sampai di pusat kota Pacitan untuk rehat makan. Sebelumnya saya googling dulu untuk cari tempat maksi hari itu. Dari sekian banyak opsi, saya pilih Rumah Makan Teras Alun-Alun, sebuah rumah makan keluarga dengan view alun-alun Pacitan yang list menunya amaaan. Artinya baik dari nama menu maupun harga sesuai angan-angan. 

Lalu apakah kenyataan sama dengan harapan?

Kulineran di Rumah Makan Taman Alun-Alun Pacitan
rooftop TAA Pacitan

Rumah Makan TAA Pacitan 


Saat pertama tiba dan tahu lokasinya, kami mikir sejenak soal dimana parkirnya. Ternyata mudah saja, kalau mau makan di TAA Pacitan ini kita bisa parkir di sepanjang sisi alun-alun Pacitan lalu tinggal nyebrang. Ada petugas parkir resmi sehingga kita enggak perlu kuatir lagi. 

Oia, sebenarnya, berderet kios di sepanjang sisi alun-alun ini. Saya baca warung-warung ini berjualan: nasi goreng, mie goreng, jadah bakar, gorengan, kopi, teh, dan cemilan lainnya...

Tapi karena area makannya terbuka, sementara di luar udara lagi panas-panasnya, saya agak mikir debunya. Sehingga pilihan tepat jika ke TAA, sambil niat ngadem  juga biar lebih nyaman istirahatnya.

Nyebrang dari tempat parkir mobil, memasuki area resto yang memiliki tempat duduk berbangku dan meja kayu juga ada yang lesehan ini, langsung terbaca tulisan pesan di sini. Jadi ternyata mesti pesan dan bayar sekalian baru nanti makanan akan diantar. Praktis sih begini, jadi kita tinggal nunggu di tempat duduk yang terletak di lantai 1, 2 dan 3.

Setelah mengambil buku menu saya sekeluarga naik ke lantai 2. Beberapa meja terisi dengan keluarga yang sedang makan, ada sekelompok remaja, juga ada yang datang berpasangan. Rame untuk ukuran rumah makan di jam makan siang.

Kami pun pilah pilih menu. Karena habis dari perjalanan, kami pesan yang aman saja bagi perut dan cepat dimakannya. Ada beragam menu pilihan sih di TAA Pacitan ini, di antaranya: Ayam Goreng Kremes (22K), Nasi Goreng Ayam (12K), Beef Steak Hotplate (17K), Nila Bakar (20K), Soto Ayam Pacitan (12K), Tahu Tuna isi 3 (6K), juga aneka minuman seperti Es Teh (3K), Es Buah (12K), dan Jus Jambu (7K).

Setelah semua memutuskan pesan apa, saya turun lagi ke lantai satu untuk memesan sekalian membayar. Dan enggak pakai lama, makanan pun tiba. Termasuk cepat pelayanannya, karena karyawan resto bukan naik turun tangga melainkan memakai semacam 'lift makanan' untuk menaikkan menu pesanan pelanggan. 

Kami pun bisa segera menikmati, steak, soto, tahu tuna, juga minuman yang kami pesan. So far so good. Sesuai harga, bahkan untuk ukuran dompet Jakarta saya, ini bikin bahagia, sebab muraaaah yaa! Sementara untuk rasanya, bisalah didatangi lagi resto ini, recommended dicoba jika teman-teman datang ke Pacitan nanti.

Taman Alun-Alun Pacitan

Rumah Makan Taman Alun-Alun Pacitan

Teras Alun-Alun Pacitan, Tempat Kulineran di Pusat Kota Pacitan


Selesai makan kami menyempatkan diri menikmati alun-alun dan pusat kota dari lantai 3 (rooftop) TAA. Sayangnya matahari lagi terik-teriknya, jadi panas pol yagesya! Ini sih pas jadi tempat menikmati senja sambil memandang keramaian kota dan bukan saat sang surya lagi di atas kepala.

Selesai pepotoan, kami pun meninggalkan rumah makan Teras Alun-Alun Pacitan yang tepatnya beralamat di Jl. Diponegoro 23, Timur Alun Alun, Kec. Pacitan, Krajan, Pacitan, Kec. Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Sebelumnya saya membeli dulu Kremes Ayam dalam toples yang berderet di dekat kasir, karena penasaran, yang ternyata enak tenan. Sayangnya enggak ada pilihan makanan khas Pacitan yang bisa dibawa pulang buat oleh-oleh bagi pengunjung seperti kami yang berasal dari luar kota. 

Oia, tersedia juga toilet dan musholla yang bersih di sini...Jadi beneran pas buat Ishoma sih TAA ini!

Meski sayangnya beberapa meja kursi terlihat sudah agak rusak, seperti lawas gitu dan perlu diperbarui. Juga, area bawah tempat kasir yang menyatu dengan dapur agak berantakan dengan barang apalah...Mungkin bisa jadi masukan bagi pengelola untuk lebih menjaga kebersihan dan kerapian area makan, demi kenyamanan pelanggan.

Well, Alhamdulillah, saya sekeluarga puas kulineran di rumah makan Teras Alun-Alun Pacitan. Dan, setelah cukup beristirahat, kami bablas ke Pantai Klayar. Salah satu pantai tercantik di sepanjang pantai Selatan, yang meski jaraknya dari pusat kota hanya 30 km-an tapi karena jalanan menuju ke sana penuh tantangan jadi mesti ditempuh dalam waktu lebih dari satu jam!

Jadi, apakah saya akan ke Pacitan lagi lain kali? Tentuuuu! Semoga kami bisa nginep dan eksplore Pacitan lebih banyak lagi!

Kalau teman-teman, sudah pernah jugakah ke Pacitan?💖



Happy Traveling

Dian Restu Agustina


Alun-Alun Pacitan

Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

17 komentar untuk "Kulineran di Rumah Makan Teras Alun-Alun Pacitan "

  1. Dari semua menu yang dipilih aku paling penasaran sama sotonya karena ada embel-embel pacitannya. Mestinya khas dan seumur-umur aku belom pernah makan dan penasaran ini sotonya lebih mirip ke soto mana? apa Lamongan, Jakarta atau malah soto Palembang? karena sekilas liat tampilannya mirip terutama di kuahnya :) Semoga nanti bisa main ke Pacitan dan icip langsung amiiiin.

    Mau OOT dulu. Bujang paling gede mirip sama Rian Ardianto pemain ganda bulutangkis kita ya :D

    BalasHapus
  2. Seru emang road trip itu ya mbak, apalagi kalau ketemu sama partner yang satu frekwensi.
    Sepanjang jalan bisa lihat sesuatu yang baru, makan makanan yang baru.
    Duuh aku jadi kangen mobilan jarak jauh ...

    BalasHapus
  3. Saya belum pernah ke Pacitan mbak, tapi sering dapat cerita dari teman-teman yang pernah tugas ke sana, pantainya cantik-cantik, tapi emang jalan menuju ke sana terjal berliku.

    Kalau tempat makannya di dekat alun-alun gini, jadinya mudah dijangkau ya. Kayaknya emang mesti balik ke situ deh mbak, makanannya murah-murah. tapi pilih waktunya menjelang maghrib.

    BalasHapus
  4. Belum pernah ke Pacitan akutu. Cuma memang masih ingin menjelajah ke sana. Dulu pas mama dan bapakku kerja di Perusahaan Triplek di Kalimantan, ada banyak teman yang dari Pacitan. Pinginnya sekalian berkunjung ke mereka gitu.

    Nggak terlalu mahal sih ya, mbak. Makanannya juga menggiurkan banget.

    BalasHapus
  5. Kota Pacitan saya cuma lewat aja. Jadi pengen dan penasaran kan pengen juga kulineran di TAA Pacitan ini. Pengen coba nila bakarnya itu. Juice buah juga terjangkau ya masih di bawah 10k
    Semoga saya bisa berkesempatan main ke Pacitan juga

    BalasHapus
  6. Aihh saya penasaran mbak, soto Pacitan itu seperti apa ya? Pakai santan atau bening. Isiannya banyak kah mbak?

    BalasHapus
  7. Itu menarik deh barisan kata-kata di huruf PACITAN. Tadinya saya pikir sekadar warna. Ternyata nama-nama makanan. Saya sampai bacain satu per satu hehehe.

    BalasHapus
  8. Salfok sama harganya, bisa murah gitu ya di Pacitan. Enak-enak gak mbak? Next kalau mudik jadi pengen mampir. Pacitan kota sih ga jauh dari Baturetno yg ke arah Wonogiri itu lho hehe

    BalasHapus
  9. Penasaran dnegan cita rasa makanannya yang nampak menggugah selera, apalagi soto-nya. Harganya ramah kantong banget. Dicatat nih, kalau main ke Pacitan juga kudu kulineran di TAA Pacitan ini.

    BalasHapus
  10. Dulu, saat masih jadi TA Kemenparekraf di 2011-2014, saya ke Pacitan tuh bisa 3-4 kali dalam setahun karena memang tugas utama saya adalah mengembangkan dunia kreatif di sana. Pacitan saat itu sudah berkembang pesat karena Presiden kita, saat itu, berasal dari sana. Tempat-tempat wisatanya semua dipercantik dengan akses jalan yang berkualitas dan sangat memudahkan. Mulai dari pantainya, gunung, goa, hingga wisata kuliner. Program percepatannya bagus banget bahkan hingga melahirkan DNA khusus untuk batiknya. Punya ciri khas tersendiri setelah sebelumnya berikblat ke batik Jogya dan Solo.

    Di masa saya sering ke sana, alun-alun sedang digiatkan. Tenda-tenda kecil dipasang seputaran alun-alun dengan ragam tawaran makanan dan minuman yang murah meriah. Seru juga nongkrong di sana sore hingga malam hari. Kalau soal makan besar, saya biasanya ke sebuah warung kecil yang berada di depan kantor Kecamatan (lupa namanya). Warung ini khusus melayani sajian ikan. Arahnya di pinggir jalan jalur antar provinsi. Duuhh Mbak, saking enaknya, saya jadi ketagihan. Tiap malam saya makan di sana setelah seharian ngajar. MashaAllah jadi pengen ke Pacitan.

    BalasHapus
  11. Seru kalau perjalana darat bareng keluarga begini ya, Mbak Dian. Terus bisa mampir-mampir juga. salah satu di alun-alun Pacitan. dari daftar menu dan harganya, masih pas di hati dan kantong, Mbak hehehe. setelah menyantap makanan pesanan, boleh tuh, langsung main ke alun-alaun dulu sebelum lanjut perjalanan.

    BalasHapus
  12. Wah seru banget ini, main ke alun-alun dan lalu makan di sana. Kegiatan aku sama anak-anak banget deh ini. Ke mana pun pergi, pasti kudu makan. Dan iya, makanan yang paling banyak dipilih pasti kayak gitu juga. Terjamin enak dan praktis ya.

    BalasHapus
  13. Seneng banget bacanya
    Traveling bareng keluarga, impian banget tuh
    Saya juga pingin keliling Jatim, karena jika ke Jatim hanya ke Surabaya
    Pernah sih dulu melintas ke Bali, sewaktu anak-anak masih kecil.

    BalasHapus
  14. Wah sayang juga kalo ndak ada yang bisa dijadikan oleh². Tapi kalo kremes ayamnya dibeli buat dibawa pulang boleh x mbak, eh heheh. Kan bisa menikmati kelezatannya pas sampe di Jakarta

    BalasHapus
  15. Waaahhh jadi kangen pantai Klayar, sayang banget dulu ke sana, nggak mampir ke alun-alun Pacitan, ternyata bisa kulineran enak juga di sini.
    Btw seru ya trip bareng kayak gini, apalagi anak-anak udah pada gede-gede, benar-benar bisa menikmati setiap waktu perjalanan, termasuk kulinerannya

    BalasHapus
  16. Amazing sama harganyaa..
    Suka banget makan di Teras Alun-Alun Pacitan karena tempatnya adeemm.. kebayang pas perjalanan, panas dan cukup melelahkan, jadi terobati dengan makan dan ishoma di Teras Alun-Alun Pacitan.

    BalasHapus
  17. Harga makanan dan minumannya masih ramah di kantong banget ya mbak. Dari semua menu aku penasaran dengan soto pacitan. Kok, aku liat kayak ada sawi hijau gitu.

    BalasHapus