Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Kuretase di RSPP

Gaess...hari Rabu, seminggu yang lalu, saya menjalani tindakan kuret/kuretase di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).

Eitsss...jangan berpikir dulu kalau saya hamil lalu keguguran ya. 

Bukaaan! Lagian udah tutup ini pabriknya.😆 

Juga, saya dan suami pendukung program BKKBN - Keluarga Berencana yang kini slogan terbarunya adalah "Dua Anak Lebih Sehat", jadi dua anak bagi kami cukup yaa...

Nah balik ke kuret tadi, ceritanya bulan September lalu saya menstruasi lamaaaa dan banyaaak keluarnya. Ada keluar pula gumpalan-gumpalan darah gitu sampai lemes saya tuh 

Sekitar 2 minggu saya mens yang awalnya saya kira sebuah gejala jelang pra-menopause (usia saya 48 tahun, btw) 

Akhirnya hari Senin, saya memutuskan periksa ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.

Setelah diperiksa via USG ternyata penyebabnya adalah adanya penebalan dinding rahim sekitar 30 mm, sehingga dokternya, dr. Triani Ismelia, SpOG menyarankan operasi kuret dalam waktu secepatnya.

Selasa pagi saya dikabari, diminta bersiap ke RS karena sudah ada jadwal di Rabu pagi untuk prosedur kuretase yang berasal dari kata "kuret" yang sejatinya adalah nama sebuah alat operasi untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim ini. 

Lalu bagaimana proses kuret saya? Sakit enggak sih ya? Berapa biayanya?

Yuks, simak pengalaman saya ya...!

Biaya kuret di RSPP

Kuret Adalah...


Well, kuret dikenal sebagai prosedur yang perlu dijalani oleh seorang wanita ketika mengalami keguguran. 

Namun, sebenarnya bukan hanya itu fungsi kuret. Biasanya kuret juga dilakukan untuk membantu diagnosis, dilakukan pada orang dengan kondisi:
  • Perdarahan abnormal dari rahim
  • Perdarahan setelah menopause
  • Memiliki sel endometrium abnormal pada saat pemeriksaan pap smear
Nah, dengan melakukan kuret untuk keperluan diagnosis, maka beberapa penyakit atau kelainan dapat terdeteksi lebih akurat, seperti hiperplasia endometrium, kanker rahim, miom, polip rahim, dan pertumbuhan jaringan abnormal di rahim.

Kuret termasuk dalam tindakan operasi kecil yang meskipun tidak memerlukan pembedahan besar, tetap memerlukan prosedur invasif di mana alat khusus (kuret) digunakan untuk mengangkat jaringan dari rahim. Biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik dengan anestesi lokal atau umum, tergantung pada kebutuhan pasien. 

Prosedur kuretase ini relatif singkat, tetapi seperti operasi lainnya, juga memiliki risiko seperti infeksi, perdarahan, atau komplikasi lainnya, meskipun jarang.

Persiapan Sebelum Kuret


Nah, sesampainya di RSPP saya pun melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan tubuh cukup sehat untuk menjalani kuret, yakni dengan menjalani:

✔️Tes darah ke laboratorium: untuk memeriksa kadar gula darah, dll
✔️Rontgen dada ke radiologi: untuk memeriksa kesehatan paru-paru 
✔️Elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan jantung oleh dokter spesialis di poli jantung: untuk memeriksa kesehatan jantung

Sembari menunggu hasil saya mengurus pendaftaran kamar/administrasi, ambil koper/perbekalan dari mobil di parkiran, juga  menukar KTP dengan kartu tunggu pasien.

Semua saya lakukan sendiri, berangkat ke RS pun nyetir sendiri, tanda tangan semua berkas sendiri, sampai staf dan suster beberapa kali memastikan "Ibu sendirian?" 😆

Semua oke, saya pun masuk kamar, berganti pakaian pasien dan rebahan sambil nunggu suami sampai di RS sepulang kerja untuk nginap di sana menemani saya.

Malamnya, ada pemeriksaan oleh dokter anestesi yang akan bertugas saat operasi esok hari. Saya diingatkan untuk puasa mulai pukul 3 pagi (jadi 6 jam puasa sebelum operasi)

Suster juga memberi saya sabun antiseptik untuk digunakan mandi dan keramas besok pagi sebelum operasi. Saya juga dipinjami alat cukur elektrik untuk membersihkan bagian kewanitaan karena prosedur kuret akan dilakukan di area itu.

Prosedur Kuretase di RSPP


Paginya pukul 8, setelah bebersih sesuai petunjuknya, saya dipasangi infus lalu diantar untuk disiapkan ke ruang operasi yang berada di bangsal kebidanan. 

Ada 2 bidan yang membantu saya persiapan tindakan kuret ini, saya ditanya-tanya data medis seperti: ada hipertensi? Ada DM? Hamil berapa kali? Melahirkan dengan cara apa aja? Ada alergi obat? Dllnya...Juga disiapkan segala sesuatunya..

Asliiii...saya deg-degan, sambil nunggu dokter datang posisi saya sudah siap macam ibu lahiran spontan.

Dokter Spesialis Anestesi tiba bersama asistennya lalu mulai bekerja. Berbeda dengan saat saya dibius pada operasi kista ateroma yang lewat masker obat biusnya. Kali ini biusnya lewat suntikan via infus saja. 

Dokter SpOG juga dah siap-siap menunggu obat bius bekerja dan dalam hitungan detik saya tertidur dengan pulasnya.

Nha, dari referensi saya dapatkan, prosedur kuret memang diawali dengan pemberian obat bius kepada pasien. Setelah itu, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan membersihkan leher rahim menggunakan antiseptik. Tahapan selanjutnya:

  1. Dilatasi: dilakukan pelebaran leher rahim menggunakan obat atau dengan menempatkan alat bernama laminaria yang akan menyerap cairan pada leher rahim dan mengembang, sehingga dapat melebarkan leher rahim untuk mempermudah proses kurat.
  2. Kuretase: pengangkatan isi rahim dan lapisannya dengan alat tipis seperti sendok bernama kuret. Dokter akan menghisap jaringan yang tersisa di dalam rahim menggunakan alat yang bernama kanula.
Sekitar 30 menit saya dibangunkan bu bidan. Ternyata dah kelar tindakan. Setelah memastikan semua baik-baik saja kedua dokter pun berpamitan. Saya akan diobservasi sekitar 4 jam jika tidak ada komplikasi pasca operasi saya diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.

Saya diberi oleh-oleh souvenir IUD (terakhir pasang IUD di RSPP pada tahun 2022). IUD-nya memang sekalian dilepas oleh Dokter Triani berbarengan kuret ini. Selain itu saya (dan suami) juga ditunjukkan sampel jaringan yang tadi diambil untuk kemudian diuji di laboratorium.

Oh ya, untuk biaya tindakan kuretase saya di RSPP ini sebesar 20 jutaan. Semua biaya ditanggung asuransi dari kantor suami.
Alhamdulillah prosedur kuret di RSPP ini berjalan lancar, tinggal perawatan pasca-operasinya. Ya, setelah menjalani tindakan kuret, penting untuk merawat tubuh dengan baik agar pemulihan berjalan lancar. Berikut beberapa tips pasca-operasi kuret:

  1. Istirahat yang cukup, hindari aktivitas fisik yang berat. Saya dibekali dokter: surat keterangan sakit selama 7 hari yang saya serahkan ke pak suami sebagai pemberi cuti😆
  2. Hindari mengangkat beban berat selama pemulihan, juga aktivitas yang memerlukan banyak tenaga.
  3. Perhatikan perdarahan: biasanya normal selama beberapa hari setelah kuret. Jika perdarahan sangat banyak segera hubungi dokter.
  4. Jaga kebersihan area intim, gunakan pembalut untuk menyerap perdarahan, dan hindari aktivitas seksual sesuai anjuran dokter.
  5. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter. Saya diresepkan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi
  6. Waspadai tanda-tanda infeksi: seperti demam, nyeri yang bertambah, bau tidak sedap dari area vagina, atau perdarahan berlebihan, segera konsultasikan ke dokter.
  7. Konsumsi makanan yang kaya nutrisi, seperti buah, sayuran, protein, dan air yang cukup, untuk membantu tubuh pulih lebih cepat.
  8. Pastikan untuk mengikuti jadwal kontrol dengan dokter, guna memantau pemulihan

Kontrol Pasca Operasi Kuret


Nah, hari ini jadwal kontrol pasca-operasi kuret saya. Alhamdulillah kondisi terkini aya makin pulih, meski masih merasa kurang nyaman pada bagian perut bawah - kadang agak nyeri, dan masih ada keluar darah tapi sedikit sekali (tidak butuh pembalut)

Hasil pemeriksaan jaringan di laboratorium yang dibacakan dokter menunjukkan diagnosis klinik: Hiperplasia Endometrium - Non Atipik (penebalan pada dinding rahim - tidak tampak tanda ganas)

Alhamdulillah.

Oh ya, dokter menyarankan saya untuk stop makan: kedelai dan turunannya, menghindari makanan berlemak, makanan instan dan makanan berpengawet. Disarankan pula untuk menjaga pola hidup sehat karena kemungkinan kambuh bakalan ada. Saya juga diterapi oral dengan pemberian pil KB berkandungan khusus selama 3 bulan dan akan ada jadwal kontrol ke dokter setelahnya.

Bismillah...semua akan baik-baik saja. Saya bakal sehat seterusnya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Saya percaya, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Q.S Al Baqarah : 286). Saya sudah dilimpahi begitu banyak rezeki, sebagai Muslim saya percaya sakit ini juga rezeki dalam bentuk ujian yang harus dihadapi dengan sabar, tawakal, dan ikhtiar untuk mencari kesembuhan.

Semangaaat!! 

Mohon doanya teman-teman semua, dan jaga kesehatan kalian juga ya...💞


Referensi: 
https://www.morulaivf.co.id/id/blog/kuret-adalah/



Salam Sehat

Dian Restu Agustina






Dian Restu Agustina
Dian Restu Agustina Hi! I'm Dian! A wife and mother of two. Blogger living in Jakarta. Traveler at heart. Drinker of coffee

41 komentar untuk "Pengalaman Kuretase di RSPP"

  1. Aku juga pernah kuret 2011 mbak, keguguran 8 minggu. kata kakak itu sama dengan melahirkan. Pake korset dan minum jamu apa gitu lupa. Alhamdulillah setelah satu tahun kuret hamil yang bontot sekarang .

    BalasHapus
  2. Syafakillah mba Dian.. jadi flashback aku juga sempat kuret tahun 2020an pas jaman covid dulu jadi masih agak ribet prosedurnya. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan mudah, semangat pulih mba Dian

    BalasHapus
  3. Mbak Dian, semoga semakin membaik ya kondisi kesehatannya aamiin. Iya ya ternyata pengertian kuret itu lebih luas. Kebanyakan orang taunya kuret karena hamil dan semacamnya. Hebat mbak sendirian segala2 hehehe tapi alhamdulillaah ya suami tiba di rumah sakit dan nemenin sampe nginep juga. Take care mbak :D Makasih udah berbagi cerita di sini ya.

    BalasHapus
  4. Jadi inget temenku juga cerita kayak gini, persisssss. Awalnya kami kira itu gejala tanda meno karena usia kan 46-47 gak beda jauhlah ya sama mak Dian. Eh, ternyata penebalan dinding rahim dan harus dikuret.Alhamdullilah kulihat dia langsung sehat dan baik, semoga mb Dian sehat selalu yaaa

    BalasHapus
  5. Semoga nggak kambuh lagi ya mbak. Duh berat ini, nggak boleh makan kedelai dan turunannya, artinya nggak ketemu tahu tempe. Tapi demi kesehatan, harus dilakukan ya mbak.

    Ngeri sebenarnya membaca ini, tapi sekaligus penasaran baca sampai habis. Dan saya tahunya kuret itu buat wanita yang keguguran. Ternyata nggak cuma itu alasan dilakukan kuret

    BalasHapus
  6. Saya juga baru aja ambil hasilnya, Mba tadi pagi. Hasilnya sama Hiperplasia Endometrium. Saya begitu di kurat 4 hari kemudian berhenti darahnya. Saya dikasih obat proverra untuk terapi selama 3 bulan. Semoga kita sehat2 aja ya, Mba

    BalasHapus
  7. Kakak daku juga dikuret kak Dian, cuma beliau karena keguguran. Daku turut nungguin, dan sok sibuk wkwkwk.
    Setelah baca kisha kak Dian ini, berarti kuret itu gak cuma yang berkaitan dengan kehamilan ya, tetapi yang berkaitan dengan rahim.

    BalasHapus
  8. Ya Allah, Mbak Dian ... mandiri banget sampai nyetir sendiri ke RS. Asli ikutan deg-degan dengan prosesnya. Semoga lekas pulih yaa mbak dan enggak kambuh lagi. Semangat hidup sehat!

    BalasHapus
  9. Dari beberapa komentar di sini apakah memang kalau pre menopause itu bisa terjadi penebalan dinding rahim mbak? Atau ada penyebab lainnya dari penebalan dinding rahim ini?

    BalasHapus
  10. Syafakillah mba Dian. Semoga lekas pulih. Perempuan strong banget. Jalanin kuret pastinya tidak mudah. Prosedurnya pun lumayan juga ya mba.

    Pasca kuret pun harus tetap kontrol ya. Ini bagus sih buat tau kondisi setelahnya gimana. Terima kasih sudah berbagi cerita dan ilmu bermanfaat.

    BalasHapus
  11. Oh sama kaya adeku nih mbak dikuret karena hadinya lama & banyak, ternyata penebalan dinding rahim, Alhamdulillah setelah dikuret udah sembuh.
    Alhamdulillah ya mbak Dian ditanggung asuransi jadi ga mengeluarkan biaya , semoga sehat selalu setelah ini ya mbak

    BalasHapus
  12. syafakillah ya mba, fast recovery, dan bangkit juga semangat lagi melalui hari demi hari karena kamu hebat dan berharga

    BalasHapus
  13. Semoga cepet sehat dan pulih ya, Mba. Ternyata operasi kuret itu tidak hanya untuk yang keguguran saja, tapi penebalan dinding rahim juga perlu kuret.

    BalasHapus
  14. Wah ternyata penebalan dinding rahim juga perlu tindakan kuretase ya Mbak, Alhamdulillah lancar, semoga sehat selalu ya...

    BalasHapus
  15. Semoga lekas pulih mbak Dian. Jd punya pengetahuan baru kalau kuret bukan tindakan buat kehamilan yang gagal berkembang atau keguguran semata tetapi juga krn ada fakyor lain kyk penebalan dinding rahim. Jd karena gak luruh semua atau malah saking banyaknya yang luruh dibantu kuret ya mba. Jd penasaran penyebab penebalan itu sendiri apa ya? Fakyor makanan atau emamg krn faktor fisik masing2 jg?

    BalasHapus
  16. Ouh kondisi seperti itu harus kuretase ya?
    Hmm jadi penasaran dong
    Mau coba periksa juga untuk sekalian general check up sehingga tahu kondisi rahim
    Sekali jalan bisa cek semua maksudnya

    BalasHapus
  17. Ka Diaaan, syafakillahu..
    Aku ikutan deg-degan bacanya.
    Terima kasih sudah berbagi dan menjadi pembelajaran bagi perempuan kalau gak boleh mengabaikan tanda-tanda yang terjadi dalam tubuh, seperti mens yang banyaaak banget.

    Alhamdulillah,
    Semua berjalan lancar yaa, ka Dian. Pasca op bisa langsung nyetir sendiri kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Engga
      Kan dapat surat cuti sakit seminggu hihi..tapi sampai kini belum nyetir sendiri ..perut belum nyaman rasanya

      Hapus
    2. Alhamdulillah, ka Diaan..
      Jadi bisa full recovery di rumah yaa..

      Seringkali aku juga diingetin sama Ibu kalau anak perempuan ((eh, aku masih dianggep "anak" yaa.. meski uda jadi Ibu)) gabole angkat-angkat berat. Karena pengaruhnya ke kandungan. Tapi, seringkali lupa yaa.. terutama pas gak ada suami. Kudu apa-apa mandiri.

      Ka Dian kuat kuat kuat.
      Bismillah... sehat paripurna setelah ini.

      Hapus
  18. Selama ini aku juga pikir kalo kuret itu berhubungan ama keguguran saat hamil mba. Ternyata bisa juga dilakukan utk kondisi medis yg lain yaa 👍.

    Semoga setelah tindakan ini kondisi mba dian juga semakin membaik 🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, mbak. kalau dengar kata kuret mikirnya pasti keguguran gitu padahal ternyata ada kondisi lain ya yang membuat seseorang harus dikuretase

      Hapus
  19. Semoga sehat selalu ya Mbak Dian. Ternyata ada penebalan dinding rahim 30mm = 3cm dong. Menjelang meno memang ada-ada aja sih. Aku juga dulu gitu, haid banyak banyaaak banget, sampai bocor-bocor, mana pas rapat di kampus lagi. Serem kalo inget. Ke obsgyn, ga ada masalah sih, disuruh angkat rahim. Engga lah...disabarin aja. Akhirnya 57 baru meno...

    BalasHapus
  20. Syafakillah Mbak Dian, gak nyangka habis operasi kuret
    Karena tetap aktif ngeblog
    Terakhir saya ke dokter obgyn untuk operasi tubektomi (puluhan tahun silam, pasca kelahiran si bungsu yang sekarang udah lulus S2 dan menikah)
    Kayanya harus check up ya?
    Daripada tiba-tiba ketahuan ada penyakit lain

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, penyembuhannya juga cepat. Ternyata cepat prosesnya ya, dan malahan enak gitu seakan tidur saja lalu operasi selesai.
    Yang masih takut-takut dan maju mundur semoga bertemu tulisan ini.

    BalasHapus
  22. ya ampun.. semoga lekas pulih kembali bun dan sehat selalu ya.. saya membayangkan kuret sudah nyilu duluan :(

    BalasHapus
  23. Berarti ini masuk masa pemulihan ya mbak? Semoga lekas pulih seperti sedia kala ya mbak, dan moga makin sehat dan diberkati ke depannya.

    BalasHapus
  24. Aslii, kalau baca judulnya doank beneran ngira hamil siih, ahaha. Semoga lekas pulih dan gak kambuh-kambuh ya mbaak.

    BalasHapus
  25. Ingat juga waktu kuret di kehamilan 8 Minggu. Saya tidak tahu kalau saya hamil. Ya awalnya saya pikir sakit seperti yang diceritakan orang tapi Alhamdulillah saya nggak merasakan induksi.

    BalasHapus
  26. Alhamdulillah operasi berjalan lancar ya mbaaa...
    Semoga sekarang tinggal sehatnya jaga kondisi tubuh..
    Aku pikit kuret itu murah loo mbaa ternyata mahal juga yaa soalnya kan biasanya taunya pas proses kehamilan kegugutan gt ternyata juga dilakukan untuk tindakan medis lainnya ya..

    BalasHapus
  27. Semoga cepat sembuh ya Mbak Dian dan engga kambuh-kambuh lagi. Akibat setres gitu, mungkin ga ya? Banyak ya penyakit yg dietnya engga boleh kedelai & turunannya. Temenku survivor CA sama, engga boleh tahu-tempe.

    BalasHapus
  28. Syafakillah semoga lekas sembuh, baca artikel ini jadi mengingatkan saya lagi dulu sebelum mempunyai anak saya juga pernah dikuret karena keguguran usia kehamilan baru dua pekan.

    BalasHapus
  29. Lekas pulih ya mbak Dian
    Semoga setelah ini semakin sehat dan bugar
    Semangat untuk terus melakukan gaya hidup sehat ya

    BalasHapus
  30. Semoga lekas pulih sempurnya ya Mbak. Jadi teringat dulu sebelum punya anak pertama juga sempat mengikuti prosedur kuretase, rasanya memang cukup merinding sih, terutama sebelum dibius. Tapi kalau penanganannya dilakukan oleh RS besar dan ternama seperti RSPP, biasanya relatif lebih aman dan tenang sih ya.

    BalasHapus
  31. Ternyata kuret nggak sebatas karena keguguran ya, tapi bisa karena hal lain yang berkaitan dengan jaringan di rahim. Btw semoga lekas sembuh dan pulih ya mba. Terima kasih sudah berbagi pengalaman dan membagikan ilmu yang bermanfaat untuk ibu-ibu

    BalasHapus
  32. Jadi informasi baru buatku, kalau penebalan rahim juga perlu tindakan kuret, jadi mau cek ke dokter obgynku deh.
    Dulu aku pernah keguguran tapi udah keluar sendiri dan pas di cek beberapa kali sama dokternya sudah bersih jd tidak perlu ada tindakan kuret. Agak bersyukur juga karena masa itu pas covid, dengan segala prosedurnya pasti udah bikin tekanan mental ke aku juga

    BalasHapus
  33. Semoga lekas sembuh dan membaik ya mba.. Kuret memang membuat deg deg an ya mba. Saya pernah dua kali kuret mba. Beda rumah sakit beda rasa

    BalasHapus
  34. Ya Allah. Sekarang sudah pulih kan ya Mbak? Kupikir kuretase cuma untuk yang keguguran. Makasih infonya ya, Mbak. Bermanfaat banget.

    BalasHapus
  35. wah sama mba, saya juga pernah kuretase tapi karena keguguran di usia kehamilan 7 pekan, sehat sehat selalu ya mba, btw coba dievaluasi program KB nya, sebagian yang saya temui, KB suntik 3 bulanan yang terus menerus memicu penebalan rahim serta tumbuh miom di rahim. wallahu a'lam, mungkin bisa berkonsultasi dengan SPOG nya tentang penggunaan KB jangka panjang

    BalasHapus
  36. yaa Allah kuat banget mbaa apa-apa sendirian..semoga sehat-sehat terus yaa mba, terjaga semuanya, sy juga jadi lebih aware dengan asupan makan nih

    BalasHapus