Mengunjungi Gua Jatijajar
Gua Jatijajar adalah sebuah gua kapur yang terletak di Kebumen, Jawa Tengah yang sudah pernah saya kunjungi saat kecil bersama orang tua saya. Nyaris 40 tahun kemudian, saya datang lagi ke gua yang menjadi destinasi wisata terkenal karena keindahan formasi stalaktit dan stalagmitnya, serta adanya aliran sungai bawah tanahnya ini, bersama suami dan kedua anak kami.
Nah, menurut sejarahnya gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Djayamenawi. Terletak di Desa Jatijajar Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dengan jarak tempuh sekitar 23 kilometer dari arah Gombong ke selatan, gua punya luas 5,5 hektar, tinggi 24 meter, lorong sepanjang 250 m, dengan lebar dan tinggi rata-rata 15-25 m, yang membuatnya dapat dimasuki oleh wisatawan dengan mudah.
Selain diorama memang ada sungai bawah tanah yang masih aktif di dalam Gua Jatijajar dengan beberapa sendang, yang letaknya berkisar antara 1-3 m di bawah lorong utama. Beberapa sendang di antaranya Sendang Kantil, Sendang Mawar, Sendang Puserbumi, dan Sendang Jombor.
🔖Edukasi dan Pengetahuan Geologi
🔖Pengalaman Berpetualang
Mengunjungi Gua Jatijajar bukan hanya untuk rekreasi, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual, pengetahuan, dan kesehatan secara keseluruhan. Oh ya karena masih ada sungai bawah tanah di dalamnya, maka di beberapa titik ada area yang berbahaya karena deras arusnya dan licin jalannya.
Maka, berikut beberapa tips untuk mengunjungi Gua Jatijajar yang perlu diperhatikan:
✔️Pilih Waktu Kunjungan yang Tepat
✔️Siapkan Uang Tunai
Nah, dengan tips tadi, teman-teman bisa menikmati pengalaman berwisata di Gua Jatijajar dengan aman dan nyaman. Oh ya, karena ada yang bikin saya kecewa berat saat di sana, berikut beberapa saran dan kritik yang mungkin bisa meningkatkan pengalaman wisata di Gua Jatijajar.
🔆Peningkatan Informasi dan Panduan
Dengan adanya peningkatan fasilitas dan pengelolaan, Gua Jatijajar dapat terus menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi, baik dari segi edukasi, budaya, maupun keindahan alamnya.
Ke depan, Gua Jatijajar akan terus dikembangkan dengan penambahan layanan dan wahana baru berkonsep “Wisata Sejuta Pesona”. Pengunjung akan menikmati berbagai fasilitas, seperti sepeda listrik untuk menuju gua, wisata air yang mencakup kolam renang anak-anak, bebek air, dan kano.
Lokasi:
Tapiiiii...Tak seindah bayangan!!
Dibandingkan dengan saat pertama datang, Gua Jatijajar yang masih alami, asli, nyaman dikunjungi, kini menjadi gua dengan banyak coretan di dindingnya, hilang keasliannya dan kurang nyaman bagi wisatawan karena banyaknya pedagang asongan yang jualannya setengah memaksa, anak-anak yang meminta uang, pedagang di area gua yang terlalu banyak jumlahnya hingga nampak kumuh dan riuh,....
Duh, saya kecewa!
Nyesek rasanya, jika tempat wisata yang mestinya bisa jadi destinasi yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi, baik dari segi edukasi, budaya, maupun keindahan alamnya ini tapi malah rusak begini.
Sungguh sayang jika obyek wisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya karena dikaitkan dengan legenda Raden Kamandaka dari cerita Lutung Kasarung ini jadi bikin orang enggan mengunjungi karena ketidaknyamanan yang dirasakan!
Kesan Pertama di Gua Jatijajar
Nah, menurut sejarahnya gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Djayamenawi. Terletak di Desa Jatijajar Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dengan jarak tempuh sekitar 23 kilometer dari arah Gombong ke selatan, gua punya luas 5,5 hektar, tinggi 24 meter, lorong sepanjang 250 m, dengan lebar dan tinggi rata-rata 15-25 m, yang membuatnya dapat dimasuki oleh wisatawan dengan mudah.
Well, kami ke gua ini setelah sehari sebelumnya berkunjung ke Pantai Klayar Pacitan. Perjalanan menuju gua, sejatinya sudah bikin illfeel. Jalanan beraspal yang sudah mengelupas sehingga ada lubang menganga baik besar maupun kecil. Dan itu enggak cuma beberapa meter saja, tapi panjaaang, membuat kami terguncang-guncang.
Sesampainya di area, langsung ke tempat parkir. Ada bapak-bapak dengan jari penuh akik besar-besar ngetuk-ngetuk kaca pakai akiknya, kenceng pula...gara-gara kami masih beberes itu ini dan belum keluar juga. Ternyata dia tuh mau nagih uang parkir.... Meski hanya 10 ribu saya kezel dengan caranya haha
Kami pun turun dan mencari toilet..nemu jejer-jejer yang dikelola penduduk yang ya begitulah kondisinya.
Keluar dari sana menuju loket tiket kami dah ditempel sama dua anak kecil perempuan menawarkan tisu. Mereka nempel sampai nyaris narik-narik tas saya hingga di mulut gua. Padahal sudah saya tolak baik-baik tapi keukeuh mereka...
Oh ya, sebelum sampai ke Gua Jatijajar kita akan lebih dulu menemui Gua Dempok dengan panjang 130 m, dan ketinggian rata-rata 10 meter, dengan lebar 8-9 meter. Gua ini sebagai pintu masuk Gua Jatijajar yang merupakan gabungan antara gua alam dan gua buatan.
Sejak memasuki area pintu Gua Dempok lanjut ke Gua Jatijajar, memandang ka atas/ke dindingnya penuh dengan coretan...dan itu sampai ke dalam, ke area yang tinggi pun ada, sampai mikir ...ini apa enggak ada pengawasan ya kok bisa setinggi itu ada coretannya.
Syukur hati terhibur dengan adanya beberapa diorama dan patung yang menggambarkan cerita legenda gua Jatijajar yang nampak bersinar karena telah dilengkapi dengan penerangan.
Rutenya pun sudah bagus dibandingkan beberapa dekade lalu karena telah dibuat jalur yang memudahkan pengunjung untuk menjelajah dengan aman dan nyaman. Enggak itu saja, petunjuk-petunjuk juga lengkap di sertakan pada diorama juga tempat-tempat lain yang ada.
Keberadaan sendang ini membuat aura Gua Jatijajar nampak magis karena suara air yang jadi backsound saat pengunjung berkeliling. Ada banyak yang percaya air ini membawa manfaat seperti bikin awet muda sehingga pengunjung pun antri mencuci muka di sana. Ada nampak juga bunga seperti sesajen di beberapa titik di gua, dengan maksud dan tujuan tertentu pastinya.
Percaya atau enggak, monggo ya...
Nah, keluar dari area gua pengunjung akan melewati deretan pedagang makanan dan minuman yang banyaknyaaaa....Sehingga nampak ruwet di antara beberapa wahana permainan anak. Ada remaja-remaja laki-laki teriak-teriak minta dilempar koin ke kolam biar mereka pungutin. Teriaknya maksa...dan ngatain apa gitu ke saya karena enggak mau ngasih.
Jalan keluar gua dibuat memutari wahana dan area pedagang UMKM yang juga terlalu banyak menurut saya sehingga berkesan kumuh dan riuh.
Beruntung di jalur keluar nemu pedagang tempe mendoan (mentah) yang memang makanan khas daerah sini, jadi borong deh buat oleh-oleh pulang ke Jakarta..dan ini juga bikin memudar kecewa saya, karena enak tenaaan mendoannya!
Manfaat Mengunjungi Gua Jatijajar
Well, mengunjungi destinasi wisata seperti gua memberikan berbagai manfaat, baik dari segi fisik, mental, maupun edukasi, karenanya selalu saya dan suami masukkan ke itinerary terutama jika bepergian dengan anak-anak kami. Di antaranya kami pernah mengunjungi Gua Sunyaragi Cirebon, dan Gua Bangkang Lombok
Nah, berikut beberapa manfaat lengkapnya:
🔖Edukasi dan Pengetahuan Geologi
Gua ini menawarkan kesempatan untuk belajar tentang formasi batuan, stalaktit, stalagmit, dan mempelajari proses alami yang berlangsung selama ribuan tahun dalam pembentukan gua kapur.
🔖Menghargai Budaya Lokal
🔖Menghargai Budaya Lokal
Ada nilai budaya, terutama dalam legenda Raden Kamandaka pada sejarah gua. Mengunjunginya akan memberikan kesempatan untuk memahami cerita rakyat dan mitos yang terkait dengan kebudayaan Jawa.
🔖Relaksasi dan Penghempas Stres
🔖Relaksasi dan Penghempas Stres
Berwisata alam seperti ke gua dapat memberikan ketenangan. Suasana alami dan suara gemericik air sungai bawah tanah dan sendang di dalam gua membantu mengurangi stres dan menenangkan pikiran.
🔖Meningkatkan Kesehatan Fisik
🔖Meningkatkan Kesehatan Fisik
Menjelajahi gua melibatkan aktivitas fisik seperti berjalan dan menelusuri jalur gua, yang baik untuk kesehatan tubuh dan menjaga kebugaran. Apalagi di gua Jatijajar yang punya lorong panjang.
🔖Pengalaman Berpetualang
Destinasi alam yang unik seperti gua memberikan pengalaman petualangan tersendiri yang bisa menambah rasa eksplorasi dan tantangan, terutama bagi mereka yang menyukai wisata alam.
🔖Menghargai Keindahan Alam
🔖Menghargai Keindahan Alam
Gua Jatijajar menawarkan pemandangan alam yang istimewa dengan formasi batuan yang unik sehingga bisa meningkatkan apresiasi terhadap keindahan dan keajaiban alam dan memupuk rasa syukur pada Allah SWT
Tips Mengunjungi Gua Jatijajar
Mengunjungi Gua Jatijajar bukan hanya untuk rekreasi, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual, pengetahuan, dan kesehatan secara keseluruhan. Oh ya karena masih ada sungai bawah tanah di dalamnya, maka di beberapa titik ada area yang berbahaya karena deras arusnya dan licin jalannya.
Maka, berikut beberapa tips untuk mengunjungi Gua Jatijajar yang perlu diperhatikan:
✔️Pilih Waktu Kunjungan yang Tepat
Sebaiknya datang pada pagi hari untuk menghindari keramaian dan lebih leluasa menjelajah gua. Hindari datang saat musim hujan, karena jalur dalam gua bisa menjadi lebih licin dari biasanya.
✔️Pastikan Kondisi Fit
Mengingat panjangnya rute dari gerbang/parkiran kendaraan hingga pintu keluar, yang naik turun, berkelok-kelok jalannya sehingga butuh fisik yang prima.
✔️Kenakan Pakaian dan Sepatu yang Nyaman
✔️Kenakan Pakaian dan Sepatu yang Nyaman
Gunakan sepatu yang tepat untuk jalanan licin, dan pakaian yang nyaman untuk perjalanan.
✔️Jaga Kebersihan
✔️Jaga Kebersihan
Selalu bawa sampahmu kembali keluar. Jaga kebersihan gua untuk kelestarian dan kenyamanan pengunjung lainnya. Juga jangan corat-coret lah ya.
✔️Siapkan Uang Tunai
Beberapa fasilitas atau warung di sekitar gua mungkin tidak menerima pembayaran via QRIS dllnya layaknya di Jakarta, jadi siapkan uang tunai untuk tiket masuk atau membeli oleh-oleh yaa...
✔️Patuhi Aturan di dalam Gua
✔️Patuhi Aturan di dalam Gua
Selalu ikuti panduan/petunjuk yang ada. Jangan menyentuh stalaktit dan stalagmit karena dapat merusak formasi alami tersebut. Dan berjalan sesuai rutenya. Enggak usah coba masuk ke area yang memang tidak membolehkan pengunjung memasukinya.
✔️Bawa Air Minum
✔️Bawa Air Minum
Udara di dalam gua bisa lembap dan panas, jadi pastikan kamu terhidrasi dengan baik selama perjalanan dengan minum air yang cukup.
Saran dan Kritik untuk Gua Jatijajar
Nah, dengan tips tadi, teman-teman bisa menikmati pengalaman berwisata di Gua Jatijajar dengan aman dan nyaman. Oh ya, karena ada yang bikin saya kecewa berat saat di sana, berikut beberapa saran dan kritik yang mungkin bisa meningkatkan pengalaman wisata di Gua Jatijajar.
🔆Peningkatan Informasi dan Panduan
Menyediakan pemandu (saya tidak tahu ada atau tidak, tidak ditawari waktu di situ) atau panduan audio yang menjelaskan formasi batuan, sejarah gua, serta legenda Raden Kamandaka akan membuat kunjungan lebih edukatif.
🔆Fasilitas Kebersihan yang Lebih Baik
🔆Fasilitas Kebersihan yang Lebih Baik
Penyediaan lebih banyak tempat sampah di area wisata dan penyediaan toilet umum yang bersih akan membuat pengunjung merasa lebih nyaman.
🔆Pengembangan Area di Sekitar Gua
🔆Pengembangan Area di Sekitar Gua
Meningkatkan fasilitas di sekitar gua seperti restoran, tempat duduk, atau taman bermain untuk keluarga bisa menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan kenyamanan.
🔆Peningkatan Kesadaran tentang Pelestarian Alam
🔆Peningkatan Kesadaran tentang Pelestarian Alam
Kampanye atau program kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian gua bisa digalakkan, misalnya melalui poster, pemandu wisata, atau program edukasi bagi wisatawan, pedagang dan terutama warga sekitar.
🔆Meningkatkan Aksesibilitas
🔆Meningkatkan Aksesibilitas
Akses menuju gua bisa lebih diperhatikan, seperti perbaikan jalan menuju gua agar lebih nyaman untuk kendaraan wisatawan.
Sepulang dari Gua Jatijajar maksi di Bakmi Nyemek Bu Trimo 3: makan mie nyemek, mendoan dan es kunyit asem. Enak tenaaan! |
Penutup
Dengan adanya peningkatan fasilitas dan pengelolaan, Gua Jatijajar dapat terus menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi, baik dari segi edukasi, budaya, maupun keindahan alamnya.
Nah, syukurnya info terbaru saat saya cek berita terkait Gua Jatijajar (di portal: kebumen24.com) sebelum menulis artikel ini, ternyata guanya kini memasuki era baru di bawah pengelolaan swasta, sejak 19 Agustus 2024, H. Agan Suhari, Wakil Tanfidziyah PCNU Kebumen, dipercaya sebagai pihak ketiga untuk mengembangkan dan mengelolanya.
Ke depan, Gua Jatijajar akan terus dikembangkan dengan penambahan layanan dan wahana baru berkonsep “Wisata Sejuta Pesona”. Pengunjung akan menikmati berbagai fasilitas, seperti sepeda listrik untuk menuju gua, wisata air yang mencakup kolam renang anak-anak, bebek air, dan kano.
Rencananya, ada juga fasilitas Video Tron/LCD serta pengembangan area Sendang Mawar dan lainnya sehingga diharapkan Gua Jatijajar dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang menarik perhatian wisatawan dan memberikan manfaat besar bagi ekonomi lokal.
Ah...semoga saja di bawah pengelola baru nanti, Gua Jatijajar makin bersinar dan kembali terjaga kelestariannya sehingga bisa dinikmati generasi-generasi berikutnya.
Kalau teman-teman samakah seperti saya, senang juga menjelajah wisata alam misalnya gua?
Saya sendiri masih punya list panjang berbagai destinasi di Indonesia. Di antaranya ingin menyaksikan sendiri kemegahan Ibu Kota Nusantara (IKN) seperti yang diceritakan Blogger IKN dan Influencer IKN di blog dan sosial medianya. Semogaaaa!💕
Lokasi:
Gua Jatijajar
Jl. Jatijajar, Palamarta, Jatijajar, Kec. Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Jl. Jatijajar, Palamarta, Jatijajar, Kec. Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Happy Traveling
Dian Restu Agustina
Semoga pengelola barunya amanah ya JD kalo berkunjung kesana kelak bisa menikmati berbagai fasilitas yang akan di kembangkan termasuk keberadaan video tron nanti. Semoga panjang umur bisa kesana kelak😍
BalasHapusUdah lama banget deh ga pernah berkunjung ke Kebumen, terakhir ke sana kayaknya 15 tahun yang lalu. Kangen makan sate yang pake ruji itu sama ke pantai yang bersih banget, lupa namanya. Thanks for sharing, kak.
BalasHapusKarena cenderung "sensitif" saya sering kali menghindari wisata ke goa. Sebelum masuk sudah merinding dan badan terasa "lelah" saat keluar. Mungkin karena terbatasnya oksigen di dalam goa ya Mbak. Dulu sekali, waktu masih mengajar di Pacitan selama 4 tahun, saya malah seringan ke pantai-pantainya ketimbang ke banyak goa yang ada.
BalasHapusSaya juga turut sedih Mbak lihat wisata alam dibully keindahannya. Kok tega orang melakukan itu ya dan betapa longgarnya pengawasan terhadap para pengunjung. Nawar-nawarin dagangan, apalagi sampai memaksa, juga bikin ilfil deh. Padahal jika mereka jualan rapi sembari duduk, kita juga niat mampir. Urusan sampah juga bikin kesel ya. Keindahan tempat jadi menurun dan kita pun pasti terganggu kenyamanannya. Semoga dengan dipindah tangankan pengurusannya kepada H. Agan Suhari, Goa Batujajar bisa terurus dengan lebih layak dan tampil dengan kondisi yang jauh lebih baik dari saat Mbak Dian berkunjung.
Sayang banget ya secara gua Jatijajar ini sudah terkenal nasional bahkan mancanegara. Mungkin pemerintah daerah kurang perhatian. Padahal aset berharga sejarusnydiowgang tehih penuh kedisiplinan supaya semakin nyaman pengunjung semakin banyak yang berdatangan
BalasHapusKelemahan destinasi wisata kita emang perawatan ya?
BalasHapusWalau pengunjungnya banyak dan tiket masuknya lumayan
Tetep aja kurang merhatiin perawatan
Kaya gak niat untuk menarik minat turis asing
Gua stalagtit-stalagmit gini harus dirawat bener dan jangan sampai divandal sama pengunjung yah. Pernah masuk ke gua sejenis gini di hutan jati sekitar Blora, tapi banyak kelelawar jadi bau kotoran kelelawar sih.
BalasHapusLuas ga ya Gua Jatijajar ini? Harus hati-hati jalan nih kalau aku, takut kepleset atau tersandung.
Iyaa jadi inget dulu pas jaman kecil gua jatijajar jadi salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi kalo liburan yaa,,,
BalasHapusMeskipun sekarang sudah ada revitalisasi namun sayang banget masih ada aksi vandalisme di dalamnya..pedagang yang terlalu banyak dan terkesan memaksa juga bikin pengunjung merasa tdk nyaman..semoga dengan pengurus yang baru gua jatijajar bisa semakin cantik dan nyaman
Waktu ke Kebumen Aku juga sempat mengunjungi Gua Jatijajar
BalasHapusSaat itu syukurnya cukup kondusif. Tapi memang agak bikin jengah dgn penjual lokal yg memaksa di tempat wisata. Aku pernah alami tp di destinasi lainnya. hanya agak kesulitan utk pengambilan gambar di dlm gua karna memang sangat gelap
Wah saya kalau daerah Jawa tuh belum pernah ke daerah yg bukan kota besar. Seperti Kebumen. Baca cerita mba Dian, sayang bangaet ya kalau tpat wisata dirusak sama corat coret orang orang ga bertanggungjawab. Kok yaa ga ngerti keindahan alam tuh kudu dijaga.
BalasHapusSemoga ada perbaikan setelah ini di gua Jatijajar walaupun saya belum pernah berkunjung ke sana. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung kesana
BalasHapusYah... Saya kecewa setelah membaca cerita Mbak Dian saat ke Goa Jatijajar. Saya terakhir ke sana tahun 2022 dan itu ga ada anak-anak maksa. Terus tukang parkir ga sabaran. Jadi memang harus ditertibkan lagi biar pengunjung nyaman
BalasHapusSayang ya mbak kalau nggak dirawat.. Takut akan punah dan tidak bisa dikunjungi oleh anak cucu nantinya. Suka sedih jika tempat wisata dicoret coret
BalasHapusSebenarnya goa Jatijajar ini cantik dan menarik untuk dikunjungi ya mnak
BalasHapusSemoga kedepannya pengelolaannya lebih meningkatkan pelayanan, biar mskin banyak orang yang berkunjung kesini
Semoga dibawah kepengurusan yang baru, goa jati jajar jadi lebih baik dan lebih bersih sehingga nyaman untuk dikunjungi.
BalasHapusIni Goa yang terkenal bahkan sejak saya masih kecil, tapi blm pernah ke sana. Tapi saya takut masuk gua, pikirannya dah traveling kemana mana
BalasHapusJadi mencoba mengingat kembali, dulu rasanya pernah juga ke gua jatijajar ini semasa kecil. Tapi memang setelah melihat dan baca pemaparan Mbak Dian, sepertinya berbeda sekali ya kondisinya. Mungkin karena sudah cukup terkenal dan dikomersialisasi jadi banyak hal-hal yang perlu diperbaiki juga ya. Termasuk salah satunya kurang pengawasan oleh pengelola. Mudah-mudahan dengan pengurus yang baru, segera ada peningkatan ya.
BalasHapusDulu waktu kecil pernah beberapa kali ke Gua Jatijajar. Di era.belum terpapar medsos, Gua Jatijajar dulu tuh terkenal banget yaaa. Sampai penuh gitu. Pas baca cerita mbak saya kok jadi prihatin. Tempat wisata legend yang sampai sekarang masih eksis mengalami penurunan perawatan kualitas gitu. Padahal itu potensial pendapatan daerah kan ya. Plus jadi image daerah.
BalasHapusSemoga aja ya setelah ada pengelola baru yang lebih pro, Gua Jatijajar bisa makin apik.
BalasHapusHeran juga loh dengan yang nyoret2 itu, apaaa sih yang ada di pikirannya kok bisa2nya melakukan vandalisme gitu. Ikutan sedih aku mbak.
wahs aya suka sekali dengan wisata gua mba Dian, kayaknya kalau ke sana wajib ngunjungin tempat wisata ini, selalu menarik dan penasaran dengan sejarah dan ceritanya
BalasHapusAku jadi parno sendiri mau ke tempat wisata yang "ramai" dan "berisik" seperti ini.
BalasHapusJadi berasa ga nyaman karena warlok punya kebiasaan sendiri dan bisa jadi beda sama kebiasaan pengunjung, jadi asaa.. serem.
Iyayah, jadi pingin tau kisah Gua Jatijajar, seandainya ada guide yang membantu.
Tapi di dalam gua ada patung-patung gitu.. nambah bikin merinding. Huhuhu, suka ovt gitu akutu..
Diaroma yang ada tuh menggambarkan tentang apa ya mba. btw kok ikut kesel ma tukang parkirnya ya hehe
BalasHapus