Gaess..., saat di Lombok, selain merenda kenangan di Taman Narmada, saya juga bernostalgia ke Taman Mayura.
Ya, hampir 3 dekade lalu, saya bersama teman-teman dari Prodi Pariwisata Universitas Udayana Bali selama beberapa hari melakukan survey pada pengunjung di taman yang dibangun pada tahun 1744 oleh Raja Anak Agung Anglurah Made Karangasem ini, untuk program kampus yang bertajuk "Karya Wisata".
Saat itu pengunjung taman yang ternama sebagai simbol kerukunan umat Islam dan Hindu di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat ini ramai sekali. Tak heran kampus saya memasukkannya sebagai salah satu tempat penelitian kegiatan kemahasiswaan.
Nah, ketika hampir 30 tahun setelahnya saya berkunjung kembali, kesan pertama, ini kenapa tamannya sepiii...Padahal ya, tamannya tuh cantik, bersih, adem, rapi, asri...
Di parkiran mobil hanya ada saya sekeluarga. Saat berkeliling saya hanya bertemu satu keluarga yang baru selesai beribadah ke puranya dan 2-3 orang yang sedang memancing di sana. Selain itu tak nampak wisatawan di taman yang dibangun dengan gaya Hindu dengan bentuk miniatur Gunung Rinjani itu.
Semoga sih karena alasan ini hari biasa dan bukan hari libur ya..
Tapi, setahu saya, di Jakarta misalnya, hari apa saja taman menjadi salah satu tempat favorit orang buat berolahraga, piknik cantik, berfoto estetik, ataupun sekadar duduk menyendiri dan menepi dari hingar bingar keruwetan hidup ini.
Padahal ya..selain sebagai lambang kerukunan antarumat beragama, taman Mayura menyimpan banyak potensi pariwisata. Apalagi di komplek ini ada:
Bale Kambang, Bale Loji, Bale Pererenan, Pura Jagat Nata, Pura Meru Kelepug, dan Kolam.Hmm..kira-kira,
apa penyebab Taman Mayura jadi makin sepi pengunjungnya ya?
Tentang Taman Mayura
Pada mulanya Taman Mayura dikenal dengan nama Taman Kelepug, yang diambil dari bunyi kelepug-kelepug suara yang keluar akibat derasnya mata air yang ada di kolam di area taman. Semula kawasan ini memang area hutan yang banyak ularnya. Karenanya diperlukan hewan pemangsa ular sebagai predatornya, yakni burung merak.
Nah saat proses pembangunan Taman Kelepug sekalian dipeliharalah burung merak, yang pada akhirnya taman itu menjadi Taman Merak yang dalam bahasa Sansekerta disebut Mayura. Sejak saat itu Taman Kelepug berganti nama menjadi Taman Mayura.
Taman Mayura terletak di Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, sebuah wilayah perkotaan, berlokasi tepat
di pinggir jalan raya yang ramai dilalui kendaraan bermotor. Jadi, aksesnya mudah dicapai.
Bagian depan taman nampak tua dengan papan nama yang nampak sudah dimakan usia. Memasuki area taman ada loket tiket, tarifnya sebesar Rp 10.000/orang (untuk wisatawan Nusantara, untuk lokal seingat saya Rp 5.000)
Saat di depan loket ini, saya disapa sesebapak yang menawarkan jasa pemandu wisata (tarif seikhlasnya) dan saya pun langsung mengiyakannya.
Memang di setiap tempat wisata yang saya kunjungi jika ditawari tour guide selalu saya sambut dengan baik. Senang rasanya berkeliling sambil dijelaskan informasi seputar tempat tersebut. Meski kini di beberapa objek wisata sudah terganti dengan layanan pemandu digital (lewat rekaman), rasanya tetap beda jika orang beneran yang menjelaskan. Rasanya tuh seperti didongengin Ibu gituu...
Apalagi pemandu saya waktu di Taman Mayura ini runut dan detil penjelasannya, senangnyaaa....
Nah, Taman Mayura berbentuk empat persegi panjang, dimana tepat di tengah-tengahnya terdapat sebuah kolam yang dilengkapi dengan sebuah bangunan yang disebut Bale Kambang. Dan di sekitar kolam terdapat empat buah bangunan terbuka dalam berbagai ukuran.
Sebagai situs cagar budaya, Taman Mayura ini adalah taman yang dibangun oleh raja sebagai kelengkapan istana, jadi fungsinya sebagai taman raja. Karenanya terdapat tempat tinggal raja yang ditempati bila sedang beristirahat di sini.
Sedangkan Bangunan Cagar Budaya yang terdapat di Situs Taman Mayura adalah sebuah
Balai Kambang atau disebut juga Balai Kencana, yang pada saat menjelang perang melawan Belanda tahun 1894 digunakan sebagai tempat untuk menyimpan mesiu/senjata, dan pernah juga dipergunakan sebagai ruang sidang pengadilan.
Ada juga sebuah gapura yang terbuat dari bata dan menjadi akses keluar masuk Balai Kambang yang menjadi Struktur Cagar Budaya di Situs Taman Mayura.
Kemudian Benda Cagar Budaya, ada tiga pasang arca masing-masing ditempatkan pada bagian halaman Balai Kambang, yang difungsikan sebagai penghias halaman sebagai cerminan adanya rasa persatuan dan kesatuan dua unsur agama yang berbeda (Islam dan Hindu) di Nusa Tenggara Barat sekitar abad ke-17. Selain itu ada juga dua pasang meriam yang ditempatkan pada bagian halaman Taman Mayura yang kini difungsikan sebagai penghias halaman pintu masuk bagian tengah dan bagian masuk menuju Balai Kambang.
Pesona Taman Mayura
Selain mengelilingi area taman, saya juga masuk ke area (luar) pura. Memang taman ini
punya dua fungsi sebagai tempat pemujaan dan tempat rekreasi. Hal ini dapat dilihat dari konsep bangunan yang terdiri dari dua bagian yakni area taman dan area pura. Tak heran taman akan lebih ramai jika ada acara keagamaan umat Hindu.
Selain itu, apa saja yang menarik dari Taman Mayura?
Akses menuju Taman Mayura sudah memadai, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan pusat perekonomian, dan hanya berjarak 7 menit dari titik 0 km Kota Mataram. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi, ojek online, mini bus, dan taksi untuk mencapai lokasi.
Di Taman Mayura telah tersedia toilet, tempat duduk bersantai, trek jogging/lari dan fasilitas penunjang lainnya. Sementara buat wisatawan yang ingin menginap, fasilitasnya juga sudah lengkap seperti hotel,
restoran, mall, pasar tradisional, ATM, bank, SPBU, money changer, dll mengingat lokasi taman yang berada di pusat perekonomian.
Taman bisa menjadi lokasi pementasan kesenian atau event karena suasananya yang adem dan asri. Memang sebagian besar area taman dipenuhi pohon manggis yang berjejer rapi dengan rumput hijau di bawahnya juga pepohonan dan bunga yang membuat suasana di taman ini menjadi sejuk dan indah dipandang mata. Wisatawan yang mengunjungi Taman Mayura bisa melakukan aktivitas seperti memancing, bersantai, piknik bareng kesayangan, pepotoan, dan berolahraga.
Taman Mayura memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh taman lainnya yang ada di Kota Mataram. Dengan sejarah yang melekat dan ciri budaya yang sangat kental di dalamnya taman memiliki nilai lebih untuk wisatawan yang berkunjung ke sana. Secara bentuk, Taman Mayura memang berbeda dibandingkan dengan taman-taman lainnya. Jika taman kota lainnya menawarkan arsitektur yang lebih modern, Taman Mayura justru menawarkan sisi tradisional yang masih orisinal.
Apa Sebab Taman Mayura Sepi?
Taman Mayura, meskipun kaya akan nilai sejarah dan budaya, berdasarkan info dari pemandu saya memang mengalami penurunan jumlah kunjungan.
Hm...
apa sebab Taman Mayura jadi sepi pengunjung?
Nah, beberapa faktor berikut ini mungkin adalah penyebabnya:
- Kurangnya promosi dan publikasi tentang Taman Mayura dibandingkan destinasi populer lainnya, seperti Gili Trawangan, Gunung Rinjani, atau Mandalika sehingga tak semua Wisatawan Nusantara dan Mancanegara mengetahui daya tariknya
- Persaingan dengan destinasi lain, mengingat Lombok memiliki banyak destinasi spektakuler, membuat tempat seperti Taman Mayura yang menawarkan pengalaman sejarah dan budaya dianggap kurang menarik
- Pengelolaan yang belum optimal, beberapa sudut taman ada yang memerlukan perawatan juga belum lengkapnya fasilitas di area taman yang bisa membuat wisatawan merasa lebih nyaman
- Minimnya aktivitas menarik yang diadakan di Taman Mayura sehingga pengunjungnya merasa tidak ada yang bisa dilakukan dan pengalaman mereka menjadi kurang berkesan.
- Kurangnya edukasi membuat masyarakat lokal sendiri kurang mengetahui atau menghargai nilai sejarah tempat ini, sehingga tidak ada dukungan komunitas untuk meningkatkan popularitasnya.
Lalu, apa solusinya?
Pengelola Taman Mayura bisa berpromosi melalui media sosial dan website wisata dengan konten yang menarik agar makin banyak yang tahu seperti apa Taman Mayura itu. Juga, bisa bekerjasama dengan agen perjalanan wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan dari berbagai penjuru .
Selain itu, pengelola juga bisa memperbaiki fasilitas, menambah informasi di setiap area taman, dan menciptakan suasana yang lebih menarik di setiap sudutnya tanpa mengubah keotentikan tamannya. Misalnya, menambahkan sudut kebugaran, menambah jumlah tempat duduk untuk bersantai, atau membuat area khusus bermain anak. Kemudian, mungkin juga bisa ditambahkan wisata air seperti wahana bebek air, serta penambahan bibit ikan di kolam agar menambah minat masyarakat yang
gemar memancing.
Oh ya, acara seperti festival budaya, pertunjukan seni, atau lokakarya yang dapat menarik lebih banyak pengunjung ke sana bisa digelar juga bejerja sama dengan berbagai pihak terkait. Tak lupa, mengintegrasikan kunjungan ke Taman Mayura dalam paket wisata terpadu agar lebih banyak lagi orang yang tahu.
Penutup
Sungguh saya sangat menikmati kunjungan ke Taman Mayura ini. Taman yang tak hanya bisa menjadi alternatif bagi warga untuk melihat suasana berbeda dari Kota Mataram tanpa harus jauh-jauh ke luar kota, juga punya pesona budaya dan sejarah yang patut kita jaga kelestariannya.
Semoga dengan perhatian yang tepat dari pengelola, atensi lebih dari pemerintah kota juga dukungan dari masyarakat semua, Cagar Budaya Taman Mayura yang memiliki potensi untuk menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang populer di Lombok ini akan terus lestari, terjaga dan meningkat pengunjungnya.
Nah, kalau teman-teman ke
Lombok, ingat singgah ke Taman Mayura ya....❤️
Selamat Berwisata
Wah...baru tahu loh ada Taman Mayura di Mataram. Buat orang lokal mungkin gitu-gitu aja kali ya, engga menarik. Samma...aku kalau ke objek wisata dan ada pemandunya, aku iya-in aja, karena mereka menuturkannya lengkap dan jadi belajar storytelling juga sih.
BalasHapusSayang banget memang ya Mbak, tempat sebagus ini kekurangan pengunjung. Megap-megaplah biaya untuk pengurusannya. Yah meskipun ada pemerintah daerah yang turut menanggung tapi kan nilai sejarahnya jadi kurang dipahami orang banyak.
BalasHapusBTW, saya juga suka Mbak kalau pergi ke tempat bersejarah ditemani oleh guide. Membantu banget untuk travel blogger seperti kita ini ya. Biar tulisan kita juga bisa "lebih berisi" dan informatif. Story tellingnya juga jadi lebih asyik.
Semoga kedepannya Taman Mayura bisa makin populer dengan bantuan sosial media dan para influencer yang berkenan membantu. Jangan sampe ada destinasi wisata yang lambat laun punah karena tak dilirik pewisata.
Kayaknya memang harus dipromosiin lagi melalui media sosial. Kalau tempatnya memang bagus dan nyaman. Saya rasa lama-kelamaan akan ramai lagi. Karena saya pun baru tau tentang taman ini.
BalasHapusMenarik banget itu usulan mengadakan festival budaya. Karena biasanya mendatangkan banyak wisatawan. Apalagi kalau digelar rutin. Lama-lama akan banyak yang tau taman ini
HapusAku pernah ke Taman Mayara sini mbak pas field trip hehehe dulu sepi banget tapi tamannya bersih banget terus suasana rindang ya kondisinya tetap terjaga ya
BalasHapusYa ampun cantik banget
BalasHapusBayangan saya pertama baca tentang Taman Mayura ya seperti taman-taman di Bandung
hehhehe kudet
Gak nyangka sebagus itu. Masuk list ah kalo nanti solo traveling terwujud
moga pemerintah lebih memperhatikan Taman Mayura jadi semakin banyak pengunjung, makin terawat, taman secantik ini sayang kalau hanya segelintir orang yang tau
HapusBaru tau ada Taman Mayura andai promosinya gila2 an seperti Mandalika pasti akan terawat ...dan banyak promosi
BalasHapusPersaingan antar destinasi wisata bisa jadi juga penyebabnya, serta kurangnya publikasi, sehingga belum pada engeh ya sama taman ini. Padahal kalo lihat potensinya asik juga, karena ada benda cagar budaya di situ.
BalasHapusHanya saja kalo daku baca fasilitasnya, sepertinya ada yang kurang yaitu mushola. Apa bisa jadi itu juga penyebab kurang diminati wisatawan?
Kata pemandunya musolanya ada Kak dibangun bersamaan dengan adanya taman Mayura sejak awal dan sudah diperbarui..(saya tidak cek sendiri karena saat ke sana bukan waktu sholat)
HapusNah kalau ga baca postingan ini juga aku ga tahu ada Taman Mayura mba, sayang bener ya mba sepi begini padahal kalau makin gencar promosi akan ramai sehingga perawatan bangunannya bisa diperhatikan
BalasHapusLihat foto-fotonya, tamannya cantik dan khas banget. Sayang, kalau warga lokal sendiri juga kurang tertarik untuk mengunjungi cagar budaya daerahnya sendiri, padahal itu salah satu aset negara yang perlu dilestarikan juga
BalasHapusHTM-nya murah banget ya mba ... Jadi kangen jalan-jalan ke Bali nih... Semoga 2025 bisa ke Taman Mayura sekelurga, aamiin...
BalasHapusMba ini di Lombok, bukan Bali
HapusAda di kalimat pertama saya sebutkan LOMBOK!
Padahal dari foto-fotonya ini bagus banget ya, asri, sejuk. Mungkin memang publikasinya yang kurang.
BalasHapusKalau aku pribadi yang sekarang lagi punya toddler, trus punya anak remaja juga, lebih suka ke tempat wisata yang ada arena bermainnya, sekaligus wahana yang bikin badan jadi gerak, nggak cuma liat-liat pemandangan.. Seperti aneka wahana out bond, flying fox, panjat tebing buat remaja. Arena bermain anak juga menyenangkan, seperti ayunan, prosotan, jungkat jungkir, main bola, dll. Capek jalan, bisa temenin toddler main-main. Mungkin bisa ditambahkan itu juga ya biar lebih menarik pengunjung.
Ka Dian suka nemuuu aja hidden gems sperti lokasi wisata Taman Mayura.
BalasHapusYang kepikiran di akutu, memang masyarakat Mataram sendiri uda ngerasa pernah ke Taman Mayura sekali, yauda.. Gak pingin lagi, karena gak ada entertain yang seru lainnya.
Gak mudah juga "menghidupkan" tempat wisata. Butuh modal dan promosi juga agenda acara yang menarik dari hari ke hari..
Kalau tidak diadakan kegiatan-kegiatan budaya/religi, memang sulit menarik pengunjung. Apalagi kan tempatnya tidak epic dan tidak luas. Misal dibuatkan living story yang dibuat informatif dan bagus difoto-foto pasti banyak yang tertarik datang
BalasHapusIya juga ya, kalau ada kegiatan budaya gitu bisa mengundang siapa saja untuk hadir ke sana. Jadi pas datang ke acara bisa sekalian eksplorasi di sana
HapusSayang sekali ya Mbak, taman secantik itu jadi sepi pengunjung. Perlu kerjasama banyak pihak untuk mengangkat kembali tempat wisata lokal.
BalasHapusSayang sekali taman Mayura yang cantik malah sepi pengunjungnya, ya. Mbak. Semoga ke depannya bisa ada usaha promosi dan publikasi serta pengelolaan yang optimal sehingga bisa menarik minat pengunjung.
BalasHapusBaru tau kalau Taman Mayura itu artinya taman merak. Berarti banyak burung merak di sana, ya, Mbak?
Tidak ada lagi Mbak. Meraknya ada dulu waktu didirikan buat mengusir ular
Hapusaku juga suka banget menggunakan jasa tour guide pas jalan-jalan, sekalian ngulik-ngulik informasi seputar daerah tersebut. Bisa lebih mengenal sejarah tempat wisatanya juga. Tapi dari foto-foto emah kelihatan sepi banget yaa, padahal ya bersih dan asri gitu mbak. Semoga ke depannya pengelola Taman Mayura bisa lebih promosi lewat sosmed biar viral yaa.
BalasHapusTerima kasih mba Dian sudah menceritakan dan memberikan banyak visual terkait betapa indahnya Taman Mayura. Bahkan mba Dian pun jelasin ada fasilitas apa saja.
BalasHapusNah terkait kendala kenapa taman sepi bahkan mba Dian kasih solusi juga. Beneran insighful dan semoga saja pengelola beneran memperhatikan detail supaya taman ini ramai pengunjung dan pastinya akan menggerakan perekonomian warga sekitarnya juga ya.
sayang banget ya, mbak tamannya sepi begitu. pastinya memang perlu lebih dipromosikan lagi nih tamannya dan mungkin ditambah juga fasilitas buat keluarga jadi banyak yang tertarik buat ke sana
BalasHapussepertinya butuh juga nih fasilitas aksesibilitas di taman mayura ini. biar disabilitas kursi roda juga bisa berwisata dgn nyaman dan aman.
BalasHapusSayang ya, tempat-tempat bersejarah di Indonesia belum terlalu diminati oleh wisatawan lokal, padahal kalau diluar tempat-tempat wisata seperti ini banyak yang tertarik. Mungkin memang perlu lebih giat lagi mempromosikan tempat-tempat bersejarah ini dengan membuat program-program yang menarik, supaya wisatawan lokal maupun asing bisa lebih tertarik untuk berkunjung.
BalasHapusBaru tahu kata Mayura itu dari Bahasa Sansekerta yang artinya Merak. Taman Mayura ini tiket masuknya murah meriah ya, hanya 10 ribu saja. Sayang sekarang sepi, mungkin butuh promosi yang lebih lagi biar wisata Taman Mayura lebih dikenal masyarakat
BalasHapusBali tuh emang kaya akan destinasi wisata alam ya maaak.. cakeup cakeup pulaaa.. Semoga suatu saat bisa ke bali dan ke taman mayura ini juga sama anak anak dan keluarga ah.. aamiin
BalasHapusMba ini di Lombok, bukan Bali
HapusAda di kalimat pertama saya sebutkan LOMBOK!
Taman Mayura berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya merak. Baru tahu soalnya. Untuk tiket masuknya tergolong terjangkau hanya 10 ribu rupiah saja. Sayang ya sekarang sepi memang perlu promosi lebih biar masyarakat tahu keberadaan tempat ini
BalasHapusWah, sayang banget ya kalau sampai sepi pengunjung
BalasHapusPadahal Taman Mayura punya potensi yang unik
Memang harus gencar promosi melalui sosial media ya
Taman Mayura ini indah banget! Penjelasan sejarahnya bikin aku makin tertarik buat eksplorasi tempat-tempat kaya budaya kayak gini. Terima kasih udah share inspirasinya
BalasHapusSetuju dengan usulan2 Mbak Dian, jika dikelola dengan berbagai inovasi baru, bisa tuh makin menarik pengunjung. Misal dibuat kayak desa khas di Bali itu, ada persewaan baju, ditawari jasa foto sekalian. Berbagai sudut taman yang perlu perbaikan pun sebaiknya segera diperhatikan agar pengunjung tetap merasa nyaman saat berkeliling Taman Mayura.
BalasHapusSave dulu ya mbak. Hehehhe.. jujur nih belum pernah jalan jauh, seputaran jawa barat aja..semoga nanti ada rezeki ke lombok. Aaamiin
BalasHapusWah seru banget ya kak berkunjung ke taman wisata mayura ini jadi pengalaman yang menyenangkan ya
BalasHapusSemoga kalau pas ke Lombok bisa mengunjungi Taman Mayura. Kalau lihat foto-fotonya emang bagus banget Taman ini. Semoga beneran sepi karena bukan hati libur. Sayang banget emang kalau sepi begini meski pas hari libur. Sudah jarang Taman dekat perkotaan dengan arsitektur traditional seperti ini.
BalasHapusHTM nya termasuk murah ya Mak, sayang banget kalo sepi pengunjung. Promosi di sosial media emang ngaruh sih
BalasHapusSaya catat baik-baik ini Mbak. Kalau nanti ada kesempatan berkunjung ke Lombok maka Cagar Budaya Taman Mayura inilah destinasi pertama yg akan saya kunjungi.
BalasHapus